Ruang lingkup peta
1.
Pengertian
Peta
Peta merupakan
alat utama dalam geografi, selain foto geografi, selain foto udara dan citra
satelit. Melalui peta dapat kita ketahui kenampakan-kenampakan di bumi. peta
diambil dari bahasa inggris yaitu map, kata
tersebut diambil dari bahasa Yunani yaitu mappa
yang artinya taplak atau kain penutup meja. Pada hakekatnya peta adalah
sebuah alat peraga karena melalui peta seseorang dapat menyampaikan ide kepada
orang lain berupa gambaran bentuk – bentuk permukaan bumi, distribusi penduduk,
penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman laut, penyebaran
iklim, dan lainnyaterutama berkaitan dengan aspek keruangan (spasial). Peta
juga mempunyai arti sebagai gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil
sebagaimana kenampakannya dari atas. Dalam peta biasanya digambarkan bentuk
muka bumi dalam bidang datar dan dilengkapi skala, orientasi, dan symbol-simbol
atau dengan kata lain peta adalah gambaran muka bumi yang diperkecil kedalam
suatu bidang datar dengan menggunakan suatu skala tertentu. Kegunaan
symbol-simbol dalam peta tersebut agar para pemmbaca dapat memahami isi peta
tersebut. Cara penggambaran peta yaitu melalui system transformasi dari
bidang-bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar pada peta. Penggambaran
peta tersebut memerlukan teknik tertentu yang dipelajari dalam ilmu kartografi
yang merupakan ilmu khusus yang mempelajari peta.
a.
ICA (international
cartographic association), peta adalh representasi unsur ketampakan abstrak
yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda angkasa pada umumnya
digambarkan pada suatu bidang datar, diperkecil/diskalakan.
b.
Menurut Aryono Prihandito, peta adalah gambaran
permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui
proyeksi tertentu.
c.
Menurut Erwin rais, peta adalah gambaran konvensional
ketampakan muka bumi yang diperkecil , jika dilihat vertical dari atas, dibuat pada bidang datar,
ditambahi tulisan – tulisan sebagai penjelas
d.
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional,
peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan
serta sumber informasi bagi para perencana dan pengambil keputusan pada tahapan
dan tingkatan pembangunan.
KESIMPULAN
PENGERTIAN PETA
Peta
adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan
menggunakan skala dan digambar dengan bidang datar sebagai kenampakan jika
dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.
Ciri – ciri
peta:
a.
Informative
(memberikan informasi untuk analisis data penelitian)
b.
Memberikan gambaran lokasi, arah dan luas,
c.
Distorsi dalam peta tidak dapat dihindari
-Distorsi conform= sudut dan bentuk tetap
-Ekuivalen= luas tetap
-Ekuidistan=jarak tetap
-azimutal= arah tetap
2.
Faktor
Faktor dibuatnya peta
a.
Tujuan pembuatan peta
b.
Jenis symbol dan skala yang digunakan
c.
Kecenderungan penonjolan bentuk fenomena yang
akan digambarkan
3.
Fungsi
dan tujuan pembuatan peta
Fungsi pembuatan
peta
1.
Menunjukkan posisi atau lokasi relative suatu
pempat di permukaan bumi
2.
Memperlihatkan ukuran luas daerah, dan jarak di
permukaan bumi
3.
Menentukan arah di berbagai tempat
4.
Menunjukkan bentuk-bentuk muka bumi (benua,
Negara, atau gunung dan danau dll)
5.
Menunjukkan ketinggian dan kemiringan lereng
6.
Menyajikan tentang potensi suatu daerah
7.
Menyajikan data di bumi baik peresbaran alam
maupun non alam
8.
Memperlihatkan gerak perubahan, seperti
penggunaan lahan, mobilitas penduduk, arus produksi, pertukaran barang, dan
persebaran arus industri
Tujuani
Pembuatan peta
1.
Komunikasi keruangan
2.
Menyimpan informasi keruangan
3.
Analisis data spasia (aspek keruangan), misalnya
perhitungan volume
4.
Membantu pembuatan desain (jalan, bangunan dll)
5.
Membantu pekerjaan (konstruksi jalan, navigasi
atau perencanaan)
Data dan informasi yang disajikan pada suatu
peta tergantung maksud dan tujuan pembuatannya, sehingga peta dapat dibedakan
atas:
Jenis peta
berdasarkan skalanya
- Peta kadaster, yaitu peta yang
memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak
milik tanah.
- Peta skala besar, yaitu peta yang
memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta
topografi
- Peta skala sedang, yaitu peta yang
memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta
kabupaten per provinsi.
- Peta skala kecil, yaitu peta yang
memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh:
Peta Provinsi di Indonesia.
- Peta geografi, yaitu peta yang
memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan
peta dunia.
Berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
- Peta Induk (Basic Map). Peta induk yaitu peta
yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan
pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan
sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.
- Peta Turunan (Derived Map). Peta turunan yaitu
peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga
tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa
digunakan sebagai peta dasar.
Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek
- Peta dinamik, yaitu peta yang menggambarkan
labil atau meningkat. Misalnya peta transmigrasi atau urbanisasi, peta
aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya.
- Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan
keadaan stabil atau tetap. Misalnya, peta tanah, peta wilayah, peta
geologi, dan sebagainya.
Jenis Peta Statistik
- Peta statistik distribusi kualitatif, adalah
peta yang menggambarkan kevariasian jenis data, tanpa memperhitungkan
jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta budaya, peta agama, dan sebagainya.
- Peta statistik distribusi kuantitatif, adalah
peta yang menggambarkan jumlah data, yang biasanya berdasarkan perhitungan
persentase atau pun frekuensi. Misalnya, peta penduduk, peta curah hujan,
peta pendidikan, dan sebagainya.
Berdasarkan fungsi atau kepentingannya, peta dapat
dibedakan menjadi:
- Peta geografi dan topografi;
- Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi;
- Peta lalu lintas dan komunikasi;
- Peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan
sejarah, misalnya: peta bahasa, peta ras;
- Peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan;
- Peta cuaca dan iklim;
- Peta ekonomi dan statistik.
Jenis peta berdasarkan isi data yang disajikan
Peta umum
a.
Peta Topografi, peta yang menyajikan berbagai jenis informasi unsur-unsur
alam dan buatan permukaan bumi dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan
pekerjaan. Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar, karena dapat
digunakan untuk pembuatan peta-peta lainnya..
Contoh peta yang digolongkan sebagai peta
topografi:
·
Peta planimetrik, peta yang menyajikan beberapa jenis
unsur permukaan bumi tanpa penyajian informasi ketinggian.
·
Peta kadaster/pendaftaran tanah, peta yang menyajikan data mengenai
kepemilikan tanah, ukuran, dan bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya.
·
Peta bathimetrik, peta yang menyajikan informasi
kedalaman dan bentuk dasar laut.
b.
Peta chorografi menggambarkan seluruh atau sebagian
muka bumi berskala sedang. Con: atlas
c.
Peta dunia, berskala sangt kecil dan cakupan
wilayah sangat luas
Peta
Tematik, peta yang
menyajikan unsur/tema tertentu permukaan bumi sesuai dengan keperluan
penggunaan peta tersebut. Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif
dan kuantitatif.
Contoh peta yang digolongkan sebagai peta tematik:
- Peta diagram, pada peta ini subyek tematik yang berelasi
disajikan dalam bentuk diagram yang proporsional.
- Peta distribusi, pada peta ini menggunakan simbol titik untuk
menyajikan suatu informasi yang spesifik dan memiliki kuantitas yang
pasti.
- Peta isoline, pada peta ini menyajikan harga numerik untuk
distribusi yang kontinu dalam bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai
yang sama.
Tahap-tahap membuat peta tematik
Proses pembuatan peta tematik terdiri dari beberapa
tahap, yaitu:
a. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam tahap menyiapkan data, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu:
1. Menyiapkan informasi dasar; Informasi dasar yang
diperlukan dalam pembuatan peta tematik antara lain kenampakan jalan, sungai,
batas administrasi, dan penggunaan lahan. Menyiapkan informasi dasar yaitu
dengan memperoleh data-data dalam pembuatan peta. Menurut sifatnya data
dibedakan menjadi:
a. Data kualitatif yaitu data yang tidak memiliki
tingkatan dan dikenali dari namanya saja. Data nominal termasuk dalam data
kualitatif. Cara menggambar peta tematik dengan metode kualitatif meliputi:
1. Metode indeks figures, yaitu cara menggambar
peta tematik dengan gambar-gambar kecil berukuran sama. Misal: bentuk segitiga,
lingkaran, tanda silang, belah ketupat, dan lain-lain.
2. Metode indeks letters, yaitu metode menggambar
dengan simbol huruf kecil berukuran sama. Misalnya: data pertanian, persebaran
bahan tambang, dan lain-lain.
3. Metode choroschematic, yaitu metode menggambar
dengan gambar menyerupai datanya.
4. Metode interdigitation, yaitu cara menggambar
data yang bercampur, sehingga sulit menentukan data yang satu dengan data yang
lain. Contoh: Peta persebaran agama, suku bangsa, bahasa, dan lain-lain.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang mempunyai
jumlah atau nilai. Misalnya data kepadatan penduduk (padat, sedang, jarang) dan
data wilayah administrasi (kota provinsi, kota kabupaten, dan kota kecamatan).
Menggambar peta tematik dengan metode kuantitatif meliputi:
1. Metode isopleth, yaitu menggambar peta tematik
dengan garis.
a. Isohypse, yaitu garis yang menghubungkan tempat
dengan ketingggian yang sama.
b. Isotheron, yaitu isopleth yang memiliki data
temperatur sama.
c. Isobar, yaitu isopleth yang datanya berupa
tekanan udara.
d. Isohyets, yaitu isopleth yang datanya berupa
curah hujan.
e. Isobath, yaitu isopleth yang datanya berupa
kedalaman laut.
f. Isogone, yaitu isopleth yang datanya berupa
variasi deklinasi magnetik
2. Metode choropleth, yaitu cara menggambar peta
tematik dengan memakai warna/shading.
Data dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Cara langsung ialah dengan mengambil data di
lapangan, seperti pengamatan, pengukuran, ataupun wawancara. Data yang
diperoleh dengan cara ini disebut data primer.
b. Cara tidak langsung ialah dengan mengambil data
yang telah tersedia dari berbagai sumber, seperti kantor desa atau kelurahan,
Biro Pusat Statistik (BPS), Pusat Survei Pemetaan (Pussruta), Badan Koordinasi
Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan lain-lain. Data yang diperoleh
dengan cara ini disebut data sekunder.
2. Menyiapkan komponen peta tematik;
Komponen-komponen tersebut antara lain judul peta, skala peta, koordinat peta,
legenda peta, dan simbol yang akan digunakan.
3. Menyiapkan alat; Alat-alat yang digunakan antara
lain kertas, kertas transparan, penggaris, pensil, penghapus, pensil warna
untuk mewarnai sesuai tema atau simbolnya.
b. Pembuatan dan Penyajian
Berikut ini adalah contoh pembuatan peta tematik
persebaran penduduk di Pulau Jawa. Dan langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. membuat judul yaitu persebaran penduduk Pulau
Jawa.
2. Mengumpulkan data dan mengklasifikasikanya.
3. Menentukan simbol dan metode.
- Metode yang paling tepat yaitu metode choropleth.
- Simbol: kepadatan penduduk lebih dari 700 jiwa/km2
diberi warna gelap yang rapat, penduduk antara 400 - 700 jiwa/km2
diberi warna yang renggang dan penduduk kurang dari 400 jiwa/km2
tidak diberi warna.
4. Menyiapkan peta dasar dengan cara menjiplak
menggunakan kertas kalkir (kertas tembus pandang).
5. Setelah peta dasar jadi, masukkan gambar/simbol
data ke peta sesuai daerah penyebarannya. Maka, jadilah peta tematik
kuantitatif persebaran penduduk di Pulau Jawa, sebagai berikut:
Kelemahan Peta
a.
Pada peta relief daerah tidak tergambar
dengan baik karena digambar pada bidang datar
b.
Tidak menggambarkan semua fenomena
geografi secara lengkap sehingga masih terdapat fenomena geografi yang
disederhanakan atau diperbesar secara tidak tepat bahkan dihilangkan
c.
Hubungan obyek-obyek yang dinyatan
secara matematis, jarak,luas, dan arah biasanya menggunakan skala jadi tidak
bisa tepat seratus persen data itu valid
KOMPONEN
KOMPONEN PADA PETA
1. Judul
Peta
Judul peta
harus menggambarkan isi dan karakter peta yang digambar.
Judul peta menunjukkan data dan daerah yang tergambar sesuai dengan isi
peta, supaya tidak menimbulkan penafsiran ganda pada
peta
Judul peta merupakan komponen
yang sangat penting, karena biasanya seseorang terlebih dahulu
melihat judul, baru membaca isi peta
Judul peta biasanya diletakkan di
bagian tengah atas peta, tetapi dapat
juga diletakkan di bagian lain dari peta, yang tidak mengganggu kenampakan
peta.
Penulisan
judul peta biasanya menggunakan huruf cetak tegak (huruf besar)
---Contoh,
PETA ASIA,
PETA DUNIA
PETA INDONESIA
PENYEBARAN
PENDUDUK KABUPATEN MUSI RAWAS
2. Garis Tepi
adalah garis yang ada pada sekeliling tepi peta yang
merupakan garis untuk membatasi ruang peta, biasanya
garis dibuat rangkap dua dan tebal. Garis tepi berfungsi untuk membantu saat
menggambar pulau, kota, dll ataupun wilayah yang dimaksud agar tepat di tengah
- tengahnya
3. Mata Angin / Orientasi / Petunjuk Arah
Adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur,
selatan, barat atau arah daerah yang digambar
Petunjuk arah pada peta biasanya
berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara.
Petunjuk biasanya diletakkan di
bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menganggu kenampakan peta.
Tanda orientasi perlu dicantumkan
pada peta untuk menghindari kekeliruan. Tanda arah mata angina ada yang diberi arah
petunjuk huruf N (North) ataupun huruf U (utara) yang mempunyai arti sama.
4. Skala Peta
Skala pada peta adalah
perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi.
Contoh:
1 . Peta
kadaster, berskala 1: 100 s.d.
1: 5.000.
2 . Peta
skala besar, berskala 1 : 5.000
s.d. 1: 250.000.
3 . Peta
skala sedang, berskala 1: 250.000
s.d 1: 500.000.
4 . Peta
skala kecil, berskala 1: 500.000 s.d 1:1.000.000.
5 . Peta
skala geografi, berskala lebih besar dari
1 : 1.000.000
5. Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda atau gambar pada peta yang
mewakili objek yang ada di permukaan bumi, agar penyajian informasi lebih
sederhana dan sistematik.
Simbol peta terdiri dari 3 macam yaitu:
1.
Simbol titik, digunakan untuk menyatakan posisi atau lokasi
suatu tempatl, berupa seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik
ketinggian) tempat dari permukaan laut.
Di bagi
menjadi dua yaitu symbol pictorial dan symbol geometric
a.
Symbol
pictorial: menggambarkan kenampakan garis khususnya kenampakan buudaya (buatan
manusia) mirip dengan sebenarnya.
b.
Symbol
geometric, menggunakan gambar bangunan geometric pada peta, lingkaran, persegi
panjang, segitiga, maupun gabungannya
2.` Simbol garis, digunakan untuk
menyajikan data geografis seperti simbol sungai, batas wilayah, jalan, dsb.
Dibagi menjadi isoline dan isopleth yang terdiri dari isohipse, isobar,
isotherm, isohyet, isoseista
3. Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area
seperti: padang pasir, rawa, hutan.
4. simbol aliran untuk menyatakan alur dan gerak
5. symbol wilayah berupa bidang atau symbol area
6. symbol warna, mempunyai warna tertentu yang bermakna tertentu
7. symbol lingkaran untuk menyatakan kuantitas jumlahdalam bentuk
presentase
8. symbol bola menyatakan isi, makin besar ukuran makin besar volemnya
6. Warna Peta
Pada peta, warna
digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi
Peta yang berwarna akan lebih
indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas.
Contoh:
1.
laut, danau digunakan warna biru.
2.
temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
3.
curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
4.
dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut
digunakan warna hijau.
5.
daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 sampai
3000 meter) digunakan warna coklat tua.
7. Legenda
Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada
peta agar pembaca mudah menafsirkan peta mudah dimengerti oleh, karena
legenda menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta.
8. Inset
Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan kejelasan
yang terdapat di dalam peta. Inset juga di gunakan untuk menggambar suatu
wilayah yang tidak
tergamabr pada peta, sehubungan dengan terbatasnya media gambar.
Ada 3 macam fungsi inset yaitu :
a. untuk menunjukkan lokasi. Inset
ini memiliki skala lebih kecil dari peta utama, untuk menjelaskan
letak/hubungan antara wilayah pada peta utama dengan wilayah lain di sekelilingnya.
b. untuk memperbesar/memperjelas.
Inset ini memiliki skala lebih besar dari peta pokok, mempunyai kegunaan
untuk menjelaskan bagian dari peta pokok yang dianggap penting..
c. untuk menyambung. Inset
ini memiliki skala sama besar dengan peta utama
(merupakan peta utama yang disambung)
Fungsi
menyambung ini bertujuan untuk :
1.
Menggambarkan wilayah pada peta utama yang terpotong
karena keterbatasan pada media kertas/halaman.
2.
Menggambar wilayah yang terpencar
9. Grid
- Gratikul (Garis lintang dan Garis
bujur)
Posisi gografis dinyatakan dengan koordinat, terdiri atas garis lintang dan garis bujur
yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah berdasarkan
astronomi
Letak suatu
tempat pada peta, salah
satunya dengan koordinat garis lintang dan garis bujur.
Garis
lintang yang membelah Bumi menjadi utara selatan sering disebut latitude.
Garis bujur yang membagi Bumi menjadi barat dan timur dikenal dengan longitude.
10. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa peta tersebut
bukan hasil rekaan dan dapat dipercaya.
tahun pembuatan berguna untuk
mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa
sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.
11. Tipe Huruf (Lettering)
Tipe huruf berfungsi untuk mempertebal arti dari
simbol-simbol yang ada. Setiap nama simbol menggunakan huruf-huruf standar.
Untuk membuat tulisan pada peta
ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:
- Nama geografi ditulis dengan bahasa dan
istilah yang digunakan penduduk setempat.Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa
Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara).Nama sungai ditulis searah
dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring.
- Nama jalan ditulis harus searah dengan arah
jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
- Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
a) di bawah simbol kota.
b) di atas simbol kota.
c) di sebelah kanan simbol kota.
d) di sebelah kiri simbol kota.
12. Proyeksi Peta
Proyeksi Peta
1. Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :
1. Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :
- Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang
menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini
menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini
menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat
proyeksi.
- Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan
garis-garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk
proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah
(miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian
berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur
berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe
pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka,
sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat
untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°.
- Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi
permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan
menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder
menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis
horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
· Dapat
menggambarkan daerah yang luas.
· Dapat
menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
· Daerah
kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
· Makin
mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
2. Menurut Kedudukan Sumbu Simetri
Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :
Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :
- Proyeksi normal, proyeksi yang sumbu bidang proyeksinya berhimpit
pada sumbu bumi
- Proyeksi miring, proyeksi peta yang garis sumbu bidang proyeksinya
memotong sumbu bola bumi dan garis equator
- Proyeksi transversal, proyeksi peta yang garis sumbu bidang
proyeksinya berhimpit pada dengan garis equator
3. Menurut Sifat Asli Yang dipertahankan
Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan :
Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan :
- Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan
besarnya sudut
- Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan
besarnya panjang jarak
- Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan
besarnya luas suatu daerah pada bidang lengkung.
SUMBER&KUTIPAN:
lks HTS
edukatif geografi Surakarta
buku paket
erlangga kelas XII