ruang lingkup peta (peta secara terperinci)

Tags

Ruang lingkup peta

1.       Pengertian Peta
Peta merupakan alat utama dalam geografi, selain foto geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta dapat kita ketahui kenampakan-kenampakan di bumi. peta diambil dari bahasa inggris yaitu map, kata tersebut diambil dari bahasa Yunani yaitu mappa yang artinya taplak atau kain penutup meja. Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga karena melalui peta seseorang dapat menyampaikan ide kepada orang lain berupa gambaran bentuk – bentuk permukaan bumi, distribusi penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman laut, penyebaran iklim, dan lainnyaterutama berkaitan dengan aspek keruangan (spasial). Peta juga mempunyai arti sebagai gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil sebagaimana kenampakannya dari atas. Dalam peta biasanya digambarkan bentuk muka bumi dalam bidang datar dan dilengkapi skala, orientasi, dan symbol-simbol atau dengan kata lain peta adalah gambaran muka bumi yang diperkecil kedalam suatu bidang datar dengan menggunakan suatu skala tertentu. Kegunaan symbol-simbol dalam peta tersebut agar para pemmbaca dapat memahami isi peta tersebut. Cara penggambaran peta yaitu melalui system transformasi dari bidang-bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar pada peta. Penggambaran peta tersebut memerlukan teknik tertentu yang dipelajari dalam ilmu kartografi yang merupakan ilmu khusus yang mempelajari peta.

a.       ICA (international cartographic association), peta adalh representasi unsur ketampakan abstrak yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda angkasa pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar, diperkecil/diskalakan.
b.      Menurut Aryono Prihandito, peta adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui proyeksi tertentu.
c.       Menurut Erwin rais, peta adalah gambaran konvensional ketampakan muka bumi yang diperkecil , jika dilihat vertical  dari atas, dibuat pada bidang datar, ditambahi tulisan – tulisan sebagai penjelas
d.      Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan serta sumber informasi bagi para perencana dan pengambil keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
KESIMPULAN PENGERTIAN PETA
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala dan digambar dengan bidang datar sebagai kenampakan jika dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.




Ciri – ciri peta:
a.       Informative (memberikan informasi untuk analisis data penelitian)
b.      Memberikan gambaran lokasi, arah dan luas,
c.       Distorsi dalam peta tidak dapat dihindari
-Distorsi conform= sudut dan bentuk tetap
-Ekuivalen= luas tetap
-Ekuidistan=jarak tetap
-azimutal= arah tetap

2.       Faktor Faktor dibuatnya peta
a.       Tujuan pembuatan peta
b.      Jenis symbol dan skala yang digunakan
c.       Kecenderungan penonjolan bentuk fenomena yang akan digambarkan

3.       Fungsi dan tujuan pembuatan peta

Fungsi pembuatan peta
1.       Menunjukkan posisi atau lokasi relative suatu pempat di permukaan bumi
2.       Memperlihatkan ukuran luas daerah, dan jarak di permukaan bumi
3.       Menentukan arah di berbagai tempat
4.       Menunjukkan bentuk-bentuk muka bumi (benua, Negara, atau gunung dan danau dll)
5.       Menunjukkan ketinggian dan kemiringan lereng
6.       Menyajikan tentang potensi suatu daerah
7.       Menyajikan data di bumi baik peresbaran alam maupun non alam
8.       Memperlihatkan gerak perubahan, seperti penggunaan lahan, mobilitas penduduk, arus produksi, pertukaran barang, dan persebaran arus industri


Tujuani Pembuatan peta
1.       Komunikasi keruangan
2.       Menyimpan informasi keruangan
3.       Analisis data spasia (aspek keruangan), misalnya perhitungan volume
4.       Membantu pembuatan desain (jalan, bangunan dll)
5.       Membantu pekerjaan (konstruksi jalan, navigasi atau perencanaan)



Data dan informasi yang disajikan pada suatu peta tergantung maksud dan tujuan pembuatannya, sehingga peta dapat dibedakan atas:

Jenis peta berdasarkan skalanya
  1. Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah.
  2. Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topografi
  3. Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta kabupaten per provinsi.
  4. Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia.
  5. Peta geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia.
Berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Peta Induk (Basic Map). Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.
  2. Peta Turunan (Derived Map). Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek
  1. Peta dinamik, yaitu peta yang menggambarkan labil atau meningkat. Misalnya peta transmigrasi atau urbanisasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya.
  2. Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan keadaan stabil atau tetap. Misalnya, peta tanah, peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya.

Jenis Peta Statistik
  1. Peta statistik distribusi kualitatif, adalah peta yang menggambarkan kevariasian jenis data, tanpa memperhitungkan jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta budaya, peta agama, dan sebagainya.
  2. Peta statistik distribusi kuantitatif, adalah peta yang menggambarkan jumlah data, yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase atau pun frekuensi. Misalnya, peta penduduk, peta curah hujan, peta pendidikan, dan sebagainya.

Berdasarkan fungsi atau kepentingannya, peta dapat dibedakan menjadi:
  1. Peta geografi dan topografi;
  2. Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi;
  3. Peta lalu lintas dan komunikasi;
  4. Peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah, misalnya: peta bahasa, peta ras;
  5. Peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan;
  6. Peta cuaca dan iklim;
  7. Peta ekonomi dan statistik.

Jenis peta berdasarkan isi data yang disajikan
 Peta umum
a.       Peta Topografi, peta yang menyajikan berbagai jenis informasi unsur-unsur alam dan buatan permukaan bumi dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pekerjaan. Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar, karena dapat digunakan untuk pembuatan peta-peta lainnya..        Contoh peta yang digolongkan sebagai peta topografi:
·   Peta planimetrik, peta yang menyajikan beberapa jenis unsur permukaan bumi tanpa penyajian informasi ketinggian.
·   Peta kadaster/pendaftaran tanah, peta yang menyajikan data mengenai kepemilikan tanah, ukuran, dan bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya.
·   Peta bathimetrik, peta yang menyajikan informasi kedalaman dan bentuk dasar laut.
b.      Peta chorografi menggambarkan seluruh atau sebagian muka bumi berskala sedang. Con: atlas
c.       Peta dunia, berskala sangt kecil dan cakupan wilayah sangat luas

                                Peta Tematik, peta yang menyajikan unsur/tema tertentu permukaan bumi sesuai dengan keperluan penggunaan peta tersebut. Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Contoh peta yang digolongkan sebagai peta tematik:
  • Peta diagram, pada peta ini subyek tematik yang berelasi disajikan dalam bentuk diagram yang proporsional.
  • Peta distribusi, pada peta ini menggunakan simbol titik untuk menyajikan suatu informasi yang spesifik dan memiliki kuantitas yang pasti.
  • Peta isoline, pada peta ini menyajikan harga numerik untuk distribusi yang kontinu dalam bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai yang sama.
 Tahap-tahap membuat peta tematik

Proses pembuatan peta tematik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam tahap menyiapkan data, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Menyiapkan informasi dasar; Informasi dasar yang diperlukan dalam pembuatan peta tematik antara lain kenampakan jalan, sungai, batas administrasi, dan penggunaan lahan. Menyiapkan informasi dasar yaitu dengan memperoleh data-data dalam pembuatan peta. Menurut sifatnya data dibedakan menjadi:

a. Data kualitatif yaitu data yang tidak memiliki tingkatan dan dikenali dari namanya saja. Data nominal termasuk dalam data kualitatif. Cara menggambar peta tematik dengan metode kualitatif meliputi:

1. Metode indeks figures, yaitu cara menggambar peta tematik dengan gambar-gambar kecil berukuran sama. Misal: bentuk segitiga, lingkaran, tanda silang, belah ketupat, dan lain-lain.

2. Metode indeks letters, yaitu metode menggambar dengan simbol huruf kecil berukuran sama. Misalnya: data pertanian, persebaran bahan tambang, dan lain-lain.

3. Metode choroschematic, yaitu metode menggambar dengan gambar menyerupai datanya.

4. Metode interdigitation, yaitu cara menggambar data yang bercampur, sehingga sulit menentukan data yang satu dengan data yang lain. Contoh: Peta persebaran agama, suku bangsa, bahasa, dan lain-lain.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang mempunyai jumlah atau nilai. Misalnya data kepadatan penduduk (padat, sedang, jarang) dan data wilayah administrasi (kota provinsi, kota kabupaten, dan kota kecamatan). Menggambar peta tematik dengan metode kuantitatif meliputi:

1. Metode isopleth, yaitu menggambar peta tematik dengan garis.

a. Isohypse, yaitu garis yang menghubungkan tempat dengan ketingggian yang sama.

b. Isotheron, yaitu isopleth yang memiliki data temperatur sama.

c. Isobar, yaitu isopleth yang datanya berupa tekanan udara.

d. Isohyets, yaitu isopleth yang datanya berupa curah hujan.

e. Isobath, yaitu isopleth yang datanya berupa kedalaman laut.

f. Isogone, yaitu isopleth yang datanya berupa variasi deklinasi magnetik

2. Metode choropleth, yaitu cara menggambar peta tematik dengan memakai warna/shading.

Data dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Cara langsung ialah dengan mengambil data di lapangan, seperti pengamatan, pengukuran, ataupun wawancara. Data yang diperoleh dengan cara ini disebut data primer.

b. Cara tidak langsung ialah dengan mengambil data yang telah tersedia dari berbagai sumber, seperti kantor desa atau kelurahan, Biro Pusat Statistik (BPS), Pusat Survei Pemetaan (Pussruta), Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan lain-lain. Data yang diperoleh dengan cara ini disebut data sekunder.

2. Menyiapkan komponen peta tematik; Komponen-komponen tersebut antara lain judul peta, skala peta, koordinat peta, legenda peta, dan simbol yang akan digunakan.

3. Menyiapkan alat; Alat-alat yang digunakan antara lain kertas, kertas transparan, penggaris, pensil, penghapus, pensil warna untuk mewarnai sesuai tema atau simbolnya.

b. Pembuatan dan Penyajian

Berikut ini adalah contoh pembuatan peta tematik persebaran penduduk di Pulau Jawa. Dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. membuat judul yaitu persebaran penduduk Pulau Jawa.

2. Mengumpulkan data dan mengklasifikasikanya.

3. Menentukan simbol dan metode.

- Metode yang paling tepat yaitu metode choropleth.

- Simbol: kepadatan penduduk lebih dari 700 jiwa/km2 diberi warna gelap yang rapat, penduduk antara 400 - 700 jiwa/km2 diberi warna yang renggang dan penduduk kurang dari 400 jiwa/km2 tidak diberi warna.

4. Menyiapkan peta dasar dengan cara menjiplak menggunakan kertas kalkir (kertas tembus pandang).

5. Setelah peta dasar jadi, masukkan gambar/simbol data ke peta sesuai daerah penyebarannya. Maka, jadilah peta tematik kuantitatif persebaran penduduk di Pulau Jawa, sebagai berikut:

Kelemahan Peta
a.       Pada peta relief daerah tidak tergambar dengan baik karena digambar pada bidang datar
b.      Tidak menggambarkan semua fenomena geografi secara lengkap sehingga masih terdapat fenomena geografi yang disederhanakan atau diperbesar secara tidak tepat bahkan dihilangkan
c.       Hubungan obyek-obyek yang dinyatan secara matematis, jarak,luas, dan arah biasanya menggunakan skala jadi tidak bisa tepat seratus persen data itu valid

KOMPONEN KOMPONEN PADA PETA
 1. Judul Peta
Judul peta harus menggambarkan isi dan karakter peta yang digambar.

Judul peta menunjukkan data dan daerah yang tergambar sesuai dengan isi peta, supaya tidak menimbulkan penafsiran ganda pada peta

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting, karena biasanya seseorang terlebih dahulu melihat judul, baru membaca isi peta

Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta, tetapi dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, yang tidak mengganggu kenampakan peta.



Penulisan judul peta biasanya menggunakan huruf cetak tegak (huruf besar)
---Contoh,
PETA ASIA,
PETA DUNIA
PETA INDONESIA
PENYEBARAN PENDUDUK KABUPATEN MUSI RAWAS


2. Garis Tepi
adalah garis yang ada pada sekeliling tepi peta yang merupakan garis untuk membatasi ruang peta, biasanya garis dibuat rangkap dua dan tebal. Garis tepi berfungsi untuk membantu saat menggambar pulau, kota, dll ataupun wilayah yang dimaksud agar tepat di tengah - tengahnya


3. Mata Angin / Orientasi / Petunjuk Arah
Adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur, selatan, barat atau arah daerah yang digambar
Petunjuk arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara.
Petunjuk biasanya diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menganggu kenampakan peta.
Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan.  Tanda arah mata angina ada yang diberi arah petunjuk huruf N (North) ataupun huruf U (utara) yang mempunyai arti sama.


4. Skala Peta
Skala pada peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Contoh:
1 .     Peta  kadaster,  berskala  1:  100  s.d.  1:  5.000.
2 .     Peta  skala  besar,  berskala  1  :  5.000  s.d.  1: 250.000.
3 .     Peta  skala  sedang,  berskala  1:  250.000  s.d  1: 500.000.
4 .     Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s.d 1:1.000.000.
5 .     Peta  skala  geografi,  berskala  lebih  besar dari  1  :  1.000.000


5. Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda atau gambar pada peta yang mewakili objek yang ada di permukaan bumi, agar penyajian informasi lebih sederhana dan sistematik.

Simbol peta terdiri dari 3 macam yaitu:

1.         Simbol titik, digunakan untuk menyatakan posisi atau lokasi suatu tempatl, berupa seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut.
Di bagi menjadi dua yaitu symbol pictorial dan symbol geometric
a.       Symbol pictorial: menggambarkan kenampakan garis khususnya kenampakan buudaya (buatan manusia) mirip dengan sebenarnya.
b.      Symbol geometric, menggunakan gambar bangunan geometric pada peta, lingkaran, persegi panjang, segitiga, maupun gabungannya

2.`    Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis seperti simbol sungai, batas wilayah, jalan, dsb.
Dibagi menjadi isoline dan isopleth yang terdiri dari isohipse, isobar, isotherm, isohyet, isoseista

3.      Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area seperti: padang pasir, rawa, hutan.
4. simbol aliran untuk menyatakan alur dan gerak
5. symbol wilayah berupa bidang atau symbol area
6. symbol warna, mempunyai warna tertentu yang bermakna tertentu
7. symbol lingkaran untuk menyatakan kuantitas jumlahdalam bentuk presentase
8. symbol bola menyatakan isi, makin besar ukuran makin besar volemnya

6. Warna Peta
Pada peta, warna digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi

Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas.

Contoh:
1.    laut, danau digunakan warna biru.
2.    temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
3.    curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
4.    dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau. 
5.    daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 sampai 3000 meter) digunakan warna coklat tua.


7. Legenda
Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta agar pembaca mudah menafsirkan peta mudah dimengerti oleh, karena legenda menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta.


8. Inset
Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di dalam peta. Inset juga di gunakan untuk menggambar suatu wilayah yang tidak tergamabr pada peta, sehubungan dengan terbatasnya media gambar.

Ada 3 macam fungsi inset yaitu :

a.      untuk menunjukkan lokasi. Inset ini memiliki skala lebih kecil dari peta utama, untuk menjelaskan letak/hubungan antara wilayah pada peta utama dengan wilayah lain di sekelilingnya.

b.     untuk memperbesar/memperjelas. Inset ini memiliki skala lebih besar dari peta pokok, mempunyai kegunaan untuk menjelaskan bagian dari peta pokok yang dianggap penting..

c.      untuk menyambung. Inset ini memiliki skala sama besar dengan peta utama (merupakan peta utama yang disambung)

Fungsi menyambung ini bertujuan untuk :
1.    Menggambarkan wilayah pada peta utama yang terpotong karena keterbatasan pada media kertas/halaman.
2.    Menggambar wilayah yang terpencar


9.  Grid - Gratikul (Garis lintang dan Garis bujur)
Posisi gografis dinyatakan dengan koordinat,  terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah berdasarkan astronomi

Letak suatu tempat pada peta, salah satunya dengan koordinat garis lintang dan garis bujur.

Garis lintang yang membelah Bumi menjadi utara selatan sering disebut latitude. Garis bujur yang membagi Bumi menjadi barat dan timur dikenal dengan longitude.


10. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa peta tersebut bukan hasil rekaan dan dapat dipercaya.

tahun pembuatan berguna untuk mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.


11. Tipe Huruf (Lettering)
Tipe huruf berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Setiap nama simbol menggunakan huruf-huruf standar.

Untuk membuat tulisan pada peta ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:
  1. Nama geografi ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara).Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring.
  1. Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
  1. Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
a)    di bawah simbol kota.
b)    di atas simbol kota.
c)    di sebelah kanan simbol kota.
d)    di sebelah kiri simbol kota.


12. Proyeksi Peta
Proyeksi Peta
1. Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :
  • Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.
  • Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°.
  • Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
·    Dapat menggambarkan daerah yang luas.
·    Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
·    Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
·    Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
2. Menurut Kedudukan Sumbu Simetri
Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :
  • Proyeksi normal, proyeksi yang sumbu bidang proyeksinya berhimpit pada sumbu bumi
  • Proyeksi miring, proyeksi peta yang garis sumbu bidang proyeksinya memotong sumbu bola bumi dan garis equator
  • Proyeksi transversal, proyeksi peta yang garis sumbu bidang proyeksinya berhimpit pada dengan garis equator
3. Menurut Sifat Asli Yang dipertahankan
Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan :
  • Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut
  • Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang jarak
  • Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas suatu daerah pada bidang lengkung.




SUMBER&KUTIPAN:
lks HTS edukatif geografi Surakarta
buku paket erlangga kelas XII




Artikel Terkait