struktur dasar akuntansi (bab VI kelas XI)

Tags

apakah struktur dasar akuntansi itu? Hal-hal apakah yang berkaitan dengan struktur dasar akuntansi? Perhatikan peta konsep di bawah ini!

Modal
Pernahkah Anda membaca brosur mengenai kredit pemilikan rumah yang ditawarkan oleh bank? Jika Anda cermati, proses kredit pemilikan rumah mengandung makna keseimbangan (balance) . Apakah itu? Anda memiliki sejumlah uang sebagai uang muka. Setelah melalui berbagai syarat administrasi, Anda mendapat rumah secara kredit dari bank. Rumah yang Anda miliki saat ini dikatakan sebagai harta Anda. Harta yang Anda  miliki terbentuk dari utang di bank dan uang yang telah Anda bayarkan di bank. Jadi, apabila dibuat persamaan dasar akuntansinya akan terlihat seperti pada peta konsep di atas, yaitu harta sama dengan utang ditambah modal.
Harta, utang, dan modal yang Anda miliki tadi harus dikelompokkan tersendiri, sesuai dengan kaidah yang berlaku. Untuk itu perlu adanya pengkodean akun. Mulai dari harta yang paling lancar sampai modal. Serta penempatan saldo normal masing-masing akun, harus sesuai.
Dari ilustrasi di atas, dapatkah Anda menceritakan apakah struktur dasar akuntansi itu?
Jika kita perhatikan dengan saksama, tubuh kita terdiri atas berbagai sistem. Misalnya, sistem pernapasan yang berfungsi untuk menyediakan oksigen bagi tubuh. Sistem pernapasan terdiri atas unsur-unsur yang membentuk struktur sistem pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, paru-paru, pembuluh darah. Unsur struktur sistem pernapasan tersebut bekerja dan proses tertentu untuk mencapai tujuan sistem pernapasan.
Demikian pula dengan struktur sistem akuntansi. Unsur sistem akuntansi berguna bagi perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya dan menyediakan informasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal-hal yang berkaitan dengan struktur dasar akuntansi meliputi persamaaan dasar akuntansi (basic accounting equation) , dan penyajian informasi akuntansi dalam laporan keuangan.

Ingatkah Anda, seberapa pentingkah bukti transaksi itu? Ya, bukti transaksi merupakan sumber dalam melakukan proses pencatatan akuntansi yang pertama. Apa yang harus diperhatikan dalam tahap pencatatan tersebut? Pelajari materi berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut.

Satu hal yang harus diketahui dalam tahap awal pencatatan akuntansi adalah memahami pengelompokan akun-akun. Seorang akuntan harus dapat mengelompokkan bukti transaksi ke dalam akun-akun yang tepat. Lalu, apa sajakah kelompok akun-akun itu? Bagaimana pula proses pengelompokan transaksi dalam akun?
Pengelompokan akun berdasarkan atas posisi keuangan perusahaan, yaitu harta atau aktiva, utang atau kewajiban, modal dan ekuitas, penghasilan, dan beban. Apakah akun itu? Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai ( penambahan atau pengurangan) dan saldo dari suatu pos yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Proses pengelompokan transaksi ke dalam akun adalah dipilih transaksi yang sejenis ke dalam akun yang sesuai.
Berdasarkan sifatnya, akun dibagi menjadi dua, yaitu akun riil dan akun nominal. Akun tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
a.       Akun Riil (Real Accounts)
Akun riil merupakan akun-akun yang dilaporkan dalam neraca, yang terdiri atas kelompok akun aktiva, utang, dan modal.
b.       Akun Nominal (Nominal Accounts)
Akun nominal merupakan akun-akun yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi, terdiri atas kelompok akun penghasilan dan kelompok akun biaya/beban. Rincian kelompok akun nominal sebagai berikut:
1)       Akun penghasilan (income)  terdiri atas
a)        pendapatan operasional,
b)       pendapatan lain-lain.
2)       Akun beban terdiri atas
a)        beban operasional,
b)       beban administrasi dan umum,
c)        beban lain-lain,
d)       beban luar biasa.

Mengapa diperlukan kode akun? Apakah fungsinya?
Setelah mengetahui pengelompokan akun, dalam proses pencatatan selanjutnya diperlukan kode akun. Fungsinya, untuk memudahkan  pencatatan, pengikhtisaran, dan penyajian laporan keuangan. Setiap perusahaan dapat menerapkan aturan yang berbeda mengenai pengkodean akun sesuai dengan kebijaksanaan manajemen dan kaedah-kaedah yang ditetapkan dalam standar akuntansi keuangan. Bagaimanakah sistem pengkodean akun ini?
Sistem penyusunan kode akun dapat dilakukan dengan cara  numerical. Kode akun dengan sistem numerical merupakan pengkodean akun dengan menggunakan angka mulai 1 sampai dengan 9.  Penyusunan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.       Disusun Menurut Angka Berurutan 
100-108    Aktiva lancar
101                Kas
102                Kas di bank
103                Piutang usaha
104                Asuransi dibayar dimuka
105                Sewa dibayar dimuka
106                Persediaan barang dagangan
107                Perlengkapan kantor
108                Perlengkapan toko 109-115 Aktiva tetap
110                         Gedung
111                         Akun penyesuaian gedung
112                         Kendaraan
113                         Akumulasi penyusutan kendaraan 114 Peralatan
115       Akumulasi penyusutan kendaraan
b.       Disusun Menurut Kelompok Akun (Group)
Perhatikan contoh berikut!
Pemberian kode akun menurut kelompok dilakukan berdasarkan beberapa kelompok, yaitu aktiva, modal, penghasilan, dan beban. Setiap kode akun terdiri atas beberapa angka yang menunjukkan nama akun, kelompok, subkelompok, dan nomor urut akun. Contoh pengkodean menurut kelompok adalah sebagai berikut:
Nama akun      :           Kas (1) Kelompok       :
Sub kelompok :
Nomor urut akun         :           (1)
c.        Disusun Menurut Blok (Blok Code)
Pengkodean akun menurut blok dilakukan dengan membagi akun menjadi beberapa blok secara sistematis, seperti berikut:
Blok Akun
Kode Akun
Aktiva
100-199
Kewajiban
200-299
Modal
300-399
Penghasilan
400-499
Beban
500-599
 Penggambaran kode akun di atas hanya merupakan petunjuk umum. Bagaimanakah pengkodean akun dilakukan dalam perusahaan? Pengkodean akun pada perusahaan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing perusahaan.

Hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi adalah konsep persamaan akuntansi. Mengapa? Karena semua pencatatan transaksi hingga berbentuk laporan keuangan berangkat dari konsep ini. Dengan konsep inilah kita dapat mengetahui pengaruh dari suatu transaksi terhadap posisi keuangan perusahaan. Dengan demikian, persamaan akuntansi memungkinkan pihak pemakai informasi akuntansi menilai suatu perusahaan.
 dapat kita umpamakan timbangan sebelah kanan sebagai pasiva dan timbangan sebelah kiri sebagai aktiva. Keseimbangan berat timbangan kita umpamakan sebagai persamaan dasar akuntansi.
Pencatatan transaksi dalam akuntansi harus dilakukan secara sistematis dan teratur sehingga membentuk suatu persamaan dasar akuntansi.
Persamaan dasar akuntansi (basic accounting equation)  menggambarkan hubungan antara aktiva, kewajiban, dan modal/ekuitas. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.

Aktiva = Passiva

Pasiva terdiri atas modal dan kewajiban. Modal (capital)  merupakan hak dari pemilik perusahaan. Kewajiban (liabilities)  merupakan hak dari pihak kreditur/pihak luar yang mempunyai tagihan kepada perusahaan.  Berdasarkan perincian tersebut, persamaan dasar akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut.

Aktiva = kewajiban + modal atau

Asset = liabilities + capital/equity
Penghasilan dan beban merupakan hasil usaha yang menambah dan mengurangi modal. Dengan demikian, persamaan dasar akuntansi dapat dikembangkan sebagai berikut.

Aktiva = kewajiban + modal + (penghasilan – beban) atau

Asset = liabilities + capital/equity + (income – expense)
Setiap transaksi dicatat berdasarkan prinsip berpasangan (double entry) , yaitu prinsip yang menjaga keseimbangan antara kekayaan dan sumber pembelanjaan/kekayaan. Agar lebih jelas dalam memahami dasar prinsip berpasangan ini, Anda dapat mempelajari pengelompokan jenis-jenis transaksi keuangan berikut ini.
1.       Transaksi yang hanya memengaruhi kelompok aktiva, yaitu suatu aktiva berkurang dan diganti dengan aktiva lainnya. Misalnya pembelian aktiva secara tunai.
2.       Transaksi yang hanya memengaruhi kelompok kewajiban, yaitu suatu kewajiban berkurang dan diganti dengan kewajiban lainnya. Misalnya, pengalihan utang usaha menjadi utang wesel.
3.       Transaksi yang memengaruhi kelompok aktiva dan kewajiban, yaitu terjadi penambahan atau pengurangan aktiva yang diikuti oleh penambahan atau pengurangan kewajiban. Misal, pembelian aktiva secara kredit dan pembayaran atau pelunasan utang.
4.       Transaksi yang memengaruhi kelompok aktiva dan modal, yaitu penambahan atau pengurangan aktiva yang diikuti oleh penambahan atau pengurangan modal. Misal, setoran atau pengambilan tunai modal pemilik (prive)  atau pembagian laba secara tunai.
5.       Transaksi yang memengaruhi kelompok kewajiban dan modal, yaitu penambahan atau pengurangan kewajiban yang diikuti oleh penambahan atau pengurangan modal. Misal, penetapan pembagian dividen, tetapi belum dibayarkan.
Setelah Anda memahami pengelompokan transaksi keuangan tersebut, sekarang pahamilah ilustrasinya berikut ini.
1.       Tuan Amir mendirikan bengkel dengan menyetor uang pribadinya ke kas perusahaan sebesar Rp30.000.000,00.
Aktiva
=
Kewajiban
+              Modal
Kas
Rp1. 30.000.000,00


Modal Tn. Amir
Rp30.000.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut di atas memengaruhi kelompok aktiva (kas) dan modal ( modal Tn. Amir). Adanya penyetoran uang tunai menyebabkan kas dan modal perusahaan bertambah sebesar Rp30.000.000,00.
2.       Untuk menambah kas perusahaan, Tn. Amir meminjam uang ke bank sebesar Rp10.000.000,00.
Aktiva
=
Kewajiban
+
Modal
Kas
Rp30.000.000,00
2.      Rp10.000.000,00 Rp40.000.000,00

Utang Bank
-
Rp10.000.000,00 Rp10.000.000,00

Modal Tn. Amir
Rp30.000.000,00
-
Rp30.000.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva (kas) dan kewajiban ( utang bank). Adanya pinjaman uang dari bank menyebabkan kas dan utang bertambah sebesar Rp10.000.000,00.
3.       Perusahaan Tn. Amir membeli peralatan bengkel sebesar Rp13.000.000,00 secara tunai.

Aktiva     =
Kewajiban
+              Modal
Kas
3.
Rp40.000.000,00
(Rp13.000.000,00) Rp27.000.000,00
peralatan bengkel
Rp13.000.000,00 Rp13.000.000,00
Utang Bank
Rp10.000.000,00
-
Rp10.000.000,00

Modal Tn. Amir
Rp30.000.000,00
-
Rp30.000.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva, yaitu kas dan peralatan bengkel. Adanya pembelian peralatan bengkel secara tunai menyebabkan kas berkurang dan peralatan bengkel bertambah besar Rp13.000.000,00
4.       Tn. Amir mengambil uang kas perusahaan untuk keperluan pribadinya sebesar Rp1.500.000,00.

Aktiva    =
Kewajiban
+
Modal
Kas
4.
Rp27.000.000.00
(Rp1.500.000,00)
Rp25.500.000,00
Peralatan Bengkel
Rp13.000.000,00
-
Rp13.000.000,00
Utang Bank
Rp10.000.000,00
-
Rp10.000.000,00

Modal Tn. Amir
Rp30.000.000,00
(Rp1.500.000,00)
Rp28.500.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva (kas) dan modal (modal Ny. Linda). Adanya pengambilan pribadi (prive)  menyebabkan kas dan modal berkurang sebesar Rp1.500.000,00.
5.       Tn. Amir membeli perlengkapan bengkel dari Toko Enggal sebesar Rp2.000.000,00 secara kredit.


Aktiva           =              Kewajiban                          +             Modal
Kas 5
Rp25.500.000,00
Perlengkapan
-
Rp2.000.000,00
Peralatan
Rp13.000.000,00
-
Utang Usaha
-
Rp2.000.000,00
Utang Bank
Rp10.000.000,00
-
Modal
Rp28.500.000,00
-

Rp25.500.000,00
Rp2.000.000,00
Rp13.000.000,00
Rp2.000.000,00
Rp10.000.000,00
Rp28.500.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva (perlengkapan) dan kewajiban (utang usaha). Adanya pembelian perlengkapan secara kredit menyebabkan perlengkapan dan utang usaha bertambah sebesar Rp2.000.000,00.
6.       Tn. Amir membayar sebagian utangnya pada Toko Enggal sebesar Rp500.000,00.

Aktiva  =              Kewajiban
+              Modal
Kas
Rp25.500.000,00 6                        (Rp500.000,00)
Perlengkapan
Rp2.000.000,00
-
Peralatan
Rp13.000.000,00
-
Utang Usaha
2.000.000,00
(500.000,00)
Utang Bank
10.000.000,00
-
Modal
28.500.000,00
-
Rp25.000.000,00
Rp2.000.000,00
Rp13.000.000,00
Rp1.500.000,00
Rp10.000.000,00
Rp28.500.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva (kas) dan kewajiban ( utang usaha). Adanya pembayaran utang menyebabkan kas dan utang usaha berkurang Rp500.000,00.
7.       Tn. Amir menerima pendapatan jasa bengkel sebesar Rp5.000.000,00 secara tunai.

Aktiva
=
Kewajiban
+              Modal
Kas
Rp25.000.000,00 7          Rp5.000.000,00
Perlengkapan
Rp2.000.000,00
-
Peralatan
Rp13.000.000,00
-
Utang Usaha
Rp1.500.000,00
-
Utang Bank
Rp10.000.000,00
-
Modal
Rp28.500.000,00
5.000.000,00
Rp30.000.000,00
Rp2.000.000,00
Rp13.000.000,00
Rp1.500.000,00
Rp10.000.000,00
Rp33.500.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva (kas) dan modal (Modal Tn. Amir). Adanya penerimaan pendapatan jasa bengkel menyebabkan kas dan modal bertambah Rp5.000.000,00.
8.       Tn. Amir membayar gaji pegawai sebesar Rp1.500.000,00.

Aktiva
=         Kewajiban                +             Modal
Kas
Rp30.000.000,00
8.             (Rp1.500.000,00)
Perlengkapan
Rp2.000.000,00
-
Peralatan
Rp13.000.000,00
-
Utang Usaha
Rp1.500.000,00
-
Utang Bank
Rp10.000.000,00
-
Modal
Rp33.500.000,00
(Rp1.500.000,00)
Rp28.500.000,00
Rp2.000.000,00
Rp13.000.000,00
Rp1.500.000,00
Rp10.000.000,00
Rp34.000.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva dan modal (modal Tn. Amir). Adanya pembayaran gaji pegawai menyebabkan kas dan modal berkurang sebesar Rp1.500.000,00.
9.       Tn. Amir melakukan jasa perbaikan mobil sebesar Rp1.000.000,00 dan pembayarannya akan diterima satu bulan kemudian.
Aktiva      =
Kewajiban +              Modal
Kas
Rp28.500.000,00
9.                     -
Piutang
-
Rp1.000.000,00
Perlengkapan
Rp2.000.000,00
-
Peralatan
Rp13.000.000,00
-
Utang Usaha
Rp1.500.000,00
-
Utang Bank
Rp10.000.000,00
-
Modal
Rp33.000.000,00
Rp1.000.000,00
Rp28.500.000,00
Rp1.000.000,00
Rp2.000.000,00
Rp13.000.000,00
Rp1.500.000,00
Rp10.000.000,00
Rp34.000.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva (piutang) dan modal (modal Tn. Amir). Adanya pendapatan jasa yang belum diterima menyebabkan piutang dan modal bertambah Rp1.000.000,00.
10.   Perlengkapan bengkel yang sudah terpakai sebesar Rp800.000,00.
Aktiva      =
Kewajiban  +              Modal
Kas
Rp28.500.000,00
-
Piutang
Rp1.000.000,00
-
Perlengkapan
Rp2.000.000,00
(Rp800.000,00)
Peralatan
Rp13.000.000,00
-
Utang Usaha
Rp1.500.000,00
-
Utang Bank
Rp10.000.000,00
-
Modal
Rp34.000.000,00
(Rp800.000,00)
Rp28.500.000,00
Rp1.000.000,00
Rp1.200.000,00
Rp13.000.000,00
Rp1.500.000,00
Rp10.000.000,00
Rp33.200.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut mengurangi kelompok aktiva (perlengkapan) dan modal ( modal Tn. Amir). Adanya pemakaian perlengkapan menyebabkan terjadinya beban perlengkapan sehingga perlengkapan dan modal berkurang sebesar Rp800.000,00.
11.   Pada akhir periode akuntansi, peralatan bengkel disusutkan sebesar 5% dari nilai perolehannya.
Aktiva           Kewajiban  Modal
Kas
Rp28.500.000,00
-
Piutang
Rp1.000.000,00
-
Perlengkapan
Rp1.200.000,00
-
Peralatan
Rp13.000.000,00
-
Akum. Peny. peralatan
-
(Rp650.000,00)
Utang Usaha
Rp1.500.000,00
-
Utang Bank
Rp10.000.000,00
-
Modal
Rp33.200.000,00
(Rp50.000,00)
Rp28.500.000,00
Rp1.000.000,00
Rp1.200.000,00
Rp13.000.000,00
(Rp650.000,00)
Rp1.500.000,00
Rp10.000.000,00
Rp33.550.000,00
Analisis transaksi:
Transaksi tersebut memengaruhi kelompok aktiva (akumulasi penyusutan peralatan) dan modal (modal Tn. Amir) karena terjadi beban penyusutan. Adanya penyusutan peralatan menyebabkan akumulasi penyusutan bertambah dan modal berkurang sebesar Rp650.000,00.
Berbagai ilustrasi transaksi di atas apabila diakumulasikan dalam bentuk persamaan dasar akuntansi akan tampak seperti di bawah ini.
Tabel VI.1
Persamaan Dasar Akuntansi Bengkel Tuan Amir
dalam ribuan rupiah



Aktiva = Kewajiban + Modal

No
Kas
Piutang usaha
Perlengkapan
Peralatan Bengkel
Akum
Peny
Peralatan
Utang usaha
Utang bank
Modal Tn. Amir
Keterangan
1. 2.
Rp30.000,00
Rp10.000,00
-                       
-                       
-                       
-                       
-                       
-                       
-                       
-                       
-                       
-                       
-
Rp10.000,00
Rp30.000,00
-

3.
Rp40.000,00
(Rp13.000,0-
0)
-                       
-                       
-                       
-                       
-
Rp13.000,00
-                       
-                       
-                       
-                       
Rp10.000,00
-
Rp30.000,00
-

4.
Rp27.000,00 (Rp1.500,00)
-                       
-                       
-                       
-                       
Rp13.000,00
-
-                       
-                       
-                       
-                       
Rp10.000,00
-
Rp30.000,00 (Rp1.500,00)
Prive
5.
Rp25.500,00
-
-                       
-                       
Rp2.000,00
-
Rp13.000,00
-
-                       
-                       
-
Rp2.000,00
Rp10.000,00
-
Rp28.500,00
-

6.
Rp25.500,00
(Rp500,00)
-                       
-                       
Rp2.000,00
-
Rp13.000,00
-
-                       
-                       
Rp2.000,00
(Rp500,00)
Rp10.000,00
-
Rp28.500,00
-

7.
Rp25.000,00
Rp5.000,00
-                       
-                       
Rp2.000,00
-
Rp13.000,00
-
-                       
-                       
Rp1.500,00
-
Rp10.000,00
-
Rp28.500,00
Rp                 500,00
Pendapatan
8.
Rp30.000,00 (Rp1.500,00)
-                       
-                       
Rp2.000,00
-
Rp13.000,00
-
-                       
-                       
Rp1.500,00
-
Rp10.000,00
-
Rp33.500,00 (Rp1.500,00)
Beban gaji
9.
Rp28.500,00
-
-
Rp1.000,00
Rp2.000,00
-
Rp13.000,00
-
-                       
-                       
Rp1.500,00
-
Rp10.000,00
-
Rp32.000,00 Rp 1.000,00
Pendapatan jasa
10.
Rp28.500,00
-
Rp1.000,00
-
Rp2.000,00
(Rp800,00)
Rp13.000,00
-
-                       
-                       
Rp1.500,00
-
Rp10.000,00
-
Rp33.000,00
(Rp800,00)
Beban perlengkapan
11.
Rp28.500,00
-
Rp1.000,00
-
Rp1.200,00
-
Rp13.000,00
-
-
(Rp650,00)
Rp1.500,00
-
Rp10.000,00
-
Rp32.200,00 (Rp 650,00)
Beban peny. peralatan

Rp28.500,00
Rp1.000,00
Rp1.200,00
Rp13.000,00
(Rp650,00)
Rp1.500,00
Rp10.000,00
Rp31.550,00



Rp43.050.000,00


Rp43.050.000,00
Dapatkah Anda membuat kesimpulan mengenai transaksi dan persamaan dasar akuntansi di atas? Dengan memperhatikan tabel persamaan dasar akuntansi di atas, dapat kita peroleh kesimpulan berikut ini.
1.       Komposisi dan nilai posisi keuangan mengalami perubahan akibat pengaruh transaksi, tetapi keseimbangannya tetap terjaga.
2.       Setiap pencatatan dilakukan berdasarkan prinsip berpasangan (double entry).
3.       Keseimbangan dan berpasangan merupakan dua prinsip dasar dalam pencatatan akuntansi keuangan.
 *
Pada tanggal 1 Maret 2006, Tuan Jadi membuka usaha bengkel yang diberi nama Bengkel Pandawa. Transaksi yang terjadi selama bulan Maret 2006 adalah sebagai berikut.
1.       Diterima setoran modal awal sebesar Rp15.000.000,00 dari Tuan Jadi
2.       Dibayar beban sewa kantor sebesar Rp1.000.000,00.
3.       Dibeli perlengkapan secara kredit sebesar Rp4.500.000,00.
4.       Diterima pendapatan sebesar Rp6.300.000,00.
5.       Dibayar utang kepada kreditur sebesar Rp1.200.000,00.
6.       Diambil untuk keperluan pribadi uang sebesar Rp2.500.000,00.
7.       Dibayar macam-macam beban Rp2.300.000,00.
8.       Dibayar gaji karyawan Rp3.200.000,00.
9.       Beban pemakaian perlengkapan bulan ini sebesar Rp400.000,00.
Diminta:
Catatlah transaksi tersebut ke dalam persamaan dasar akuntansi!
()
Kerjakan dengan benar!
1.       Tuliskan persamaan dasar akuntansi!
2.       Apakah prinsip pencatatan berpasangan itu? Jelaskan!
+  $$
Pencatatan transaksi yang dilakukan baik berdasarkan bukti transaksi maupun uraian transaksi akan sangat menentukan proses kegiatan akuntansi tahap selanjutnya. Kesalahan yang terjadi pada tahap pencatatan akan menyebabkan kesalahan pada tahap-tahap berikutnya. Oleh karena itu, sebelum dilaksanakan pencatatan seringkali dilakukan satu tahap pendahuluan, yaitu analisis transaksi.
Analisis transaksi dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu transaksi terhadap posisi keuangan, yaitu untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.
1.       Menentukan akun-akun yang relevan dengan transaksi yang terjadi
2.       Menentukan pada sisi mana pencatatan pengaruh transaksi ter ,$-  sebut dilakukan dalam akun
yang relevan. “Sisi” yang dimak   Perlu Anda ingat, bahwa tidak
selamanya sisi debit  menunjukkan
sud dalam kalimat tersebut ada bertambahnya nilai suatu akun dan lah sisi “debit” atau sisi “kredit”.   sisi kredit  tidak selamanya Pada akun berbentuk “T” istilah   menunjukkan berkurangnya suatu debit menunjukkan sisi kiri akun   akun. dan kredit  menunjukkan sisi   Sujiyani, 2006.
kanan akun.
Hanya ada satu kemungkinan pengaruh suatu transaksi terhadap akun yang relevan, yaitu “menambah” nilai atau “mengurangi” nilai akun. Sebelum menentukan pada sisi mana bertambah atau berkurangnya nilai suatu akun akan dicatat, terlebih dahulu harus dipahami aturan saldo normal. Apakah aturan saldo normal itu?
Aturan saldo normal adalah selisih positif antara sisi debit dan sisi kredit sebuah akun dalam keadaan normal. Jika sebuah akun memiliki saldo normal debit, jumlah sisi debit akan selalu lebih besar daripada jumlah sisi kredit. Jika sebuah akun memiliki saldo normal kredit, jumlah sisi kredit akan selalu lebih besar daripada jumlah sisi debit. Bagaimana cara mengetahui aturan debit dan kredit dalam aturan saldo normal? Mendebit dan mengkredit suatu akun sesuai aturan saldo normal dapat Anda perhatikan dalam tabel berikut.
Tabel VI.2
Aturan Saldo Normal Suatu Akun
Kelompok Akun
Saldo Normal
Penambahan
Pengurangan
Aktiva
Kewajiban Modal
Penghasilan
Beban
Debit
Kredit Kredit
Kredit Debit
Debit
Kredit Kredit
Kredit Debit
Kredit
Debit
Debit
Debit
Kredit
Berdasarkan aturan saldo normal tersebut, sisi debit digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
1.       mencatat tambahnya nilai akun aktiva (harta)dan beban pendapatan;
2.       mencatat berkurangnya nilai akun kewajiban (utang), modal, dan penghasilan.
Adapun sisi kredit digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:      
1.       mencatat bertambahnya nilai   Akun mana saja yang berpengaruh pada akun kewajiban (utang), modal,   pembukuan jika pemilik membeli peralatan dengan cara pembayaran
dan penghasilan;           sebagian tunai dan sebagai utang?
2.       mencatat bertambahnya nilai akun aktiva (harta) dan beban.

Istilah debit dan kredit seringkali ditulis dengan “D” dan “K”. Dalam bahasa Latin, debit ditulis “Dr” (debere) dan kredit ditulis “Cr” (credere). Pada persamaan dasar akuntansi, aturan mendebit dan mengkredit akan tampak seperti berikut ini.

Artikel Terkait