Beberapa Contoh Puisi Lama

Puisi adalah sebuah suara hati, benarkah itu? ya definisi puisi memang berbeda-beda setiap orang, tapi puisi sekarang sudah mempunyai kebebasan dalam berbahasa ataupun kebebasan memilih kata-kata. beberapa penyair di Indonesia banyak yang sudah menggunakan kebebasan itu bahkan menciptakan kebebasan sendiri, contohnya Danarto dengan "puisi sembilan kotaknya", lalu Saut Situmorang dengan "sumpah pemudanya". mungkin kita bisa menoleh kebelakang dengan mengingat kembali apa saja yang ada sebelum puisi modern muncul. ada beberapa puisi lama yang mungkin perlu juga kita pelajari, antara lain:
Contoh Puisi Lama
1. Pantun
Tema: Adat
Air surut ikan geramai, 
Sudah dapat ikan tenggiri; 
Masa hidup kita berdamai, 
Mati nanti seorang diri. 
Tema: Jenaka
            Aku suka berumah tinggi, 
            Pelantar besar sudah roboh; 
            Aku suka beranak tiri, 
            Anak besar senang disuruh.

Tema: Kiasan/Sindiran
            Anak Cina anak Yahudi, 
            Minum arak berpeti-peti; 
            Sejak bunga dipagar besi, 
            Kumbang di luar menghempas diri. 
2. Mantra  
Penggalan puisi mantra Persembahan Jamu Laut ala melayu,
Assalamualaikum, Aku kirim salam kepada jin tanah, Aku tahu asalmu, Kau keluar dari air ketuban, Bukan aku melepas bala mustaka, Sang Kaka Sang kipat, Melepas bala mustaka
Penggalan puisi mantra Siawang Lebih
Setentang dua tentang, Sebimbar dua bimbar, Siapa menentang siapa kasih, Siapa menentang siapa gila, Gila raja, gila menteri, gila dengan sebalai dirinya
Penggalan puisi mantra Tawar Bisa
Aku tahu asal mulamu Bisa darah haid siti hawa Surga akan tempatmu Cabut bisamu Naikkan bisa tawarku
Penggalan puisi mantra Simang Guru
Bulan bulan, bintang, matahari terbit di ubun-ubunku Bulan purnama di mukaku Bintang Tujuh di keningku Bintang penabur di dadaku.
www.suhuomtatok.wordpress.com
3. Talibun
Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh
lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
(Hikayat Malim Deman)

4. Seloka
contoh seloka 4 baris:
  • Sudah bertemu kasih sayang
  • Duduk terkurung malam siang
  • Hingga setapak tiada renggang
  • Tulang sendi habis berguncang
contoh seloka lebih dari 4 baris:
  • Baik budi emak si Randang
  • Dagang lalu ditanakkan
  • Tiada berkayu rumah diruntuhkan
  • Anak pulang kelaparan
  • Anak dipangku diletakkan
  • Kera dihutan disusui

5. Gurindam
Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji


6. Bidal
1.Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau
2. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
3.Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui
4 Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa yang tahu
5. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi

http;//culture.melayuonline.com
7. Karmina
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin


8. Syair
Contoh Syair Lagu Sedih
KICAU BURUNG BERNYANYI
TANDA BUANA MEMBUKA HARI

Angin tamparlah wajahku sekarang ini
biar segala belenggu yang menjeratku
hilang takberbekas dari dasar kalbuku
yang selama ini tersisa

Ombak hantarlah jiwaku sekarang ini
biar segala yang ada aku hadapi
aku sudah bosan hidup slalu tertipu
dengan mimpi-mimpi tak pasti

Hantar dan bawalah aku pergi mencari sepotong harapan
hantar dan bawalah aku pergi menggapai setitik bahagia
sisa dari segala kerakusan jaman ini
yang telah melumat kebebasan
 


Artikel Terkait