Sistem Otoriter
Otoritarianisme adalah bentuk
organisasi sosial yang ditandai dengan penyerahan kekuasaan. Ini kontras dengan
individualisme dan demokrasi. Dalam politik, suatu pemerintahan otoriter adalah
satu di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada suatu pemimpin.
Otoritarianisme biasa disebut juga sebagai paham politik otoriter, yaitu bentuk
pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi
tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu. Otoritarianisme berbeda
dari totalitarianisme di lembaga-lembaga sosial dan ekonomi yang terjadi, yang
tidak di bawah kendali pemerintah. Sistem ini biasanya menentang demokrasi,
sehingga pada umumnya kuasa pemerintahan diperoleh tanpa melalui sistem
demokrasi pemilihan umum.
1. Muammar Khadafi (Libya)
Kolonel Muammar Khadafi memerintah Libya selama 42 tahun.
Dia mengambil alih kekuasaan saat masih berpangkat Kapten dan berusia 27 tahun
pada tahun 1969. Khadafi digulingkan dari kekuasaannya dan ditembak mati
pasukan revolusi yang dibantu NATO tanggal 20 Oktober lalu.
2. Saddam Husein (Irak)
Saddam Husein memimpin Irak sejak tahun 1979. Dia menghadapi
AS dan sekutunya dalam 2 kali perang. Pada perang teluk kedua tahun 2003, AS
dan sekutunya menyerang Irak dengan tuduhan Saddam mengembangkan senjata biologi.
Saddam berhasil ditangkap pasukan AS dan dinyatakan bersalah atau kejahatan
kemanusiaan. Dia dijatuhi hukuman gantung tahun 2006.
3. Adolf Hitler (Jerman)
Diktator Jerman sekaligus pemimpin Nazi ini mengobarkan
perang dunia kedua di seluruh Eropa. Mimpinya mengembalikan kejayaan ras arya
membuat dia membunuh jutaan Yahudi. Hitler akhirnya dikalahkan pasukan sekutu.
Saat sekutu mencapai Jerman, dia bunuh diri dalam bunkernya.
4. Benito Mussolini (Italia)
Mussolini adalah seorang fasis yang memimpin Italia. Dia
mulai berkuasa saat terpilih sebagai perdana menteri tahun 1922. Saat Italia
dikuasai Sekutu, Hitler yang menjadi sekutunya mengirimkan pasukan komando
Jerman untuk membebaskan Mussolini dari tahanan Sekutu. Nasib Mussolini
berakhir tragis, dia ditangkap simpatisan komunis dan dibunuh di Danau Como,
Italia. Mayatnya kemudian digantung terbalik di Piazzale Loreto, Milan.
5. Pol Pot (Kamboja)
Hanya 4 tahun Pol Pot dan Khmer Merah memerintah Kamboja.
Tapi selama kurun waktu 1975-1979, tidak kurang dari 1,7 juta rakyat Kamboja
dibantai. Pol Pot yang dipanggil ‘saudara nomor satu’ ini membuat Kamboja
menjadi ladang pembantaian. Invasi Vietnam ke Kamboja tahun 1978 membuat Pol
Pot terdesak dari Phnom Penh. Dia melanjutkan pemerintahannya dari hutan. Sebelum
akhirnya persembunyiannya dibocorkan anak buahnya sendiri. Pol Pot tewas saat
menjalani tahanan rumah tanggal 15 April 1998.
6. Idi Amin (Uganda)
Idi Amin memerintah Uganda selama 8 tahun, dari 1971 hingga
1979. Amin yang menjadi perwira militer ini merebut kekuasaan dari Perdana
Menteri Milton Obote. Selama pemerintahannya, Idi Amin mengusir ribuan orang
India berkewarganegaraan Inggris dari Uganda. Dia juga diduga melakukan banyak
pembunuhan pada lawan-lawannya. Di masa Idi Amin pula ekonomi Uganda
morat-marit. Akhirnya pejuang Uganda yang dibantu tentara Tanzania berhasil
menggulingkan Idi Amin. Dia kemudian lari ke Libya dan ditampung sahabatnya
Muammar Khadafi. Amin akhirnya pindah ke Arab Saudi hingga meninggal di sana
tahun 2003.
7. Mobutu Sese Seko (Kongo)
Jenderal Mobutu Sese Seko menjadi Presiden di Kongo sejak
tahun 1965 hingga 1967, setelah melakukan kudeta. Dia selalu tampil dengan
kopiah bercorak macan tutulnya yang khas. Selama memerintah, Mobutu diduga
melakukan banyak pelanggaran HAM. Korupsi merajalela di negara ini. Kekuasaan
Mobutu berakhir setelah pasukan Laurent Kabila mengalahkannya. Mobutu kemudian
lari ke
Diktatorisme