BAB V PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERENCANAAN (kelas XII)

Tags


Kota dan desa adalah suatu wilayah yang mempunyai karakteristik atau homogenitas tertentu yang membedakan antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Suatu kota berperan sebagai pusat pertumbuhan bagi perkembangan pembangunan daerah di sekitarnya. Dalam bab ini Anda akan mengetahui lebih jauh mengenai konsep wilayah dan perencanaan pembangunan berkelanjutan.

M O T I V A S I
Bab ini akan memberi Anda pemahaman tentang wilayah. Di mana konsep ini akan memberikan sumbangan kritis pada pengetahuan Anda tentang bagaimana wilayah itu dikembangkan, ciri-cirinya, dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Bab ini akan menuntun cara berpikir Anda menuju pada pola pikir secara keruangan. Pelajari baik-baik bab ini, karena sangat berguna bagi Anda!
A. Pengertian Konsep Wilayah
Geografi merupakan ilmu yang mendasarkan diri pada analisis interrelasi keruangan antargejala geografi pada suatu region/wilayah. Karakter terpenting yang harus dimiliki oleh suatu wilayah adalah adanya aspek fisik dan aspek sosial budaya. Sifat karakteristik sebagai keseluruhan wilayah geografi diabstraksikan sebagai suatu pengertian geografi yang dikenal dengan konsep wilayah.

1.     Pengertian Wilayah
Wilayah merupakan suatu unit dari     geografi yang dibatasi oleh parameter tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara   Wilayah merupakan sebagian dari permukaan bumi. Para ahli geografi memandang wilayah   dakan dalam hal-hal tertentu deadalah tiap bagian yang ada di permukaan   ngan daerah sekitarnya. bumi, dengan wilayah yang paling luas adalah seluruh permukaan bumi. Dalam geografi wilayah permukaan bumi terlalu luas, maka wilayah tersebut dibagi menjadi bagianbagian tertentu. Wilayah dibagi berdasarkan homogenitas tertentu yang membedakan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Tujuan dari dibentuknya pewilayahan adalah untuk menyifatkan dan memberi arti terhadap bermacam-macam wilayah, serta untuk mengetahui adanya kemungkinan pengembangan suatu

Gambar 5.1 Ketampakan fisik wilayah kota dan desa.
2.     Jenis-Jenis Wilayah
Wilayah atau pewilayahan dalam geografi disebut juga geografi regional yaitu pengelompokan wilayah di permukaan bumi berdasarkan kriteria tertentu yang membedakan antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Dalam geografi dikenal tiga kriteria pewilayahan dengan ciri-ciri sebagai berikut.

a.            Pewilayahan berciri tunggal (single topic region), yaitu penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek geografi. Contoh kemiringan lereng dapat menunjukkan ketampakan dari suatu daerah, apakah termasuk daerah
InfoGeo
Batas antara wilayah yang satu dengan yang lain bukan berupa garis batas yang tegas, melainkan berupa daerah transisi/peralihan.

yang datar, landai, atau terjal. Di sini lokasi suatu daerah hanya dilihat dari satu aspek geografi yaitu derajat kemiringan lereng.
b.            Pewilayahan berciri majemuk (multi topic region), yaitu penetapan wilayah yang didasarkan pada beberapa faktor geografi. Contoh penetapan wilayah berdasarkan iklim yaitu iklim tropik, subtropik, sedang, dan dingin. Di katakan berciri majemuk karena iklim terbentuk dari beberapa unsur seperti suhu, curah hujan, dan angin.
c.             Pewilayahan berciri keseluruhan (total region), yaitu penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak faktor menyangkut lingkungan alam, lingkungan biotik, maupun manusia. Contoh ekosistem mangrove, dikatakan bercirikan keseluruhan karena melibatkan faktor alam, biotik, dan manusia di sekitarnya.

a. Pewilayahan Secara Geografi
1) Berdasarkan Pembagian Waktu
Indonesia memiliki perbedaan waktu kurang lebih 3 jam antara Indonesia paling timur dan paling barat. Pembagian daerah waktu di Indonesia sejak 1 Januari 1988 adalah sebagai berikut.
a)            Daerah Waktu Indonesia Barat (WIB). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 105 °BT meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah (mempunyai selisih waktu 7 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
b)            Daerah Waktu Indonesia Tengah (WITA). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 120 °BT meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi (mempunyai selisih waktu 8 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
c)            Daerah Waktu Indonesia Timur (WIT). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 135 °BT meliputi Maluku dan Papua (mempunyai selisih waktu 9 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
2) Berdasarkan Bentuk Dasar Laut
Berdasarkan pada bentuk dasar laut Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah yaitu sebagai berikut.
a)            Paparan Sunda
Paparan Sunda dulu merupakan bagian dari Asia Tenggara yang tenggelam karena naiknya air laut setelah zaman es.  Hal ini dapat dilihat dari  palung-palung sungai yang tenggelam di Laut Natuna dan Laut Jawa. Bukti ini diperkuat oleh hasil penelitian tentang geografi hewan yang dilakukan oleh Weber, yang menunjukkan bahwa ikan air tawar yang hidup di sungai-sungai di Kalimantan Barat (Kapuas) dan Sumatra bagian tenggara mempunyai persamaan. Bukti ini menunjukkan bahwa pada masa lalu sungai-sungai di bagian tenggara Sumatra dan sungai-sungai di Kalimantan bagian barat merupakan anak sungai besar dari Laut Cina Selatan. Jadi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan merupakan bagian dari daratan Asia. b) Paparan Sahul
Paparan Sahul menyatukan Pulau Papua dengan Benua Australia. Laut Arafuru yang terdapat di paparan ini diduga merupakan bagian dari perluasan teluk Carpentaria di Australia bagian utara. Penelitian Wallace menunjukkan bahwa hewan-hewan yang hidup di Australia dan Papua mempunyai kemiripan. c) Dasar Laut Peralihan
Daerah peralihan merupakan laut dalam dan bukan bagian dari daratan Asia maupun Australia. Laut ini sering disebut sebagai laut peralihan AustralAsia yang meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Dasar laut ini ditandai oleh adanya cekungan-cekungan yang dalam.

3) Berdasarkan Wilayah Pembangunan
Wilayah Indonesia yang begitu luas dengan pulau-pulau yang sangat banyak merupakan salah satu hambatan dalam mengoordinasi pelaksanaan pembangunan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibuatlah pembagian wilayah pembangunan dengan sistem koordinasi pada pusat wilayah pengembangan. Pembagian wilayah pembangunan  dilaksanakan sejak Repelita II. Dasar yang digunakan dalam pembagian wilayah adalah adanya kegiatan di suatu provinsi yang mempunyai kaitan erat dengan kegiatan di provinsi lain. Pembagian wilayah pembangunan bertujuan untuk pemantapan dan pemusatan kegiatan pembangunan agar tercapai pembangunan yang serasi dan seimbang. 4) Berdasarkan Geologi (Rangkaian Pegunungan)

Berdasarkan rangkaian pegunungan  Indonesia dapat dikelompokkan dalam dua wilayah, yaitu:
a)            Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania

Merupakan rangkaian pegunungan sambungan dari jalur pegunungan di sekitar Laut Tengah, yaitu Afrika Utara, Spanyol, Alpen, Alpenina, Semenanjung Balkan, membujur ke pegunungan Himalaya, Myanmar, Malaysia menyeberang ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu:
(1)          Busur dalam, melalui pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Wetar dan berakhir di Kepulauan Banda (bersifat vulkanis).
(2)          Busur luar menyeberang melalui pulaupulau di sebelah barat Pulau Sumatra (Pulau Simeuleu, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano), menyeberang ke pegunungan bawah laut di sebelah selatan Pulau Jawa, Sumba, Timor, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kei, Pulau-pulau Gorom, Seram, Ambon, dan berakhir di pulau Buru
(bersifat nonvulkanis).

b) Rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik, yaitu rangkaian pegunungan yang dimulai dari Pegunungan Los Andes di Amerika Selatan, pegunungan di Amerika Tengah, Rocky Mountain di Amerika Utara, Kepulauan Aleuten, Jepang, Filipina dan masuk ke Indonesia melalui tiga jalur, yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan Halmahera berlanjut ke kepala burung Papua dan membentuk tulang punggung pegunungan di Papua, Australia, dan berakhir di Selandia Baru.
Wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda, sehingga di Indonesia banyak terdapat gunung api.
Tujuan dari diadakannya pewilayahan dalam geografi adalah:
InfoGeo
Menurut Katili di Indonesia ada sekitar 400 buah gunung api, 128 masih aktif dan 70 buah telah meletus dalam masa sejarah, 40 di antaranya masih meletus seperti Gunung Api Merapi, Gunung Api Banda, dan Gunung Api Gamalama.
Katili mengelompokkan gunung api di Indonesia menjadi lima kelompok, sebagai berikut.
1.            Kumpulan Sunda memanjang dari Sumatra melalui Jawa sampai ke laut Banda merupakan lengkung dalam dari sistem Sunda. Dalam kumpulan ini terdapat kira-kira 300 buah gunung api.
2.            Kumpulan Banda tersebar di sekitar kepulauan Banda. Gunung api ini tingginya tidak lebih dari 1.000 m jika dihitung dari permukaan laut tetapi kalau dihitung dari dasar laut mencapai 5.000 meter.
3.            Kumpulan Minahasa dan
Sangihe. Kumpulan ini sangat aktif sebagai pemanjangan jalur Sirkum Pasifik yang menyeberang dari Filipina melalui Pulau Mindanao dan masuk ke Minahasa dan Sangihe di Sulawesi Utara, yang terkenal gunung adalah Gunung Saputon dan Gunung Lokon.
4.            Kumpulan Halmahera yang terkenal adalah Gunung Tidore dan Maitara.
5.            Kumpulan Gunung Api Banthain (Sulawesi Selatan) sekarang tidak aktif lagi.

1)            untuk memberikan makna atau pewilayahan dalam geografi, dan
2)            untuk memudahkan dalam melihat potensi suatu wialyah atau region guna pengembangan lebih lanjut.

Wilayah sabana atau padang rumput wilayah pertanian yang hanya memiliki satu yaitu dengan satu jenis homogenitas berupa tanaman parameter yang hampir sama berupa tanaman padi. rumput.
2)            Wilayah Nodal
Wilayah nodal merupakan wilayah yang secara fungsional memiliki sifat saling ketergantungan antara daerah pusat dengan daerah di sekitarnya. Besarnya ketergantungan antara pusat dan daerah dapat dilihat dari faktor produksi, penduduk, barang, dan jasa, maupun perhubungan di antara keduanya. Contoh, wilayah nodal adalah kota.

fungsional dengan wilayah sekitarnya.
3)            Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanaan dapat diartikan sebagai wilayah yang menggambarkan kesatuan-kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a)            Masyarakat yang berada di wilayah perencanaan mempunyai kesadaran terhadap permasalahan yang dihadapi daerahnya.
b)            Memiliki kemampuan untuk merubah industri yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia.
c)            Menggunakan salah satu model perencanaan.
d)            Memiliki setidaknya satu pusat pertumbuhan.
Contoh dari wilayah perencanaan antara lain sebagai berikut.
a)            Perencanaan wilayah daerah aliran sungai (DAS), dalam perencanaan suatu DAS harus dikelola secara menyeluruh mulai dari hulu sampai hilir karena pengelolaan di hulu akan berakibat di hilir.
b)            Wilayah Jabotabek, merupakan wilayah perencanaan dalam pemba-
Sumber: Tempo, 4–10 Oktober 2004
Gambar 5.6 Kota dengan berbagai permasalahannya merupakan bentuk dari wilayah perencanaan.        ngunan dari segi fisik dan ekonomi di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang,
dan Bekasi.
4)            Wilayah Administrasi
Wilayah administrasi merupakan wilayah yang mendasarkan pada kepentingan administrasi pemerintahan dengan batas yang telah ditentukan. Contoh wilayah administrasi adalah kabupaten, kecamatan, desa, dan lain

B. Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan bagi daerah sekitarnya. Contoh nyata dari pusat  pertumbuhan adalah suatu kota yang berfungsi
sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya bagi wilayah di sekitarnya.  Sumber : Global AO Calender, 1997
fasilitas yang dimiliki berperan sebagai pusat pertumbuhan.
BERPIKIR KRITIS
Ambillah peta Indonesia dan cari pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia dan mengapa pusat pertumbuhan berada di tempat tersebut?
Tulislah hasil analisis Anda  dalam buku tugas dan serahkan kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!
1.            Teori Pusat Pertumbuhan
Beberapa teori tentang pusat pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai berikut.
a. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral menyatakan bahwa lokasi pusat kegiatan harus terletak pada suatu kawasan yang memungkinkan peran serta penduduk dengan jumlah maksimal, baik yang terlibat dalam kegiatan pelayanan maupun yang menjadi kosumen.Teori ini dikemukakan oleh Christaller (Djaljoeni 1992), yang berusaha untuk menjawab lima pertanyaan yaitu:
1)            Apakah prinsip-prinsip umum yang menentukan jumlah, besar, dan pemencaran permukiman manusia?
2)            Apakah lokasi dari kota besar dan kota kecil hanya bersifat suatu kebetulan, atau lokasi kota-kota tersebut terpencar melalui sejarah tertentu?
3)            Apakah lokasi kota-kota tersebut akibat dari kondisi geografis dan topografis tertentu atau akibat dari kepadatan penduduk?
4)            Apakah ada sebab-sebab tertentu dari adanya aglomerasi pedesaan dan tumbuhnya kota-kota serta pusat-pusat metropolis?
5)            Apakah ada faktor-faktor lain yang lebih fundamental dan organis selain faktorfaktor di atas?
Konsep yang digunakan oleh Christaller untuk menjawab pertanyan di atas ada dua macam yaitu jangkauan dan ambang.
1)            Jangkauan adalah jarak yang harus ditempuh seseorang untuk mendapatkan barang kebutuhanya.
2)            Ambang adalah jumlah penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungannya suplai barang.
Contoh sebuah toko kecil yang menjual makanan dan minuman dengan toko perhiasan (emas). Toko makanan dan minuman tidak memerlukan jumlah penduduk yang banyak dan bisa berada di mana saja, karena semua orang pada dasarnya memerlukan makanan dan minuman. Toko emas biasanya berada di wilayah kota, karena memerlukan jumlah penduduk yang besar, dan tidak semua orang membutuhkan barang tersebut. Dari contoh tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa barang dan jasa yang berjangkauan luas dan berambang besar disebut barang dan jasa tingkat tinggi, sebaliknya barang dan jasa tingkat rendah ambangnya kecil dan jangkauannya terbatas.

Christaller memandang suatu kota atau tempat sentral yang ideal berada di daerah dataran. Kota-kota tersebut menyajikan berbagai barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah sekelilingnya dengan membentuk suatu hierarki. Christaller menggambarkan wilayah-wilayah tersebut dengan memakai bentuk heksagonal.
InfoGeo
Christaller tidak menggunakan istilah kota sentral, melainkan tempat sentral dengan alasan tempat yang sifatnya sentral tidak hanya berdasarkan pada wilayah permukiman saja, tetapi tempat sentral bisa lebih besar atau lebih kecil dari kota, baik secara politik maupun ekonomi.
Sumber: Daldjoeni, 1992

Tahap pembentukan wilayah pasaran berpola heksagonal.
Tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)            Tahap pertama, suatu barang yang ditawarkan dari suatu kota atau tempat sentral akan membentuk suatu wilayah lingkaran yang meliputi sekeliling kota atau tempat sentral.
2)            Tahap kedua, orang membayangkan adanya suatu tawaran yang berupa barang-barang yang berasal dari banyak tempat pusat. Selanjutnya terbentuklah suatu pola yang terdiri atas wilayah-wilayah berbentuk lingkaran.
3)            Tahap ketiga, berdasarkan pada banyaknya orang yang berada di luar wilayah pelayanan kota atau tempat sentral, sehingga lingkaran-lingkaran saling overlap (tumpang tindih).
4)            Tahap keempat, penduduk akan melakukan transaksi jual beli pada daerah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya. Akibatnya terbentuklah pola heksagonal. 5) Tahap kelima, berdasarkan pada beberapa asumsi yaitu:
a)            konsumen menanggung biaya angkutan sehingga jarak yang dinyatakan dalam biaya dan waktu menjadi sangat penting,
b)            jangkauan ditentukan oleh jarak,
c)            konsumen lebih senang berbelanja pada tempat sentral terdekat, dan
d)            kota merupakan tempat sentral dan dianggap suatu dataran dengan penduduk yang tersebar merata maka berkembanglah suatu pola persebaran heksagonal dari tingkat tinggi dan tingkat rendah, maka muncullah tempattempat yang menawarkan banyak barang dengan aneka jangkauan.
Secara rinci hubungan antara tempat sentral dengan jangkauan dan ambang

dapat diuraikan sebagai berikut.
1)            Dalam melayani wilayah pasaran mula-mula suatu kegiatan tidak menguntungkan, tetapi karena ambang dari wilayah tercapai maka sedikit demi sedikit penjualan akan meningkat. Hal ini akan berlangsung selama jarak para pelanggan lebih jauh dan lebih tinggi dari perdagangan yang melayani mereka. Pada tahap selanjutnya perdagangan akan menurun, penjualan barang dan jasa tercapai, dan perdagangan akan menjadi sama seperti semula. Suatu kegiatan akan memberi biaya lebih besar daripada penjualan sampai suatu volume ambang dan wilayah pasaran tercapai. Keuntungan akan naik selama penjualan dan banyak konsumen berjarak jauh melawan biaya untuk melayani mereka sampai keuntungan maksimal pada jangkauan 1 tercapai. Sesudah itu keuntungan menurun sampai jangkauan maksimal penjualan yaitu jangkauan 2 tercapai. Di sinilah terjadi harga dan penjualan yang sama.

2)            Permintan akan barang-barang semakin berkurang mengikuti bertambahnya jarak dari tempat penjualan, sedangkan ambang berbeda bagi kegiatan di daerah A, B,dan C.
Permintaan terhadap barang menurun mengikuti jarak dari pihak penjual sedangkan ambang berbeda bagi kegiatan


A, B, dan C. adapun jangkauan (wilayah darimana konsumen membeli) dilukiskan untuk jangkauan A. Jangkauan ini (A) berada di bawah ambang bagi kegiatan B tetapi kurang daripada wilayah ambang yang diperlukan oleh kegiatan C.
3)            Penjualan mula-mula meningkat pesat mengikuti bertambahnya jarak, selanjutnya akan menurun secara lambat.
4)            Akan terjadi keseimbangan antara dua tempat pusat apabila lokasi tempat sentral A cukup jauh dari B, sehingga masing-masing dapat mencapai perdagangan maksimal. Tempat sentral A dan B tidak saling menjauh dari posisi masing-masing, dengan tujuan agar Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa teori tempat sentral bertujuan untuk menentukan banyaknya kota, besarnya kota, dan persebaran kota. Teori ini sangat cocok untuk daerah-daerah perkotaan di negaranegara berkembang.
b. Teori Losch
Teori ini di kemukakan oleh ekonom dari Jerman bernama Losch. Teori Losch merupakan kelanjutan dari teori tempat sentral Christaller dengan menggunakan konsep yang sama yaitu ambang dan jangkauan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.

bentuk dari beberapa pola yang berbeda sesuai yang disarankan oleh losch. progresi wilayah pasaran untuk berbagai barang dan jasa dengan ambang yang semakin meningkat. Masing-masing barang dan jasa terdapat diberbagai wilayah pasaran pada bentang lahan yang disusun dengan penumpukan di atas wilayah pasaran lainnya yang berbentuk heksagonal. Berdasarkan teori losch dapat disimpulkan bahwa suatu kota akan lebih cepat berkembang bila penduduknya padat dengan wilayah yang luas.
Losch menggunakan jalur transportasi yang dinamakan dengan bentang lahan ekonomi. Dengan adanya sarana pengangkutan menyebabkan terjadi perkembangan wilayah di sekitar kota, sehingga akan terbentuk permukiman penduduk baik yang padat maupun yang karang.
 Daerah dengan penduduk padat akan cepat berkembang. Berdasarkan pada teori losch maka suatu kota akan lebih cepat berkembang bila penduduknya padat dengan wilayah yang luas.
c. Teori Kutub Pertumbuhan
Teori ini dikemukakan oleh Perroux, yang menyatakan bahwa pembangunan bukan suatu proses yang terjadi secara bersamaan  tetapi muncul pada tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda.

Kota yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan di desa.
Kota merupakan pusat segala aktivitas baik dalam pemerintahan, perdagangan, pendidikan, kesenian, pariwisata, dan berbagai kegiatan lainnya. Kota sebagai pusat pertumbuhan mempunyai pengaruh yang luas terhadap perkembangan dan kemajuan bagi daerah di sekitarnya. Beberapa pengaruh tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan yang terjadi di daerah hinterland, termasuk desa yang lokasinya dekat dengan kota. Perubahan tersebut antara lain sebagai berikut.
a.            Kemudahan dalam perdagangan karena adanya jaringan transpotasi dan angkutan antara kota dengan daerah sekitarnya.
b.            Terjadi peningkatan pendapatan penduduk di daerah hinterland.
c.             Interaksi antara desa dan kota lebih mudah.
d.            Terjadi peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat desa.
e.            Terjadi perubahan gaya hidup di desa karena pengaruh dari kehidupan kota.
f.             Berkembangnya mata pencaharian baru di desa, seperti munculnya berbagai kerajinan tangan dan industri kecil, karena pengaruh modernisasi dari kota.
BERPIKIR KRITIS
Buatlah kelompok diskusi terdiri 4 atau 5 orang.
Diskusikan tentang pengaruh adanya pusat pertumbuhan bagi daerah sekitarnya. Tulislah hasil diskusi pada buku tugas dan serahkan hasilnya kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!
C. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah
Suatu pembangunan khususnya antara pusat pertumbuhan dan daerah sekitarnya haruslah terpadu dan tersebar secara merata sehingga saling menguntungkan.
1.            Pengertian Pembangunan
Pembangunan adalah upaya secara sadar dari manusia untuk memanfaatkan lingkungan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya pembangunan, perikehidupan, dan kesejahteraan manusia dapat meningkat. Konsep pokok dalam pembangunan adalah berorientasi pada kebutuhan dan keterbatasan, artinya pembangunan harus mampu memenuhi kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.
Tujuan pembangunan tersebut dapat dicapai dengan memerhatikan berbagai permasalahan antara lain:
a.            pengendalian pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya manusia,
b.            pemeliharaan daya dukung lingkungan,
c.             pengendalian ekosisitem dan jenis spesies sebagai sumber daya bagi pembangunan,
d.            pengembangan industri, dan
e.            mengantisipasi krisis energi sebagai penopang utama industrialisasi.
2.            Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah harus mempertimbangkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan fungsi budi daya dan fungsi lindung, waktu, dan sumber daya seperti yang tercantum dalam rencana tata ruang wilayah. Pengembangan wilayah merupakan salah satu cara untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan pembangunan
a. Pengembangan Wilayah Sebagai Bagian dari Pembangunan
Nasional
Secara keseluruhan usaha pembangunan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek sektoral dan regional. Dalam pembangunan, pengembangan sektoral dan regional harus dilaksanakan selaras, serasi, dan seimbang. Pembangunan secara sektoral yang diterapkan di suatu daerah harus bisa menopang kemajuan daerah yang bersangkutan. Pengembangan dan pembangunan wilayah adalah bagian dari pembangunan secara keseluruhan, jadi tujuannya tidak lepas dari tujuan pembangunan.
Secara umum pembangunan yang dilakukan di negara-negara di dunia tidak jauh berbeda, yaitu mengikuti suatu evolusi yang mempunyai kemiripan. H. Benyamin Fisher mengemukakan empat tahap dalam pembangunan ekonomi. Tahap tersebut adalah tahap pra industri, tahap transisi, tahap industri, dan tahap pasca industri.
Tabel 5.1 Tahap-Tahap Pembangunan Nasional dan

b. Pembagian Wilayah Pembangunan di Indonesia
Pembagian wilayah ditujukan untuk pemantapan dalam perumusan dan pengarahan kegiatan pembangunan. Hal tersebut bertujuan agar pelaksanaan pembangunan bisa berjalan serasi dan seimbang, baik di dalam wilayah pembangunan maupun antarwilayah pembangunan di seluruh Indonesia.
Dalam Repelita II wilayah Indonesia dibagi menjadi empat pusat wilayah pembangunan utama yaitu:
1)       wilayah pembangunan utama A dengan pusat di Medan,
2)       wilayah pembangunan utama B dengan pusat di Jakarta, 3) wilayah pembangunan utama C dengan pusat di Surabaya, dan 4) wilayah pembangunan utama D dengan pusat di Makasar.
Selanjutnya dalam Repelita IV pusat pembangunan utama berkembang menjadi lima, yaitu pembangunan utama D dipecah menjadi dua dengan wilayah pembangunan utama E dengan pusat di Ambon.
Berikut Wilayah Pembangunan di Indonesia pada Repelita IV.
1)       Wilayah Pembangunan Utama A
a)       Wilayah pembangunan I meliputi        
Provinsi NAD dan Sumatra Utara.   Dalam Repelita IV wilayah Jawa b) Wilayah pembangunan II meliputi   Barat dibagi menjadi 7 wilayah Provinsi Sumatra Barat dan Riau.   Pembangunan, yaitu:
2)       Wilayah Pembangunan Utama B   1. Wilayah pembangunan Banten a) Wilayah pembangunan III meliputi   2. Wilayah pembangunan JaboProvinsi Jambi, Sumatra Selatan, dan   tabek.
Bengkulu.   3. Wilayah pembangunan Purwa b) Wilayah pembangunan IV meliputi   Suka (Purwakarta, Subang,
Karawang).
Provinsi Lampung, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan DIY.             4. Wilayah pembangunan Su-
kabumi.
c) Wilayah pembangunan V meliputi 5. Wilayah pembangunan Ban-
Provinsi Kalimantan Barat.      dung Raya.
3)       Wilayah Pembangunan Utama C    6. Wilayah pembangunan Cire-
a)       Wilayah pembangunan VI meliputi     bon.
Provinsi Jawa Timur dan Bali.             7. Wilayah pembangunan Priang-
b)       Wilayah pembangunan VII meliputi    an Timur. Provinsi Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
4)       Wilayah Pembangunan Utama D
a)       Wilayah pembangunan VIII meliputi Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
b)       Wilayah Pembangunan IX meliputi Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
5)       Wilayah Pembangunan Utama E
 Wilayah pembangunan X meliputi Provinsi Maluku dan Papua.

c. Hubungan antara Wilayah dan Pembangunan
Telah tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 pada pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dari pasal tersebut yang dimaksud dengan wilayah adalah bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya yaitu seluruh wilayah yang ada di Indonesia, termasuk daratan dan lautan beserta isinya.
Pemanfaatan wilayah berupa bumi dan kekayaan alam di Indonesia ditujukan untuk kemakmuran rakyat melalui program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Dalam prosesnya, pembangunan memerlukan perencanaan yang baik dan terarah dengan didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Perencanaan pembangunan yang ada di Indonesia harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah. Hal ini dikarenakan beberapa hal antara lain sebagai berikut.
1)            Kemajemukan Masyarakat dan Suku Bangsa
Kemajemukan masyarakat Indonesia di satu sisi membanggakan karena memberi kemungkinan pengayaan budaya, tetapi di sisi lain kemajemukan tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Kemajemukan masyarakat yang ada di Indonesia juga berpengaruh pada perencanaan dan pengambilan kebijakan-kebijakan dalam proses pembangunan yang dilaksanakan.
2)            Kesenjangan Antara Masyarakat Desa dan Kota
Kesenjangan yang terjadi antara masayarakat pedesaan dengan masyarakat kota sangat terlihat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Masyarakat kota memiliki kehidupan yang lebih lebih maju dari masyarakat desa. Adanya kesenjangan ini membawa dampak adanya ketimpangan sosial yang harus diselesaikan secara tepat dan cepat.
3)            Aspek Kependudukan
Masalah tentang penduduk lebih menonjol dari masalah lain, karena kehidupan berpusat pada manusia yang ada dalam suatu wilayah. Di Indonesia kepadatan penduduk yang tinggi dan penyebaran yang tidak merata merupakan bentuk permasalahan yang dihadapi pemerintah, khususnya untuk perencanaan pembangunan.
4)            Adanya Masyarakat Terpencil dan Terasing
Adanya masyarakat terpencil seperti di Papua, Sulawesi, Maluku, dan Sumatra merupakan tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan menuntut peran serta dari masyarakat supaya dapat berhasil dengan baik. Di wilayah terpencil dan terasing masyarakat biasanya lebih sulit untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan, di samping lokasi yang sulit untuk dijangkau. Hal inilah yang menjadi kendala utama dalam pelaksanaan pembangunan di wilayah terpencil.
5)            Daerah yang Berbatasan dengan Negara Tetangga
Masyarakat yang berada di daerah perbatasan kemungkinan besar mendapat pengaruh dari negara tetanggga. Untuk itu diperlukan perhatian khusus dari pemerintah Indonesia supaya perkembangan daerah yang berbatasan dengan negara lain tidak menyimpang dari kepentingan pemerintah Indonesia
6)            Luasnya Wilayah Kepulauan Indonesia
Wilayah kepulauan Indonesia yang sangat luas menyebabkan sulitnya koordinasi antarwilayah. Dalam pelaksanaan pembangunan hal tersebut juga merupakan suatu kendala.
Pembangunan yang baik, terencana, dan terarah hendaknya memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)            menjaga kelangsungan hidup manusia dengan cara melestarikan fungsi dan kemampuan ekosisitem pendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
2)            memanfaatkan sumber daya alam secara optimal tanpa mengenyampingkan kelestariannya,
3)            memberi kesempatan kepada daerah lain dalam berbagai sektor dan kegiatan lainnya  untuk berkembang bersama-sama, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkelanjutan,
4)            meningkatkan dan melestarikan kemampuan serta fungsi ekosistem untuk penyediaan sumber daya alam, dan
5)            menggunakan prosedur dan tata cara dalam menggunakan dan mengelola kemampuan ekosistem yang mendukung kehidupan, baik sekarang maupun masa yang akan datang.
BERPIKIR KRITIS
Buatlah kelompok diskusi yang terdiri 4–5 orang.
Diskusikan dengan kelompok Anda  tentang hubungan antara pembangunan dan pengembangan wilayah! Bacakan hasil diskusi Anda di depan kelas untuk ditanggapi teman dan guru Anda!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda sudah dapat mengerti dan memahami tentang:
1.            Pengertian konsep wilayah.
2.            Jenis-jenis wilayah.
3.            Teori-teori pusat pertumbuhan.
4.            Pengaruh pusat pertumbuhan.
5.            Hubungan dan pengembangan wilayah dikaitkan denan pembangunan nasional.
Jika ternyata Anda masih belum jelas, coba Anda baca kembali atau tanyakan kepada bapak atau ibu guru sebelum Anda melangkah ke bab berikutnya.
RANGKUMAN
1.            Wilayah adalah suatu unit dari geografi yang dibatasi oleh parameter tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal.
2.            Jenis-jenis wilayah dapat dibedakan berdasarkan 2 kriteria, yaitu berdasarkan kondisi geografi dan ciri-ciri umum.
3.            Wilayah berdasarkan kondisi geografi dibagi menjadi tiga wilayah  yaitu berdasarkan perbedaan waktu, bentuk dasar relief, dan wilayah pembangunan.
4.            Wilayah berdasarkan ciri-ciri umum  dibagi menjadi empat, yaitu wilayah homogen, wilayah nodal, wilayah perencanaan, dan wilayah administrasi.
5.            Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya  sangat pesat sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan bagi daerah sekitarnya.
6.            Teori pusat pertumbuhan di antaranya teori tempat sentral, teori  Losch, dan teori kutub pertumbuhan.
7.            Pembangunan adalah upaya secara sadar dari manusia untuk memanfaatkan lingkungan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup manusia.
8.            Pengembangan wilayah harus mempertimbangkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan fungsi budi daya dan fungsi lindung, waktu, dan sumber daya yang tercantum dalam rencana tata ruang wilayah.
9.            Perencanaan pembangunan yang ada di Indonesia harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah. Hal ini dikarenakan adanya kemajemukan masyarakat dan suku bangsa, adanya kesenjangan antara masyarakat desa dan kota, masalah kependudukan, masih adanya masyarakat terpencil dan terasing, adanya daerah yang berbatasan dengan negara tetangga, dan luasnya wilayah di Indonesia.


Artikel Terkait