Kota dan desa adalah suatu wilayah yang mempunyai karakteristik atau
homogenitas tertentu yang membedakan antara wilayah satu dengan wilayah
lainnya. Suatu kota berperan sebagai pusat pertumbuhan bagi perkembangan
pembangunan daerah di sekitarnya. Dalam bab ini Anda akan mengetahui lebih jauh
mengenai konsep wilayah dan perencanaan pembangunan berkelanjutan.
M O T I V A S I
Bab ini akan memberi Anda pemahaman tentang wilayah. Di mana konsep ini
akan memberikan sumbangan kritis pada pengetahuan Anda tentang bagaimana
wilayah itu dikembangkan, ciri-cirinya, dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Bab ini akan menuntun cara berpikir Anda menuju pada pola pikir secara
keruangan. Pelajari baik-baik bab ini, karena sangat berguna bagi Anda!
A. Pengertian Konsep Wilayah
Geografi merupakan ilmu yang mendasarkan diri pada analisis interrelasi
keruangan antargejala geografi pada suatu region/wilayah. Karakter terpenting
yang harus dimiliki oleh suatu wilayah adalah adanya aspek fisik dan aspek
sosial budaya. Sifat karakteristik sebagai keseluruhan wilayah geografi
diabstraksikan sebagai suatu pengertian geografi yang dikenal dengan konsep
wilayah.
1.
Pengertian Wilayah
Wilayah merupakan suatu unit dari geografi yang
dibatasi oleh parameter tertentu dan bagian-bagiannya tergantung
secara Wilayah merupakan sebagian dari permukaan bumi. Para
ahli geografi memandang wilayah dakan dalam hal-hal tertentu
deadalah tiap bagian yang ada di permukaan ngan daerah
sekitarnya. bumi, dengan wilayah yang paling luas adalah seluruh permukaan
bumi. Dalam geografi wilayah permukaan bumi terlalu luas, maka wilayah tersebut
dibagi menjadi bagianbagian tertentu. Wilayah dibagi berdasarkan
homogenitas tertentu yang membedakan antara wilayah yang satu dengan wilayah
yang lain. Tujuan dari dibentuknya pewilayahan adalah untuk menyifatkan dan
memberi arti terhadap bermacam-macam wilayah, serta untuk mengetahui adanya
kemungkinan pengembangan suatu
Gambar 5.1 Ketampakan fisik wilayah kota dan desa.
2.
Jenis-Jenis Wilayah
Wilayah atau pewilayahan dalam geografi disebut juga geografi regional
yaitu pengelompokan wilayah di permukaan bumi berdasarkan kriteria tertentu
yang membedakan antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Dalam geografi
dikenal tiga kriteria pewilayahan dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Pewilayahan
berciri tunggal (single topic region), yaitu penetapan region atau wilayah yang
didasarkan pada salah satu aspek geografi. Contoh kemiringan lereng dapat
menunjukkan ketampakan dari suatu daerah, apakah termasuk daerah
InfoGeo
Batas antara wilayah yang satu dengan yang lain bukan berupa garis batas
yang tegas, melainkan berupa daerah transisi/peralihan.
yang datar, landai, atau terjal. Di sini lokasi suatu daerah hanya dilihat
dari satu aspek geografi yaitu derajat kemiringan lereng.
b. Pewilayahan
berciri majemuk (multi topic region), yaitu penetapan wilayah yang didasarkan
pada beberapa faktor geografi. Contoh penetapan wilayah berdasarkan iklim yaitu
iklim tropik, subtropik, sedang, dan dingin. Di katakan berciri majemuk karena
iklim terbentuk dari beberapa unsur seperti suhu, curah hujan, dan angin.
c. Pewilayahan
berciri keseluruhan (total region), yaitu penetapan wilayah yang didasarkan
pada banyak faktor menyangkut lingkungan alam, lingkungan biotik, maupun
manusia. Contoh ekosistem mangrove, dikatakan bercirikan keseluruhan karena
melibatkan faktor alam, biotik, dan manusia di sekitarnya.
a. Pewilayahan Secara Geografi
1) Berdasarkan Pembagian Waktu
Indonesia memiliki perbedaan waktu kurang lebih 3 jam antara Indonesia
paling timur dan paling barat. Pembagian daerah waktu di Indonesia sejak 1
Januari 1988 adalah sebagai berikut.
a) Daerah
Waktu Indonesia Barat (WIB). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 105
°BT meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah (mempunyai
selisih waktu 7 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
b) Daerah
Waktu Indonesia Tengah (WITA). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 120
°BT meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi
(mempunyai selisih waktu 8 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
c) Daerah
Waktu Indonesia Timur (WIT). Daerah ini didasarkan pada meredian pangkal 135
°BT meliputi Maluku dan Papua (mempunyai selisih waktu 9 jam lebih awal dari
waktu Greenwich).
2) Berdasarkan Bentuk Dasar Laut
Berdasarkan pada bentuk dasar laut Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah
yaitu sebagai berikut.
a) Paparan
Sunda
Paparan Sunda dulu merupakan bagian dari Asia Tenggara yang tenggelam
karena naiknya air laut setelah zaman es. Hal ini dapat dilihat
dari palung-palung sungai yang tenggelam di Laut Natuna dan Laut
Jawa. Bukti ini diperkuat oleh hasil penelitian tentang geografi hewan yang
dilakukan oleh Weber, yang menunjukkan bahwa ikan air tawar yang hidup di
sungai-sungai di Kalimantan Barat (Kapuas) dan Sumatra bagian tenggara
mempunyai persamaan. Bukti ini menunjukkan bahwa pada masa lalu sungai-sungai
di bagian tenggara Sumatra dan sungai-sungai di Kalimantan bagian barat
merupakan anak sungai besar dari Laut Cina Selatan. Jadi Sumatra, Jawa, dan
Kalimantan merupakan bagian dari daratan Asia. b) Paparan Sahul
Paparan Sahul menyatukan Pulau Papua dengan Benua Australia. Laut Arafuru
yang terdapat di paparan ini diduga merupakan bagian dari perluasan teluk
Carpentaria di Australia bagian utara. Penelitian Wallace menunjukkan bahwa
hewan-hewan yang hidup di Australia dan Papua mempunyai kemiripan. c) Dasar
Laut Peralihan
Daerah peralihan merupakan laut dalam dan bukan bagian dari daratan Asia
maupun Australia. Laut ini sering disebut sebagai laut peralihan AustralAsia
yang meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Dasar laut ini
ditandai oleh adanya cekungan-cekungan yang dalam.
3) Berdasarkan Wilayah Pembangunan
Wilayah Indonesia yang begitu luas dengan pulau-pulau yang sangat banyak
merupakan salah satu hambatan dalam mengoordinasi pelaksanaan pembangunan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibuatlah pembagian wilayah pembangunan
dengan sistem koordinasi pada pusat wilayah pengembangan. Pembagian wilayah
pembangunan dilaksanakan sejak Repelita II. Dasar yang digunakan
dalam pembagian wilayah adalah adanya kegiatan di suatu provinsi yang mempunyai
kaitan erat dengan kegiatan di provinsi lain. Pembagian wilayah pembangunan
bertujuan untuk pemantapan dan pemusatan kegiatan pembangunan agar tercapai
pembangunan yang serasi dan seimbang. 4) Berdasarkan Geologi (Rangkaian
Pegunungan)
Berdasarkan rangkaian pegunungan Indonesia dapat dikelompokkan
dalam dua wilayah, yaitu:
a) Rangkaian
Pegunungan Sirkum Mediterania
Merupakan rangkaian pegunungan sambungan dari jalur pegunungan di sekitar
Laut Tengah, yaitu Afrika Utara, Spanyol, Alpen, Alpenina, Semenanjung Balkan,
membujur ke pegunungan Himalaya, Myanmar, Malaysia menyeberang ke Indonesia
melalui dua jalur, yaitu:
(1) Busur dalam,
melalui pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Flores,
Alor, Wetar dan berakhir di Kepulauan Banda (bersifat vulkanis).
(2) Busur luar
menyeberang melalui pulaupulau di sebelah barat Pulau Sumatra (Pulau Simeuleu,
Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano), menyeberang ke pegunungan bawah
laut di sebelah selatan Pulau Jawa, Sumba, Timor, Kepulauan Babar, Kepulauan
Tanimbar, Kepulauan Kei, Pulau-pulau Gorom, Seram, Ambon, dan berakhir di pulau
Buru
(bersifat nonvulkanis).
b) Rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik, yaitu rangkaian pegunungan yang
dimulai dari Pegunungan Los Andes di Amerika Selatan, pegunungan di Amerika
Tengah, Rocky Mountain di Amerika Utara, Kepulauan Aleuten, Jepang, Filipina
dan masuk ke Indonesia melalui tiga jalur, yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan
Halmahera berlanjut ke kepala burung Papua dan membentuk tulang punggung
pegunungan di Papua, Australia, dan berakhir di Selandia Baru.
Wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda, sehingga di
Indonesia banyak terdapat gunung api.
Tujuan dari diadakannya pewilayahan dalam geografi adalah:
InfoGeo
Menurut Katili di Indonesia ada sekitar 400 buah gunung api, 128 masih
aktif dan 70 buah telah meletus dalam masa sejarah, 40 di antaranya masih
meletus seperti Gunung Api Merapi, Gunung Api Banda, dan Gunung Api Gamalama.
Katili mengelompokkan gunung api di Indonesia menjadi lima kelompok,
sebagai berikut.
1. Kumpulan
Sunda memanjang dari Sumatra melalui Jawa sampai ke laut Banda merupakan
lengkung dalam dari sistem Sunda. Dalam kumpulan ini terdapat kira-kira 300
buah gunung api.
2. Kumpulan
Banda tersebar di sekitar kepulauan Banda. Gunung api ini tingginya tidak lebih
dari 1.000 m jika dihitung dari permukaan laut tetapi kalau dihitung dari dasar
laut mencapai 5.000 meter.
3. Kumpulan
Minahasa dan
Sangihe. Kumpulan ini sangat aktif sebagai pemanjangan jalur Sirkum Pasifik
yang menyeberang dari Filipina melalui Pulau Mindanao dan masuk ke Minahasa dan
Sangihe di Sulawesi Utara, yang terkenal gunung adalah Gunung Saputon dan
Gunung Lokon.
4. Kumpulan
Halmahera yang terkenal adalah Gunung Tidore dan Maitara.
5. Kumpulan
Gunung Api Banthain (Sulawesi Selatan) sekarang tidak aktif lagi.
1) untuk
memberikan makna atau pewilayahan dalam geografi, dan
2) untuk
memudahkan dalam melihat potensi suatu wialyah atau region guna pengembangan
lebih lanjut.
Wilayah sabana atau padang rumput wilayah pertanian yang hanya memiliki
satu yaitu dengan satu jenis homogenitas berupa tanaman parameter yang hampir
sama berupa tanaman padi. rumput.
2) Wilayah
Nodal
Wilayah nodal merupakan wilayah yang secara fungsional memiliki sifat
saling ketergantungan antara daerah pusat dengan daerah di sekitarnya. Besarnya
ketergantungan antara pusat dan daerah dapat dilihat dari faktor produksi,
penduduk, barang, dan jasa, maupun perhubungan di antara keduanya. Contoh,
wilayah nodal adalah kota.
fungsional dengan wilayah sekitarnya.
3) Wilayah
Perencanaan
Wilayah perencanaan dapat diartikan sebagai wilayah yang menggambarkan
kesatuan-kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
a) Masyarakat
yang berada di wilayah perencanaan mempunyai kesadaran terhadap permasalahan
yang dihadapi daerahnya.
b) Memiliki
kemampuan untuk merubah industri yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja
yang tersedia.
c) Menggunakan
salah satu model perencanaan.
d) Memiliki
setidaknya satu pusat pertumbuhan.
Contoh dari wilayah perencanaan antara lain sebagai berikut.
a) Perencanaan
wilayah daerah aliran sungai (DAS), dalam perencanaan suatu DAS harus dikelola
secara menyeluruh mulai dari hulu sampai hilir karena pengelolaan di hulu akan
berakibat di hilir.
b) Wilayah
Jabotabek, merupakan wilayah perencanaan dalam pemba-
Sumber: Tempo, 4–10 Oktober 2004
Gambar 5.6 Kota dengan berbagai permasalahannya merupakan bentuk dari
wilayah perencanaan. ngunan dari
segi fisik dan ekonomi di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang,
dan Bekasi.
4) Wilayah
Administrasi
Wilayah administrasi merupakan wilayah yang mendasarkan pada kepentingan
administrasi pemerintahan dengan batas yang telah ditentukan. Contoh wilayah
administrasi adalah kabupaten, kecamatan, desa, dan lain
B. Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya
sangat pesat, sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan bagi daerah
sekitarnya. Contoh nyata dari pusat pertumbuhan adalah suatu kota
yang berfungsi
sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya bagi wilayah di
sekitarnya. Sumber : Global AO Calender, 1997
fasilitas yang dimiliki berperan sebagai pusat pertumbuhan.
BERPIKIR KRITIS
Ambillah peta Indonesia dan cari pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia dan
mengapa pusat pertumbuhan berada di tempat tersebut?
Tulislah hasil analisis Anda dalam buku tugas dan serahkan
kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!
1. Teori
Pusat Pertumbuhan
Beberapa teori tentang pusat pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli
antara lain sebagai berikut.
a. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral menyatakan bahwa lokasi pusat kegiatan harus terletak
pada suatu kawasan yang memungkinkan peran serta penduduk dengan jumlah
maksimal, baik yang terlibat dalam kegiatan pelayanan maupun yang menjadi
kosumen.Teori ini dikemukakan oleh Christaller (Djaljoeni 1992), yang berusaha
untuk menjawab lima pertanyaan yaitu:
1) Apakah
prinsip-prinsip umum yang menentukan jumlah, besar, dan pemencaran permukiman
manusia?
2) Apakah
lokasi dari kota besar dan kota kecil hanya bersifat suatu kebetulan, atau
lokasi kota-kota tersebut terpencar melalui sejarah tertentu?
3) Apakah
lokasi kota-kota tersebut akibat dari kondisi geografis dan topografis tertentu
atau akibat dari kepadatan penduduk?
4) Apakah
ada sebab-sebab tertentu dari adanya aglomerasi pedesaan dan tumbuhnya
kota-kota serta pusat-pusat metropolis?
5) Apakah
ada faktor-faktor lain yang lebih fundamental dan organis selain faktorfaktor
di atas?
Konsep yang digunakan oleh Christaller untuk menjawab pertanyan di atas ada
dua macam yaitu jangkauan dan ambang.
1) Jangkauan
adalah jarak yang harus ditempuh seseorang untuk mendapatkan barang
kebutuhanya.
2) Ambang
adalah jumlah penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungannya
suplai barang.
Contoh sebuah toko kecil yang menjual makanan dan minuman dengan toko
perhiasan (emas). Toko makanan dan minuman tidak memerlukan jumlah penduduk
yang banyak dan bisa berada di mana saja, karena semua orang pada dasarnya
memerlukan makanan dan minuman. Toko emas biasanya berada di wilayah kota,
karena memerlukan jumlah penduduk yang besar, dan tidak semua orang membutuhkan
barang tersebut. Dari contoh tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa barang dan
jasa yang berjangkauan luas dan berambang besar disebut barang dan jasa tingkat
tinggi, sebaliknya barang dan jasa tingkat rendah ambangnya kecil dan
jangkauannya terbatas.
Christaller memandang suatu kota atau tempat sentral yang ideal berada di
daerah dataran. Kota-kota tersebut menyajikan berbagai barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah sekelilingnya dengan membentuk suatu
hierarki. Christaller menggambarkan wilayah-wilayah tersebut dengan memakai
bentuk heksagonal.
InfoGeo
Christaller tidak menggunakan istilah kota sentral, melainkan tempat
sentral dengan alasan tempat yang sifatnya sentral tidak hanya berdasarkan pada
wilayah permukiman saja, tetapi tempat sentral bisa lebih besar atau lebih
kecil dari kota, baik secara politik maupun ekonomi.
Sumber: Daldjoeni, 1992
Tahap pembentukan wilayah pasaran berpola heksagonal.
Tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Tahap
pertama, suatu barang yang ditawarkan dari suatu kota atau tempat sentral akan
membentuk suatu wilayah lingkaran yang meliputi sekeliling kota atau tempat
sentral.
2) Tahap
kedua, orang membayangkan adanya suatu tawaran yang berupa barang-barang yang
berasal dari banyak tempat pusat. Selanjutnya terbentuklah suatu pola yang
terdiri atas wilayah-wilayah berbentuk lingkaran.
3) Tahap
ketiga, berdasarkan pada banyaknya orang yang berada di luar wilayah pelayanan
kota atau tempat sentral, sehingga lingkaran-lingkaran saling overlap (tumpang
tindih).
4) Tahap
keempat, penduduk akan melakukan transaksi jual beli pada daerah yang paling
dekat dengan tempat tinggalnya. Akibatnya terbentuklah pola heksagonal. 5)
Tahap kelima, berdasarkan pada beberapa asumsi yaitu:
a) konsumen
menanggung biaya angkutan sehingga jarak yang dinyatakan dalam biaya dan waktu
menjadi sangat penting,
b) jangkauan
ditentukan oleh jarak,
c) konsumen
lebih senang berbelanja pada tempat sentral terdekat, dan
d) kota
merupakan tempat sentral dan dianggap suatu dataran dengan penduduk yang
tersebar merata maka berkembanglah suatu pola persebaran heksagonal dari
tingkat tinggi dan tingkat rendah, maka muncullah tempattempat yang menawarkan
banyak barang dengan aneka jangkauan.
Secara rinci hubungan antara tempat sentral dengan jangkauan dan ambang
dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Dalam
melayani wilayah pasaran mula-mula suatu kegiatan tidak menguntungkan, tetapi
karena ambang dari wilayah tercapai maka sedikit demi sedikit penjualan akan
meningkat. Hal ini akan berlangsung selama jarak para pelanggan lebih jauh dan
lebih tinggi dari perdagangan yang melayani mereka. Pada tahap selanjutnya
perdagangan akan menurun, penjualan barang dan jasa tercapai, dan perdagangan
akan menjadi sama seperti semula. Suatu kegiatan akan memberi biaya lebih besar
daripada penjualan sampai suatu volume ambang dan wilayah pasaran tercapai.
Keuntungan akan naik selama penjualan dan banyak konsumen berjarak jauh melawan
biaya untuk melayani mereka sampai keuntungan maksimal pada jangkauan 1
tercapai. Sesudah itu keuntungan menurun sampai jangkauan maksimal penjualan
yaitu jangkauan 2 tercapai. Di sinilah terjadi harga dan penjualan yang sama.
2) Permintan
akan barang-barang semakin berkurang mengikuti bertambahnya jarak dari tempat
penjualan, sedangkan ambang berbeda bagi kegiatan di daerah A, B,dan C.
Permintaan terhadap barang menurun mengikuti jarak dari pihak penjual
sedangkan ambang berbeda bagi kegiatan
A, B, dan C. adapun jangkauan (wilayah darimana konsumen membeli)
dilukiskan untuk jangkauan A. Jangkauan ini (A) berada di bawah ambang bagi
kegiatan B tetapi kurang daripada wilayah ambang yang diperlukan oleh kegiatan
C.
3) Penjualan
mula-mula meningkat pesat mengikuti bertambahnya jarak, selanjutnya akan
menurun secara lambat.
4) Akan
terjadi keseimbangan antara dua tempat pusat apabila lokasi tempat sentral A
cukup jauh dari B, sehingga masing-masing dapat mencapai perdagangan maksimal.
Tempat sentral A dan B tidak saling menjauh dari posisi masing-masing, dengan
tujuan agar Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa
teori tempat sentral bertujuan untuk menentukan banyaknya kota, besarnya kota,
dan persebaran kota. Teori ini sangat cocok untuk daerah-daerah perkotaan di
negaranegara berkembang.
b. Teori Losch
Teori ini di kemukakan oleh ekonom dari Jerman bernama Losch. Teori Losch
merupakan kelanjutan dari teori tempat sentral Christaller dengan menggunakan
konsep yang sama yaitu ambang dan jangkauan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar
berikut.
bentuk dari beberapa pola yang berbeda sesuai yang disarankan oleh losch.
progresi wilayah pasaran untuk berbagai barang dan jasa dengan ambang yang
semakin meningkat. Masing-masing barang dan jasa terdapat diberbagai wilayah
pasaran pada bentang lahan yang disusun dengan penumpukan di atas wilayah
pasaran lainnya yang berbentuk heksagonal. Berdasarkan teori losch dapat
disimpulkan bahwa suatu kota akan lebih cepat berkembang bila penduduknya padat
dengan wilayah yang luas.
Losch menggunakan jalur transportasi yang dinamakan dengan bentang lahan
ekonomi. Dengan adanya sarana pengangkutan menyebabkan terjadi perkembangan
wilayah di sekitar kota, sehingga akan terbentuk permukiman penduduk baik yang
padat maupun yang karang.
Daerah dengan penduduk padat akan cepat berkembang. Berdasarkan pada
teori losch maka suatu kota akan lebih cepat berkembang bila penduduknya padat
dengan wilayah yang luas.
c. Teori Kutub Pertumbuhan
Teori ini dikemukakan oleh Perroux, yang menyatakan bahwa pembangunan bukan
suatu proses yang terjadi secara bersamaan tetapi muncul pada
tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda.
Kota yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan di desa.
Kota merupakan pusat segala aktivitas baik dalam pemerintahan, perdagangan,
pendidikan, kesenian, pariwisata, dan berbagai kegiatan lainnya. Kota sebagai
pusat pertumbuhan mempunyai pengaruh yang luas terhadap perkembangan dan
kemajuan bagi daerah di sekitarnya. Beberapa pengaruh tersebut dapat dilihat
dari adanya perubahan yang terjadi di daerah hinterland, termasuk desa yang
lokasinya dekat dengan kota. Perubahan tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Kemudahan
dalam perdagangan karena adanya jaringan transpotasi dan angkutan antara kota
dengan daerah sekitarnya.
b. Terjadi
peningkatan pendapatan penduduk di daerah hinterland.
c. Interaksi
antara desa dan kota lebih mudah.
d. Terjadi
peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat desa.
e. Terjadi
perubahan gaya hidup di desa karena pengaruh dari kehidupan kota.
f. Berkembangnya
mata pencaharian baru di desa, seperti munculnya berbagai kerajinan tangan dan
industri kecil, karena pengaruh modernisasi dari kota.
BERPIKIR KRITIS
Buatlah kelompok diskusi terdiri 4 atau 5 orang.
Diskusikan tentang pengaruh adanya pusat pertumbuhan bagi daerah
sekitarnya. Tulislah hasil diskusi pada buku tugas dan serahkan hasilnya kepada
bapak atau ibu guru untuk dinilai!
C. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah
Suatu pembangunan khususnya antara pusat pertumbuhan dan daerah sekitarnya
haruslah terpadu dan tersebar secara merata sehingga saling menguntungkan.
1. Pengertian
Pembangunan
Pembangunan adalah upaya secara sadar dari manusia untuk memanfaatkan
lingkungan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya pembangunan,
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia dapat meningkat. Konsep pokok dalam
pembangunan adalah berorientasi pada kebutuhan dan keterbatasan, artinya
pembangunan harus mampu memenuhi kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi
kebutuhan generasi yang akan datang.
Tujuan pembangunan tersebut dapat dicapai dengan memerhatikan berbagai
permasalahan antara lain:
a. pengendalian
pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya manusia,
b. pemeliharaan
daya dukung lingkungan,
c. pengendalian
ekosisitem dan jenis spesies sebagai sumber daya bagi pembangunan,
d. pengembangan
industri, dan
e. mengantisipasi
krisis energi sebagai penopang utama industrialisasi.
2. Pengembangan
Wilayah
Pengembangan wilayah harus mempertimbangkan keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan fungsi budi daya dan fungsi lindung, waktu, dan sumber daya
seperti yang tercantum dalam rencana tata ruang wilayah. Pengembangan wilayah
merupakan salah satu cara untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan pembangunan
a. Pengembangan Wilayah Sebagai Bagian dari Pembangunan
Nasional
Secara keseluruhan usaha pembangunan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu
aspek sektoral dan regional. Dalam pembangunan, pengembangan sektoral dan
regional harus dilaksanakan selaras, serasi, dan seimbang. Pembangunan secara
sektoral yang diterapkan di suatu daerah harus bisa menopang kemajuan daerah
yang bersangkutan. Pengembangan dan pembangunan wilayah adalah bagian dari
pembangunan secara keseluruhan, jadi tujuannya tidak lepas dari tujuan
pembangunan.
Secara umum pembangunan yang dilakukan di negara-negara di dunia tidak jauh
berbeda, yaitu mengikuti suatu evolusi yang mempunyai kemiripan. H. Benyamin
Fisher mengemukakan empat tahap dalam pembangunan ekonomi. Tahap tersebut
adalah tahap pra industri, tahap transisi, tahap industri, dan tahap pasca
industri.
Tabel 5.1 Tahap-Tahap Pembangunan Nasional dan
b. Pembagian Wilayah Pembangunan di Indonesia
Pembagian wilayah ditujukan untuk pemantapan dalam perumusan dan pengarahan
kegiatan pembangunan. Hal tersebut bertujuan agar pelaksanaan pembangunan bisa
berjalan serasi dan seimbang, baik di dalam wilayah pembangunan maupun
antarwilayah pembangunan di seluruh Indonesia.
Dalam Repelita II wilayah Indonesia dibagi menjadi empat pusat
wilayah pembangunan utama yaitu:
1)
wilayah pembangunan
utama A dengan pusat di Medan,
2)
wilayah pembangunan
utama B dengan pusat di Jakarta, 3) wilayah pembangunan utama C dengan pusat di
Surabaya, dan 4) wilayah pembangunan utama D dengan pusat di Makasar.
Selanjutnya dalam Repelita IV pusat pembangunan utama berkembang
menjadi lima, yaitu pembangunan utama D dipecah menjadi dua dengan wilayah
pembangunan utama E dengan pusat di Ambon.
Berikut Wilayah Pembangunan di Indonesia pada Repelita IV.
1)
Wilayah Pembangunan
Utama A
a)
Wilayah pembangunan I
meliputi
Provinsi NAD dan Sumatra Utara. Dalam Repelita IV
wilayah Jawa b) Wilayah pembangunan
II meliputi Barat
dibagi menjadi 7 wilayah Provinsi Sumatra Barat
dan Riau. Pembangunan,
yaitu:
2)
Wilayah Pembangunan
Utama B 1. Wilayah pembangunan
Banten a) Wilayah pembangunan III meliputi 2. Wilayah pembangunan
JaboProvinsi Jambi, Sumatra Selatan, dan tabek.
Bengkulu.
3. Wilayah pembangunan Purwa b) Wilayah pembangunan IV meliputi Suka (Purwakarta,
Subang,
Karawang).
Provinsi Lampung, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan DIY. 4. Wilayah pembangunan
Su-
kabumi.
c) Wilayah pembangunan V meliputi 5. Wilayah pembangunan
Ban-
Provinsi Kalimantan Barat. dung Raya.
3)
Wilayah Pembangunan
Utama C 6. Wilayah pembangunan
Cire-
a)
Wilayah pembangunan VI
meliputi bon.
Provinsi Jawa Timur dan Bali. 7. Wilayah pembangunan
Priang-
b)
Wilayah pembangunan
VII meliputi an Timur. Provinsi Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
4)
Wilayah Pembangunan
Utama D
a)
Wilayah pembangunan
VIII meliputi Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
b)
Wilayah Pembangunan IX
meliputi Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
5)
Wilayah Pembangunan
Utama E
Wilayah pembangunan X
meliputi Provinsi Maluku dan Papua.
c. Hubungan antara Wilayah dan Pembangunan
Telah tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 pada pasal 33 ayat 3 yang
berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dari pasal
tersebut yang dimaksud dengan wilayah adalah bumi, air, dan kekayaan yang
terkandung di dalamnya yaitu seluruh wilayah yang ada di Indonesia, termasuk
daratan dan lautan beserta isinya.
Pemanfaatan wilayah berupa bumi dan kekayaan alam di Indonesia ditujukan
untuk kemakmuran rakyat melalui program pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah. Dalam prosesnya, pembangunan memerlukan perencanaan yang baik dan
terarah dengan didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Perencanaan pembangunan yang ada di Indonesia harus dilaksanakan sesuai
dengan kondisi dan kemampuan daerah. Hal ini dikarenakan beberapa hal antara
lain sebagai berikut.
1) Kemajemukan
Masyarakat dan Suku Bangsa
Kemajemukan masyarakat Indonesia di satu sisi membanggakan karena memberi
kemungkinan pengayaan budaya, tetapi di sisi lain kemajemukan tersebut dapat
menimbulkan berbagai permasalahan. Kemajemukan masyarakat yang ada di Indonesia
juga berpengaruh pada perencanaan dan pengambilan kebijakan-kebijakan dalam
proses pembangunan yang dilaksanakan.
2) Kesenjangan
Antara Masyarakat Desa dan Kota
Kesenjangan yang terjadi antara masayarakat pedesaan dengan masyarakat kota
sangat terlihat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Masyarakat kota
memiliki kehidupan yang lebih lebih maju dari masyarakat desa. Adanya
kesenjangan ini membawa dampak adanya ketimpangan sosial yang harus
diselesaikan secara tepat dan cepat.
3) Aspek
Kependudukan
Masalah tentang penduduk lebih menonjol dari masalah lain, karena kehidupan
berpusat pada manusia yang ada dalam suatu wilayah. Di Indonesia kepadatan
penduduk yang tinggi dan penyebaran yang tidak merata merupakan bentuk permasalahan
yang dihadapi pemerintah, khususnya untuk perencanaan pembangunan.
4) Adanya
Masyarakat Terpencil dan Terasing
Adanya masyarakat terpencil seperti di Papua, Sulawesi, Maluku, dan Sumatra
merupakan tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan. Pembangunan menuntut peran serta dari masyarakat supaya dapat
berhasil dengan baik. Di wilayah terpencil dan terasing masyarakat biasanya
lebih sulit untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan, di samping
lokasi yang sulit untuk dijangkau. Hal inilah yang menjadi kendala utama dalam
pelaksanaan pembangunan di wilayah terpencil.
5) Daerah
yang Berbatasan dengan Negara Tetangga
Masyarakat yang berada di daerah perbatasan kemungkinan besar mendapat
pengaruh dari negara tetanggga. Untuk itu diperlukan perhatian khusus dari
pemerintah Indonesia supaya perkembangan daerah yang berbatasan dengan negara
lain tidak menyimpang dari kepentingan pemerintah Indonesia
6) Luasnya
Wilayah Kepulauan Indonesia
Wilayah kepulauan Indonesia yang sangat luas menyebabkan sulitnya
koordinasi antarwilayah. Dalam pelaksanaan pembangunan hal tersebut juga
merupakan suatu kendala.
Pembangunan yang baik, terencana, dan terarah hendaknya memerhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1) menjaga
kelangsungan hidup manusia dengan cara melestarikan fungsi dan kemampuan
ekosisitem pendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
2) memanfaatkan
sumber daya alam secara optimal tanpa mengenyampingkan kelestariannya,
3) memberi
kesempatan kepada daerah lain dalam berbagai sektor dan kegiatan
lainnya untuk berkembang bersama-sama, baik dalam kurun waktu yang
sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkelanjutan,
4) meningkatkan
dan melestarikan kemampuan serta fungsi ekosistem untuk penyediaan sumber daya
alam, dan
5) menggunakan
prosedur dan tata cara dalam menggunakan dan mengelola kemampuan ekosistem yang
mendukung kehidupan, baik sekarang maupun masa yang akan datang.
BERPIKIR KRITIS
Buatlah kelompok diskusi yang terdiri 4–5 orang.
Diskusikan dengan kelompok Anda tentang hubungan antara
pembangunan dan pengembangan wilayah! Bacakan hasil diskusi Anda di depan kelas
untuk ditanggapi teman dan guru Anda!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda sudah dapat mengerti dan
memahami tentang:
1. Pengertian
konsep wilayah.
2. Jenis-jenis
wilayah.
3. Teori-teori
pusat pertumbuhan.
4. Pengaruh
pusat pertumbuhan.
5. Hubungan
dan pengembangan wilayah dikaitkan denan pembangunan nasional.
Jika ternyata Anda masih belum jelas, coba Anda baca kembali atau tanyakan
kepada bapak atau ibu guru sebelum Anda melangkah ke bab berikutnya.
RANGKUMAN
1. Wilayah
adalah suatu unit dari geografi yang dibatasi oleh parameter tertentu dan
bagian-bagiannya tergantung secara internal.
2. Jenis-jenis
wilayah dapat dibedakan berdasarkan 2 kriteria, yaitu berdasarkan kondisi
geografi dan ciri-ciri umum.
3. Wilayah
berdasarkan kondisi geografi dibagi menjadi tiga wilayah yaitu
berdasarkan perbedaan waktu, bentuk dasar relief, dan wilayah pembangunan.
4. Wilayah
berdasarkan ciri-ciri umum dibagi menjadi empat, yaitu wilayah
homogen, wilayah nodal, wilayah perencanaan, dan wilayah administrasi.
5. Pusat
pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang
pertumbuhannya sangat pesat sehingga dapat dijadikan sebagai pusat
pembangunan bagi daerah sekitarnya.
6. Teori
pusat pertumbuhan di antaranya teori tempat sentral, teori Losch,
dan teori kutub pertumbuhan.
7. Pembangunan
adalah upaya secara sadar dari manusia untuk memanfaatkan lingkungan dalam
usaha memenuhi kebutuhan hidup manusia.
8. Pengembangan
wilayah harus mempertimbangkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan fungsi
budi daya dan fungsi lindung, waktu, dan sumber daya yang tercantum dalam
rencana tata ruang wilayah.
9. Perencanaan
pembangunan yang ada di Indonesia harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan
kemampuan daerah. Hal ini dikarenakan adanya kemajemukan masyarakat dan suku
bangsa, adanya kesenjangan antara masyarakat desa dan kota, masalah
kependudukan, masih adanya masyarakat terpencil dan terasing, adanya daerah
yang berbatasan dengan negara tetangga, dan luasnya wilayah di Indonesia.