akibat ledakan penduduk dan contohnya

Tags


Saat pertama kali melihat foto ini kebanyakan dari kami langsung tertawa, tanpa kita sadari bahwa hal itu sangat memprihatinkan. Foto ini merupakan gambaran tentang dampak ledakan penduduk yang terjadi di negara-negara di dunia, seperti yang terjadi di Indonesia. Ledakan penduduk adalah pertumbuhan penduduk di suatu negara secara cepat dan tiba-tiba serta tidak terkendali. Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang tidak merata.
Hal ini didukung dengan masalah lain yang lebih spesifik, yaitu angka fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi. Salah satu penyebab terjadinya ledakan penduduk di Indonesia adalah program KB yang tidak terlaksana dengan baik. Hal ini, disebabkan karena kesadaran masyarakat yang rendah. Selain itu pendidikan juga sangat mempengaruhi kehidupan sosial. Seperti contoh gambar diatas menunjukan bahwa karena kurangnya pendidikan menyebabkan seseorang mendapatkan penghasilan yang rendah sedangkan mereka memiliki anak dan kebutuhan yang banyak. Karena tidak mampu membeli motor yang lain maka jika bepergian seluruh keluarga ikut motor yang hanya satu dinaiki oleh sembilan orang dan hal itu melanggar peraturan lalu lintas serta membahayakan nyawa seseorang.
Selain karena fakor program KB yang rendah . Faktor terjadinya ledakan penduduk antara lain adalah :
1.         Jumlah penduduk yang besar.
2.         Pertumbuhan penduduk yang cepat.
3.         Penyebaran penduduk yang tidak merata.
4.         Banyaknya yang menikah di usia dini.
5.         Program KB tidak terlaksana dengan baik.
6.         Menurunnya angka kematian,yang disebabkan oleh berkembangnya dalam bidang     kesehatan atau medis.
Maka menurut pendapat saya mulai sekarang penduduk Indonesia harus mengembangkan cara berpikir dan interaksi sesama warga yang sebelumnya masih irrasional menjadi semakin rasional, perkembangan  dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi yang sebelumnya hemat menjadi makin komersial, perkembangan tata cara kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang makin tajam, perkembangan dalam kelembagaan  dan kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis, perkembangan dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang makin modern dan efisien.


Pertumbuhan penduduk yang pesat tidak hanya menimbulkan dampak positif saja tetapi juga dampak negatif. Salah satunya ialah angka kelahiran yang tinggi. Tingginya natalitas jika tidak diimbangi dengan preventive cheks maka akan menyebabkan jumlah penduduk suatu wilayah melebihi kapasitas. Apalagi ditambah dengan adanya slogan “banyak anak banyak rejeki”, menyebabkan semakin tinggi pula keinginan untuk memperbanyak keturunan. Karena banyak orang berfikir bahwa dengan banyaknya anak maka keadaan mereka dapat diubah menjadi lebih baik sehingga membuat orang semakin rajin untuk membuat anak.
 Padahal belum tentu banyak anak dapat membuat kondisi ekonomi suatu keluarga menjadi semakin baik. Ketika semakin banyak seorang ibu melahirkan, semakin berisiko si ibu mengalami kematian serta mengalami berbagai komplikasi. Ditambah kurang terpenuhinya pangan serta penunjang kesehatan, membuat banyak anak mengalami berbagai penyakit akibat kelaparan hingga akhirnya mati.
Keluarga dengan banyak anak, tentunya beban yang harus ditanggung juga berkali lipat dibanding dengan keluarga dengan anak 1 atau 2. Sedangkan keadaan yang tadinya miskin bukannya menjadi lebih mapan tapi malah menjadi lebih miskin karena tingginya kebutuhan yang harus dipenuhi. Sebagai contohnya, dalam rumah  4 mterdapat 13 manusia (orang tua dan 11 anak).  Hal inilah yang terkadang menyebabkan semakin tingginya tingkat pengangguran, kriminalitas, serta kelaparan. Kebutuhan anak yang semestinya dapat terpenuhi menjadi berkurang karena kebutuhan keluarga yang begitu banyak,  sehingga menyebabkan timbulnya kelaparan bahkan kematian. Ditambah dengan rendahnya tingkat pendidikan, menyebabkan banyak anak yang terlahir dipaksa bekerja oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan ketika beranjak balita. Mulai dari mengemis, mengamen, menjadi pemulung, copet, dan masih banyak lagi.

Hal demikian sebenarnya dapat dicegah jika pemerintah dan masyarakat mau bekerja sama dalam menanggulangi pesatnya pertumbuhan penduduk. Jika berbagai program yang dicanangkan pemerintah mau dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat. Dibutuhkan pula pendidikan yang baik dan mendasar untuk masyarakat. Sehingga tercapai masyarakat yang madani dan sejahtera tanpa adanya beban banyak anak  serta pemerintah tidak harus “menggembar-gemborkan” lagi tentang pencegahan ledakan penduduk.




Gambar diatas merupakan keadaan pemukiman padat penduduk di Ibukota Indonesia, Jakarta.  Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa Jakarta terlihat sangat sesak dan penuh hingga tidak ada lahan kosong yang tesisa. Menurut data yang didapat dari kemendagri.go.id, saat ini DKI Jakarta memiliki penduduk yang berjumlah 9.809.857 jiwa dengan luas area seluas 664,01 Km2 .
Faktor utama yang mempengaruhi kepadatan penduduk di jakarta salah satunya adalah  urbanisasi. Dimana, fakta berbicara bahwa penduduk kota Jakarta mayoritas adalah para urban. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta tahun 2010 mengatakan bahwa jumlah penduduk Jakarta bertambah sebanyak 134.234 jiwa per tahun. Jika tidak ada program dari pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, maka pada 2020 Jakarta akan menjadi lautan manusia.
Ada banyak faktor yang memicu urbanisasi. Misalnya; modernisasi teknologi, rakyat pedesaan selalu disuguhkan dengan gambaran kehidupan serba mewah yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan kampungnya. Pendidikan, faktor pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap melunjaknya jumlah penduduk. Universitas terbaik di Indonesia baik negeri maupun swasta ada perkotaan termasuk di Jakarta. Selain itu Jakarta sebagai kota besar dan berpenduduk banyak tentunya sangat menjanjikan untuk orang-orang kecil yang berniat untuk mencari sesuap nasi dikota ini mulai dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, tukang ojek, tukang semir sepatu, buruh pabrik, pembantu rumah tangga, office boy, satpam, sopir, kondektur dll yang menurut mereka bisa menghasilkan uang tanpa nmempunyai keahlian khusus. Banyaknya pusat hiburan di Kota merupakan magnet dan daya tarik kota besar. Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri sebagai kota Jakarta dekat dengan tempat – tempat hiburan yang sperti mall, pantai, tempat rekreasi dan banyak arena-arena yang lainnya yang tidak ada di kota-kota lain di Indonesia.

Pasti ada dampak dari suatu hal yang berlebihan begitu pula Jakarta dengan kepadatan penduduknya yang terus bertambah. Kesesakan yang diakibatkan oleh berlebihannya pendduduk Jakarta mengakibatkan; Sifat Konsumtif, Kekumuhan kota, Kemacetan lalu lintas, Kriminalitas yang tinggi, Struktur kota yang berantakan, Banjir,  terjadinya kemerosotan kota, dan pengembangan industry yang menghasilkan limbah, berkurangnya lahan hijau, dll.

Artikel Terkait