aspek psikologi dalam olahraga

Tags

Psikologi Olahraga

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia. Ilmu psikologi juga diterapkan ke dalam bidang olahraga yang dikenal sebagai psikologi olahraga. Tujuan psikologi olahraga adalah untuk membantu mengembangkan bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang. Berikut adalah aspek psikologi yang berperan dalam olahraga:
1. Berpikir Positif
Berpikir positif adalah cara berpikir yang mengarahkan kepada hal yang baik atau bersifat positif. Berpikir positif erat kaitannya dengan motivasi dan percaya diri. Sebagai contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas pikiran negatif seperti, "takut salah, takut out, takut bola pukulannya tanggung" dan sebagainya, maka kemungkinan terjadi akan lebih besar. Dan hal tersebut tentunya akan sangat merugikan bagi seorang atlet. Oleh karena itu yang harus selalu tertanam dalam pikiran adalah kata-kata seperti “pasti bisa, pasti menang”. Dari pemikiran yang positif akan timbul tindakanan dan perkataan positif pula, karena pikiran akan menuntun tindakan.
2. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran harus meliputi tiga syarat yaitu sasaran harus menantang,  harus dapat dicapai dan harus meningkat.
3. Emosi
Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak beberapa saat menjelang pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Tentu hal ini akan menganggu konsentrasi, maka harus dihilangkan. Ketegangan dapat dihilangkan dengan latihan simulasi, latihan relaksasi progresif dan mendengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian).
4. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih. Untuk menghindari terjadinya hambatan komunikasi, pelatih perlu menyesuaikan teknik-teknik komunikasi dengan para atlet seraya memperhatikan asas individual.
5. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini.Oleh karena itu, pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk memiliki buku catatan harian mengenai latihan dan pertandingan. Pemain diminta untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan diri sendiri, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental. Buku tersebut diisi secara teratur oleh setiap atlet. Dengan demikian, pelatih mengetahui bahwa atlet mempunyai bahan bagi dirinya sendiri untuk melakukan evaluasi. 

Artikel Terkait