PERKEMBANGAN
ISLAM DI HAITI
Guru sekolah Darlene Derosier kehilangan rumahnya di
ibukota Haiti, Port-au-Prince, ketika gempa bumi besar pada 2010 menghancurkan
negaranya. Suaminya meninggal sebulan kemudian setelah menderita apa yang ia
sebut trauma emosional dari bencana alam tersebut. Ia dan dua anak perempuannya
sekarang tinggal di tenda-tenda di luar ibukota, dikelilingi ribuan warga
lainnya yang juga kehilangan rumah dan merana karena bencana.
Derosier mengatakan bahwa yang membantunya mengatasi
penderitaan tersebut adalah agamanya, namun bukan Katolik, Protestan atau
bahkan Voodoo yang mendominasi negara pulau ini. Ia telah masuk Islam, agama
yang relatif baru di sini, dan membangun masjid kecil dari batako dan tripleks,
tempat sekitar 60 Muslim shalat setiap hari.
Jumlah pemeluk agama Islam naik di negara miskin ini,
terutama setelah bencana besar dua tahun lalu yang menewaskan kurang lebih
300.000 orang dan membuat jutaan lainnya kehilangan rumah.
Di ibukota yang didominasi umat Kristiani, dengan
jalanan dipenuhi gema lagu rohani setiap Minggu, sekarang ini ada paling tidak
lima masjid, seorang anggota parlemen yang Muslim dan program televisi lokal
setiap malam yang didedikasikan untuk Islam.
Bencana tersebut mengundang kelompok bantuan dari
seluruh dunia, termasuk lembaga bantuan Islamic Relief USA, yang mendirikan 200
tempat pengungsi dan sebuah sekolah menengah dengan 20 ruang kelas.
"Setelah gempa, ada banyak orang yang bergabung,”
ujar Robert Dupuy, imam di ibukota. “Kami memberi mereka tempat di masjid dan
menyediakan makanan.”
Derosier mengatakan ia tertarik kepada ajaran Islam
mengenai disiplin diri, penekanan pada pendidikan dan perhatian pada
kebersihan. Frekuensi mencuci diri yang tinggi, ujarnya, telah membantunya dan
umat Muslim lain menghindari kolera, penyakit yang ditularkan lewat air yang
menurut pejabat kesehatan menjangkiti hampir 600.000 orang dan menewaskan lebih
dari 7.500 warga sejak timbul setelah gempa.
"Ini kemenangan untuk saya,” ujar perempuan
berusia 43 tahun itu mengenai perpindahanya pada Islam setelah gempa. Mantan
pemeluk Protestan itu berbicara di halaman rumahnya yang dipenuhi tenda,
memakai kerudung hitam yang bersih.
“Adalah suatu kemenangan saat saya menerima kedamaian
dan menemukan petunjuk.”
Pertumbuhan komunitas Muslim juga dipengaruhi oleh
kembalinya ekspatriat yang memeluk agama tersebut di Amerika Serikat, ujar
Kishner Billy, pemilik stasiun televisi Telemax dan pembawa acara “Haiti Islam”
yang disiarkan setiap malam.
PERKEMBANGAN
ISLAM DI
BARBADOS
Barbados, negara pulau yang terkenal dengan sebutan
The Little England atau Inggris Kecil ini adalah sebuah pulau di Laut Karibia
berjarak sekitar 218 kilometer sebelah timur laut pulau Trinidad & Tobago.
Pulau ini merupakan rantai paling selatan dari rangkaitan gugus pulau pulau
Karibia bagian timur. Secara defacto dan de jure pulau Barbados merupakan sebuah
negara merdeka sejak tahun 1966 berbentuk monarki parlementer dengan Ratu
Elizabeth II sebagai kepala negara, diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal,
sedangkan pemerintahannya dikepalai dan dikelola oleh seorang Perdana Menteri.
Luas keseluruhan negaranya hanya 430 kilometer persegi
atau setara dengan hanya sekitar 64% dari luas propinsi DKI Jakarta (664.01
Km2). Penduduk negara ini biasa menyebut diri mereka sebagai Barbadian atau
Bajan. 93% dari penduduk negaranya berkulit hitam, hanya 3,2% saja yang berkulit
putih sisanya dari etnis campuran 2,6%, menyusul berbagai suku India 1% dan
etnis lainnya 0,2%. Dengan jumlah penduduk di bulan Juli 2012 lalu sebanyak
287.733 jiwa, dan hampir separuhnya menetap di kota Bridgetown (122.000 jiwa)
sebagai ibukota negara.
Lokasi Barbados di Karibia
Agama di
Barbados
Merujuk kepada world fact book disebutkan bahwa rasio
pemeluk agama di Barbados terdiri dari Protestant 63,4% (Anglican 28,3%,
Pentekosta 18,7%, Methodist 5,1%, lain lain 11.3%), Katholik Roma 4,2%, Kristen
Lainnya 7%, agama lainnya 4,8%, sisanya 20,6% tak beragama atau tak menyebutkan
agamanya secara jelas. world fact book sama sekali tak menyebutkan rasio
pemeluk pemeluk agama lain.
Wikipedia tentang Barbados sedikit menyinggung
keberadaan pemeluk agama minoritas di Barbados termasuk hindu, Islam, Baha’i
dan Yahudi meskipun tak menyebut dengan pasti angka dari jumlah pemeluk agama
agama minoritas tersebut. Masih dari situs Wikipedia dibawah judul Islam in
Barbados menyebutkan bahwa populasi muslim di negara tersebut mencapai 4000
ribu jiwa. Angka yang memang tak terlihat bila dibandingkan dengan jumlah total
penduduk negara Barbados.
Jumma Masjid - Jumma Masjid, Kensington New Road,
Bridgetown, St. Michael. Barbados. Tel: 426-0117
Rekaman Sejarah Islam di Barbados
Berdasarkan pada hasil riset diketahui bahwa muslim
pertama yang tiba di Barbados lebih dari 90 tahun yang lalu, ketika di tahun
1913 Abdul Rohul Amin seorang pedagang sutera dari Benggala Timur (India bagian
timur atau Bangladesh) tiba di Barbados. Segera setelah itu beberapa orang
Bengali menyusul datang ke Barbados dan secara bersama sama berbagi tempat
tinggal di Wellington Street di pusat kota. beberapa dari mereka juga menetap
di Milk Market dan Tudor Street di lantai atas toko sepatu Bata di
Bridgetown. Sebagian besar imigran dari
Bengali tersebut menikah dengan wanita setempat dan memulai membina keluarga
disana. Kini begitu banyak orang orang Barbados yang merupakan keturunan dari
pertalian pernikahan tersebut.
Kaum muslimin pertama di Barbados ini menjalani
kehidupan mereka sebagai pedagang keliling dan masih berlanjut hingga hari ini.
pada tahap awal proses perniagaan mereka dilakukan dengan warga Barbados yang
tinggal di kawasan pedesaan yang memang menemui kesulitan untuk pergi ke
Bridgetown guna membeli kebutuhan hidup mereka. Para pedagang ini pergi ke
wilayah pedesaan menggunakan Bis untuk membawa barang dagangan mereka,
ketiadaan angkutan umum terkadang membuat mereka harus berjalan kaki menembuh
jarak yang begitu jauh.
Madina Masjid di Sobers Lane, masjid kedua di Barbados
dibangun tahun 1957
Pada masa itu orang orang Barbados memiliki kesulitan
untuk membayar tunai, itu sebabnya para “coolie Man” (orang Kuli – sebutan bagi
muslim keturunan Bengali) menawarkan pembelian dengan berhutang untuk barang
dagangan mereka. selama bertahun tahun berlalu terjalin hubungan yang sangat
baik antara para imigran muslim dengan warga Barbados lainnya hingga hari ini,
dalam sebuah hubungan yang saling menguntungkan satu dengan yang lainnya.
Gelombang kedatangan muslim berikutnya adalah
kedatangan muslim dari beberapa desa di Gujarat, India Timur. kedatangan
pertama mereka ke Barbados pada tahun 1929. Kelompok ini kemudian bertolak ke
Brazil sebagai penebang pohon kemudian meneruskan perjalanan mereka hingga ke
Guyana lalu menetap beberapa lama disana. Dari sana mereka mengetahui bahwa
mereka dapat mendapatkan uang dengan berdagang batubara dengan Barbados, sampai
kemudian mereka melakukan perjalanan beberapa kali ke Barbados sampai kemudian
memutuskan untuk menetap di Barbados.
Makki Masjid di 6th Avenue Belleville, St. Michael.
Masjid ketiga di Barbados
Kebanyakan dari muslim Gujarat ini pada awalnya
menetap di Tudor Steet di Milk Market. Seiring dengan keberhasilan yang mereka
peroleh sebagian dari mereka berpindah ke berbagai lokasi di kota Bridgetown.
Keberhasilan bisnis yang mereka kelola mengikuti pola bisnis yang telah lebih
dulu dijalankan oleh muslim Bengali beberapa dari mereka kemudian memiliki toko
di kawasan Swan Street dan Tudor Street serta memiliki rumah di pusat kota.
Organisasi Islam di Barbados
Beberapa Organisasi Islam telah berdiri dan beroperasi
di Barbados, mengorganisir dan melayani kebutuhan ummat Islam disana.
Organisasi organisasi tersebut berada dibawah naungan The Barbados Muslim
Association (B.M.A). B.M.A adalah organisasi payung bagi seluruh masjid dan
Mushola di Barbados, saat ini ada empat masjid ditambah satu Mushola di seluruh
negara pulau Barbados.
Masjid Ibn
Umar, Harts Gap, Hastings, Chrsit Church, Barbados. Tel: 427-0120
Empat Masjid yang dimaksud adalah : Jumma Masjid – Kensington
New Road, Bridgetown, Madina Masjid – Sobers Lane, Bridgetown, Makki Masjid –
6th Avenue Belleville di St. Michael, Masjid Ibn Umar di Harts Gap, Hastings,
Christ Church, dan Musalla Wanstead di Cave Hill, St. James. Selain itu BMA
juga membawahi lembaga lembaga Islam lainnya yakni : Al-Falah School, Barbados
Association of Muslim Ladies (BAML), Barbados Association of Muslim Youth
(BAMY), Islamic Academy of Barbados (IAB), Jamiatul Ulama (Barbados), The
Medinah Foundation, Muslim Funeral Trust dan UWI Cave Hill Islamic Society.
The Barbados Muslim Association (B.M.A) dibentuk tahun
1997 untuk mewakili seluruh masjid yang ada di Barbados yang kala itu mencapai
sekitar 2000 jiwa. Masing masing masjid memiliki pengurusnya sendiri dan
terdaptar di pemerintahan secara mandiri. Masing masing masjid menempatkan
perwakilannya dalam dewan kepengurusan B.M.A. sebagai tambahan ada lima orang
muslim yang dipilih oleh dewan dalam rapat umum tahunan yang dihadiri oleh
seluruh komunitas muslim setempat.
Musholla Wanstead Gardens, St. Michael, Barbados
BMA juga bertindak sebagai juru bicara nasional bagi
Muslim Barbados kepada pemerintah dalam semua hal terkait dengan kehidupan
muslim Barbados termasuk di dalamnya penggunaan Jilbab bagi muslimah,
mengorganisir dan memfasilitasi donasi ke berbagai lembaga amal hingga
menghadiri berbagai acara nasional yang diselenggarakan pemerintah. Dalam
kesempatan hari kemerdekaan yang lalu, tokoh muslim disana diundang untuk
memimpin do’a dalam peringatan hari kemerdekaan Barbados.
Masjid di Barbados
Tempat ibadah muslim pertama di Barbados adalah sebuah
bangunan masjid di Kensington New Road, Masjid Jumma atau Jumma Masjid -
Bridgetown, yang dibangun tahun 1950. Menyusul kemudian Masjid kedua, Madina
Masjid di Sobers Lane tahun 1957. Saat ini ada sekitar 4000 muslim tinggal di
pulau Barbados, sebagian besar dari mereka tinggal di Bridgetown menempati
properti milik mereka sendiri. Masjid Jumma telah mengalami perluasan di
penghujung tahun 1980-an hingga mampu mengakomodir lebih dari 600 jemaah
sekaligus. Peribatan dilakukan di masjid Jumma dan Masjid di Sober Lane Lima
kali sehari termasuk penyelenggaraan sholat Jum’at berjamaah.
Suasana di masjid Jumma sesaat setelah sholat idul
fitri
Dikemudian hari menyusul pembangunan dua masjid
lainnya yakni Makki Masjid di 6th Avenue Belleville, St. Michael, dan Masjid
Ibnu Umar di Harts Gap, Hastings, Christ Church ditambah dengan Musholla
Wanstead di Cave Hill, St. James. Makki Masjid di 6th Avenue Belleville
dibangun pada era 1990-an oleh beberapa keluarga muslim yang memutuskan untuk
pindah dari Bridgetown ke Belleville dan sekitarnya. Pembangunan masjid masjid
dan musholla tersebut untuk memenuhi kebutuhan muslim setempat akan tempat
ibadah yang semakin meningkat.
Pusat pendidikan Islam mulai dibuka tahun 1970 dan
kini telah memiliki gedung permanen di kawasan Harts Gap, Hastings. Lembaga
pendidikan ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan bagi warga
muslim disana. Di rentang waktu awal
tahun 60-an hingga tahun 70-an sejumlah warga Barbados keturunan Afrika mulai
memeluk Islam. trend tersebut terus berlanjut hingga hari ini dengan begitu
banyak individu yang menunjukkan ketertarikannya kepada Islam dan sebagian lagi
pada ahirnya benar benar memeluk Islam.
Perdana Menteri Barbados, Freundel Stuart menjabat
tangan seorang jemaah cilik di Masjid Jumma Bridgetown sesaat setelah sholat
Idul Fitri.
Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Muslim Barbados
Beragam aktivitas dijalankan oleh komunitas muslim
Barbados untuk menyebarkan informasi tentang Islam. aktivitas tersebut termasuk
didalamnya dengan menuliskan artikel di berbagai surat kabar, pemberitaan media
nasional melalui radio dan televise, kuliah kuliah umum dan pengajaran di
sekolah sekolah serta lembaga pendidikan lainnya. Kaum muslimin dari negara
negara sekitarnya seperti Muslim Trinidad & Tobago serta Guayana yang
ber-migrasi dan kemudian menetap di Bridgetown turut menjadi bagian dari
Komunitas muslim Barbados.
Kini, setelah hampir seabad berlalu anak cucu dan
keturunan dari muslim muslim pertama di Bridgetown terlibat secara aktif dalam
semua segmen kehidupan masyarakat serta menyumbangkan kontribusi yang cukup signifikan bagi
perkembangan Bridgetown secara khusus dan Barbados umumnya. Beberapa dari
mereka berprofesi sebagai dokterm pengacara, insinyur hingga pegawai negeri.
Miranda Sealy, satu dari mualaf Barbados yang ingin
mendalami Islam dan menjalankannya dalam kehidupan secara kaffah.
Sebuah kehormatan ditunjukkan oleh senator sekaligus
Menteri Dalam Negeri Barbados, Mr. Glyne Murray pada tahun 2002 yang lalu.
Beliau berkenan berkunjung dan menghadiri perayaan hari raya Idul Fitri yang
diselenggarakan di Jumma Masjid, Kensington New Road – Bridgetown. Beliau
menyempatkan diri menyampaikan sambutan dari Perdana Menteri Barbados yang
kutipannya sebagai berikut :
. . . “pada saat ini kita tahu bahwa dunia seakan
terjerembab dalamkecurigaan dan kebencian terhadap Islam, tapi saya fikir kita
di Barbados justru memiliki kesempatan emas untuk menunjukkan kepada dunia
bahwa kita bisa hidup bersama sama sebagai saudara karena kita tahu bahwa kita
semua bekerja untuk satu hal yakni kehidupan yang lebih baik bagi diri kita
sendiri dan bagi Barbados yang lebih baik, tempat kita berbagi bersama”.
PERKEMBANGAN
ISLAM DI ELSAVADOR
Ada sebuah komuniti kecil Islam di El Salvador,
sebahagian besarnya terdiri dari warga dan mualaf Salvador. Sungguhpun,
majoriti penduduk Arab di negara itu adalah Kristian banyaknya Lubnan dan
Palestin.
Ada sebuah Persatuan Budaya Islam dioperasikan oleh
komuniti Syiah, bergelar Fatimah Az-Zahra. Mereka menerbitkan majalah Islam
pertama di Amerika Tengah: Revista Biblioteca Islámica. Selain itu, mereka
dihargai dengan disediakan satu-satunya perpustakaan Islam didedikasikan pada
penyebaran budaya Islam di negara itu.[1]
Saat ini, ada belum ada kajian sejarah yang tepat dan
meyakinkan pada saat kedatangan kaum Muslim pertama ke negara itu. Walaupun
demikian, beberapa penyelidik telah mencuba untuk menyerlahkan beberapa
peristiwa yang mereka gunakan untuk mencuba mendekati fenomena ini. Menurut
sebuah karya akademik yang ditulis oleh Pedro Escalante dan Abraham Daura
berjudul Sobre Moros y Cristianos, y otros Arabismos en El Salvador, penampilan
pertama Muslim terjadi selama tempoh negara sebagai tanah jajahan Sepanyol. Hal
ini ditulis dalam karya tersebut di atas bahawa pada tahun 1619 seorang lelaki
bernama Pedro Soriano undian oleh mahkamah Inquisición Santa: "Untuk
mengatakan bahawa dia tidak mempertahankan keimanan dalam Yesus Kristus, untuk
menjadi miliknya sendiri salah seorang Moor".[2] Walaupun data ini, para
penulis menjelaskan bahawa "tidak ada yang berkaitan dengan Muslim
sejati" tetapi untuk situasi yang berkaitan dengan poligami [3]
Namun, El Salvador tidak sepenuhnya lepas dari
pengaruh luar biasa Islam Budaya (sebahagian besar dibawa dari Al-Andalus atau
Sepanyol Islam), yang terus tercermin dalam seni bina tempatan, keahlian
memasak, bahasa dan kastam. Contohnya, bukti dari hal ini adalah sisanya masih
ada gereja Caluco dalam Sonsonate, dianggap sebagai bukti yang jelas tentang
Mudejar atau seni bina Moor di negara ini: tambahan, yang Iglesia del Pilar
dalam San Vicente masih mengekalkan warisan terlihat dari warisan ini.
Imigresen Abad ke-20
Kedatangan keluarga berpindah dari negara-negara Arab
(Syria, Lubnan dan Palestin) terutama terjadi selama awal abad ke-20. Walaupun
sedikit jumlahnya, keturunan mereka telah mencapai kekuatan ekonomi dan politik
besar di negeri ini, sebagaimana dibuktikan oleh Presiden Antonio Saca - yang
pembangkang pada pilihan raya 2004. Schafik Handal, adalah juga keturunan
Palestin - dan syarikat komersil, industri, dan pembinaan berkembang yang
dimiliki oleh mereka.[4] Namun, majoriti para pendatang Timur Tengah adalah
Kristian - keluarga Muslim sedikit, sedikit atau tidak ada yang
didokumentasikan. Suatu pemerhatian yang unik yang harus disebutkan ialah
bahawa hal itu nampaknya bahawa keluarga-keluarga muslim membuat sedikit usaha
terhadap penyebaran agama Islam di negara ini. Siasatan penting akademik dalam
bidang ini masih diperlukan untuk memberikan maklumat tentang sejarah El
Salvador dan kedatangan Muslim pertama.
Pembentukan Pusat Islam Pertama di El Salvador
Pada tahun 1994, pusat pertama ibadah Sunah Waljamaah
Islam dirasmikan di El Salvador, bergelar Centro Islámico Árabe Salvadoreño,
didirikan di ibu negara San Salvador oleh sekumpulan warga Salvador dan
individu keturunan Palestin. Satu dekad kemudian (2004) sebuah masjid kedua
dirasmikan di ibukota: namun, tidak seperti pusat pertama, kumpulan ini terdiri
dari penganut ke cabang Syiah Islam. Mereka menamakan Pusat Islam mereka
Fátimah Az-Zahra, dengan menghormati Fatimah, anak perempuan dari nabi Islam
Muhammad dari isterinya yang pertama Khadijah.[5]. Mereka mulai menyebarkan
kesusasteraan Islam melalui Internet, Website melantik Islam pertama di negara
itu yang meliputi penerbitan majalah triwulan dan yang saat menghitung lebih
dari 100 buku-buku Islam digital. [6] Pada tahun 2007, satu pertiga masjid
digelarkan Mezquita Dar-Ibrahim, telah dirasmikan di San Salvador.
Kegiatan Pusat Islam
Pusat Islam umumnya terlibat dalam melakukan
sembahyang Jumaat berjemaah dikenali sebagai Salaat-al-Jummah, penyebaran,
kegiatan amal, propagasi online dan menyumbang bahan-bahan bermaklumat tentang
Islam ke pelbagai agama dan budaya lembaga-lembaga di seluruh negara. Misalnya,
Pusat Islam Fatimah Az-Zahra menyediakan kelas pengantar pada doktrin dan
sejarah Islam. Kelas-kelas, yang terbuka untuk umum, tidak semata-mata agama
pada sifatnya: Rancangan dalam bahasa asing dan usaha untuk meningkatkan celik
huruf orang dewasa juga ditawarkan.
PERKEMBANGAN
ISLAM DI BELIZE
Islam di Belize (Bagian 2)
Masjid Al-Akramine di kota San Pedro, Ambergris cayes
- Belize. Tak tampak seperti kebanyakan bangunan masjid yang biasa kita kenal,
namun inilah salah satu pusat ke-Islaman di Negara Belize.
Tak ada bukti tertulis tentang sejarah masuknya Islam
ke Belize, Namun ada bukti nyata tentang kedatangan muslim dari India Timur ke
British Honduras di awal tahun 1858 sebagian besar dari mereka merupakan muslim
dari wilayah Benggala. 1857 terjadi pemberontakan Sepoy yang dilakukan oleh
orang India yang merupakan anggota tentara Inggris. Diantara mereka ada yang
beragama Islam, paska pemberontakan itu sebagian mereka dikirim ke berbagai
koloni di Karibia seperti Guyana, British Honduras (Belize) dan Guatemala.
Menyusul kemudian kedatangan para pekerja paksa perkebunan di sekitar tahun
1880 yang tiba ke Belize melalui Jamaica, sebagian kecil dari mereka beragama
Islam.
Menemukan Islam di Penjara
Perkembangan Islam di Belize mulai menggeliat di era
1960-an. Adalah Charles X Eagan, warga Belize yang di deportasi oleh pemerintah
Amerika Serikat kembali ke Belize tahun 1961, setelah mendekam di penjara di
Amerika Serikat. Tapi justru penjara Amerika yang mempertemukan beliau dengan
ajaran Islam yang dibawa oleh Organisasi Nation of Islam yang didirikan oleh
Malcom X dilanjutkan oleh Ellijah Muhammad. Penjara Amerika yang mempertemukan
Charles X Eagan, dengan Islam dan kemudian mengganti namanya menjadi Ibrahim
Abdullah setelah memeluk Islam. Segera setelah tiba kembali di tanah airnya,
Eagan mulai menularkan pengetahuannya tentang Islam yang dia dapat selama di
penjara di A.S. kepada orang orang disekelilingnya.
Upaya dakwah yang dilakukannya disambut baik oleh
Ismail Omar Shabazz dan Rudolph Farrakhan yang kemudian bergabung berdakwah
bersama. Upaya pertama yang mereka lakukan adalah dengan mengundang public
untuk menghadiri pertemuan tentang Islam yang diselenggarakan tahun 1962 di
Liberty Hall di ruas jalan Barrack Road, Belize City. Perjalanan mereka pada
awalnya memang tak mudah. Di penghujung 1962 pertemuan yang mereka adakan di
Court House Plaza sempat dibubarkan oleh polisi. Charles Eagan ditahan dengan
tuduhan melakukan tindak diskriminasi terhadap ras kulit putih, lalu dijatuhi
hukuman tahanan di RS Jiwa untuk observasi kejiwaan selama dua minggu lalu
diperpanjang menjadi empat minggu dan kemudian dibebaskan setelah mengirimkan nota
protes ke George Price, perdana menteri pertama Belize.
Jemaah Masjid
Al-Akramine di kota San Pedro, Ambergris cayes - Belize.
Namun perlakuan tak nyaman itu pada ahirnya berubah.
Pemerintah Belize sendiri kemudian memberikan persetujuan untuk mengundang
tokoh tokoh muslim dari negara negara tetangga mereka diantaranya adalah
kunjungan Wallace Deen Muhammad, selaku pimpinan dari organisasi Islam Nation
of Islam di Amrika yang menggantikan posisi ayahnya (alm) Elijah Muhammad. Dan
tiga kali kunjungan juara tinju kelas berat dunia Muhammad Ali yang berkunjung
ke Belize di bulan Juli 1967 dan kunjungan Lois Farrakhan di bulan Juli 1975.
Dengan terbentuk dan disahkannya IMB sebagai induk
organisasi muslim di Belize tahun 1978, memberikan IMB hak untuk mengatur dan
mengeluarkan akta nikah yang diakui oleh negara termasuk hak untuk
menyelenggarakan berbagai aktivitas keagamaan serta pendirian lembaga
pendidikan Islam secara resmi. Sekolah Islam di Belize pertama kali dibuka
tahun 1975 sebagai sekolah swasta. Tahun 1979 sekolah tersebut mendapatkan
pengakuan dari pemerintah dan mendapatkan kucuran pendanaan secara rutin dari
pemerintah. Saat ini sekolah tersebut telah dikembangkan secara fisik di atas
lahan milik mereka sendiri di ujung Central American Boulevard dan Faber’s Road
di Belize City.
Sekolah ini menyelenggarakan pendidikan Al-Qur’an,
sejarah Islam dan pendidikan agama Islam dalam kurikulum sekolah dasar. Dibawah
kepemimpinan Shabazz muslim Belize mengajukan permohonan untuk menjadikan dua
hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) sebagai hari libur nasional bagi sekolah
sekolah, dan permohonan tersebut diterima oleh Said Musa Menteri Pendidikan
saat itu. Termasuk dikucurkannya dana pemerintah sebesar $40,000 bagi
pembangunan gedung sekolah Islam.
Masjid al-Falah, Belize City
Masjid Al-Falah, satu komplek dengan Sekolah Islam
yang sama sama dikelola oleh IMB - Islamic Mision of Belize.
Pembangunan masjid Al-Falah di Belize City, dimulai
tahun 1976. Pada awalnya, Shabaz selaku pimpinan muslim setempat di ajak oleh
menteri Urusan Lahan Santigo Perdomo menuju ke ujung jalan Central American
Boulevard dan Faber’s Road yang saat itu masih berupa lahan kosong berupa rawa
rawa dan pohon bakau. Pak menteri kala itu menunjuk lahan tersebut untuk
digunakan sebagai pusat ke-Islaman di Belize City. Lahan tersebut kemudian di
survey oleh pemerintah pada 24 Januari 1986 dan menyerahkan lahan tersebut ke
IMB seluas 2.047 aker ditandatangani oleh Menteri Dean Lindo dan diterima oleh
Nuri Muhammad mewakili komunitas muslim.
Tahun 1991 hingga 1993 IMG mengajukan permohonan
kepada menteri Sumber Daya Alam untuk menggunakan sebagian lahan yang di
alokasikan untuk pembangunan masjid, segera setelah persetujuan didapat proyek
pembangunan pun di mulai dan berdirilah bangunan yang kini dikenal dengan nama
Masjid al-Falah, Belize City. Dana awal pembangunan masjid ini di dapat dari
tahap pertama diperoleh oleh Mr. Faraj sebagai hasil dari proposal yang
dikirimnya ke organisasi the Islamic Call Society, Libya Dibawah pimpinan Muammar
Qadafy. Dana tahap kedua diperoleh hasil usaha kerja sama Dr. Bilal Phillips
dan Kaleem El-Amin yang berhasil memperoleh $50,000 dolar Belize saat Imam
Kaleem sedang menuntut ilmu di Saudi Arabia.
Sekolah Islam Belize City
Dengan tibanya Dr. Abdullai Conteh di Belize tahun
2001 memberikan dampak meningkatnya perkembangan Islam disana. Dr. Conteh
memfasilitasi IMB untuk mendapatkan undangan dari Mhakamah Agung untuk
membacakan Al-Qur’an dalam berbagai aktivitas lintas agama yang diselenggarakan
oleh negara untuk menunjukkan eksistensi muslim di negara tersebut. Saat ini
dipimpin oleh Ibrahim Abdullah menggantikan Charles X, yang wafat 18 November
2008), Nuri Muhammad, Granville Omar Hassan, Omar Shabazz dan Kaleem El-Amin, yang
menjadi imam sholat tetap.