Anda akan mengidentifikasi peristiwa, pelaku, perwatakan, dialog, konflik pada pementasan drama.
Pernahkah Anda melihat
pementasaan drama? Apa yang menarik perhatian Anda saat melihat pementasan
drama? Apakah tokohnya, perwatakan tokohnya, ataukah konflik yang terdapat
dalam drama?
Unsur Intrinsik Drama
Drama merupakan salah satu
bentuk karya sastra dalam kesastraan Indonesia. Unsur-unsur intrinsik drama
sebagai berikut.
1.
Tokoh
Tokoh adalah individu atau
seseorang yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama,
usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
Tokoh-tokoh dalam drama dapat
diklasifikasikan seperti berikut ini. a. Berdasarkan
sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Tokoh protagonis yaitu
tokoh utama yang mendukung cerita. 2) Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang
cerita.
3) Tokoh tritagonis yaitu
tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.
b. Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan menjadi
tiga.
1)
Tokoh sentral yaitu
tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan
penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan tokoh
antagonis.
2)
Tokoh utama yaitu
tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara
tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
3)
Tokoh pembantu yaitu
tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai
cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Tidak semua
drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu.
2.
Perwatakan/Penokohan
Perwatakan disebut juga
penokohan. Perwatakan/penokohan adalah penggambaran sifat batin seseorang tokoh
yang disajikan dalam cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama digambarkan
melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh.
Watak para tokoh digambarkan
dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut. a. Keadaan Fisik
Keadaan fisik tokoh digambarkan
melalui umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang
menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, atau
suka senyum/cemberut.
b.
Keadaan Psikis
Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mental,
standar moral, temperamen, ambisi, psikologis yang dialami, dan keadaan emosi.
c.
Keadaan Sosiologis
Keadaan sosiologis tokoh
meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi.
3.
Setting atau Latar
Setting atau
tempat kejadian cerita sering disebut juga latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi. a. Setting tempat
Setting tempat adalah tempat
terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat
tidak dapat berdiri sendiri. Setting
tempat berhubungan dengan setting
ruang dan waktu.
b.
Setting waktu
Setting waktu adalah
waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Setting waktu juga terjadi di waktu siang, pagi, sore, ataupun malam.
c.
Setting suasana
Setting suasana adalah suasana
yang mendukung terjadinya cerita. Setting
cerita dapat didukung dengan tata suara
atau tata lampu saat pementasan drama.
4.
Tema
Tema merupakan gagasan pokok
atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam
drama meliputi masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan
sosial, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotisme,
perikemanusiaan, dan renungan hidup.
5.
Amanat atau Pesan Pengarang
Amanat adalah pesan yang
disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya (termasuk
drama). Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan
amanat drama. Amanat bersifat kias subjektif dan umum, sedangkan tema bersifat
lugas, objektif, dan khusus. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama.
6.
Dialog (Percakapan)
Ciri khas naskah drama
berbentuk cakapan atau dialog. Dialog yang ditulis oleh pengarang naskah drama
akan diucapkan di atas panggung jika dipentaskan.
Berikut ini beberapa hal yang
berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.
a.
Dialog harus
mencerminkan percakapan sehari-hari, karena drama merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan
sehari-hari.
b.
Ragam bahasa dalam
dialog drama menggunakan bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa
tulis.
c.
Diksi (pilihan kata)
yang digunakan dalam drama harus berhubungan dengan konflik dan plot.
d.
Dialog dalam naskah
drama juga harus bersifat estetis, artinya memiliki bahasa yang indah.
e.
Dialog harus dapat
mewakili tokoh yang dibawakan, baik watak secara psikologis, sosiologis, maupun
fisiologis.
7.
Konflik
Konflik adalah pertentangan
atau masalah dalam drama. Konflik dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan
internal.
a.
Konflik eksternal
adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya.
b.
Konflik internal
adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
Anda telah mengetahui
unsur-unsur intrinsik drama. Sekarang belajarlah menganalisis drama yang
diperankan teman Anda!
A. Tutuplah buku Anda. Guru Anda akan menunjuk beberapa teman Anda untuk
memerankan drama. Tontonlah drama yang diperankan oleh teman Anda. Sambil
menonton, catatlah hal-hal berikut!
5 Teks Mendengarkan (halaman 175–177)
1.
Tokoh-tokoh dalam
drama. Tunjukkan pula tokoh antagonis dan protagonisnya!
2.
Watak dan karakter
tokoh-tokohnya.
3.
Konflik yang ada
dalam drama.
4.
Apakah dialog dalam
drama sudah mencerminkan percakapan seharihari yang komunikatif? Jelaskan
jawaban Anda!
5.
Tema drama.
6.
Amanat drama.
7.
Berikanlah
bukti-bukti, kata-kata, atau kalimat-kalimat yang mendukung jawaban Anda!
8.
Tuliskan jawaban
Anda pada selembar kertas dan kumpulkan kepada guru Anda!
Anda dapat menuliskan hasil
kesimpulan Anda dalam bentuk tabel.
No.
|
Unsur-Unsur
Drama
|
Analisis
|
Bukti
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Tokoh
Perwatakan tokoh-tokoh
Konflik
Dialog
Tema
Amanat
|
|
|
B.
Rangkumlah isi drama yang Anda tonton berdasarkan dialog
yang Anda dengar!
C.
Kaitkanlah isi drama yang Anda tonton dengan kehidupan
sehari-hari! Adakah kesamaannya? Jelaskan jawaban Anda!