Membaca Buku Biografi
Anda akan membaca buku biografi tokoh sastra. Setelah
itu, Anda akan mengungkapkan hal-hal menarik dan menemukan hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh. Anda juga akan menggunakan frasa nominal dengan pewatas
kata seorang dan suatu.
Buku
biografi sastra memuat riwayat hidup tokoh sastra. Tokoh tersebut mempunyai
prestasi (penghargaan berkat karya) dan reputasi (penghargaan berkat nama
baik). Tokoh-tokoh tersebut dapat diteladani. Bagaimana dengan tokoh sastra
Indonesia? Siapakah tokoh sastra Indonesia yang Anda kenal? Pada pelajaran ini
Anda akan mengenal salah satu tokoh sastra dengan membaca biografi berikut.
A. Bacalah dalam
hati penggalan biografi berikut ini. Catatlah hal-hal yang Anda
anggap menarik!
Nh. Dini
1.
Latar Belakang Keluarga
Nh. Dini nama
lengkapnya Nurhayati Sri Hardini lahir pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah. Dia
putri bungsu dari pasangan Salyowijiyo, seorang pegawai perusahaan kereta api,
dan Kusaminah. Nh. Dini berkakak empat orang, yaitu (1) Heratih, (2) Mohamad
Nugroho, (3) Siti Maryam, dan (4) Teguh Asmar. Dari keempat saudaranya itu yang
paling akrab dengan Dini adalah Teguh Asmar karena keduanya sama-sama seniman.
Nh. Dini juga dekat dengan ayahnya yang telah membimbingnya dalam mencintai
seni. Sebelum meninggal, ayahnya berpesan agar Dini belajar menari dan memukul
gamelan yang tujuannya untuk mendidiknya supaya memahami kelembutan dalam
kehidupan. Itulah sebabnya, mengapa tokoh utama wanita dalam novelnya Pada Sebuah Kapal sangat menonjol sifat kelembutannya.
Nh. Dini juga berdarah Bugis, selain Jawa.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Dini tidak
sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi karena ketika usianya tiga
belas tahun, ayahnya meninggal dunia. Akan tetapi, dia sangat haus akan ilmu.
Oleh karena itu, setiap ada kesempatan, dia menyempatkan diri mengikuti
pendidikan, seperti mengikuti pendidikan
Repro: Kompas, 17 Juni 2007
menjadi pegawai GIA. Di samping itu, dengan kelincahannya
dia juga mengikuti Kursus BI Sejarah dan bahasa asing pada tahun 1957.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Nh. Dini
pernah bekerja sebagai penyiar RRI Semarang. Setelah lulus pendidikan di GIA,
dia bekerja sebagai pramugari di Jakarta (1957–1960) . Akan tetapi, setelah
bersuami, 1960, Dini berhenti dari pekerjaanya karena mengikuti suami.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Sebagai
sastrawan, Nh. Dini menulis berbagai genre sastra, yaitu puisi, drama, cerita
pendek, dan novel. Akan tetapi, dia sangat terkenal sebagai novelis. Bakat
kepengarangannya terbina sejak kecil, terutama karena dorongan ayahnya yang
selalu menyediakan bacaan bagi putri
bungsunya ini. Dia baru menyadari bahwa bakat menulisnya muncul ketika gurunya
di sekolah mengatakan bahwa tulisannya merupakan yang terbaik di antara tulisan
kawan-kawannya dan tulisannya itu dijadikan sebagai contoh tulisan yang baik.
Dia memupuk bakatnya dengan selalu mengisi majalah dinding di sekolahnya. Dia
juga menulis esai dan puisi secara teratur dalam buku hariannya. Pada tahun
1952 puisi Nh. Dini dimuat di dalam majalah Budaja
dan Gadjah Mada di Yogyakarta dan
juga dibacakan pada acara ”Kuntjup Mekar” di Radio Jakarta. Cerpennya dimuat di
dalam majalah Kisah dan Mimbar Indonesia, seperti ”Kelahiran”
(1956) , ”Persinggahan” (1957), dan ”Hati yang Damai” (1960). Di dalam lembar
kebudayaan majalah Siasat dimuat
cerita pendek yang berjudul ”Penungguan” (1955), ”Pagi Hudjan” (1957),
”Pengenalan” (1959) , ”Sebuah Teluk” (1959), ”Hati yang Damai” (1960), dan
”Seorang Paman” (1960).
Bakat
kesenimanannya tidak terbatas pada karya sastra. Bersama kakaknya, Teguh Asmar,
Nh. Dini mendirikan suatu perkumpulan seni ”Kuntjup Seri” yang kegiatannya
berlatih karawitan atau gamelan, bermain sandiwara, dan menyanyi, baik
lagu-lagu Jawa maupun lagu Indonesia. Di samping aktif dalam kegiatan itu, Nh.
Dini juga masih sempat bekerja sebagai anggota redaksi ruangan ”Kebudayaan”
dalam majalah pelajar kota Semarang, Gelora Muda. Kariernya sebagai sastrawan
diawali dengan menulis puisi dalam buku harian. Selanjutnya, dia aktif menulis
drama yang disajikan di RRI Semarang, Nh. Dini mendapat hadiah pertama. Di
samping drama, cerita pendek juga merupakan kegiatan lain yang digarapnya.
Cerita-cerita pendek itu kemudian dimuat dalam berbagai media massa. Ada juga
cerita pendeknya yang sudah diterbitkan dalam kumpulan cerita pendek.
Tentang
kesastraannya, A. Teeuw berpendapat dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II, 1989 bahwa Nh. Dini adalah pengarang
sastra prosa Indonesia modern terkemuka. Menurut Teeuw, novelnovelnya sangat
mengesankan, baik jumlah maupun mutunya. Karyakaryanya dipuji sebagai karya
yang menunjukkan jejak-jejak kecenderungan dan pengalaman internasional sang
pengarang, bukan sebagai novelis pertama-tama. Walaupun demikian, dia hampir
tidak terpengaruh oleh penulisan novel Barat modern, tetapi berpegang pada
pribadinya.
Berikut ini
sejumlah karya Nh. Dini, baik yang berbentuk puisi, kumpulan cerita pendek,
maupun novel.
1.
Puisi
1)
Bagi Seorang jang Menerima (Gadjah Mada, 1954)
2)
Penggalan (Gadjah
Mada, 1954)
3)
Kematian (Indonesia,
1958)
2.
Kumpulan cerita pendek
1)
Dua Dunia (NV
Nusantara, 1956) berisi 7 cerita pendek yang salah satunya berjudul ”Dua
Dunia”.
2)
Tuileries (Penerbit Sinar Harapan, 1982) berisi 12 judul
cerita pendek yang salah satunya berjudul ”Tuileries”.
3)
Segi dan
Garis (Pustaka Jaya, 1983) beris 12 cerita pendek dan judulnya tidak
diambil dari salah satu cerita yang ada di dalamnya.
3.
Novel
1)
Hati jang
Damai (NV Nusantara, 1961)
2)
Pada Sebuah
Kapal (Pustaka Jaya, 1972)
3)
La Barka (Pustaka Jaya, 1975)
4) Sebuah Lorong di Kotaku (1976)
5)
Namaku Hiroko (Pustaka
Jaya, 1977)
6) Padang Ilalang di Belakang Rumah (Pustaka Jaya, 1978)
7) Langit dan Bumi Sahabat Kami (Pustaka Jaya, 1979)
8)
Sekayu (Pustaka
Jaya, 1981)
9)
Kuncup
Berseri (Gramedia Pustaka Utama, 1982)
10) Orang-Orang Trans (1985)
11)
Pertemuan Dua
Hati (Gramedia, 1986). Novel ini telah diangkat ke layar perak oleh
Wim Umboh.
12)
Keberangkatan (Gramedia,
1987)
13)
Jalan
Bendungan (Jambatan, 1989)
14)
Tirai menurun (Gramedia,
1993)
15) Tanah Baru, Tanah Air Kedua
(Grasindo, 1997)
16) Kemayoran: Cerita Kenangan
(Gramedia, 2000)
17)
Jepun
Negerinya Hiroko (Gramedia, Pustaka Utama, 2000)
4.
Biografi
Pangeran dari Negeri Seberang (Gaya Favorit Press, 1981)
Sumber:Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern,
2003, Dendy Sugono,
Bandung, PT
Remaja Rosdakarya
Biografi
Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh
orang lain. Biografi tokoh-tokoh ternama, seperti ilmuwan, politikus, seniman,
dan orang-orang yang mempunyai nama atau pengaruh besar dituliskan dalam sebuah
buku. Dalam buku tersebut dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh
sejak kecil sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan
segala hal yang dihasilkan atau dilakukan oleh seorang tokoh dijelaskan juga.
Selain biografi, ada autobiografi. Autobiografi adalah
riwayat hidup pribadi seorang tokoh yang ditulis sendiri oleh tokoh yang
bersangkutan. Dengan membaca buku biografi atau autobiografi tokoh tertentu,
Anda akan menemukan sikap atau perbuatan tokoh yang dapat Anda jadikan sebagai
contoh atau teladan hidup.
B.
Refleksikan tokoh Nh. Dini dengan diri pribadi Anda!
C.
Temukan tokoh lain yang mirip dengan tokoh Nh. Dini dan
berilah alasan!
D.
Temukan sikap, perilaku tokoh Nh. Dini yang patut
diteladani berdasarkan biografi tersebut!
Frasa Nominal
dengan Pewatas Kata seorang dan suatu
Perhatikan frasa-frasa bercetak tebal pada kalimat-kalimat berikut!
1.
Dia putri bungsu
dari pasangan Salyowijiyo, seorang
pegawai perusahaan kereta api dan Kusaminah.
2.
Bersama kakaknya,
Teguh Asmar, Nh. Dini mendirikan suatu
perkumpulan seni ”Kuntjup Seri” yang kegiatannya
berlatih karawitan atau gamelan, bermain sandiwara, dan menyanyi, baik
lagu-lagu Jawa maupun lagu Indonesia.
Kedua kalimat di atas menggunakan perluasan nomina. Kata pegawai dan perkumpulan seni ”Kuntjup Seri” termasuk nomina. Nomina atau kata
benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau
pengertian. Nomina pada frasa-frasa tersebut berfungsi sebagai inti atau poros
frasa. Sebagai inti frasa, nomina menduduki bagian utama. Sebaliknya kata seorang dan suatu merupakan pewatas frasa nomina. Pewatas ini umumnya berupa
numeralia atau kata tugas. Kata seorang
mengacu pada orang, sedangkan kata sesuatu
dan sebuah mengacu kata benda. Kata seorang, sebuah, dan suatu
diletakkan di depan inti frasa.
E.
Perluaslah nomina berikut menjadi frasa! Kemudian,
buatlah kalimat dengan kelima frasa itu!
a.
gagasan d. gadis
b.
ayah e. hal
c.
hari
Rangkuman
Warisan
budaya nenek moyang harus kita jaga dan lestarikan. Cara melestarikan warisan
budaya tersebut dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan. Misalnya, dengan
mengadakan diskusi atau seminar untuk membahas cara pelestarian tersebut.
Pernahkah Anda mengikuti sebuah diskusi atau seminar? Pada saat mengikuti
diskusi atau seminar, Anda harus mampu menemukan informasi yang penting dari
diskusi atau seminar tersebut. Informasi tersebut dapat Anda peroleh dengan
mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam diskusi atau seminar. Anda harus
mengikuti diskusi atau seminar secara utuh untuk memperoleh informasi yang
lengkap. Pokok-pokok pembicaraan dalam diskusi atau seminar terdiri atas siapa
yang berbicara dan apa isi pembicaraan. Isi pembicaraan meliputi; latar
belakang pembahasan masalah, masalah yang dibahas, tujuan pembahasan masalah,
proses pembahasan masalah, dan kesimpulan dari seminar tersebut.
Mencintai
dan melestarikan budaya dapat juga Anda lakukan dengan mengadakan penelitian.
Penelitian terhadap peninggalan sejarah dapat membangkitkan semangat untuk
melestarikan warisan leluhur. Hasil penelitian tersebut dapat dipresentasikan
kepada orang lain. Pernahkah Anda mendengarkan presentasi hasil penelitian?
Presentasi sebuah hasil penelitian dapat Anda beri komentar atau tanggapan.
Pada waktu berkomentar atau memberikan tanggapan, Anda harus memperhatikan
hal-hal antara lain: tanggapan dikemukakan dalam uraian yang jelas, terarah
pada masalah yang dibahas, menggunakan kalimat yang tepat, dilengkapi fakta,
disertai alasan yang objektif, dan tanggapan yang Anda sampaikan jangan
menyinggung perasaan orang lain.
Pengetahuan
mengenai peninggalan sejarah dapat Anda peroleh dengan membaca buku
pengetahuan. Sementara itu, pengetahuan mengenai tokoh sejarah dapat Anda
peroleh dengan membaca buku biografi sejarah. Begitu juga dengan tokoh sastra,
Anda dapat membaca biografi tokoh sastra. Ketika Anda membaca buku biografi
seorang tokoh, Anda dapat menemukan hal-hal menarik tentang tokoh tersebut.
Selain itu, Anda dapat merefleksikan tokoh tersebut dengan diri Anda. Anda juga
dapat menemukan tokoh lain yang mirip dengan tokoh yang Anda baca. Dengan
membaca buku biografi seorang tokoh, Anda akan menemukan sikap dan perilaku
tokoh yang dapat diteladani.
Diskusi
atau seminar penyampaian hasil penelitian diperlukan seorang notulis. Notulis
yaitu orang yang bertugas menulis jalannya diskusi atau seminar. Pernahkah Anda
menjadi seorang notulis? Notulis harus mengetahui unsurunsur dalam sebuah
notula (hasil tulisan notulis). Unsur-unsur tersebut meliputi: urutan materi
dan tujuan rapat, waktu dan tempat rapat, peserta, acara rapat, jalannya rapat,
dan keputusan atau rapat atau hasil rapat.
Pada
pelajaran ini Anda telah belajar beberapa kompetensi. Berikut ada beberapa
pertanyaan untuk mengukur kemampuan Anda. Jika Anda sudah mampu, berarti
kompetensi telah tercapai. Namun, jika belum mampu, Anda harus berlatih terus
sampai Anda benar-benar mampu.
1.
Sudah mampukah Anda
mencatat pokok-pokok pembicaraan, merangkum isi pembicaran, dan menanggapi
rangkuman dalam seminar?
2.
Sudah mampukah Anda
menulis notula rapat?
3.
Sudah mampukah Anda
mengomentari presentasi hasil penelitian?
4.
Sudah mampukah Anda
mengungkapkan hal-hal menarik dan menemukan hal-hal yang dapat diteladani
tokoh?
Kerjakan soal-soal berikut!
1.
Lengkapilah
kalimat-kalimat berikut dengan kata tugas seorang
dan suatu!
a.
Awal pekan ini . . .
polisi menangkap delapan kapal pukat harimau.
b.
. . . saat Nola akan
bercerita tentang keadaan yang sebenarnya.
c.
. . . hari nanti
ayah akan membelikan sepeda balap untuk Doni.
d.
Tampak . . .
perempuan tua berjalan tertatih-tatih di depan toko ibu.
e.
Di tengah jalan . .
. gadis kecil menegurku.
2.
Bacalah biografi
tokoh sastra berikut. Kemudian, ungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh
tersebut dan temukan hal-hal yang bisa diteladani dari tokoh itu!
Arswendo
Atmowiloto termasuk pengarang serba
Zakse” (1972) untuk karya eseinya yang berjudul bisa dan sebagian besar
karyanya berupa novel. Isi ”Buyung Hok
dalam Kreativitas Kompromi.” Demikian ceritanya bernada humoris, fantastis,
spekulatif, dan pula tulisan dramanya
berjudul ”Penantang Tuhan” dan suka bersensasi, seperti novel Surkumur, Mudukur, ”Bayiku yang
Pertama,” memperoleh Hadiah Harapan dan Plekenyun
(1995) yang ditulis ketika dia berada
dan Hadiah Perangsang Minat Menulis dalam dalam tahanan. Arswendo
Atmowiloto lahir pada Sayembara
Penulisan Naskah Sandiwara DKJ tahun tanggal 26 November 1948 di Solo, Jawa
Tengah. 1972 dan tahun 1973. Pada tahun
1975 dia Setelah lulus Sekolah Menengah Atas, dia masuk memperoleh hadiah harapan I. Hasil karya
yang telah ke Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, IKIP ditulisnya antara lain berupa naskah
sandiwara anakSolo, tetapi tidak tamat. Arswendo semula bercita anak DKJ 1976
dan beberapa judul cerita anak. Judul cita menjadi dokter atau menjadi pemimpin
di salah buku tersebut antara lain Ito (1973) dan Lawan Jadi satu instansi pemerintah. Akan tetapi, cita-cita
itu Kawan
(1973). Selain itu, dia juga telah menulis tidak tercapai. Meskipun begitu, dia
tidak berputus beberapa novel, antara
lain Bayang-Bayang Baur asa. Setelah
keluar dari Fakultas Pendidikan Bahasa
(1976), Semesta Merapi Merbabu
(1977), 2
x Cinta dan Sastra, dia bekerja di pabrik bihun, kemudian di (1976), Saat-Saat
(1981), Airlangga (1985), Senopati pabrik susu. Dia pernah juga
bekerja sebagai penjaga Pamungkas (1986), Canting (1986), dan sepeda dan sebagai pemungut bola di lapangan
tenis Pengkhianatan G30/S/PKI (1986). Novel Canting karyawan Pabrik Gula.
diangkat menjadi sebuah sajian sinetron Televisi
Arswendo Atmowiloto menganut agama Katolik Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 2000.
dan menikah dengan wanita yang
seiman dengannya Dia juga menulis
beberapa cerpen, lalu bernama Agnes Sri Hartini pada tahun 1971. Dari dikumpulkan dalam satu buku, antara lain
berjudul perkawinannya itu, mereka memperoleh tiga orang Surat
dengan Sampul Putih (1979), Telaah
tentang putra, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, Televisi
(kumpulan cerpen 1986) dan Pelajaran dan
Cicilia Tiara. Pertama Calon Ayah (kumpulan cerpen, 1981). Ketika
Pada tahun
1971, dia merintis kariernya sebagai
berada di dalam tahanan, dia pun menulis novel sastrawan. Cerpen
pertamanya muncul berjudul bernada
absurditas, humoris (anekdot), dan santai. ”Sleko”, nama jalan di Stasiun
Tawang, Semarang. Jenisnya antara lain
tentang kehidupan orang-orang Cerpen itu dimuat dalam majalah Mingguan Bahari. tahanan beserta masyarakat umum di kota yang
Di samping sebagai penulis kreatif, dia juga aktif mengalami keputusasaan menghadapi situasi
yang sebagai pemimpin di Bengkel Sastra Pusat Kesenian sulit. Novel-novel itu berjudul (1) Abal-Abal (1994), Jawa Tengah, Solo,
pada tahun 1972. Setelah itu, (2) AUK (1994), (3) Surkumur, Mudukur, dan
dia bekerja sebagai konsultan penerbitan Subentra Plekenyun (1995). Sebagai penulis dan
pengamat Citra Media (1974–1990),
sebagai pemimpin redaksi karya sastra,
baik sastra Indonesia maupun sastra dalam majalah remaja Hai, sebagai pemimpin Jawa,
dia pernah mendapat kecaman dan dianggap redaksi/penanggung jawab majalah Monitor (1986), sebagai pengkhianat karena pendapatnya yang
dan pengarah redaksi majalah Senang
(1998). dianggap keliru oleh para
pengamat sastra lainnya. Akhirnya, di berhasil juga menjadi penulis
cerpen, Arswendo Atmowiloto berpendapat
bahwa ”sastra puisi, cerita anak, sandiwara, dan artikel tentang Jawa telah mati”. Tuduhan yang dianggap
keliru itu kebudayaan. Karyanya dimuat dalam berbagai media disangkal olehnya karena dia bermaksud bahwa
massa, antara lain Kompas, Sinar Harapan, Aktual, ”perkembangan
sastra Jawa saat itu dan masa yang dan Horison.
Karangannya antara lain diterbitkan oleh
akan datang memerlukan wadah tersendiri yang dia penerbit Gramedia
Pustaka Utama Grafiti, Ikapi, dan pun
belum tahu seperti apa wadah itu. Arswendo
PT Temprint. melihat selama ini sastra Jawa berkembang
melalui
Arswendo
Atmowiloto telah menerima beberapa
pengantar bahasa Indonesia. Sumber: Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern, 2003, penghargaan,
baik dari dalam negeri maupun dari luar
Dendy Sugono, Bandung, PT Remaja negeri. Penghargaan itu antara
lain berupa ”Hadiah Rosdakarya
3.
Tentukan inti sari
kutipan biografi di atas!
4.
Anggaplah Anda telah
mengadakan rapat tentang pertunjukan seni dan budaya di sekolah Anda. Buatlah
notula rapat berdasarkan hasil rapat yang telah Anda lakukan!