Isi Kitab
Zabur
Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Dawud as. "Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud." (QS. 17/Al Isro': 55)
Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabara-yazburuzabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmuur (jamaknya mazamir), dan dalam bahasa Ibroni disebut mizmor. nyanyian rohani yang dianggap suci)
Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci (Inggris: Psalm) yang berasal dari Nabi Dawud as. 150 nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini berkisah tentang seluruh peristiwa dan pengalaman hidup Nabi Dawud as. mulai dari mengenai kejatuhannya, dosanya, pengampunan dosanya oleh Allah, suka-cita kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Tuhan, sampai kemuliaan Mesias yang akan datang. Dengan demikian jelaslah bahwa kitab ini sama sekali tidak mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi Dawud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh Nabi Musa as.
Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Dawud as. terdiri dari lima macam:
# ratapan dan doa individu;
# ratapan-ratapan jamaah;
# nyanyian untuk raja;
# nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan; dan
# nyanyian perorangan sebagai rasa syukur.
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur antara lain, Mazmur: 146
1) besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah Allah.
2) maka aku akan memuji Allah seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3) janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
4) maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
5) maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya'qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan Allah.
6) yang menjadikan langit, bumi dan Taut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.
7) yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara.
8) dan Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk, dan Allah mengasihi orang yang benar.
9) bahwa Allah akan berkerajaan kelak sampai selama-lamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman berzaman. Besarkanlah Allah olehmu.
Mazmur (nyanyian rohani yang dianggap suci) itulah yang kini dimuat dalam Perjanjian Lama.
Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Dawud as. "Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud." (QS. 17/Al Isro': 55)
Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabara-yazburuzabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmuur (jamaknya mazamir), dan dalam bahasa Ibroni disebut mizmor. nyanyian rohani yang dianggap suci)
Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci (Inggris: Psalm) yang berasal dari Nabi Dawud as. 150 nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini berkisah tentang seluruh peristiwa dan pengalaman hidup Nabi Dawud as. mulai dari mengenai kejatuhannya, dosanya, pengampunan dosanya oleh Allah, suka-cita kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Tuhan, sampai kemuliaan Mesias yang akan datang. Dengan demikian jelaslah bahwa kitab ini sama sekali tidak mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi Dawud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh Nabi Musa as.
Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Dawud as. terdiri dari lima macam:
# ratapan dan doa individu;
# ratapan-ratapan jamaah;
# nyanyian untuk raja;
# nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan; dan
# nyanyian perorangan sebagai rasa syukur.
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur antara lain, Mazmur: 146
1) besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah Allah.
2) maka aku akan memuji Allah seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3) janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
4) maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
5) maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya'qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan Allah.
6) yang menjadikan langit, bumi dan Taut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.
7) yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara.
8) dan Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk, dan Allah mengasihi orang yang benar.
9) bahwa Allah akan berkerajaan kelak sampai selama-lamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman berzaman. Besarkanlah Allah olehmu.
Mazmur (nyanyian rohani yang dianggap suci) itulah yang kini dimuat dalam Perjanjian Lama.
BAB II IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
A. Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
SWT
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kitab yaitu buku :
bacaan : wahyu Tuhan yang dibukukan. Sedangkan iman yaitu keyakinan dan
kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab dst : ketetapan hati; keteguhan batin;
keseimbangan batin. Yang dimaksud iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada
rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup (petunjuk)
bagi umat manusia supaya dapat meraih kebahagian di dunia dan di akhirat. Kita
wajib beriman bahwa setiap hukum yang telah disampaikan para rasul kepada umat
manusia itu atas perintah yang mereka terima langsung atau dengan perantaraan
malaikat. Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT berdasarkan firman Allah SWT
dalam surat Al Baqarah ayat 285:
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya .” (Q.S. Al Baqarah (2) : 285)
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap kitab-kitab Allah. Mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada Rasulullah, para Malaikat dan kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam tetapi mengingkari iman kepada kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar dari islam).
Sebab itu, kita wajib beriman kepada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi musa berupa suhuf-suhuf atau lembaran- lembaran (Q.S. 53 : 36-37), Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa ( Q.S. 5 : 44), Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud (Q.S. 17 : 55), Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra maryam (Q.S. 5 : 44), dan yang terakhir yaitu kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S. 3 : 2-4) Iman kepada kitab-kitab Allah dahulu berarti kita wajib percaya bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya, iman yang tidak mengharuskan kita untuk mengikuti dan patuh terhadap perundang-undangannya. Sebab perundang-undangan kitab-kitab suci yang dahulu telah terhapus, telah digantikan dengan perundang-undangan Al Qur’an. Maka Al Qur’anlah satu-satunya kitab yang sekarang kita ikuti dan kita imani.
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya .” (Q.S. Al Baqarah (2) : 285)
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap kitab-kitab Allah. Mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada Rasulullah, para Malaikat dan kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam tetapi mengingkari iman kepada kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar dari islam).
Sebab itu, kita wajib beriman kepada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi musa berupa suhuf-suhuf atau lembaran- lembaran (Q.S. 53 : 36-37), Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa ( Q.S. 5 : 44), Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud (Q.S. 17 : 55), Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra maryam (Q.S. 5 : 44), dan yang terakhir yaitu kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S. 3 : 2-4) Iman kepada kitab-kitab Allah dahulu berarti kita wajib percaya bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya, iman yang tidak mengharuskan kita untuk mengikuti dan patuh terhadap perundang-undangannya. Sebab perundang-undangan kitab-kitab suci yang dahulu telah terhapus, telah digantikan dengan perundang-undangan Al Qur’an. Maka Al Qur’anlah satu-satunya kitab yang sekarang kita ikuti dan kita imani.
B. Dalil-Dalil Wahyu
1.
Perintah Allah Ta'ala untuk beriman kepada Kitab-Kitab-Nya dan penjelasan Allah
tentang kitab-kitab tersebut. Allah Ta'ala berfirman,
- "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dna kepada kitab yang Allah turunkan
kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya." (An-Nisa':
136).
- "Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an)
kepadamu dengan sebenarnya membenarkan kitab yang telah diturunkan
sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al-Qur'an), menjadi
petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan." (Ali Imran: 3-4).
- "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain." (Al-Maidah: 48).
- "Dan Kami berikan Zabur kepada Daud."
(An-Nisa: 163).
- "Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Al-Qur'an dibawa turun oleh Ar-Ruh
Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhamma) agar kamu menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab
yang jelas. Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar (tersebut) dalam
Kitab-kitab orang yang dahulu." (Asy-Syua'ra': 192-196).
- "Sesunguhnya ini benar-benar terdapat dalam
kitab-kitab yang dahulu. (Yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa."
(Al-A'la: 18-19).
2. Penjelasan Rasulullah saw. tentang
kitab-kitab tersebut dalam banyak sekali hadits, misalnya,
- "Sesungguhnya keberadaan kalian terhadap
orang-orang sebelum kalian ialah seperti waktu antara shalat Ashar dengan
terbenamnya matahari. Pemeluk Kitab Taurat diberi Kitab Taurat, kemudian
mereka mengamalkannya hingga pertengahan siang, kemudian mereka tidak
mampu melaksanakannya kemudian diberi uang satu qirath satu qirath
(pecahan uang dinar). Pemeluk Kitab Injil diberi Kitab Injil, kemudian
mereka mengamalkannya hingga shalat Ashar dikerjakan, kemudian mereka
tidak mampu mengamalkannya, kemudian mereka diberi uang satu qirath satu
qirath. Kemudian kalian diberi Al-Qur'an, kemudian kalian mengamalkannya
hingga matahari terbenam, kemudian kalian diberi uang dua qirath dua
qirath. Para Ahli Kitab berkata, ‘Mereka lebih sedikit amal perbuatannya
daripada kami, namun lebih banyak pahalanya,' Allah berfirman, ‘Apakah Aku
mengurangi sedikitpun dari hak kalian?' Mereka menjawab, ‘Tidak'.
- Allah berfirman, 'Itulah karunia-Ku yang Aku
berikan kepada siapa yang Aku kehendaki'. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
- "Bacaan diperingan bagi Nabi Daud, kemudian
ia memeritnahkan hewannya diberi pelana, kemudian ia membaca Taurat atau
Injil sebelum hewannya diberi pelana, dan ia tidak akan makan kecuali dari
hasil kerja tangannya sendiri." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
- "Tidak boleh dengki, kecuali kepada dua
orang: Orang yang diberi Al-Qur'an oleh Allah, kemudian ia membacanya di
pertengahan malam, dan pertengahan siang. Dan orang yang diberi harta,
kemudian ia menginfakkannya di pertengahan malam, dan di pertengahan
siang." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
- "Aku tinggalkan pada kalian selagi kalian
berpegang teguh padanya, kalian tidak akan sesat, yaitu Kitabullah, dan
Sunah Rasul-Nya." (Diriwayatkan Al-Hakim. Hadits ini shahih).
- "Kalian jangan membenarkan Ahli Kitab, dan
jangan mendustakan mereka. Namun ucapkanlah, ‘Kami beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kami dan diturunkan kepada kalian, Tuhan kita, dan Tuhan
kalian adalah satu, dan kita menyerahkan diri kepada-Nya'."
(Diriwayatkan Al-Bukhari).
3. Keimanan jutaan ulama, orang-orang bijak, dan orang-orang
beriman di setiap zaman dan tempat, dan keyakinan kuat mereka bahwa Allah
Ta'ala telah menurunkan kitab-kitab yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya,
manusia terbaik pilihan-Nya.
C. Dalil-Dalil Akal
1.
Kelemahan manusia dan kebutuhannya kepada Tuhan mereka dalam memperbaiki
jasmani dan ruhaninya. Itu menghendaki penurunan kitab-kitab-Nya, yang berisi
undang-undang dan hukum-hukum, yang mewujudkan kesempurnaan pada manusia dan
apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan dunia mereka dan kehidupan akhirat
mereka.
2. Para rasul adalah mediator antara Allah Ta'ala dengan hamba-hamba-Nya. Para rasul tersebut tidak berbeda dengan manusia lainnya yang hidup pada zaman tertentu, kemudian meninggal dunia. Jika mereka tidak memiliki risalah yang dikandung kitab tertentu, pastilah risalah mereka hilang begitu saja bersamaan dengan kematian mereka. Dan manusia sepeninggal mereka hidup tanpa risalah dan tanpa mediator. Akibatnya, hilanglah tujuan utama wahyu dan risalah. Tidak diragukan lagi, bahwa kondisi ini menghendaki penurunan kitab-kitab Ilahiyah.
3. Jika rasul menyeru kepada Allah Ta'ala tidak membawa Kitab dari Tuhannya, yang di dalamnya terdapat undang-undang, petunjuk, dan kebaikan, maka dengan mudah manusia mendustakannya dan mengingkari risalahnya. Jadi, kondisi ini menghendaki penurunan Kitab-Kitab Ilahiyah untuk menegakkan hujjah pada manusia.
Kelebihan Alquran atas Kitab-Kitab sebelumnya:
2. Para rasul adalah mediator antara Allah Ta'ala dengan hamba-hamba-Nya. Para rasul tersebut tidak berbeda dengan manusia lainnya yang hidup pada zaman tertentu, kemudian meninggal dunia. Jika mereka tidak memiliki risalah yang dikandung kitab tertentu, pastilah risalah mereka hilang begitu saja bersamaan dengan kematian mereka. Dan manusia sepeninggal mereka hidup tanpa risalah dan tanpa mediator. Akibatnya, hilanglah tujuan utama wahyu dan risalah. Tidak diragukan lagi, bahwa kondisi ini menghendaki penurunan kitab-kitab Ilahiyah.
3. Jika rasul menyeru kepada Allah Ta'ala tidak membawa Kitab dari Tuhannya, yang di dalamnya terdapat undang-undang, petunjuk, dan kebaikan, maka dengan mudah manusia mendustakannya dan mengingkari risalahnya. Jadi, kondisi ini menghendaki penurunan Kitab-Kitab Ilahiyah untuk menegakkan hujjah pada manusia.
Kelebihan Alquran atas Kitab-Kitab sebelumnya:
1.
Dari segi
turunnya: AlQuran diturunkan kepada Muhammad SAW dengan Haq, kemudian para
sahabat memperolehnya dengan cara hafalan dan ditulis. (بالحق أنزلناه وبالحق نزل ) (Al
isra" :105)
2.
Kandungan AlQuran
sempurna, Yaitu menjadi pertimbangan kebenaran terhadap kitab-kitab sebelumnya,
Apa-apa yang sesuai dengan Alquran maka itulah yang Haq. (و انزلنا إليك الكتاب بالحق مصدقا لما بين يديه من الكتاب ومهيمنا عليه )( Al Maidah: 48).
3.
AlQuran adalah
satu-satunya kitab Suci yang selamat dari penyelewengan dan perubahan yang
dilakukan oleh pengikutnya yang tak bertanggung jawab.( انا نحن نزلنا الذكر و انا له لحافظون ) (AlHijr:
9)
4.
Bahasa yang
dipakai di dalam AlQuran sangat indah tidak akan ada yang mampu membuat ayat
seperti itu. (Baca AlBaqarah: 23-24)
5.
AlQuran adalah
petunjuk dan syifaaun. (baca Yunus: 57)
6.
AlQuran adalah
Kitab yng pling sering dibaca Manusia.
D. Macam-macam Kitab Allah
Dalam agama Islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita
percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam
Alquran dan juga dalam Hadis. Selain dari kitab Allah yang diturunkan melalui
rosul melalui malaikat jibril, kita juga bisa berpedoman pada hadist nabi
Muhammah SAW dan sahifah-sahifah / suhuf / lembaran firman Allah SWT yang
diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim dan Musa AS.
Percaya pada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib 'ain atau wajib bagi seluruh warga muslimin di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti definisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Alquran disebut orang-orang yang murtad.
Daftar kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa Arab
Tambahan :
Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / kristen katolik & protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Alqur'an untuk menjadi penyempurna seluruh kitab suci yang pernah ada.
Percaya pada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib 'ain atau wajib bagi seluruh warga muslimin di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti definisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Alquran disebut orang-orang yang murtad.
Daftar kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa Arab
Tambahan :
Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / kristen katolik & protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Alqur'an untuk menjadi penyempurna seluruh kitab suci yang pernah ada.
E. Kitab dan Suhuf
Yang dimaksud kitab ialah kumulan firman Allah Swt yang
diwahyukan kepada rasul-Nya. Wahyu itu dicatat dalam lembaran-lebaran kertas.
Lembaran-lembaran itu kemudian disatukan menjado ancaman buku besar dan disusun
secara sistematis sesuai petunjuk rasul sendiri. Kumpulan lembaran-lembaran ang
sudah berwujud buku itu lazimnya disebut sebagai kitab.
Kitab yang diturunkan Allah Swt ada empat. Keempat kitab Allah Swt itu adalah Taurat, zabur, injil dan Al-Qur’an. Kitab-kitab itu memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah semua kitab itu menganjurkan keesaan Allah Swt. Sehingga agama-agama sebelum islam lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid, yakni agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah Swt. Perbedaannya terletak pada sifatnya. Kitab-kitab sebelum al-qur’an bersifat local dan ajaran-ajarannya sederhana, sedangkan Al-Qur’an bersifat universal dan abadi sepanjang masa serta lebih luas ajarannya.
Adapun yang dimaksud suhuf adalah lembaran-lembaran yang berisi kumpulan wahyu Allah Swt. Yang diberikan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan demikian, juga kita bandingkan dengan kitab, suhuf relatif lebih sedikit dari pada kitab. Beberapa suhuf dikumpulkan sehingga menjadio sebuah kitab. Allah Swt berfirman sebagai berikut :
Artinya : “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (QS. Al-A’laa : 18-19)
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
Persamaan : Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
Perbedaan :
1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
Kitab yang diturunkan Allah Swt ada empat. Keempat kitab Allah Swt itu adalah Taurat, zabur, injil dan Al-Qur’an. Kitab-kitab itu memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah semua kitab itu menganjurkan keesaan Allah Swt. Sehingga agama-agama sebelum islam lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid, yakni agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah Swt. Perbedaannya terletak pada sifatnya. Kitab-kitab sebelum al-qur’an bersifat local dan ajaran-ajarannya sederhana, sedangkan Al-Qur’an bersifat universal dan abadi sepanjang masa serta lebih luas ajarannya.
Adapun yang dimaksud suhuf adalah lembaran-lembaran yang berisi kumpulan wahyu Allah Swt. Yang diberikan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan demikian, juga kita bandingkan dengan kitab, suhuf relatif lebih sedikit dari pada kitab. Beberapa suhuf dikumpulkan sehingga menjadio sebuah kitab. Allah Swt berfirman sebagai berikut :
Artinya : “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (QS. Al-A’laa : 18-19)
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
Persamaan : Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
Perbedaan :
1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
F. Nama-nama kitab Allah dan Rasul yang
menerimanya
Menurut
Jumhur Ulama, Kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para rasul jumlahnya
ada 104. Dari 104 itu, 50 buah diberikan kepada Nabi Tsis As., 30 buah
diberikan kepada Nabi Idris As., 10 buah diberikan kepada Nabi Ibrahim As. dan
10 buah diberikan kepada Nabi Musa As. seratus buah kitab ini lazim disebut
Shuhuf. Sedangkan yang empat lagi disebut kitab, yakni kitab Taurat untuk Nabi
Musa As., kitab Zabur untuk Nabi Dawud As., kitab Injil untuk Nabi Isa As. dan
kitab Al Qur’an untuk Nabi Muhammad Saw.
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. di bukit Tursina (Mesir)
sekitar abad 12 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan orang Yahudi dan orang yang
berpegang teguh kepadanya disebut kaum Yahudi. Firman Allah SWT dalam QS Al
Maidah ayat 44 :
”Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya...”.
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang Aqidah (Tauhid) dan hukum-hukum syari’at yang dikenal dengan istilah The Ten Commandements (Sepuluh Perintah Tuhan), yaitu :
”Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya...”.
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang Aqidah (Tauhid) dan hukum-hukum syari’at yang dikenal dengan istilah The Ten Commandements (Sepuluh Perintah Tuhan), yaitu :
1.
Kewajiban
meyakini keesaan Allah SWT
2.
Larangan
menyembah berhala/patung
3.
Larangan menyebut
nama Allah dengan sia-sia
4.
Perintah
mensucikan hari Sabtu (Sabat)
5.
Kewajiban
menghormati kedua orang tua
6.
Larangan membunuh
sesama manusia
7.
Larangan berbuat
zina
8.
Larangan
mencuri
9.
Larangan menjadi
saksi palsu
10.
Larangan
mengambil hak orang lain.
2. Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud As. di Yerussalem
(Israel) sekitar abad 10 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan Nabi Dawud sendiri
yaitu bahasa Qibty. Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang dzikir, nasehat dan
hikmah tidak memuat hukum-hukum syari’at. Menurut orang-orang Yahudi dan
Nasrani kitab Zabur sekarang terdapat dalam kitab perjanjian lama (mazmur) dan
terdiri atas 150 pasal. Kitab Zabur merupakan petunjuk bagi umar Nabi Dawud As.
agar bertauhid kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam QS Al Isra ayat 55 :
” ... dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.”
” ... dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.”
3. Kitab Injil
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa As. di Yerussalem (Israel)
sekitar abad I Masehi dalam bahasa dan tulisan Ibrani dan orang yang berpegang
teguh kepadanya disebut kaum Nasrani Pokok ajaran kitab Injil sama dengan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya tetapi sebagian menghapus hukum-hukum
yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zaman itu. Sehingga
kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi keberadaanya. Firman Allah SWT dalam
QS Al Maidah ayat 46 :
”dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.
”dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.
4. Kitab Suci Al
Qur’an
Kitab Suci Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. di
Makkah dan Madinah (Arab Saudi) pada abad VI Masehi dalam bahasa dan tulisan
bangsa Arab suku Quraisy. Pokok ajaran kitab Suci Al Qur’an berisi tentang
aqidah (Tauhid), hukum-hukum syari’at dan muamalat, sebagian isinya menghapus
hukum-hukum syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu dan
melengkapinya dengan hukum-hukum syari’at yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Firman Allah SWT dalam QS Yusuf ayat 2 : ”Sesungguhnya Kami
menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.
Dari keempat kitab itu yang masih terjaga hanya tinggal Al Qur’an saja, sedangkan kitab Taurat, Zabur dan Injil hanya tinggal namanya saja. Ketiga kitab tersebut telah dinaskh oleh Suci Al Qur’an, artinya sejak kitab Suci Al Qur’an diturunkan maka ketiga kitab itu tidak berlaku lagi. Selain itu ketiga kitab tersebut telah banyak berubah atau diganti sehingga tidak asli atau suci lagi. Sedangkan kitab Suci Al Qur’an tetap terjaga kesuciannya sampai hari Kiamat sebab Allah SWT sendiri yang menjamin keasliannya.
Firman Allah SWT dalam QS Al Hijr ayat 9 :
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Kedudukan-kedudukan al-Qur’an antara lain:
a. Sebagai wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
b. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw
c. Sebagai pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
d. Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam
Dari keempat kitab itu yang masih terjaga hanya tinggal Al Qur’an saja, sedangkan kitab Taurat, Zabur dan Injil hanya tinggal namanya saja. Ketiga kitab tersebut telah dinaskh oleh Suci Al Qur’an, artinya sejak kitab Suci Al Qur’an diturunkan maka ketiga kitab itu tidak berlaku lagi. Selain itu ketiga kitab tersebut telah banyak berubah atau diganti sehingga tidak asli atau suci lagi. Sedangkan kitab Suci Al Qur’an tetap terjaga kesuciannya sampai hari Kiamat sebab Allah SWT sendiri yang menjamin keasliannya.
Firman Allah SWT dalam QS Al Hijr ayat 9 :
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Kedudukan-kedudukan al-Qur’an antara lain:
a. Sebagai wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
b. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw
c. Sebagai pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
d. Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam
G. Fungsi dan Hikmah Iman Kepada Kitab-Kitab
Allah Swt
Fungsi dan Hikmah Iman
Kepada Kitab Allah
1. Fungsi
Iman kepada Kitab-kitab Allah
a. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
b. Untuk membangun kehidupan bermasyarakat
c. Untuk menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara
a. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
b. Untuk membangun kehidupan bermasyarakat
c. Untuk menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara
Hikmah Iman kepada
Kitab-kitab Allah :
a.
Meningkatkan keimanan kepada Allah swt yang telah mengutus para rasul untuk
menyampaikan risalahnya.
b. Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci
c. Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti yang tertuang dalam kitab suci
d. Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat
e. Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya
b. Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci
c. Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti yang tertuang dalam kitab suci
d. Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat
e. Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya
Penerapan Hikmah Iman
terhadap Kitab-kitab Suci :
1. Beriman
kepada kitab-kitab sebelum al-Qur’an. Caranya adalah:
a. Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah
b. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan para nabi dan rasul
2. Beriman kepada al-Qur’an. Caranya adalah:
a. Meyakini bahwa al-Qur’an benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad saw
b. Meyakini bahwa isi al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikit pun
c. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan al-Qur’an
d. Mengamalkan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
a. Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah
b. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan para nabi dan rasul
2. Beriman kepada al-Qur’an. Caranya adalah:
a. Meyakini bahwa al-Qur’an benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad saw
b. Meyakini bahwa isi al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikit pun
c. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan al-Qur’an
d. Mengamalkan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Hikmah Beriman Kepada
Kitab-Kitab Allah SWT
Dalam
menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, imlementasinya sebagai
berikut:
a. Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa ganjaran.
b. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (pelajari Q.S. Al Baqarah (2) : 25).
c. Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman.
Al Qur’an adalah firman Allah SWT dan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya dan sampai akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.(Q.S. 15 : 9).
Orang Muslim beriman kepada semua Kitab yang pernah diturunkan Allah Ta'ala, dan semua Shuhuf yang diberikan Allah Ta'ala kepada sebagian rasul-Nya. Serta bahwa itu semua adalah firman-Nya yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya agar mereka menyampaikan Syari'at dan agama dari-Nya. Kitab terbesar ialah empat kitab: Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada hamba Allah dan Rasul-Nya, Isa 'Alaihis Salam. Al-Qur'an adalah kitab teragung di antara keempat kitab tersebut, pengendali kitab-kitab tersebut, dan penghapus semua Syariat dan hukum-hukum kitab-kitab sebelumnya, berdasarkan dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal.
a. Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa ganjaran.
b. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (pelajari Q.S. Al Baqarah (2) : 25).
c. Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman.
Al Qur’an adalah firman Allah SWT dan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya dan sampai akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.(Q.S. 15 : 9).
Orang Muslim beriman kepada semua Kitab yang pernah diturunkan Allah Ta'ala, dan semua Shuhuf yang diberikan Allah Ta'ala kepada sebagian rasul-Nya. Serta bahwa itu semua adalah firman-Nya yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya agar mereka menyampaikan Syari'at dan agama dari-Nya. Kitab terbesar ialah empat kitab: Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada hamba Allah dan Rasul-Nya, Isa 'Alaihis Salam. Al-Qur'an adalah kitab teragung di antara keempat kitab tersebut, pengendali kitab-kitab tersebut, dan penghapus semua Syariat dan hukum-hukum kitab-kitab sebelumnya, berdasarkan dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal.
H. Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Perilaku
SWT
Dalam
menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah SWT berkaitan erat
dengan sikap mental, pikiran dan perasaan. Oleh sebab itu, seseorang yang
beriman atau tidak yang tahu persis hanyalah Allah SWT. Akan tetapi sebagai muslim,
tentunya dapat membuktikan dan mewujudkan keimanannya dengan sikap perilaku
dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku orang yang beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT dapat dicerminkan dengan sinyalemen sebagai
berikut:
a. Meyakini
bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul
dan nabi-nabi-Nya. Sebagaimana firman-Nya: Artinya: “ Dia menurunkan Al Kitab
(Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan
sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ali Imran (3) : 3).
b. Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur’an yaitu sebagai pedoman hidup. (pelajari Q.S. 5 : 48).
c. Menyembah dan beribadah hanya kepada Allah SWT. (pelajari Q.S. 51 : 56)
d. Meyakini bahwa Al Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai penyempurna.
Kitab-kitab dahulu tidak universal ajarannya. Aturan-aturan yang terkandung didalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa dan tempat kitab-kitab itu diturunkan. Oleh karena itu Al Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab suci itu. Artinya:
“ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(Q.S. Al Maidah (5) : 3).
e. Meyakini bahwa teks asli dari kitab yang telah lalu telah hilang sama sekali dan bahasanya telah mati sejak beberapa abad yang silam. Hanya Al Qur’an yang sampai sekarang tidak pernah berubah hatta satu huruf sekalipun.
b. Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur’an yaitu sebagai pedoman hidup. (pelajari Q.S. 5 : 48).
c. Menyembah dan beribadah hanya kepada Allah SWT. (pelajari Q.S. 51 : 56)
d. Meyakini bahwa Al Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai penyempurna.
Kitab-kitab dahulu tidak universal ajarannya. Aturan-aturan yang terkandung didalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa dan tempat kitab-kitab itu diturunkan. Oleh karena itu Al Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab suci itu. Artinya:
“ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(Q.S. Al Maidah (5) : 3).
e. Meyakini bahwa teks asli dari kitab yang telah lalu telah hilang sama sekali dan bahasanya telah mati sejak beberapa abad yang silam. Hanya Al Qur’an yang sampai sekarang tidak pernah berubah hatta satu huruf sekalipun.
I. Cara beriman kepada Kitab-Kitab
Allah
Beriman kepada kitab-kitab
Allah ada dua cara, yaitu :
1. Beriman
kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur’an
a. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan para rasul
b. Meyakini kebenaran isinya
2. Beriman kepada Al-Qur’an
a. Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan Nabi Muhammad Saw
b. Meyakini bahwa isi Al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikitpun
c. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an
d. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
a. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan para rasul
b. Meyakini kebenaran isinya
2. Beriman kepada Al-Qur’an
a. Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan Nabi Muhammad Saw
b. Meyakini bahwa isi Al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikitpun
c. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an
d. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan cara beriman
kepada kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an dan kepada Al-Qur’an sendiri
disebabkan :
1. Masa
berlakunya kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah selesai
2. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an terlalu terbatas pada satu umat saja
3. Kandungan pokok dari kitab-kitab sebelum Al-Quran telah termuat dalam Al-Qur’an
2. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an terlalu terbatas pada satu umat saja
3. Kandungan pokok dari kitab-kitab sebelum Al-Quran telah termuat dalam Al-Qur’an
Kitab-Kitab Allah Swt. dan Para Penerimanya
Dalam agama Islam kita mengenal empat buah kitab yang wajib
kita percaya dan kita imani. Kitab-Kitab Allah Swt. dan para penerimanya
adalah sebagai berikut :
1. Kitab Taurat
diturunkan kepada Nabi Musa as.
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud
as.
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa
as.
4. Kitab
Alqur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
1. Kitab Taurat
Kata taurat
berasal dari bahasa Ibrani, yaitu "thora" yang berarti instruksi.
Kitab Taurat adalah
salah satu diantara kitab-kitab Allah. Kitab suci ini diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. Nabi Musa as. menerima Kitab Taurat untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya beserta Bani Israil.
salah satu diantara kitab-kitab Allah. Kitab suci ini diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. Nabi Musa as. menerima Kitab Taurat untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya beserta Bani Israil.
Kitab Taurat
|
Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen, yaitu Thora,
Nabin, dan Khetubin yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut
Biblia (al-Kitab), yang belakangan oleh orang-orang Kristen disebut Old
Testament (Perjanjian Lama).
Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau berarti juga Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi azas-azas keyakinan (aqidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah) sebagai berikut :
Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau berarti juga Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi azas-azas keyakinan (aqidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah) sebagai berikut :
1. Hormati dan
cintai Allah satu saja,
2. Sebutkan
nama Allah dengan hormat,
3. Kuduskan
hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
4. Hormati ibu
bapakmu,
5. Jangan
membunuh,
6. Jangan
berbuat cabul,
7. Jangan
mencuri,
8. Jangan
berdusta,
9. Jangan ingin
berbuat cabul,
10.
Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang
tidak halal.
2. Kitab Zabur
Kitab Zabur
|
Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari
zabara-yazburu-zabr yang artinya menulis. Makna aslinya adalah kitab yang
tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmur (jamaknya
mazamir), dan dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yakni nyanyian rohani yang
dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmur, yaitu salah satu kitab suci
yang diturunkan sebelum al-Qur’an (selain Taurat dan Injil).
Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”, zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar yang berarti “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusan-Nya, yaitu Nabi Daud as.
Kitab Zabur yang merupakan salah satu dari kitab-kitab Allah ini mengandung kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Terdapat 150 surah dalam Kitab Zabur yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, pujian, hikmah, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam:
1. nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3. ratapan-ratapan jamaah,
4. ratapan dan doa individu, dan
5. nyanyian untuk raja.
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur (Mazmur: 146) antara lain:
Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”, zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar yang berarti “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusan-Nya, yaitu Nabi Daud as.
Kitab Zabur yang merupakan salah satu dari kitab-kitab Allah ini mengandung kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Terdapat 150 surah dalam Kitab Zabur yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, pujian, hikmah, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam:
1. nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3. ratapan-ratapan jamaah,
4. ratapan dan doa individu, dan
5. nyanyian untuk raja.
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur (Mazmur: 146) antara lain:
1. Besarkanlah
olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
2. Maka aku
akan memuji Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan nyanyikan pujian-pujian kepada
Tuhanku selama aku ada.
3. Janganlah
kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai
pertolongan.
4. Maka
putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu
hilanglah segala daya upayanya.
5. Maka
berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh
harap kepada Tuhan.
6. Yang
menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia
sampai selamanya.
7. Yang membela
orang yang teraniaya dan memberi makan orang yang lapar. Bahwa Tuhan membuka
rantai orang yang terpenjara.
3. Kitab Injil
Kitab Injil
|
Kitab Injil
diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Injil yang asli memuat
keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt.
agar manusia meng-esa-kan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa
pun. Di dalam Kitab Injil ada pula penjelasan bahwa di akhir zaman
akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yang bernama
Ahmad atau Muhammad saw.
Kitab Injil yang merupakan salah satu dari kitab-kitab Allah
ini disampaikan Allah Swt. kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya
penerang bagi manusia. Kitab Injil sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an,
bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid
di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Hanya saja Injil pun memiliki nasib yang sama dengan Taurat , yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengan isi keempat Kitab Injil yang tersebut di atas.
4. Kitab al-Qur’an
Hanya saja Injil pun memiliki nasib yang sama dengan Taurat , yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengan isi keempat Kitab Injil yang tersebut di atas.
4. Kitab al-Qur’an
Al-Qur’an
yang merupakan Kitab terakhir dari kitab-kitab Allah ini diturunkan Allah Swt.
kepada Nabi terakhir, Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’an
diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Waktu turun
al-Qur’an selama kurang lebih 23 tahun, tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Qur’an terdiri
atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.
Al-Qur’an
|
Wahyu pertama adalah surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada
malam 17 Ramadhan tahun 610 M. di Gua Hira, kepada Nabi Muhammad
saw ketika beliau sedang ber-khalwat. Dengan diterimanya wahyu
pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai Rasul, yaitu manusia pilihan
Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai saat itu,
Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt. untuk menyampaikan risalah-Nya
kepada seluruh umat manusia di muka bumi.
Wahyu terakhir yang diturun adalah Q.S. al-Maidah ayat 3. Ayat tersebut turun di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah, ketika itu Rasulullah sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat. Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’an merupakan kitab suci terlengkap dan universal, sehingga berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman.
Wahyu terakhir yang diturun adalah Q.S. al-Maidah ayat 3. Ayat tersebut turun di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah, ketika itu Rasulullah sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat. Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’an merupakan kitab suci terlengkap dan universal, sehingga berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman.