assalamualaikum w.w., kali ini saya ingin berbagi tentang pendapatan menurut standar akuntansi. artikel dibwah ini dibuat oleh rustam, FE jurusan akuntansi Universitas Sumatera Utara. silahkan dipelajari :)
PENDAPATAN MENURUT STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23
RUSTAM
Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Universitas Sumatera Utara
A. Pengertian Pendapatan
Akuntansi merupakan kegiatan
jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu.
Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas
laporan keuangan.
Neraca menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana informasi yang
tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba rugi
menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha
yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada tanggal yang tertera di
neraca. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan
investasi perusahaan.
Dalam beberapa dasawarsa
belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan
manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan, maka dapat
membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk
mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi distribusi dividen
di neraca yang akan datang.
Pendapatan sebagai salah satu
elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang
seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya
dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.
Secara garis besar konsep
pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
2. Menurut ilmu akuntansi
ad. 1. Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu
ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam
suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti
keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif
pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan
adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Definisi pendapatan menurut
ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan
badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada
akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal
periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan
hutang.
ad. 2. Menurut ilmu akuntansi
Banyak konsep pendapatan
didifinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada
dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :
2002 digitized by USU digital library 1
a. Pandangan yang menekankan pada
pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari
kegiatan operasional perusahaan. Pendekatan yang memusatkan perhatian kepada
arus masuk atau inflow adalah Revenue is an inflow of assets in the form of
cash, receivables of other property for customer or client, which results from
sales of merchandises or rendering of services, or from investment for
instance, interest may be carned on bonds or saving deposit. Pandangan yang
menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan
barang dan jasa atau outflow.
Vernon Kam menyatakan Revenue is the gross
increase in the value of asset and capital and that the increase eventually
pertain to cash.
For the primary operations of the business,
the cash inflow is created mainly by the production and sale of the output of
the firm.
Kam berpendapat, bahwa pendapatan adalah
kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai aktiva dan modal, dan biasanya kenaikan
tersebut berwujud aliran kas masuk ke unit usaha. Aliran kas masuk ini terjadi
terutama akibat penciptaan melalui produksi dan penjualan output perusahaan.
Konsep dasar pendapatan pada dasarnya
adalah suatu proses mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan
selama jangka waktu tertentu. The basic concept of revenue is that it is a flow
process the creation of goods and services by an enterprises during specific
internal of time. Konsep pendapatan sering dilihat melalui pengaruhnya terhadap
ekuitas pemilik. Berbagai definisi yang timbul sering merupakan kombinasi
konsep-konsep tersebut.
FASB SFAC No.6 memberikan pemahaman
pendapatan adalah Revenues are inflow or other enhancemant of assets of an
entity or settlements of it’s liability (or combination of both) from delivery
or producing goods, rendering, services, or other activities that constitute
the entity’s on going major or central operations.
Definisi di atas, menekankan pengertian
pendapatan pada arus masuk penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau
penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari
penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan lain
yang merupakan operasi inti.
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa
ada dua penggolongan mengenai pendapatan, yaitu penggolongan secara luas dan
secara sempit. Pendapatan secara luas menitikberatkan kepada keseluruhan
kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau berkurangnya hutang
dan dapat merubah modal pemiliknya. Keseluruhan kegiatan perusahaan itu terdiri
dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar kegiatan utama.
Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap
kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan aktiva atau pengurangan hutang
dan yang dapat merubah modal tersebut pendapatan dalam arti sempit.
Dilihat dari arti sempit, untuk kenaikan
ekuitas yang berasal dari transaksi periferal atau insidental pada suatu
entitas dan semua transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang
mempekerjakan entitias kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi
pemilik disebut keuntungan.
Gains are increases in equity (net assets)
from peripheral or incidental transaction of an entity except those that result
from revenues or investment by owner.
Sedangkan Granof dan Belll mendefinisikan
keuntungan sebagai berikut : Gains are increases in net assets from
transactions that are not typical of firm day-to-day transaction.
2002 digitized by USU digital library 2
B. Karakteristik Pendapatan
Pendapatan diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk
mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang
menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebur earning process. Secara garis
besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau
pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. The
activity of earning process creates two effect, possitive stream (revenues and
gains) and negative stream (expenses and loses).
Selisih dari keduanya nantinya menjadi
laba atau income dan rugi atau less. Pendapatan umumnya digolongkan atas
pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang
bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.
Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan
biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan
dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan
normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering
disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke dalam
pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.
Ada beberapa karakteristik tertentu dari
pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke
perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan.
Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan
kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses
penandingan.
1. Sumber pendapatan
Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui
berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan.
Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal;
laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap;
surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan; hadiah,
sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan produk
perusahaan. Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk
saja yang dapat dianggp sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi
mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama
perusahaan.
2. Produk dan kegiatan utama perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang
ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan
berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang
sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
Terkadang, produk yang dihasilkan secara
insidental bila dihubungkan dengan kegiatan utama perusahaan atau yang timbul
tidak tetap, sering dipandang sebagai elemen pendapatan non operasi, maka
pemberian pembatasan tentang epndapatan sangat perlu, untuk itu produk
perusahaan harus diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa yang
disediakan atau diserahkan kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah
relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau
sering tidaknya produk tersebut dihasilkan.
3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses
penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari
harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan
mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari
jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau
2002 digitized by USU digital library 3
rugi yang terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan
beban dibandingkan. Setelah biaya yang dibebankan secara layak dibandingkan
dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan neto.
C. Kriteria
pengakuan pendapatan
Pengakuan sebagai pencatatan suatu item
dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban,
pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran
suatu item baikd alam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah mencakup
angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Empat kriteria mendasar yang harus
dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :
1. Definsi item dalam pertanyaan harus
memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan yaitu aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
2. Item tersebut harus memiliki atribut
relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek
yang dapat dikuantifikasi dan diukur.
3. Relevansi informasi mengenai item
tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan.
4. Reliabilitas informasi mengenai item
tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji, dan netral.
Empat kriteria pengakuan di atas,
diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan keuangan. Namun SFAC
No.5 menyatakan persyaratan yang lebih mengikat dalam hal pengakuan komponen
laba dan pada pengakuan perubahan lainnya dalam aktiva atau kewajiban.
Sebagai tambahan pada empat kriteria
pengakuan secara umum yang telah dijelaskan sebelumnya, pendapatan dan
keuntungan umumnya diakui apabila :
1. Pendapatan dan keuntungan tersebut
telah direalisasikan.
2. Pendapatan dan keuntungan tersebut
telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses untuk menghasilkan laba
telah selesai.
Pendapatan direalisasikan ketika kas
diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan
ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau
wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu.
Kriteria ini juga dipenuhi jika produk
tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar publik untuk
jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga
pasar yang telah diketahui.
Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan
secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan
menerima manfaat dari pendapatan yang terkait. Secara umum pendapatan diakui
ketiga proses menghasilkan laba diselesaikan atau sebenarnya belum diselesaikan
selama biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba
dapat diestimasi secara tepat.
2002 digitized by USU digital library 4
D.
Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan NO.23.
Kemampuan dari akuntansi memberi suatu
informasi yang baik dapat dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep
pengakuan pendapatan dengan tepat sehingga membantu pemakai dalam mengambil
keputusan.
Standar Akuntansi Keuangan NO.23
mendefinisikan pendapatan sebagai berikut :
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari pernyataan di atas yang tidak
memiliki manfaat ekonomi dalam peningkatan ekuitas bagi perusahaan dikeluarkan
dari pendapatan.
Saat menentukan pendapatan diakui dapat
ditinjau dari besar kemungkiman manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke
perusahaan dapat diukur dan diprediksikan dengan normal.
1. Pengukuran pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul
dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan
dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan
nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi
jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada
umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan
adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun
jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan
tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan
sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan
transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau
dapat diterima.
Barang yang dijual atau jasa yang
diberikan untuk diperkirakan atau barter dengan barang atau jasa yang tidak
sama, maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan
sifat dan nilai yang sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai
transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
2. Pengakuan pendapatan
Pendapatan yang timbul dari kegiatan
normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria
pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap
transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria
pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara
terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari
transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau
lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa
sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian
transaksi tertentu secara keseluruhan.
Pendapatan dari penjualan barang harus
segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi :
2002 digitized by USU digital library 5
• Perusahaan
telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memudahkan manfaat
kepemilikan barang kepada pembeli;
• Perusahaan tidak lagi mengelola atau pengendalian efektif
atas barang yang dijual;
• Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal;
• Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan
transaksi akan mengalir ke perusahaan tersebut;
• Biaya yang akan terjadi atau yang akan terjadi sehubungan
dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan handal.
Bila salah satu kriteria di atas tidak dipenuhi, maka pengakuan
pendapatan harus ditangguhkan. Pendapatan tidak diakui apabila perusahaan tersebut
menahan resiko dari kepemilikan, antara lain :
• Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan
pelaksanaan suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana
lazimnya;
• Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu
tergantung pada pendapatan pembeli yang bersumber dari penjualan barang yang
bersangkutan;
• Bila pengiriman barang tergantung pada instalasinya, dan
instalasi tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum
diselesaikan oleh perusahaan; dan
• Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan
alasan yang ditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan
apakah akan terjadi return.
Pendapatan dan transaksi penjualan jasa dapat diestimasi atas
tugas yang disepakati perusahaan. Pendapatan sehubungan dengan transaksi
tersebut diakui pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, penjualan jasa dapat diakui
dengan metode persentase penyelesaian, bila memenuhi seluruh kondisi berikut :
• Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal;
• Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan;
• Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca
dapat diukur dengan andal; dan
• Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya tidak
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah
perusahaan tersebut dapat dipisah dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa
yang diberikan dan diterima oleh pihak-pihak tersebut, antara lain :
• Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan
dengan kekuatan hukum yang berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima
pihak-pihak tersebut;
• Imbalan yang harus dipertukarkan; dan
• Cara dan persyaratan penyelesaian.
Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan
berbagai metode, tergantung pada sifat transaksi, metode tersebut dapat
meliputi :
• Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan.
• Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal.
• Pendapatan atas bunga, royalti, dan deviden ini diakui dengan
menggunakan dasar tersebut.
• Bunga harus diakui atas dasar proporsi
waktu yang memperhitungkan hasil efektif aktiva tersebut.
2002 digitized by USU digital library 6
• Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi
perjanjian yang relevan.
• Dalam metode biaya (cost method),
deviden tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
diterapkan.
2. Masalah pengukuran dan pengakuan
pendapatan
a. Masalah pengukuran pendapatan
Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke
penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan
data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari lingkungan membatasi keakuratan
dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan ini harus dikemukakan
secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip serta prosedur
akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan atau
kurangnya alat pengukur memadai.
Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil
penjualan perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi
pendapatan. Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan
dengan jumlah uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh
sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu.
Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat
timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu
relevan. Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka
sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini.
Namun, ketidakmampuan untuk membuat
pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan
dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan
ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan
secara layak atribut yang sedang diukur.
b. Masalah pengakuan pendapatan
Pada penjelasan sebelumnya konsep
pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh para ahli ekonomi maupun
akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur tertentu,
perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
Didalam definisi pendapatan sebagai produk
perusahaan dalam mengukur dan melaporkan pendapatan masih menghadapi masalah.
Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama
ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis atau
yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan diakui kemudian
jika fungsi atau kegiatan ekonomi tambahan akan terjadi kemudian.
Sebaliknya bahwa nilai tambahan oleh
perusahaan seharusnya dialokasikan beberapa titik waktu, bahkan jika
pertambahan nilai oleh perusahaan dilaporkan pada satu titik waktu saja maka
jumlah pendapatan yang ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor
ekonomi lainnya harus dilaporkan pada satu titik waktu saja. Walaupun
pendapatan yang ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor lainnya
sesuah pengakuan utama. Inilah konsep nilai bersih yang dapat direalisasikan
yaitu harga penjualan tunai akhir dikurangi biaya tambahan untuk memproduksi
dan menjual.
Salah satu kesulitan utama konsep
realisasi adalah bahwa realisasi mempunyai arti berbeda-beda bagi setiap orang.
Di dalam pengertian yang lebih luas, istilah ini digunakan hanya untuk
mengartikan pengakuan pendapatan. Tetapi banyak para ahli menggunakan istilah
realisasi tersebut dalam arti memandangnya sebagai aturan khusus yang cocok
bagi pelaporan transaksi, sedangkan yang lain
2002 digitized by USU digital library 7
akan memasukkan semua kenaikan nilai tanpa mempermasalahkan
jenis dan sumbernya.
Dari berbagai istilah dan penjelasan
mengenai pengakuan pendapatan yang dijelaskan oleh para ahli dan pakar
akuntansi terlihat dengan jelas bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan
diantara para ahli berkaitan dengan masalah pengakuan pendapatan, hal ini mungkin
saja disebabkan perbedaan geografis dan keadaan, serta praktek-praktek yang
akan dihadapi di masing-masing daerah atau negara. Untuk itu bagi perusahan
dalam menggunakan konsep pengakuan pendapatan memilih salah satunya dalam
menggunakan konsep pengakuan pendapatan dan diharapkan diterapkan secara
konsisten dalam perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Dykman, Thomas R., Akuntansi Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid Satu, terjemahan
Munir Ali, Erlangga, Jakarta, 2000.
Granof, Michael H., Philip W., Bell, Financial Accounting Principles and Issues, Fourth Edition, Prentice Hall Inc.,
Englewood Cliffs, 1991.
Hadibroto, S., Sukadam, Sudardjat, Akuntansi Intermediate, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta,
1985.
Harahap, Sofyan Safri, Teori Akuntansi, PT. Raja Grafindo Perseda, Jakarta,
1993.
Hendriksen, Eldon S., Accounting Theory, Fifth Edition, Richard D.Irwin Inc.,
Homewood, Illinois, 1990.
Kam, Vernon, Accounting Theory, Edisi Kedua, terjemahan Suwardjono,
BPFE, Yogyakarta, 1998.
Niswonger, C.Rollin, Fess, Philip E., Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Ketujuhbelas, Erlangga, Jakarta,
1999.
Smith, Jay M., Skousen, K.Fred, Akuntansi Intermediate Volume
Komprehensive,
Edisi Kesebilan, Jilid Dua, terjemahan Alfonsus Sirait, Erlangga, Jakarta,
1993.
FASB APB Statement No.4, Basic Concept and Accounting Principle
Underlying Financial Statements of Business Enterprise, AICPA Inc., New York, 1970.
FASB, Accounting Standard Original Pronoucements, Juli 1973 - Juli 1984, New York, 1984.
FASB, Statement of Financial Accounting Concept NO.5, “Recognation and Measurement in
Financial Statement of Business Enterprises, Norwalk, 1984.
FASB, SFAC No.5,
Edisi Kedua, terjemahan Suwardjono, BPFE, Yogyakarta, 1989.
FASB, Statement of Financial Accounting Concept No.6, “Elements of Financial Statements of
Business Enterprises”, Norwalk, 1985.
2002 digitized by USU digital library 8
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta, 1994.
2002 digitized by USU digital library 9