Dibawah ini adalah contoh laporan wawancara tentang kehidupan remaja di indonesia, silahkan dipelajari :)
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan pengusunan laporan hasil wawancara ini dengan lancar. Kegiatan
ini merupakan tugas yang di berikan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia
yang bertujuan untuk memberikan informsi dan menambah wawasan kita serta
membuat kita berani mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
Tidak
lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan hasil wawancara ini. Kami sadar bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun
selalu kami harapkan.
Purworejo, ....Februari 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
LAPORAN WAWANCARA
A.
Tema
Kehidupan Remaja
B.
Latar Belakang
Istilah pacaran memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sudah
banyak orang yang mengangkat topik ini untuk dikaji, dibahas, dan diteliti.
Namun topik ini selalu menarik untuk diangkat karena melekat dalam kehidupan
kita sehari-hari terutama bagi remaja.
Makalah ini disusun atas dasar kondisi psikis remaja yang sedang mengalami kebimbangan
dalam mengambil sebuah keputusan yang nantinya akan menjadi prinsip dan pedoman
hidup. Remaja sedang
mengalami sebuah masa dimana seseorang itu mencari tahu siapa dirinya dan apa
yang semestinya dilakukan dan tidak dilakukan dengan kata lain penulis sedang
mencari jati diri. Masalah pacaran merupakan masalah yang kontemporer
dikalangan pemuda saat ini. Sebuah tindakan yang wajar sebagai wujud dari
perasaan suka kepada lawan jenis namun kebanyakan menjadi ajang pelampiasan
nafsu yang berakibat buruk bagi para pelakunya.
Sebagai seorang remaja yang sebentar lagi menginjak usia dewasa tentu sudah
pernah merasakan getaran-getaran cinta. Seuatu perasaan suka kepada lawan jenis
yang diekspresikan melalui berbagai macam cara. Suatu perasaaan yang bergejolak
di dalam hati terhadap seseorang yang menimbulkan rasa ingin memperhatikan dan
diperhatikan, rasa ingin tahu lebih, rasa malu, rasa cemburu, rasa curiga dsb
semua rasa bercampur menjadi satu kadang suka, kadang sedih, kadang berani,
kadang takut untuk melakukan sesuatu hal yang berhubungan denganya. Rasa ini
yang bisa mengubah seseorang baik dari segi perspektif, tingkah laku, tutur
kata, gaya berbusana dll bergantung pada dengan siapa dan bagaimana orang
disekitarnya mempengaruhi untuk berlaku apa yang semestinya dia lakukan menurut
pandangan mereka.
C. Tujuan
Memberikan informasi tentang bagaimana hukum pacaran dalam realitas
kehidupan remaja di zaman modern, dan pengaruh-pengaruh yang timbul akibat
berpacaran.
D. Narasumber :
1.
Nama : Sekar Wiranti
Kelas : XI A 3
Sekolah : SMA Negeri 11 Purworejo
2.
Nama : Muhsim Hasyim
Alamat : Jl. A. Yani No. 341
Pekerjaan : Sebagai Ustad
3.
Nama :
Rina
Pekerjaan : Guru BK SMA Negeri 1 Purworejo
E. Pewawancara :
Nama : Andi Akhmad
No : 03
Kelas : X RSBI 9
Nama :
Endah Lestari
No :
12
Kelas : X RSBI 9
Nama :
Hafied Achmad W
No :
16
Kelas : X RSBI 9
Nama :
Hendarti Azizah A
No :
17
Kelas : X RSBI 9
F. Alat bantu
Kamera digital
Alat tulis
Handphone
Laptop
G.
Waktu
Hari : Kamis
Tanggal: 31
Januari 2013
INSTRUMEN WAWANCARA
Pertanyaan untuk Pak
Ustad:
1.
Akhir akhir ini
banyak orang yang berpacaran dan tidak jarang mereka tergoda untuk melakukan
hal yang dilarang, apa tanggapan bapak mengenai peristiwa tersebut?
2.
Apa itu sebenarnya
arti dari pacaran tersebut?
3.
Apakah dalam
agama hal berpacaran itu dianjurkan?
4.
Apakah ada dasar
yang kuat untuk melakukan pacaran?
5.
Orang berpacaran
identik dengan berpegangan tangan, berciuman, ataupun berpelukan sedangkan
mereka itu belum mukhrim, apakah itu tidak bertentangan?
6.
Mereka yang
berpacaran bahkan ada sampai yang melakukan zina, apa hukuman yang melakukan
zina tersebut?
7.
Apakah ada cara
lain untuk mengenal satu sama lain selain melakukan pacaran tersebut?
Pertanyaan untuk remaja yang berpacaran
1. Apa arti pacaran menurut anda sendiri?
2. Apakah anda sudah pernah brpacaran
3. MenurutAnda,
apa saja hal-hal yang mendorong untuk melakukan pacaran?
4. Adakah ada manfaat dari
berpacaran tersebut?
.... Apa sajakah manfaatnya? .... Apa aja mudharatnya?
5. Apa ada pengorbanan jika kita melakukan pacaran?
.... Apa saja
pengorbanannya?
6.
Biasanya jika sudah
berpacaran maka perasaan anda berbeda sebelum anda berpacaran, Apa perasaan
anda setalah berpacaran?
7.
Jika hubungan
tersebut mendapat larangan oleh orang tua Anda, apa yang akan Anda lakukan?
Pertanyaan untuk Guru BK
1.
Akhir-akhir ini
banyak remaja yang melakukan pacaran, apa pendapat atau tanggapan bapak/ibu
guru?
2.
Apa sajakah yang
mendorong mereka sehingga melakukan pacaran yang dianilai orang “terlalu dini”?
3.
Apakah dengan
berpacaran tersebut berpengaruh terhadap proses belajar mereka?
4.
Apa saja pengaruhnya
dalam pembelajaran, apakah pacaran dapat memacu mereka untuk belajar lebih giat
atau membuat mereka terganggu dalam belajar atau yang lainnya?
5.
Menurut pengamatan
saya, orng berpacaran lebih bersifat egoistis atau mementingkan kepentingan
pribadi, sehinga mereka menganggap bahwa orang lain tersebut hanya saja
pelengkap. Apa yangmenybabkan hal yang demikian?
6.
Mereka yang
melakukan pacaran sering menggunakan uang secara jor-joran sehingga kurang
memanajemen uang, bagaimana tanggapannya?
7.
Apa solusi yang
tepat kepada siswa yang pacaran agar tidak mengganggu pembelajaran?
8.
Apa sajakah yang
harus diperhatikan agar orang yang berpacaran tidak melebihi batas?
9.
Apa saran dari
bapak/ibu untuk siswa yang sudah atau belum pacaran?
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan untuk Pak Ustad
Pewawancara : Akhir
akhir ini banyak orang yang berpacaran dan tidak jarang mereka tergoda untuk
melakukan hal yang dilarang, apa tanggapan bapak mengenai peristiwa tersebut?
Narasumber : Dalam
menempuh pendidikan arahnya hanya pembangunan fisik, pembangunan rohaninya
kurang. Pada zaman saya dulu ada mata pelajaran akhlak, itu sangat bernilai
membantu untuk perkembangan rohani maupun fisik yang baik. Karena jika karakter
fisik dan rohani kurang sangat membahayakan. Dan akan kembali ke zaman
jahiliyah, dimana otaknya pandai tapi bodoh dalam penerapannya. Walaupun
maksudnya baik, tetapi banyak yang keliru dalam pemahamannya. Dan akan dinilai
Tuhan (Allah SWT) sebagai kedzaliman. Kedzaliman dapat didefinisikan merupakan
sesuatu yang diterapkan tidak pada tempatnya. Sangat berhubungan erat dengan
remaja, karena dalam aturan manusia tidak sebebas binatang. Seperti yang
dikatakan Nabi “ Fidunya fijnulmu’minin
” artinya : Penjaranya orang mukmin. Jadi orang beriman itu banyak
aturan-aturan, tetapi dunia ini merupakan surganya orang kafir.
Pewawancara : Apa
itu sebenarnya arti dari pacaran tersebut?
Narasumber : Seperti yang telah dijelaskan pada surah
Al Hujurat yang artinya : “ Manusia diciptakan dari seorang laki-laki dan
perempuan, dan diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya mereka
saling kenal-mengenal ”. Sehingga kita
dapat memahami satu sama lain. Sering disebut dengan silaturahim. Silaturahim
ditujukan untuk mempererat tali persaudaraan atau pertemanan seseorang.
Silaturahim juga dapat menambah rizki, yang dimaksudkan disini tidak hanya
rizki secara materi, tetapi juga rizki pengetahuan.
Pewawancara : Apakah
dalam agama hal berpacaran tersebut dianjurkan?
Narasumber : Menurut agama, berpacaran itu boleh,
tetapi hanya untuk saling kenal-mengenal dan tidak menjurus ke hal negative,
karena itu bukan tujuan saling kenal mengenal melainkan saling menikmati.
Dengan saling kenal-mengenal kita dapat mengetahui kualitas masing-masing.
Sehingga mengetahui hubungan tersebut dapat diteruskan ke hal yang lebih serius
atau hanya menjadi teman biasa. Seperti Nabi Muhammad saw yang dilamar oleh
Khatidjah, karena Nabi merupaka orang yang dapat dipercaya yang berawal dari
saling kenal-mengenal.
Pewawancara : Apakah
ada dasar yang kuat untuk melakukan pacaran?
Narasumber : Ya dasarnya saling kenal-mengenal tadi.
Pewawancara : Orang
berpacaran identik dengan berpegangan tangan, berciuman, ataupun
berpelukan sedangkan mereka itu belum mukhrim, apakah itu
tidak bertentangan?
Narasumber : Itu sangat bertentangan, karena menyalahi
aturan beragama. Agama itu berkarakter atau akhlak.
Pewawancara : Mereka
yang berpacaran bahkan ada sampai yang melakukan zina, apa hukuman yang
melakukan zina tersebut?
Narasumber : Zina, jika mereka belum bekeluarga akan
didenda 100 kali, dan apabila telah berkeluarga akan dilempari sampai mati, dan
jika tidak diketahui penegak hukum maka diam saja, dan akan dimaafkan Tuhannya.
Tetapi dengan catatan orang tersebut akan taubat atau berhenti melakukan hal
tersebut.
Pewawancara : Apakah
ada cara lain untuk mengenal satu sama lain selain melakukan pacaran tersebut?
Narasumber : Ada, dengan memperhatikan orang tersebut
melalui perantara orang lain. Untuk mengetahui kepribadian, dan lahir batinnya,
maupun jiwa. Dengan batas-batas tertentu dan tidak menyalahi aturan.
Remaja
Pewawancara : Apa
arti pacaran menurut anda sendiri?
Narasumber :
Pacaran merupakan hubungan dua orang yang bertujuan untuk saling mengenal satu
sama lain.
Pewawancara : Apakah
anda sudah pernah brpacaran?
Narasumber :
Saya sudah pernah berpacaran.
Pewawancara : MenurutAnda,
apa saja hal-hal yang mendorong untuk melakukan pacaran?
Narasumber :
Mempunyai rasa yang saling suka satu sama lain, ada rasa gengsi terhadap teman.
Pewawancara : Adakah manfaat dari berpacaran tersebut?
Narasumber :
Tentu ada. Misalnya, merasa lebih diperhatikan, dapat juga sebagai penyemangat,
dan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi.
Pewawancara : Adakah dampak negatif dalam berpacaran?
Narasumber :
Dampak negatif apabila kita lupa waktu, lebih meluangkan waktu dengan pacar
daripada keluarga, jika hubungan tidak sejalan dapat terjerumus ke pergaulan
bebas.
Pewawancara : Apa
ada pengorbanan jika kita melakukan pacaran?
Narasumber :
pengorbanan uang, pulsa, bahkan perasaan.
Pewawancara : Biasanya
jika sudah berpacaran maka perasaan anda berbeda sebelum anda berpacaran, Apa
perasaan anda setalah berpacaran?
Narasumber :
Seperti yang telah disebut tadi, kita merasa lebih diperhatikan.
Pewawancara : Jika
hubungan tersebut mendapat larangan oleh orang tua Anda, apa yang akan Anda
lakukan?
Narasumber :
Sebisa mungkin kita turuti kemauan orang tua, atau dengan pending maupun putus.
Pacaran, Boleh atau Tidak?
Istilah pacaran memang
sudah tidak asing lagi di kalangan para remaja. Masalah ini kerap menjadi
masalah yang kontemporer dalam kehidupan pemuda pemudi masa kini. Pada
dasarnya, para remaja yang mulai menginjak dewasa mengalami sebuah masa dimana
ia sedang mencari tau siapa dirinya dan apa yang semestinya dilakukannya.
Dengan kata lain, mereka berusaha mencari jati diri mereka. Pacaran menjadi hal
yang wajar sebagai wujud perasaan saling suka terhadap lawan jenis, bertujuan
untuk saling mengenal, namun kerap kali menjadi ajang pelampiasan nafsu yang
berakibat buruk bagi para pelakunya.
Sebagai seorang remaja yang sebentar lagi menginjak
usia dewasa tentu sudah pernah merasakan getaran-getaran cinta. Seuatu perasaan
suka kepada lawan jenis yang diekspresikan melalui berbagai macam cara. Suatu
perasaaan yang bergejolak di dalam hati terhadap seseorang yang menimbulkan
rasa ingin memperhatikan dan diperhatikan, rasa ingin tahu lebih, rasa malu,
rasa cemburu, rasa curiga, dsb. Semua rasa bercampur menjadi satu, kadang suka,
kadang sedih, kadang berani, kadang takut untuk melakukan sesuatu hal yang
berhubungan denganya. Rasa ini terkadang bisa mengubah seseorang baik dari segi
perspektif, tingkah laku, tutur kata, gaya berbusana, dan lain-lain, bergantung
dengan siapa dan bagaimana orang disekitarnya mempengaruhi untuk berlaku apa
yang semestinya dia lakukan menurut pandangan mereka.
Dalam hal berpacaran
sering terjadi penyimpangan yang berakibat buruk bagi remaja yang seharusnya
menjadi generasi penerus bangsa. Pendidikan pada era baru saat ini memang lebih
ditujukan untuk pendidikan intelegensi ketimbang kerohanian.Pendidikan akhlak
dalam ilmu agama dan sosial yang diberikan dianggap belum dapat direalisasikan
dengan baik oleh para remaja. Selain itu, perkembangan zaman juga memperngaruhi
timbulnya dorongan untuk melakukan pacaran. Jika zaman dahulu berjalan dengan
lawan jenis dianggap tabu, maka di masa modernisasi kini bergandengan tangan
dengan lawan jenis hanya dianggap angin lalu. Maka tidak heran jika beberapa
ulama dan pemuka agama memberikan istilah zaman sekarang adalah zaman
jahiliyah, zaman yang memiliki orang-orang berotak cerdas namun bodoh dalam
penerapan. Dalam agama Islam, hal ini dinilai Allah SWT sebagai kedzaliman,
atau sesuatu yang diterapkan tidak pada tempatnya. Hal ini berhubungan erat
dengan kehidupan remaja masa kini.
Salah satu alasan remaja
mencoba pacaran adalah untuk menunjukkan harga diri mereka. Anak-anak yang self
esteem-nya kurang baik, berusaha mencari kebanggaan dengan cara punya pacar
yang bisa dia banggakan. Dia ingin diakui teman-temannya. Jika dia sudah punya
pacar dan pacarnya cantik, apalagi pintar, maka dia akan merasa bangga dan harga
dirinya bertambah. Tak jarang beberapa dari mereka dengan sengaja mengumbar
kemesraan di depan umum. Hal tersebut yang justru membuat pergaulan remaja
semakin tidak ada batasnya.
Kebanyakan dari remaja yang belum matang ini menganggap pacaran sebagai sesuatu
yang biasa dan wajar, namun sebenarnya banyak sekali mudharat yang didapat dari
berpacaran. Yang pertama dan paling dekat, mereka yang berpacaran biasanya
berpikiran bahwa dunia adalah milik mereka berdua. Mereka bisa begitu tidak
peduli pada orangtua dan saudara-saudaranya, bahkan mengabaikan sahabat dan peer
group-nya.Yang kedua, berpacaran tentu dapat mempengaruhi aktifitas
belajar. Mereka cenderung lebih senang memikirkan pasangan mereka daripada
harus berkutat dengan tugas-tugas dan nilai di sekolah. Sering melamun ketika
pelajaran sedang berlangsung, sering tertawa tanpa hal yang jelas, dan lain
sebagainya, adalah contoh nyata dari dampak buruk berpacaran. Yang ketiga dan
paling berbahaya, pacaran dapat membawa kita menuju hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti sex bebas, tanpa memperhitungkan faktor resikonya.
Meskipun demikian, pacaran selain
mambawa mudharat juga bisa membawa maslahat, dengan syarat, kedua orang yang
berpacaran tersebut memiliki komitmen untuk hanya sekedar saling mengenal lebih
dekat. Tidak jarang mereka merasa pacaran menjadi dorongan utama untuk belajar
lebih giat. Dalam kasus mendapat nilai jelek misalnya, seseorang yang sudah
memiliki pacar tentu akan merasa malu jika pacarnya tau nilainya tidak baik.
Hal tersebut tentu dapat mendorong seseorang untuk bekerja lebih keras untuk
mendapat nilai lebih baik. Namun dalam kehidupan remaja yang kebanyakan masih
labil, jarang sekali hal ini terjadi. Mereka masih sulit untuk memgang
komitmen.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi remaja terjerumus dalam pergaulan bebas adalah, remaja
sekarang ini banyak yang tidak punya prinsip. Banyak remaja baru akan dibilang
gaul, jika remaja tersebut sudah punya pacar, dibilang gaul kalau nge-seks,
tanpa memperhitungkan faktor risikonya. Faktor lainnya, semakin tipisnya iman
dan taqwa (imtaq). Ketika imtaq ini sudah dipunyai, kemanapun dan di manapun
remaja itu akan tinggal, mereka tidak akan terpengaruh pada pergaulan bebas.
Maka
dari itu, seperti yang kita bahas di depan, pacaran memang banyak membawa
mudharat. Jadi sebaiknya pacaran dapat ditunda terlebih dahulu sampai
setidaknya di tingkat perguruan tinggi, karena pada hakikatnya remaja yang
saling berpacaran saat ini hanya atas dasar cinta monyet/cinta sesaat saja.
Masa remaja adalah masa yang sangat berharga, jangan karena salah pergaulan
dapat membuat kalian menjadi kehilangan masa remaja dan masa depan. Apalagi
kalo sampai disibukkan dengan masalah seks bebas yang berujung pada hal-hal
yang tidak diinginkan.