BAB 1 PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI PERMUKAAN BUMI (KELAS XI)

Tags

1. Pengertian Fenomena Biosfer
Amatilah jenis-jenis makhluk hidup yang ada di sekitar Anda! Identifikasikan ciri-cirinya! Adakah perbedaan dengan tempat lain? Dapatkah Anda menyebutkan perbedaan tersebut? Mengapa?
Ingat dan renungkan kembali bahwa hal tersebut merupakan suatu fenomena yang dipelajari dalam objek ilmu geografi. Perhatikan Gambar 1.1 sebagai bahan kajian!
Pada Gambar 1.1 tampak suatu lingkungan tempat tinggal yang terdiri atas pekarangan dan bangunan rumah. Lingkungan tempat tinggal tersebut merupakan suatu ruang di mana dalam ruang tersebut terjadi saling interaksi, interrelasi, dan saling ketergantungan antara komponen satu dengan yang lain. Tanaman yang tumbuh di pekarangan memerlukan tanah sebagai media tumbuh, memerlukan sinar matahari dan udara untuk kelangsungan hidupnya, bahkan sering pula memerlukan manusia untuk merawatnya. Semua komponen ini saling berinteraksi sehingga terjadi proses yang saling memengaruhi. Hal inilah yang dipelajari dalam geografi.
Anda tentunya telah memahami macam-macam objek material ilmu geografi dalam kelas X. Coba Anda ingat kembali materi tersebut! Berbagai fenomena geosfer antara lain litosfer, pedosfer, atmosfer, serta hidrosfer. Fenomena-fenomena tersebut adalah objek material geografi yang merupakan fenomena fisik di permukaan bumi, sedangkan dalam kelas XI Anda akan mempelajari fenomena yang berkaitan dengan makhluk hidup yang ada di permukaan bumi.
Anda dapat mengawali pemahaman tentang fenomena geosfer dengan memahami dahulu tentang pengertian fenomena. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra serta dapat diterangkan dan dinilai secara ilmiah, sehingga yang mencirikan fenomena adalah ”dapat dinilai dan diterangkan secara ilmiah”.
Berdasarkan ciri fenomena tersebut Anda dapat menguraikan dan menjelaskan arti dari objek material geografi yaitu ”fenomena geosfer”. Segala gejala yang berkaitan dengan bumi dapat dijelaskan secara ilmiah. Penjelasan dari fenomena geosfer tersebut dalam geografi dapat dilakukan melalui 3 pendekatan yaitu pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah, ingat kembali ketiga pendekatan tersebut!
Coba Anda sebutkan dan jelaskan fenomena-fenomena geosfer yang telah dipelajari dengan menggunakan ketiga pendekatan tersebut! Setelah Anda memahami tentang fenomena geosfer, amatilah apakah ada ketergantungan di antara makhluk hidup dengan lingkungan fisiknya?  Untuk lebih jelasnya cermati fenomena berikut!
Revolusi Industri yang terjadi pada tahun 1800-an di beberapa kota besar di Inggris telah menyebabkan terjadinya seleksi alam terhadap sekelompok ngengat. Ketika Revolusi Industri belum terjadi banyak dijumpai ngengat dengan warna cerah dan berbintik-bintik hitam (corak seperti lumut yang menempel di pohon), sehingga apabila ngengat tersebut hinggap di pohon dapat menyamarkan bagi pemangsanya. Namun ketika Revolusi Industri terjadi di mana jelaga telah mengubah warna pepohonan serta bangunan maka saat itu yang banyak dijumpai adalah ngengat dengan warna kehitaman, sedangkan ngengat berwarna cerah selanjutnya diketahui banyak dijumpai di daerah pedesaan.
Fakta di atas merupakan salah suatu contoh fenomena biosfer yang secara panca indra dapat dilihat dan dapat dianalisis secara jelas. Berkembangnya ngengat yang berwarna kehitaman pada saat Revolusi Industri adalah salah satu bentuk seleksi alam. Spesies tersebut adalah spesies yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan saat itu karena warnanya yang kehitaman sesuai dengan jelaga dapat menyamarkan bagi pemangsanya. Sedangkan ngengat dengan warna cerah lebih mudah dimakan pemangsa karena warnanya yang menonjol di antara lingkungan yang penuh jelaga.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, pengertian biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup yang meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer, di mana ketiganya saling berinteraksi membentuk suatu tempat ditemukannya kehidupan di bumi.
2. Lapisan Biosfer
Di sekitar kita ada tiga jenis makhluk hidup yang menempati permukaan bumi. Ketiga jenis makhluk hidup tersebut adalah manusia, hewan, dan tumbuhan. Namun dalam kajian geografi, pembahasan mengenai manusia dipisah secara tersendiri yaitu dalam antroposfer.
Setelah cukup mengerti mengenai fenomena biosfer, marilah kita pelajari ”lapisan biosfer”. Telah dikemukan di atas bahwa biosfer adalah lapisan hidup sehingga pada lapisan ini merupakan lapisan paling dinamis karena objeknya yang berupa makhluk hidup, di mana makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan pengertian biosfer maka pertanyaan yang timbul adalah bagaimana perbedaan biosfer dan objek biologi? Seperti yang telah kita kenal selama ini bahwa biologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan). Amatilah gambar proses pertum-

pertumbuhan dari biji sampai dewasa. Tanaman kelapa juga mempunyai struktur batang, daun, dan jenis akar yang khas. Halhal yang merupakan ciri fisik, sifat biologis, dan pertumbuhan pada tanaman kelapa tersebut yang dipelajari dalam biologi.
Tanaman kelapa selain mengalami proses-proses biologis, juga memerlukan tempat yang sesuai sebagai tempat tumbuh dan berkembang. Hal ini bisa juga disebut dengan persebaran tanaman, di mana kelapa banyak tumbuh di daerah pantai. Hal inilah yang dipelajari tentang makhluk hidup di dalam geografi.
Berdasarkan gambar dan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa yang mencirikan suatu ilmu adalah cara menganalisis objek kajiannya. Pada materi biologi cenderung mengkaji makhluk hidup ( anatomi dan fisiologi), sedangkan geografi dalam mengkaji makhluk hidup dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan.
Pantai merupakan lingkungan yang tepat bagi pertumbuhan kelapa. Dinamika yang terjadi di pantai memengaruhi pertumbuhan kelapa. Persebaran kelapa banyak dipengaruhi oleh air laut, kelapa yang tua jatuh dan terseret ombak sehingga terombang-ambing di lautan sampai akhirnya kelapa akan dihempaskan kembali di pantai.

dapat kita jumpai di daerah pegunungan, sedangkan pohon jati banyak kita jumpai di dataran rendah? Mengapa pohon berdaun oranye keemasan (pohon oak) tidak bisa kita jumpai di Indonesia dan mengapa di daerah gurun hanya kaktus yang dapat tumbuh?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, akan lebih baik apabila Anda terlebih dahulu melakukan kegiatan berikut!
1.       Bentuklah kelompok diskusi dengan temanmu!
2.       Lakukan pengamatan terhadap persebaran tanaman secara mikro dengan melakukan perjalanan dari daerah dataran tinggi ( pegunungan) yang paling dekat dengan tempat tinggal kalian menuju dataran rendah!
3.       Lakukan pengamatan terhadap macam tanaman yang tumbuh, apabila pada ketinggian tempat tertentu sudah tidak ditemui tanaman tersebut maka catatlah pada ketinggian tempat berapa tanaman tersebut mulai tidak dapat dijumpai!
4.       Lakukan seterusnya hingga kalian mendapatkan perbedaan yang jelas!
5.       Diskusikan dengan kelompokmu, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan persebaran tanaman tersebut!
Catatan:
1.       Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor untuk efisiensi.
2.       Sebagai pembanding atau tips memilih tempat pengamatan yang mudah, Anda bisa memilih lokasi di gunung. Coba Anda daki sebuah gunung dengan ketinggian di atas 2.500 m dpl! Amatilah jenis dan ketinggian tanamannya di sepanjang jalur pendakian!
3.       Ketinggian tempat dapat diukur dengan menggunakan GPS
(Geography Position System) , altimeter, atau melalui peta topografi, apabila keduanya tidak bisa didapat maka kalian dapat melakukan wawancara dengan penduduk atau langsung mencari tugu ketinggian tempat.
Bagaimanakah hasil diskusi Anda? Terdapat persebaran tumbuhan secara nyata seiring dengan perbedaan ketinggian tempat bukan?
Fenomena tersebut merupakan fenomena yang terjadi di lingkungan mikro, lalu bagaimanakah persebaran flora dan fauna di seluruh dunia ini? Berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi  persebaran flora dan fauna di muka bumi, yaitu kondisi geologi, iklim, ketinggian tempat, dan faktor biotik.
1. Pengaruh Kondisi Geologi terhadap Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
Anda tentunya tidak mengira bahwa bumi kita ini menurut beberapa teori dahulu terdiri atas satu benua besar dan satu samudra, namun karena adanya gaya endogen yang sangat kuat maka benua yang besar itu menjadi terpisah. Pecahan benua ini yang sering disebut sebagai puzzle raksasa. Apabila Anda perhatikan peta dunia maka Benua Afrika dan Amerika selatan dapat digabungkan menjadi satu sesuai dengan pola garis pantainya.
Keanekaragaman flora fauna di permukaan bumi ini diperkirakan sesuai dengan perkembangan bumi dalam membentuk benua (kontinen) menurut Teori ”Apungan” dan ”Pergeseran Benua” yang disampaikan oleh Alfred Lothar Wegener (1880-1930).
Kurang lebih 265 juta tahun yang lalu, bumi hanya terdiri atas satu benua besar yang disebut ”Pangaea”dan satu samudra besar ”panthalassa”, karena adanya tenaga endogen benua besar itu terpecah membentuk Benua Eurasia di bagian utara (Amerika Utara, Eropa, Asia bagian utara, dan Asia bagian tengah) dan Gondwana di bagian selatan (Amerika Selatan, Afrika, India, Australia, dan Antartika). Adanya pergeseran benua yang terus berlangsung akibat tenaga endogen, kurang lebih 20 – 50 juta tahun yang lalu Afrika dan Asia selatan bergabung dengan Eurasia, sedang Australia memisahkan diri dengan Antartika. Proses pemisahan benua-benua tersebut menyebabkan terpisah pula flora dan fauna saat itu.
Keanekaragaman dan persebaran flora dan fauna bumi selanjutnya juga dipengaruhi oleh adanya periode glasiasi (periode pencairan es) dan periode interglasial (periode kering yang panjang) yang menyebabkan banyak jenis flora dan fauna berevolusi dan suksesi akibat adanya perubahan musim tersebut.
2. Pengaruh Faktor Iklim terhadap Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
Bagaimana hasil pengamatan yang telah Anda lakukan pada jenis-jenis tanaman di daerah dataran rendah sampai tinggi! Mengapa jenis-jenis tanaman tersebut bisa berbeda? Apakah perbedaan tersebut juga terjadi pada dunia binatang?
Keberadaan flora dan fauna mutlak dipengaruhi oleh iklim untuk berbagai proses pertumbuhan maupun perkembangannya. Dapatkah Anda menjelaskan bagaimana faktor iklim berpengaruh terhadap flora dan fauna?

Space Info

Fauna di Afrika mempunyai kesamaan dengan fauna di India. Padahal diketahui kedua tempat tersebut dipisahkan oleh samudra dan gurun kurang lebih selebar 3.200 km.
Beberapa ahli berpendapat bahwa hal tersebut bisa terjadi sesuai dengan “Teori Apungan Benua”. Pada saat Pangea terpecah, Afrika dan India hanyut dengan membawa serta flora fauna yang ada, di antaranya pada saat itu terdapat spesies leluhur kerbau dan badak masa kini.
Dua daratan tersebut tetap terpisah dalam waktu yang lama namun kemudian keduanya bertabrakan dengan benua Eurasia sehingga mulai saat itu yang terjadi adalah terbentuk jembatan darat antara keduanya yaitu daratan Arab dan Asia sehingga memungkinkan terjadinya migrasi fauna di antaranya gajah, kucing besar, dan mamalia kecil.
Seiring dengan berjalannya waktu dan berjalannya berbagai proses endogen dan eksogen, lambat laun  terjadi penghalang alami di antara keduanya yaitu gurun pasir yang luas serta Laut Merah dan Laut Arab maka selanjutnya spesiesspesies yang ada di masing-masing tempat berkembang dan beradaptasi sesuai dengan lingkungannya.
Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa jenis hewan. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora.
Kondisi iklim yang berbeda menyebabkan flora dan fauna berbeda pula. Di daerah tropis sangat kaya akan keanekaragaman flora dan fauna, karena pada daerah ini cukup mendapatkan sinar matahari dan hujan, keadaan ini berbeda dengan di daerah gurun. Daerah gurun beriklim kering dan panas, curah hujan sangat sedikit menyebabkan daerah ini sangat minim jenis flora dan faunanya. Flora dan fauna yang hidup di daerah gurun mempunyai daya adaptasi yang khusus agar mampu hidup di daerah tersebut.
3. Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Persebaran Flora dan Fauna
Pernahkah Anda mendaki sebuah gunung? Jika belum pernah cobalah, namun harus dengan perencanaan yang matang! Fokuskan kegiatan, pada pengamatan terhadap kondisi lingkungannya yaitu jenis dan ciri-ciri tanamannya! Amati juga perubahan suhu udaranya di beberapa titik ketinggian!
Gunung merupakan salah satu daerah yang secara mikro bisa kita amati adanya keterkaitan antara ketinggian tempat dengan jenis flora dan fauna. Di gunung semakin ke atas maka suhu udaranya akan semakin turun.
Ahli klimatologi dari Jerman yang bernama Junghunn  membagi habitat beberapa tanaman di Indonesia berdasarkan suhu, sehingga didapatkan empat penggolongan iklim sebagai berikut. a. Wilayah berudara panas (0 – 600 m dpal).
Suhu wilayah ini antara 23,3 ºC – 22 ºC, tanaman yang cocok ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan buah-buahan.
b.        Wilayah berudara sedang (600 – 1.500 m dpal)
Suhu wilayah ini antara 22 ºC – 17,1 ºC, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini adalah kapas, kopi, coklat, kina, teh, dan macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.
c.        Wilayah berudara sejuk (1.500 – 2.500 m dpal)
Suhu wilayah ini antara 17,1 ºC – 11,1 ºC, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh, dan aneka jenis hutan tanaman industri.
d.        Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal)
Wilayah ini dijumpai tanaman yang berjenis pendek, contoh:

4. Pengaruh Faktor Biotik terhadap Persebaran Flora dan Fauna
Pernahkah Anda memerhatikan kehidupan burung-burung liar di sekitar tempat tinggal Anda? Bagaimanakah burung tersebut mendapatkan makanan?
Burung sebagian besar memakan biji-bijian yang dihasilkan oleh tanaman. Anda dapat memperhatikan di lingkungan tempat tinggal, perhatikan tanaman yang banyak didatangi burung saat tanaman tersebut berbuah.
Pohon beringin merupakan salah satu tanaman yang disukai burung. Burung-burung tersebut memakan biji beringin yang telah matang, lalu burung tersebut tanpa sadar ternyata telah menyebarkan tanaman beringin melalui biji yang masuk ke dalam tubuh burung lalu keluar bersama kotorannya. Pencernaan burung ternyata tidak mampu memecah kulit keras biji-biji tertentu sehingga biji tersebut keluar bersama kotoran. Biji yang keluar bersama kotoran tersebut apabila berada di habitat yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Aktivitas burung dalam rangka memenuhi kebutuhan makanannya ternyata bisa menjadi agen penyebar tanaman tertentu. Kemampuan burung dalam menyebarkan tanaman ini seringkali sampai dengan jarak berkilo-kilometer.
Selain burung, ada pula beberapa hewan tertentu yang ternyata secara tidak sadar menjadi agen penyebar tanaman tertentu. Tupai dalam aktivitas makannya seringkali mengumpulkan biji kenari atau biji baran untuk ditimbun terlebih dahulu agar terkumpul kemudian baru dimakan. Biji yang sudah tertimbun kenyataan tidak semua termakan oleh tupai, sehingga biji tersebut akan tumbuh menjadi tanaman baru di tempat tersebut.
1. Persebaran Flora di Permukaan Bumi
Pelajari kembali Teori Apungan Benua! Carilah beberapa sumber yang bisa mendukung teori tersebut! Berdasarkan teori tersebut, Anda tentu sudah bisa memahami mengapa jenis flora dan fauna suatu daerah bisa sama padahal daerahnya terpisah jauh. Lalu bagaimana persebaran flora yang ada di permukaan bumi saat ini?
Bumi merupakan planet yang sangat berbeda dengan planetplanet yang ada dalam tata surya kita. Interaksi antara massa daratan, samudra, dan atmosfer menghasilkan beraneka ragam bentang alam serta iklim dunia yang bervariasi. Kekuatan interaksi tersebut menghasilkan beraneka ragam bioma atau suatu komunitas vegetasi yang mempunyai kemampuan adaptasi sama terhadap lingkungan regional. Berikut ini merupakan persebaran flora di permukaan bumi yang diklasifikasikan dalam beberapa bioma.
a.      Bioma Tundra

Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang sangat ekstrim dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai musim panas yang pendek. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut sebagai ”hamparan bantalan”. Jenisjenis lumut tersebut yaitu dark red, rumput kipas, dan lain-lain. Tersebar di kutub utara dan di Pegunungan Alpine.
Perhatikan Gambar 1.4! Coba perkirakan iklim regional pada daerah tersebut? Di mana terdapat bioma seperti gambar tersebut? Pernahkah Anda melihatnya di Indonesia?
b.       Bioma Taiga atau Hutan Boreal
Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Tersebar di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara,

Amati Gambar 1.5 tersebut! Berdasarkan gambar tersebut, tentunya Anda dapat menyimpulkan jenis vegetasi apa yang hidup dalam bioma taiga? Jenis vegetasi yang mendominasi adalah jenis vegetasi konifer (tumbuhan berdaun jarum), di antaranya picea, abies, pinus, dan larix.
c.Bioma Hutan Iklim Sedang

Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain.
Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus (oak), acer (maple), castanea dan lain-lain. Tersebar di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin.
d.       Bioma Hutan Hujan Tropis

Dapatkah Anda mengenali Gambar 1.7? Tentunya Anda sudah sangat kenal dengan jenis hutan tersebut, baik secara langsung maupun melalui gambar. Gambar 1.7 menunjukkan jenis hutan hujan tropis yang berada di Sumatra/Kalimantan. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar yang masih mempunyai hutan hujan tropis selain Brazil, Afrika bagian barat, dan Madagaskar.
Hutan hujan merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan jenis vegetasinya sangat banyak dan bervariasi, keadaan itu disebabkan oleh iklim mikro yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan. Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan musim hujan yang panjang, suhu udara, dan kelembapan udara tinggi. Terdapat beberapa lapisan vegetasi dalam hutan hujan, yaitu sebagai berikut.
1)       Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan daunnya merupakan ”kanopi” (payung) bagi vegetasi di bawahnya.
2)       Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-35 m, pada lapisan ini sinar matahari masih bisa menembus.
3)       Lapisan tertutup kanopi berkisar 4–20 m, merupakan daerah kelembapan udara relatif konstan.
4)       Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m.
5)       Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 0-1 m, berupa anakan pohon serta semak belukar.
Jenis vegetasi yang tumbuh dalam hutan hujan tropis di antaranya Dipterocarpaceae, Pometia spp, Arecaceae ( palem), Mangifera spp, dan Rafflesia spp. Terdapat juga jenis vegetasi yang khas yaitu epifit (angrek-anggrekan) dan liana (tumbuhan merambat contohnya adalah rotan).
Bioma hutan hujan tropis tersebar di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah), Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia), dan Australia.

Bioma savana beriklim asosiasi antara iklim tropis basah dan iklim kering yang terbentang dari kawasan tropika sampai subtropik. Daerah tropika sampai subtropika dengan curah hujan yang tidak teratur menyebabkan tanah di daerah tersebut mempunyai tingkat kesuburan sangat rendah.
Vegetasi yang tumbuh adalah rumput-rumputan, seperti gramineae jenis rumput yang hidup sepanjang tahun dengan ketinggian rumput mencapai 2,5 m lebih. Selain gramineae tedapat juga palm savanna, pine savanna dan acacia savanna. Bioma ini tersebar di Afrika Timur, Amerika Tengah, Australia, dan Asia Timur.
f.       Bioma Gurun
Pada bioma gurun sangat jarang ditemui suatu kehidupan, untuk dapat bertahan hidup beberapa flora harus bisa beradaptasi dengan lingkungan gurun. Tanaman yang tumbuh di antaranya kaktus. Lakukan pengamatan terhadap tanaman

khas berbeda dengan tanaman lain. Tanaman ini mempunyai banyak duri dan terlapisi oleh lapisan lilin yang tebal.
Lapisan lilin dan duri merupakan bentuk adapatasi kaktus untuk mengurangi penguapan. Bentuk adaptasi kaktus yang lain adalah kemampuannya dalam berbunga dan berbiji yang sangat cepat yaitu segera setelah turun hujan, hal tersebut adalah bentuk adaptasinya untuk regenerasi.
Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim musim kering yang sangat ekstrim dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun ini tersebar di Amerika Utara yang disebut praire, di Asia disebut steppa, Amerika Selatan disebut pampas, dan Afrika Selatan disebut veld.
Sesuai dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi bisa tumbuh di gurun. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, dan cholla.

Tugas Individu

Bukalah peta Indonesia di atlas, carilah lokasi hutan yang terdapat di Indonesia dan tulislah hasilnya sebagai laporan individu! Serahkan kepada Bapak/Ibu guru untuk dinilai!
2. Persebaran Fauna di Permukaan Bumi
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa flora yang terdapat di permukaan bumi berbeda-beda jenisnya sesuai dengan kondisi fisik daerah tersebut. Bagaimana dengan dunia hewan atau fauna di permukaan bumi ini, apakah juga terbagibagi seperti yang terjadi pada flora?
Amatilah beberapa jenis hewan yang terdapat di sekitar Anda! Carilah data dari internet dan buku tentang berbagai jenis fauna yang unik sehingga menjadi simbol atau ciri khas dari suatu negara! Buatlah kesimpulan mengapa jenis fauna di daerah Anda dan di daerah lain bisa berbeda jenis dan cirinya!
Jenis fauna apa saja yang bisa Anda temukan dari internet dan buku! Bandingkan dengan pembagian fauna di dunia yang dibuat oleh Alfred Russel Wallace. Alfred Russel Wallace adalah tokoh yang sangat terkenal dalam membahas persebaran flora dan fauna dunia sehingga sering disebut sebagai bapak biogeografi dunia. Alfred Russel Wallece pada tahun 1876 membagi persebaran fauna di dunia dalam beberapa provinsi yaitu sebagai berikut. a. Provinsi Zoogeografi Paleartic
Provinsi ini meliputi di Siberia, Afrika Utara, dan beberapa kawasan di Asia Timur. Fauna yang hidup di antaranya harimau siberia, beruang kutub, beaver, dan rusa.
b.        Provinsi Zoogeografi Neartic
Provinsi ini meliputi sebagian besar Amerika Utara dan Greenland (kutub utara sampai dengan subtropis). Fauna yang hidup di antaranya antelope, rusa, dan beruang.
c.        Provinsi Zoogeografi Neotropical
Provinsi ini meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Mexico. Fauna yang hidup di antaranya primata, kelelawar, rodent, trenggiling, dan kukang.
d.        Provinsi Zoogeografi Ethiopian
Provinsi ini meliputi Afrika dan Madagaskar. Fauna yang hidup di kawasan ini di antaranya gajah afrika, gorila gunung, jerapah, dan lain-lain.
e.        Provinsi Zoogeografi Oriental
Provinsi ini meliputi India, Cina, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Fauna yang hidup dalam kawasan ini di antaranya harimau sumatra, tapir malaysia, gajah india, kerbau air, badak, dan lain-lain.
f.         Provinsi Zoogeografi Australia
Provinsi ini meliputi Australia, Tasmania, dan sebagian Indonesia bagian timur. Fauna yang hidup di antaranya kanguru, plathypus, kuskus, wombat, dan lain-lain.
g.        Provinsi Zoogeografi Oceanic
Tersebar di seluruh samudra di dunia, berupa beberapa jenis ikan dan fauna laut jenis mamalia, seperti anjing laut, lumbalumba, dan ikan paus.
h.        Provinsi Antartik
Provinsi ini mencakup kawasan di kutub Selatan, jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat untuk menahan dingin serta memiliki lapisan lemak yang tebal pula. Fauna daerah ini di antaranya rusa kutub, burung penguin, anjing laut,

Tahukah Anda bahwa Indonesia dikenal dengan julukan Megadiversity Country? Julukan tersebut tidaklah berlebihan karena memang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan bervariasi.
Indonesia tercatat dalam peringkat lima besar dunia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman flora tertinggi, di mana mencapai kurang lebih 38.000 spesies (55% endemik), urutan pertama dalam kekayaan jenis Palem (477% spesies dan 47% endemik) serta 400 spesies lebih Dipterocarpaceae yang merupakan jenis pohon yang bernilai ekonomis.
Tidak hanya flora yang memiliki keanekaragaman sangat tinggi namun fauna Indonesia juga sangat beragam dan bervariasi. Indonesia menempati urutan pertama untuk mamalia (436 spesies, 51% endemik) dan kupu-kupu (121 spesies, 44% endemik), keempat untuk  reptil (512 spesies, 29% endemik), kelima untuk burung (1.519 spesies, 28% endemik), serta keenam untuk amphibi (270 spesies, 37% endemik)
Marilah kita mencoba menganalisis fenomena di atas, faktor-faktor apa saja yang menjadikan Indonesia begitu kaya akan keanakearagaman hayati. Sebelumnya lakukan diskusi dengan teman kelompok belajar Anda untuk mengisi kegiatan berikut!
Kegiatan

Hasil diskusi menunjukkan perbedaan flora dan fauna tiap region bukan? Mengapa hal itu bisa terjadi? Faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya?
Kekayaan berbagai jenis flora dan fauna tersebut dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia, kondisi iklim serta sejarah geologis Indonesia. Persebaran flora dan fauna di Indonesia sangat dipengaruhi sejarah geologi Indonesia (seperti yang telah dijelaskan di hal 6). Kurang lebih satu juta tahun yang lalu, Sumatra, Jawa dan Kalimantan menjadi satu dengan Benua Asia, serta Papua bersatu dengan Benua Australia, sedangkan Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara merupakan pulaupulau yang tidak pernah bersatu dengan benua/daratan manapun.
Posisi Sulawesi yang terisolasi dalam waktu cukup lama memungkinkan terjadinya evolusi berbagai jenis spesies yang unik sehingga pulau ini mempunyai tingkat endemisme flora maupun fauna yang cukup tinggi.

kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia. Selanjutnya menetapkan Sulawesi dan Kepulauan NTT sebagai wilayah khusus (wallace region) yang dibatasi oleh garis maya yaitu Garis Wallace. Garis ini memisahkan Sulawesi dan Kepulauan NTT dengan Jawa, Sumatra dan Kalimantan ( pulau-pulau Paparan Sunda) serta Garis Weber yang memisahkan Sulawesi dan Kepualauan NTT dengan Papua dan Maluku (Paparan Sahul).
1. Persebaran Flora di Indonesia
Amatilah ketampakan-ketampakan alam khususnya yang ada di sekitar Anda dan di Indonesia pada umumnya! Jika mengalami kesulitan untuk mengamati seluruh Indonesia, bukalah atlas yang ada! Pada atlas akan ditunjukkan berbagai ketampakan yang digambarkan dalam sebuah simbol.
Berdasarkan pengamatan dan uraian sebelumnya, dapat dikatakan bahwa pada ketampakan yang berbeda maka jenis flora dan faunanya juga akan berbeda. Setujukah Anda dengan pendapat tesebut?
Indonesia merupakan suatu negara yang luas dan kaya akan kekayaan alam yang dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi. Secara geografi kita akan mengelompokkannya secara keruangan yaitu dalam beberapa ekosistem. Kekayaan flora
Indonesia terbagi dalam beberapa ekosistem, yaitu sebagai berikut.
a.        Hutan Pegunungan
Hutan pegunungan ini luasnya mencapai 65% dari seluruh hutan yang ada di Indonesia. Vegetasi didominasi oleh jenis Dipterocarpaceae seperti meranti merah, keruing, nyatoh dan lain-lain. Tersebar di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Coba kenali vegetasi yang ada di provinsi tempat tinggal Anda!
b.        Hutan Sub-Montana dan Montana
Hutan ini terdapat pada ketinggian antara 1300-2500 m, vegetasi yang tumbuh jenis Lauraceae dan Fagaceae, sedangkan suku Dipterocarpaceae  sedikit dijumpai. Apakah tempat tinggal Anda berada pada ketinggian tersebut! Coba ukur dengan memanfaatkan GPS atau altimeter, jika alat tersebut tidak ada, coba tanyakan pada guru Anda!
c.        Hutan Savana
Hutan savana terdapat di Papua, Nusa Tenggara Timur, serta sedikit dijumpai di Maluku. Di Papua vegetasi hutan savana merupakan asosiasi antara padang rumput dan Ecalyptus spp, di Maluku merupakan asosiasi antara padang rumput dan Malauleca serta di Nusa Tenggara Timur asosiasi antara padang rumput dengan Ecalyptus alba, serta tersebar tidak merata pohon lontar (sejenis palem-paleman). Carilah data tentang berbagai jenis rumput tersebut! Berdasarkan data yang sudah Anda dapatkan, bagaimana cara agar rumput tersebut mempunyai nilai ekonomis?
d.        Hutan Rawa
Hutan rawa ialah hutan yang selalu tergenang oleh air tawar baik musiman ataupun sepanjang tahun. Hutan rawa banyak tersebar di sepanjang pantai timur Sumatra, pantaipantai di Kalimantan, Papua, dan beberapa di Jawa. Vegetasi yang tumbuh pada hutan ini di antaranya jelutung, binuang, rengas, nibung, rotan, pandan, dan palem-paleman. Menurut Anda, selain jenis tumbuhan di atas dapatkah hutan rawa ditanami jenis tanaman pertanian? Mengapa demikian?
e.        Hutan Gambut
Hutan gambut terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan di masa lampau yang berjalan terus-menerus sehingga terbentuk suatu lapisan tanah. Dilihat dari proses pembentukan tanah di hutan gambut tersebut menunjukkan bahwa hutan ini memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Vegetasi yang tumbuh adalah jenis ramin (Gonystilus bancanus)  serta beberapa terdapat meranti rawa dan jenis dari Agathis.
Terjadinya hutan gambut mengingatkan kita pada bagaimana batubara terbentuk. Banyaknya kandungan bahan organik pada hutan gambut membuat orang-orang banyak melakukan eksploitasi terhadap batubara yang terbentuk pada hutan gambut. Menurut Anda, sebaiknya hutan gambut dieksploitasi atau dibiarkan saja sehingga bisa menjadi cadangan bahan bakar untuk anak cucu kita kelak?
f.         Hutan Pasang Surut
Hutan ini berada di kawasan terjadinya pasang surut pantai, hutan ini juga sering disebut sebagai hutan mangrove. Ciri khas dari hutan ini adalah sistem perakaran tumbuhan bakau yang menonjol disebut sebagai akar nafas (pneumatofor) yang merupakan bentuk adaptasi tumbuhan untuk mendapatkan oksigen karena tanah pada hutan ini miskin oksigen bahkan anaerob. Vegetasi yang tumbuh adalah rhizopora, avecinia, sonneratia, bruguinera, dan ceriop. Tersebar di Sumatra, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, dan Papua.
Carilah data tentang hutan mangrove yang ada di Indonesia! Berdasarkan data tersebut, hutan bakau dimanfaatkan untuk apa dan apakah cara yang digunakan sudah ramah lingkungan?
Persebaran flora di Indonesia selain menurut ekosistem tersebut, Wallace juga membaginya dalam 3 bagian yang dipisahkan oleh Garis Wallace (di sebelah barat Sulawesi dan NTT) dan Garis Weber (di sebelah timur Sulawesi dan NTT) sebagai berikut.
1)       Bagian barat meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Bagian ini kaya akan berbagai spesies flora, seperti Dipterocarpaceae  diperkirakan terdapat 267 spesies. Macammacam flora yang lain di antaranya : Rafflesia spp, berbagai jenis anggrek, berbagai jenis tanaman obat, dan lain-lain.
2)       Bagian peralihan meliputi Sulawesi dan Nusa Tenggara, jenis flora yang ada, di antaranya Dipterocarpaceae ( jenisnya lebih sedikit dibanding Sumatra dan Kalimantan).Terdapat anggrek yang unik dan khas yaitu ”anggrek hitam” , warna hitam terdapat pada putiknya, sedangkan mahkota bunga sebenarnya berwarna hijau muda. Selain flora di atas terdapat juga kayu cendana, kayu kemiri, kayu hitam, dll.
3)       Bagian timur meliputi Maluku dan Papua, jenis flora yang ada di antaranya  flora mangrove dengan asosiasi cemara laut, butun, dan ketapang.
Berdasar pada persebaran flora Indonesia di atas maka termasuk kawasan yang manakah tempat tinggal Anda? Flora apa saja yang dapat Anda temui?

Persebaran fauna di Indonesia menurut Wallace terbagi dalam 3 bagian yaitu bagian barat, bagian peralihan, dan bagian timur.
Ketiga daerah ini dipisahkan oleh Garis Wallace dan Garis Webber.
a.        Bagian Barat
Bagian barat ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Asiatis yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Fauna yang hidup di kawasan ini adalah harimau Sumatra, macan tutul, banteng, ular kobra, badak bercula satu, burung elang jawa, dan burung rangkong.
b.        Bagian Peralihan
Bagian ini adalah kawasan unik dan khas yang disebut juga sebagai Wallace region. Kekhasan fauna di kawasan ini ialah terdapatnya fauna yang mempunyai kemiripan dengan fauna kawasan asiatis (tapir dan monyet) tapi juga mirip dengan fauna yang ada di kawasan Australia (kakatua dan musang).
Fauna di bagian peralihan antara lain anoa, tarsius, burung maleo, burung alo, babirusa, musang sulawesi, kuskus, dan burung jalak sulawesi.
c.        Bagian Timur
Bagian ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Australian, yang meliputi Maluku dan Papua. Fauna yang hidup di antaranya kuskus, kanguru, burung cendrawasih, buaya irian, penyu sisik, dan monyet ekor panjang.

Tugas Individu

Buatlah peta Indonesia! Petakan jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia seperti pada pembagian menurut Garis Wallace dan Webber!
Serahkan hasilnya kepada Bapak/Ibu guru untuk dinilai!
3. Biota Laut Indonesia
Indonesia selain kaya akan keanekaragaman flora dan fauna juga sangat kaya akan ragam biota laut. Bentuk negara Indoensia yang berupa kepulauan dan memiliki wilayah laut 5,8 juta km² menjadikan Indonesia memiliki keanekaragaman biota laut yang sangat tinggi pula. Dapatkah Anda menyebutkan beberapa jenis biota laut yang ada di Indonesia?
Indonesia diperkirakan mempunyai lebih dari 350 jenis karang yang tersebar di beberapa Taman Nasional. Karang yang terdapat di Indonesia umumnya berbentuk cabang, keras (massive) , meja, lembaran, daun, jamur, pipa, merayap mengikuti substrat dan lain-lain.
Jenis-jenis ikan yang ada di Indonesia antara lain abudefduf leucogaster,  amphiprion tricinctus, chaetodon speculum, chelmon rostratus,  cheilinus undulatus, kerapu (Epinephelus sp.) , cakalang (Katsuwonus spp.), baronang (Siganus sp.), kuda gusum (Hippocampus kuda), oci putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), bendera (Platax pinnatus), dan sadar (Siganus lineatus).

Space Info

Papua sering disebut sebagai surga alam, karena alam Papua memiliki variasi habitat yang terbentang dari pegunungan hingga pesisir. Puncak Jaya Wijaya merupakan habitat alpin, sedangkan kawasan di bawahnya merupakan habitat hutan hujan tropis. Papua juga memiliki padang rumput yang luas yang menjadi habitat jenis hewan marsupialia, seperti bagi kanguru, waallabis, bandicoots serta kuskus. Kawasan pesisir Papua sebagian besar merupakan mangrove, rawa, atau hutan pasang surut. Habitat yang bervariasi menyebabkan flora dan faunanya juga bervariasi.
4. Kerusakan Flora dan Fauna Indonesia
Pada pembahasan sebelumnya kita telah mengetahui bahwa Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas. Luasnya wilayah Indonesia ini sangat memengaruhi keanekaragaman flora dan fauna.
Keanekaragaman flora fauna Indonesia saat ini terancam semakin berkurang setiap tahunnya. Permasalahan menonjol yang menyebabkan terjadinya kepunahan berbagai jenis flora dan fauna di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a.       Kebakaran Hutan
Indonesia dalam 20 tahun terakhir tercatat mengalami kebakaran hutan besar dua kali, pada tahun 1982-1983 dan tahun 1997/1998. Faktor utama penyebab kebakaran hutan adalah kurangnya kesadaran masyarakat dengan seringnya melakukan pembukaan lahan secara besar-besaran dengan sistem tebang bakar (flash and burn) , serta diperparah adanya bencana el nino yang melanda dunia pada tahun 1997/1998. Tahun 1998 tercatat 520.000 ha hutan yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Maluku habis terbakar, sedangkan sebelumnya pada tahun 1997 kebakaran hutan mencapai 263.992 ha.
Kebakaran hutan di Indonesia sudah menjadikan permasalahan tingkat dunia terutama kawasan Asia Tenggara. Polusi udara yang ditimbulkan telah menimbulkan masalah pencemaran udara lintas batas (transboundary pollution) , akibatnya Indonesia seringkali mendapatkan claim/gugatan dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Data kebakaran hutan pada tahun 1997 menunjukkan bahwa terjadinya kebakaran hutan tidak hanya pada hutan produksi namun juga terjadi di kawasan-kawasan konservasi.
Banyak sekali kerugian yang dialami oleh manusia dengan adanya kebakaran hutan. Kasus tentang lahan gambut tersebut hanya merupakan salah satu contoh saja. Dampak negatif kebakaran hutan secara umum antara lain sebagai berikut.
1)       Penurunan keanekaragaman hayati dan musnahnya satwa liar.
2)       Menghilangnya fungsi hutan sebagai sumber daya ekonomi..
3)       Terganggunya siklus hidrologi.
4)       Terjadi perubahan siklus unsur hara.
b.      Illegal logging
Penebangan kayu secara ilegal (liar) mengancam terjadinya degradasi sumber daya kehutanan. Penebangan liar secara otomatis telah mengubah fungsi lahan kehutanan menjadi lahan terbuka. Apabila kawasan yang telah terbuka tidak segera diatasi, maka yang terjadi adalah ancaman erosi dan banjir.
Illegal logging juga mengancam kepunahan berbagai tumbuhan kayu yang bernilai ekonomis terutama jenis-jenis dipterocarpaceae. Keadaan ini telah terjadi di hutan di Kalimantan, di mana jenis meranti merah sebagai tanaman endemi Kalimantan telah jarang didapati keberadaannya.
Tahukah Anda flora khas dari Sulawesi yang memiliki komoditas tinggi? Kayu Eboni atau dikenal dengan julukan kayu hitam merupakan komoditas unggulan Sulawesi sejak tahun 1970-an. Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan beberapa oknum baik legal maupun ilegal mengakibatkan populasi eboni di hutan alam sudah dalam kondisi memprihatinkan. Estimasi volume eboni yang masih tersisa di seluruh hutan dataran rendah Sulawesi Tengah diperkirakan hanya tinggal 3.16 juta meter kubik.
c.       Kerusakan Terumbu Karang
Indonesia sebagai negara yang berbentuk kepulauan, mempunyai banyak kekayaan laut. Kekayaan laut tersebut antara lain adalah terumbu karang, ikan, dan rumput laut. Kekayaan tersebut bisa mendatangkan banyak keuntungan, namun sangat tergantung bagaimana kita mengeksploitasinya.
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan algae yang disebut Zooxanthellae. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis sehingga menghasilkan oksigen yang berguna bagi kehidupan hewan karang.
Terumbu karang dibentuk oleh hewan karang (polyp)  yang menghasilkan zat kapur. Melalui proses yang panjang terumbu karang ini terbentuk, polyp membuat koloni-koloni yang baru sehingga terbentuk suatu ekosistem terumbu karang.
Luas terumbu karang di Indonesia dengan metode proyeksi pada tahun 2002 sekitar 50.020 km2, namun hasil terbaru dari citra satelit menunjukkan bahwa luas terumbu karang Indonesia adalah 21.000 km2. Terumbu karang Indonesia merupakan terumbu karang terkaya di dunia dengan lebih dari 480 spesies atau mencakup 60% dari spesies koral yang telah diidentifikasi di dunia. Terumbu karang Indonesia tersebar di perairan Sulawesi, Maluku, Bali, Jawa, Papua, dan lain-lain.
Pernahkah Anda mendengar tentang Bunaken? Bunaken sangat terkenal dengan keindahan terumbu karangnya. Bunaken merupakan salah satu kekayaan alam yang kita punya. Kekayaan alam tersebut dieksploitasi untuk kegiatan pariwisata. Bagaimana dengan daerah Anda apakah mempunyai kekayaan alam laut yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan?
Kerusakan terumbu karang di Indonesia disebabkan oleh beberapa tindakan manusia yang tidak bertanggungjawab, di antaranya adalah sebagai berikut.
1)       Peledakan di kawasan terumbu karang yang dilakukan oleh nelayan untuk menangkap ikan.
2)       Pencemaran limbah industri dari daratan misalnya yang telah terjadi di Kepulauan Seribu. Terumbu karang di Kepulauan Seribu telah tercemar limbah dari Jakarta, akibatnya terumbu karang di daerah itu telah berkurang bahkan mengalami kerusakan.
3)       Tingginya partikel padat (lumpur) yang masuk dalam perairan laut. Keadaan tersebut akan lebih parah apabila di pantai tidak didapati mangrove, karena mangrove selain sebagai penahan abrasi juga sebagai filter sebelum air sungai masuk ke laut.
4)       Pengambilan karang untuk hiasan dan bahan tambang juga mempercepat terjadinya kerusakan terumbu karang.
d.       Perdagangan Satwa Liar
Seperti halnya ilegal logging, perdagangan satwa liar merupakan ancaman bagi punahnya berbagai satwa di Indonesia. Adanya suatu pemilihan terhadap jenis satwa yang bernilai ekonomis merupakan salah satu penyebab berkurangnya bahkan punahnya suatu jenis satwa.
5. Konservasi  Keanekaragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Sudah pahamkah Anda dengan uraian tentang persebaran flora dan fauna di atas! Flora dan fauna di Indonesia sangat banyak jenisnya, namun banyak yang mengeksploitasinya secara sembarangan. Hal itu menyebabkan banyak terjadi kerusakan. Kerusakan-kerusakan tersebut harus segera diatasi yaitu dengan konservasi.
Pemerintah telah menetapkan kawasan-kawasan konservasi dalam UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan secara garis besar dibagi sebagai berikut.
a.        Kawasan Suaka Alam
Kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan.
b.        Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan Pelestarian alam merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu baik darat maupun perairan dan mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
c.        Taman Buru
Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu. Pembagian Kawasan Konservasi serta Sub Konservasi, adalah sesuai UU No.41 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002.
Kawasan Cagar Alam ialah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, serta ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Suaka Margasatwa ialah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman atau keunikan jenis satwa di mana untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
Taman Nasional ialah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Taman Hutan Raya ialah kawasan pelestarian untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/hewan yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan jenis asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Taman Wisata Alam ialah kawasan pelstarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.
Kawasan konservasi yang ada di Indoesia luasnya mencapai
22.560.545  ha yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Perhatikan tabel berikut.
     Tabel 1.3 Luas dan Jumlah Kawasan Konservasi Tahun 2002
No.         Jenis Kawasan            Luas (ha)         Unit
1.       Cagar Alam 2.672.456,53        174
2.       Suaka Margasatwa   3.616.143,12        51
3.       Taman Nasional        14.815.976,18      41
4.       Taman Wisata Alam 973.920,43           97
5.       Taman Hutan Raya 241.656,50           17
6.       Taman Buru               239.392,70           15
Jumlah         22.560.545,53      315
       Sumber : Departemen Kehutanan 2002.
Taman Nasional merupakan kawasan konservasi yang paling luas, Taman Nasional ini di antaranya sebagai berikut.
1)       Taman Nasional Gunung Leuser berada di NAD, luas mencapai 1.064.692  ha.
2)       Taman Nasional Kerinci Seblat berada di perbatasan empat provinsi yaitu Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan dan Bengkulu, luas mencapai 1.375.394,87 ha.
3)       Taman Nasional Way Kambas, berada di Provinsi Lampung, merupakan ekosistem gajah dan badak, luas mencapai 125.621,30  ha.
4)       Taman Nasional Ujung Kulon, berada di Provinsi Banten, merupakan habitat asli badak bercula satu yang keberadaannya semakin sedikit, luas mencapai 123.156 ha.
5)       Taman Nasional Bulungan, Kalimantan Timur. Luas mencapai 1.360.500  ha.
6)       Taman Nasional Lorentz, Papua, merupakan Taman Nasional terluas mencapai 2.450.000 ha.

Selain Taman Nasional yang berupa ekosistem hutan, juga terdapat Taman Nasional Laut, di antaranya adalah sebagai berikut.
1)       Taman Nasional Laut ”Bunaken” terletak di perairan Sulawesi Utara, luas mencapai 89.065 ha.
2)       Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, luas mencapai 107.489  ha.
3)       Taman Nasional Taka Bone Rate, Sulawesi Selatan, luas mencapai 530.765 ha.
4)       Taman Nasional Cendrawasih, Papua, merupakan yang terluas mencapai 1.453.500 ha.

Rangkuman

1.       Biosfer adalah lapisan permukaan bumi tempat makhluk hidup tinggal.
2.       Persebaran flora fauna di permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisi geologi, kondisi iklim, topografi, dan makhluk hidup lain.
3.       Persebaran flora fauna di Indonesia terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Indonesia bagian barat, tengah, dan timur, yang dibatasi oleh Garis Wallace dan Webber.
4.       Kerusakan flora fauna di antaranya disebabkan oleh ilegal logging, kebakaran hutan, banjir dan erosi, dan eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan.
5.       Konservasi keragaman flora fauna di Indonesia dengan menentukan wilayah konservasi seperti taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, taman kebun raya, dan taman wisata alam.


Artikel Terkait