dinamika antroposfer bab II (kelas XI)

Tags

Penduduk di permukaan bumi ini kenyataannya tersebar tidak merata, faktor-faktor yang memengaruhi kepadatan suatu wilayah di antaranya adalah faktor fisiologis, biologi, kebudayaan, dan teknologi. Indonesia merupakan negara yang banyak dihadapkan pada masalah kependudukan. Persebaran penduduk yang tidak merata dan terkonsentrasi di Pulau Jawa menyebabkan timbulnya permasalahan kependudukan yang harus segera ditangani.

Manusia merupakan salah satu faktor yang dinamis dan berpengaruh terhadap fenomena yang terjadi di alam ini. Dinamika tersebut dapat dilihat di lingkungan sekitar tempat tinggal kita yang antara lain adalah adanya kelahiran, perkawinan, perpindahan, dan kematian. Fenomena-fenomena tersebut dapat berpengaruh terhadap keseimbangan alam sekitar, karena manusia hidup di tengah-tengah alam semesta ini. Apakah manusia tergantung pada alam? Disebut apakah lingkungan dan isinya yang merupakan tempat tinggal manusia? Untuk memahami lebih jelas tentang manusia dengan segala aktivitasnya dalam lingkup antroposfer, berikut adalah pengertian dari antroposfer.
Antroposfer berasal dari kata latin anthropos berarti manusia dan sphere berarti lapisan, sehingga antroposfer merupakan salah satu objek material geografi. Antroposfer berkaitan dengan segala perkembangan dan aktivitas manusia di permukaan bumi ini. Pembahasan manusia yang tinggal di permukaan bumi selanjutnya disebut penduduk meliputi pertumbuhan penduduk, migrasi penduduk, permukiman penduduk, dan ketenagakerjaan akan dibahas lebih lanjut dalam bab ini.
Mari kita awali pelajaran kali ini dengan melakukan identifikasi di lingkungan tempat tinggal Anda. Identifikasi yang kita lakukan adalah mengenai kondisi penduduk di lingkungan tempat tinggal Anda dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.       Berapa jumlah penduduk dalam satu RT pada tahun ini dan lima tahun yang lalu?
2.       Berapa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan?
3.       Berapa jumlah pelajar TK, SD, SMP, SMA, akademi, atau perguruan tinggi?
4.       Carilah data jumlah pelajar TK, SD, SMP, dan SMA pada lima tahun yang lalu!
5.       Apakah jumlah pelajarnya mengalami perubahan?
Bagaimana data yang Anda dapatkan? Jumlah penduduk dan jumlah pelajar di RT Anda pasti mengalami perubahan. Perubahan jumlah tersebut merupakan salah satu dari sifat dinamis kehidupan manusia. Disebut dinamis karena kehidupan manusia bisa berubahubah. Perubahan tersebut bisa terjadi karena adanya banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah adanya pertambahan penduduk karena kelahiran dan perpindahan ke dalam wilayah tersebut. Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk bisa terjadi karena adanya kematian dan perpindahan keluar dari wilayah tersebut. Coba hitung persentase pertumbuhan penduduk tersebut!
Bagaimana dengan kegiatan penghitungan jumlah penduduk lakilaki, pelajar laki-laki, dan penghitungan jumlah pelajar TK, SD, SMP, dan SMA? Dengan kegiatan tersebut berarti kita telah menglasifikasikan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan menurut tingkat pendidikan.
Pertumbuhan penduduk dan klasifikasi penduduk merupakan sesuatu yang  dinamis dan bisa disebut dengan dinamika penduduk. Masih ingatkah Anda dengan pengertian fenomena? Menurut Anda apakah dinamika penduduk merupakan suatu fenomena?
1. Demografi dan Ilmu Kependudukan
Cermati kembali data-data kependudukan yang telah Anda dapatkan sebelumnya! Data-data tersebut merupakan suatu fenomena yang terjadi pada manusia. Fenomena pada manusia atau antroposfer sangat banyak dan kompleks. Setiap peristiwa pasti berpengaruh terhadap peristiwa lainnya.
Fenomena antroposfer di permukaan bumi secara garis besar dapat dipelajari dalam dua ilmu yang telah berkembang saat ini. Demografi adalah ilmu yang mempelajari mengenai dinamika penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Dinamika atau perubahan penduduk itu dapat berupa pertambahan penduduk, ciri-ciri penduduk yaitu umur, jenis kelamin, komposisi penduduk, status perkawinan, kepadatan penduduk, dan lain-lain.
Sedangkan ilmu kependudukan adalah ilmu yang berusaha menjawab mengapa terjadi perubahan-perubahan variabel demografi. Ilmu kependudukan juga mempelajari penduduk yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya, seperti penduduk dengan sandang dan pangan, serta penduduk dengan lingkungan.
Dua pengertian  tentang ilmu penduduk di atas jelas menunjukkan bahwa untuk mempelajari ilmu kependudukan diperlukan terlebih dahulu pengetahuan tentang demografi. Tetapi satu hal yang harus Anda ingat bahwa masalah kependudukan juga dipengaruhi oleh faktor alam atau fisik. Perhatikan kasus berikut.
       Suatu contoh permasalahan yang dihadapi Pemerintah DKI Jakarta saat ini bahwa di sepanjang wilayah aliran sungai di Jakarta mengalami masalah penurunan kualitas lingkungan bagi penduduk di sekitarnya. Permasalahan lingkungan tersebut berkaitan erat dengan dinamika penduduk yang berupa kecenderungan tingginya tingkat kelahiran serta masuknya penduduk dari luar wilayah Jakarta yang akhirnya menempati wilayah-wilayah pinggiran sehingga mengakibatkan semakin padatnya penduduk di sekitar sungai. Aktivitas penduduk yang padat untuk memenuhi kebutuhan vital hidupnya semakin menekan lingkungan tempat tinggalnya sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan tersebut. Penurunan tersebut dapat diindikasikan dari meningkatnya kasus kematian penduduk karena demam berdarah dengue di sekitar wilayah aliran sungai di Jakarta, penurunan kualitas air, serta menumpuknya sampah di aliran sungai.
2. Pertumbuhan Penduduk di Dunia
Cermati kembali data kependudukan di daerah Anda! Bagaimana dengan tingkat perkembangannya? Apakah perkembangan jumlah penduduk yang terjadi diimbangi dengan pertambahan rumah? Coba amati fenomena tersebut, penggunaan lahan apa yang  makin berkurang?
Sebagai contoh nyata adalah penggunaan lahan di Jakarta. Tentu kita telah sama-sama mengetahui melalui media massa baik cetak maupun elektronik, bahwa pertambahan jumlah penduduk di Jakarta dengan cepatnya menyebabkan area permukimannya makin lama makin terdesak ke pinggiran kota. Di antara mereka banyak yang memanfaatkan lahan sawah sehingga luas lahannya menjadi berkurang yang berubah menjadi permukiman dan tempat usaha. Coba pikirkan bahwa hal tersebut tidak saja terjadi di Indonesia, namun juga di seluruh dunia.
Pada awal abad 18 untuk mencapai jumlah penduduk dunia sebanyak 1 miliar diperlukan waktu ribuan tahun. Namun, untuk mencapai jumlah penduduk 2 miliar pada tahun 1930-an hanya diperlukan waktu 100 tahun. Pada tahun 1975 jumlah penduduk dunia mencapai 4 miliar dan 12 tahun kemudian bertambah satu miliar sehingga mencapai 5 miliar pada akhir tahun 1987. Pada akhir abad berikutnya diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 10 miliar. Sedangkan data terakhir menunjukan bahwa populasi penduduk dunia pada tahun 2005 mencapai 6,4 miliar.
Data di atas menunjukkan bahwa penduduk dunia makin meningkat dari tahun ke tahun. Namun apabila dilihat dari laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya maka terdapat kecenderungan angka pertumbuhan yang menurun, bagaimana  hal tersebut terjadi?

daya alam maka taraf kehidupan manusia semakin baik sehingga hal ini sangat memengaruhi terhadap penurunan angka kematian penduduk. Pertumbuhan Penduduk dunia menurut Thompson dan Lewis dalam Ida Bagus Mantra meliputi 5 periode, sebagai berikut. a. Periode Tahun 1650 - 1800
Periode ini ditandai dengan berkembangnya teknik pertanian baru dan berdirinya pabrik-pabrik yang disertai sarana transportasi yang cukup sehingga kondisi tersebut memengaruhi terhadap pertumbuhan penduduk, terutama negara-negara Barat. Saat itu pertumbuhan penduduk diperkiraan 0,4 %per tahun dengan jumlah penduduk kurang lebih 900 juta jiwa.
b. Periode Tahun 1800-1850
Periode ini ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi terutama di negara-negara Eropa. Di mana dalam kurun waktu 50 tahun pertumbuhan penduduk kurang lebih 33,3%. Keadaan tersebut terjadi karena stabilnya kondisi politik sehingga mendorong pula terhadap ketahanan penyediaan pangan. Selain itu meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk.
c.  Periode Tahun 1850-1900
Kemajuan teknologi pada periode ini semakin mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pada saat itu tingkat fertilitas di negara-negara barat menurun karena sudah mulai sadar bahwa pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.
d. Periode Tahun 1900-1930
Pada periode ini terjadi Perang Dunia I yang memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan penduduk dunia. Secara garis besar terjadi tiga perkembangan penduduk, yaitu sebagai berikut.
1)       Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan baik.
2)       Negara-negara Eropa Timur, Afrika Utara, Amerika Latin serta Jepang, usaha penurunan angka kelahiran belum berhasil.
3)       Negara-negara berkembang (negara-negara selain yang telah disebutkan di atas) mengalami kelahiran dan kematian yang cukup tinggi.
e.  Periode Tahun 1930 – Sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk terutama pasca Perang Dunia II. Berkembangnya teknologi modern serta meningkatnya pelayanan kesehatan menyebabkan meningkatnya kualitas hidup. Pada periode ini penduduk dunia mencapai 4 milyar (dekade 1990- an) dan 6 milyar (dekade 2000). Namun, hanya 1 milyar lebih yang hidup di negara mapan atau maju.
Pengendalian pertumbuhan penduduk dunia banyak dilakukan oleh sebagian besar negara-negara di dunia setelah Perang Dunia II. Hal ini berhasil dilakukan terutama di negara-negara Barat. Saat itu berkembang dua pandangan yaitu negara-negara  pronatalis dan negara-negara antinatalis. Indonesia saat itu menerapkan pandangan pronatalis karena Indonesia merasa perlu masuk dalam kelas negara besar yang minimal penduduknya berjumlah 250 juta.
Indonesia mengubah pandangan tentang kebijaksanaan kependudukannya pada tahun 1971 pada masa pemerintahan Orde Baru, di mana mulai diterapkan program pengendalian pertumbuhan penduduk. Anda pasti tahu program pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat populer itu. Ya, program Keluarga Berencana (KB). Hasil program Keluarga Berencana tampak pada tahun 1990 dimana jumlah penduduk mencapai setengah dari jumlah penduduk saat KB pertama kali dicanangkan.

Dari manakah data tentang jumlah penduduk dapat tersaji? Anda dapat mengingat-ngingat bahwa pada awal tahun 2000 beberapa petugas pemerintah melakukan pendataan dan sebagai tanda maka setiap rumah dipasang stiker. Masih ingatkah Anda dengan hal tersebut?
Kegiatan tersebut adalah suatu pendataan penduduk yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, umur, usia sekolah, angkatan kerja, dan lain sebagainya. Diharapkan dari pendataan tersebut dapat terkumpul data-data kependudukan yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengambil berbagai kebijaksaan.
Jumlah penduduk, komposisi penduduk, kepadatan penduduk serta beberapa variabel lain dalam kependudukan dipelajari dan dibahas dalam Demografi.
1. Menghitung Jumlah Penduduk
Data yang paling pokok dalam demografi ialah jumlah penduduk. Jumlah penduduk dihitung dengan menggunakan metode sensus atau cacah jiwa, registrasi penduduk, dan survei penduduk.
a. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah pencatatan total tentang penduduk yang dilakukan olah Badan Pusat Statistik dengan tujuan untuk mengetahui jumlah, komposisi, dan karakteristik penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali.
 Sensus penduduk dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pada status tempat tinggal penduduk yaitu sebagai berikut.
1)       Sensus de facto ialah penghitungan penduduk atau pencacahan jiwa yang dikenakan pada setiap orang yang pada waktu diadakan pencacahan berada di dalam negara atau daerah yang bersangkutan.
2)       Sensus de yure ialah penghitungan penduduk atau pencacahan jiwa yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar-benar berdiam atau bertempat tinggal di negara bersangkutan atau di daerah itu atau berdasarkan pada tempat tinggal yang tetap.
b. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk ialah pencatatan tentang identitas atau ciriciri, status, dan kondisi penduduk yang dilaksanakan secara terusmenerus oleh pemerintah mulai tingkat terendah yaitu desa atau kelurahan. Dari data hasil registrasi akan didapat laporan monografi desa tentang kependudukan secara kontinu yang berisi data tentang kelahiran penduduk, kematian, perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk.
c.  Survei Penduduk
Survei penduduk pada dasarnya sama dengan sensus penduduk, hanya pada survei penduduk ini dilakukan pada beberapa daerah yang dijadikan sampel/contoh dari perhitungan penduduk tersebut. Biasanya pada survei penduduk ini dilakukan karena pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga pelaksana survei.
2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Sekarang kita akan mempelajari penduduk berdasarkan keragamannya. Kita mulai dari rumah Anda. Berapakah jumlah angota keluarga yang ada di rumah Anda? Berapakah yang berjenis kelamin laki-laki? Berapa beda umur Anda dengan anggota keluarga yang lain? Bandingkan data di keluarga Anda dengan data kependudukan yang telah Anda dapatkan di depan!
Apakah yang telah Anda lakukan dinamakan pendataan penduduk berdasarkan komposisi penduduk? Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan pengelompokan tersebut. Contoh pengelompokan penduduk, antara lain adalah berdasarkan jenis kelamin, umur, agama, bahasa, mata pencaharian, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan variabel yang sangat penting dalam demografi. Hal ini disebabkan karena dalam setiap pembahasan tentang masalah penduduk melibatkan variabel umur dan jenis kelamin.
Komposisi penduduk menurut umur disebut juga struktur penduduk. Struktur ini membagi umur dalam beberapa kelompok dengan interval tertentu. Struktur penduduk antara wilayah satu dengan yang lain berbeda-beda. Negara maju mempunyai struktur penduduk yang berbeda dengan negara yang sedang berkembang. Demikian pula struktur wilayah perkotaan akan berbeda dengan struktur penduduk wilayah pedesaan. Hal tersebut bisa terjadi karena dipengaruhi oleh tiga variabel demografi yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga variabel tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lain, jika salah satu berubah maka variabel yang lain juga ikut berubah. Faktor sosial ekonomi suatu wilayah akan memengaruhi struktur umur wilayah bersangkutan, berdasarkan ketiga variabel demografi tersebut maka struktur penduduk terbagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
a. Struktur Penduduk Muda
Carilah data kependudukan yang telah dikelompokkan menurut usia! Anda bisa mencarinya dengan datang ke BPS atau membuka situsnya di internet. Cermatilah kelompok usia mana yang jumlahnya paling banyak!
Bila jumlah yang terbanyak adalah kelompok penduduk berusia 15  tahun ke bawah (di atas 35%), sedangkan penduduk yang berusia 65  tahun ke atas lebih sedikit atau di bawah 3% maka struktur penduduknya adalah struktur penduduk muda. Contoh negara yang mempunyai struktur penduduk muda antara lain Indonesia, India, dan Bangladesh. Dengan demikian, berarti dapat kita simpulkan bahwa struktur penduduk muda biasanya terjadi di negara-negara berkembang.
b. Struktur Penduduk Tua
Amatilah negara Amerika Serikat! Coba cari data kependudukannya! Bila jumlah pada kelompok penduduk berusia 15 tahun ke bawah jumlahnya lebih kecil (kurang dari 35%) daripada kelompok penduduk yang berumur 65 tahun ke atas (sekitar 15%), maka struktur penduduknya adalah struktur penduduk tua. Struktur penduduk tua ini biasa terjadi di negara-negara maju, misalnya adalah negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.
Penggambaran komposisi penduduk biasanya diwujudkan dalam piramida penduduk. Jadi piramida penduduk ialah gambaran dari komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dan dituangkan dalam bentuk grafik. Komposisi penduduk berdasar umur dan jenis kelamin yang digambarkan dalam piramida penduduk ini, dapat menjelaskan karakteristik penduduk dalam suatu wilayah.
Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua (konstruktif). a. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
b.        Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
c.        Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.



Masih ingatkah Anda tentang pertumbuhan penduduk dunia yang telah kita bahas pada materi sebelumnya? Ya, Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan penduduk sedang.
Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama periode 1990-2000 sebesar 1,49 % per tahun. Keadaaan tersebut  menunjukkan terjadinya penurunan dibanding periode tahun 1980-1990 yang tingkat pertumbuhan penduduknya sebesar 1,97 % per tahun.
Faktor yang memengaruhi penurunan itu adalah terjadi penurunan tingkat kelahiran dan penurunan tingkat kematian. Sedangkan faktor perpindahan penduduk dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan penduduk Indonesia secara keseluruhan, karena orang yang keluar dan masuk Indonesia jumlahnya relatif kecil dan berimbang.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Penduduk suatu wilayah akan bertambah apabila terdapat kelahiran (L) dan penduduk yang datang ke wilayah tersebut (I), sedangkan penduduk suatu wilayah akan berkurang apabila terdapat kematian (M) dan terdapat penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut (E).
1.      Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
X     = pertumbuhan penduduk alami
L      = jumlah kelahiran M   = jumlah kematian
Contoh soal :
Di suatu wilayah diketahui terdapat jumlah kelahiran 967.000 jiwa sedangkan jumlah kematiannya adalah 659.000 jiwa. Hitung pertumbuhan penduduk alaminya!
Jawab:
L         =      976.000
M       =      659.000
X            =   L - M
=   967.000 –  659.000
=  308.000
Jadi pertambahan penduduk alami wilayah tersebut sebesar 308.000 jiwa.
2.      Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total adalah suatu pertambahan penduduk yang tidak hanya merupakan selisih kelahiran dan kematian namun juga memperhatikan migrasi penduduk. Pertambahan penduduk ini terjadi apabila, pertambahan penduduk setelah menjumlahkan kelahiran dikurangi kematian dan imigrasi dikurangi emigrasi. Pertumbuhan penduduk total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
X = (L – M) + (I – E)

Keterangan:
X
=
pertumbuhan penduduk total
L
=
jumlah kelahiran
M
=
jumlah kematian
I
=
jumlah imigran
E
=
jumlah emigran
Contoh Soal:
Di suatu wilayah diketahui jumlah kelahiran sebesar 967.000 jiwa dan kematian sebesar 659.000 jiwa, sedangkan terjadi imigrasi sebesar 889.000  jiwa dan emigrasi sebesar 512.000 jiwa. Hitunglah pertumbuhan penduduk totalnya! Jawab:
L
=
976.000           I           =          889.000
M
=
659.000           E          =          512.000
X
=
( L – M) + (I – E )

=
(967.000  – 659.000) + (889.000 –  512.000)

=
308.000 + 377.000

=
685.000  jiwa
Jadi pertumbuhan pendunduk total wilayah tersebut sebesar 685.000 jiwa.
3.      Angka Kelahiran
a. Angka Kelahiran Kasar/Crude Birth Rate (CBR)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk setiap tahun. Dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
L       =   jumlah kelahiran bayi yang lahir pada tahun tertentu        P            =   jumlah penduduk pada pertengahan tahun        k     =   konstanta  (1.000) Contoh soal:
Di suatu wilayah diketahui bahwa jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2004 adalah 7.241.500 Jumlah kelahirannya adalah 967.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran kasarnya!
Jawab:
L =          976.000
P =          7.241.500
L
CBR   =  uK
P
967.000
CBR   =  u1000 = 134
7.241.500
Jadi CBR wilayah tersebut sebesar 134 bayi/1000 wanita.
b.         Angka Kelahiran Menurut Umur/Age Specific Birth Rate (ASBR)
Pengukuran kelahiran ini mempertimbangkan pembagian menurut jenis kelamin dan golongan umur. ASBR ialah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1000 wanita golongan umur tertentu setiap tahun. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
Bx  = jumlah anak yang lahir dari wanita kelompok umur tertentu
Px  = jumlah wanita pada kelompok umur x k    = konstanta (1000)
Contoh soal:
Pada suatu wilayah diketahui jumlah penduduk wanita umur 1930  tahun adalah 3.825.000 orang. Jumlah kelahiran dalam satu tahun adalah adalah 967.000 bayi. Hitunglah angka ASBR nya!
Jawab:
Bx                       =          976.000
Px                        =          3.825.000
967.000
Jawab: ASBR = u1000
3.       825.000
ASBR = 250 jiwa
Jadi ASBR pada wilayah tersebut adalah 250 bayi dari setiap 1000 wanita kelompok usia 19-30 tahun.
4.       Angka Kematian
a. Angka Kematian Kasar/Crude Death Rate (CDR)
Angka Kematian Kasar ialah angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 orang dalam waktu setahun. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:   D         =  jumlah kematian pada tahun tertentu P        =   jumlah penduduk pada pertengahan tahun k  =   konstanta  (1.000) Contoh soal :
Dalam suatu wilayah diketahui bahwa jumlah penduduk pada pertengahan tahun adalah 7.241.500 jiwa sedangkan jumlah kematiannya adalah 659.000. Hitunglah angka kematian kasarnya!
Jawab:
D            =          659.000
P =          7.241.500
659.000
CDR   =  u1000 = 91 jiwa 7.241.500
Jadi pada wilayah tersebut dalam setahun terdapat kematian sebesar 91 /1000 orang.
b.   Angka Kematian Menurut Umur/Age Specific Death Rate ( ASDR )
Angka kematian menurut umur adalah angka yang menunjukkan banyak kematian dari 1000 penduduk usia tertentu dalam waktu setahun. Dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
D=
jumlah anak yang lahir dari wanita kelompok umur tertentu

Px                       =
jumlah wanita pada kelompok umur x

k            =
konstanta (1000)
Contoh soal:
Dalam suatu wilayah jumlah penduduk wanita umur 19-30 tahun adalah 3.825.000 orang. Jumlah kematian golongan umur tersebut dalam satu tahun adalah  144.000 orang. Berapakah ASDR nya? Jawab:
D=         144.000
Px                        =          3.825.000
ASDR = u1000
ASDR =  37.647 jiwa
Jadi ASDR wilayah tersebut adalah 17 orang dari tiap 1.000 penduduk golongan umur 19-30
5. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambahnya penduduk yang selalu meningkat setiap tahunnya. Perhitungan pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan mengetahui terlebih dahulu angka kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk ini dinyatakan dengan persen (%).
Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah ada dapat kita ketahui angka kelahiran kasar (CBR) pada propinsi tersebut adalah  sebesar 134  dan angka kematian kasar (CDR) sebesar 91, sedangkan jumlah penduduk adalah 7.584.000 jiwa maka tingkat pertumbuhan penduduk alami wilayah tersebut adalah sebagai berikut.
Pertumbuhan penduduk alami     =          CBR-CDR × 100%
=          134 – 91 × 100%         =          0 ,43%
Jadi pertumbuhan penduduk alami wilayah tersebut adalah 0,43 %.
6. Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dapat diperkirakan atau diproyeksikan dengan rumus pertumbuhan geometris berikut.

Pn = Po (1+ r)n
Keterangan:
Pn =  jumlah penduduk pada tahun n
Po =  jumlah penduduk pada tahun 0 atau tahun dasar n =  jumlah tahun 0 hingga n r    =  tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (% )
Contoh Soal :
Berdasarkan perhitungan yang telah kita lakukan, tingkat pertumbuhan penduduk per tahun adalah 0,43% apabila jumlah penduduk pada tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa. Berapakah proyeksi penduduk wilayah tersebut pada tahun 2010? Pn = Po (1 + r) n
= 7.584.000 (1 + 0,43 %)5
= 7.584.000 (1 + 0,0043)5
= 7.584.000 (1,0043)5
= 7.584.000 (1,115)
=  7.748.464 jiwa
Jadi proyeksi penduduk wilayah tersebut tahun 2005 dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,43 %per tahun adalah 7.748.464 jiwa.
Untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, Anda tidak harus pergi ke wilayah tersebut, Anda bisa mencari informasi tentang data kependudukan di BPS terdekat. Misal Anda ingin mengetahui kepadatan penduduk Kota Jakarta. Tanpa harus pergi ke Jakarta Anda dapat mengetahuinya dengan mencari data dari BPS. Maka dapat diketahui bahwa Jakarta mempunyai kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Hasil sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 12.635 per km2. Kepadatan penduduk yang sangat tinggi tersebut sangat berkebalikan dengan kota-kota yang berada di luar P. Jawa, seperti Papua yang hanya mempunyai kepadatan berkisar 6 jiwa per km2.
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit wilayah. Kepadatan penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap kmdalam suatu wilayah.

Kepadatan penduduk =      Jumlah penduduk suatu wilayah (jiwa)
             Luas wilayah (km²)
Pengukuran kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1.       Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per satuan luas, dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Contoh soal:
Pada tahun 2005 jumlah penduduk di suatu wilayah sebesar 7.584.000 jiwa, sedang luas wilayah tersebut adalah 226.782 km2. Berapakah kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut?

Jawab:
7.584.000           2
 33,44jiwa/km
226.782
Jadi kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut adalah 33,44 jiwa/ km2..
2.       
Kepadatan fisiologis ialah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian.
  Jumlah penduduk (jiwa)
Kepadatan penduduk fisiologis  =
Luas lahan pertanian (km²)
Contoh soal:
Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa dan luas lahan pertaniannya sebesar 154.820 km2. Berapakah kepadatan fisiologi wilayah tersebut?
Jawab :
7.584.000           2
 48,99 jiwa/km
154.820
Jadi kepadatan fisiologis wilayah tersebut adalah 49 jiwa/ km2 (dengan pembulatan ke atas).
3.       
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap kmtanah pertanian.
Jumlah penduduk petani (jiwa)
Kepadatan penduduk agraris  =
    Luas lahan pertanian (km²)
Contoh soal:
Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah penduduknya sebesar 7.584.000  jiwa, dari jumlah penduduk tersebut 2.050.000 jiwa adalah penduduk yang bekerja sebagai petani. Sedangkan luas wilayah pertaniannya adalah 154.820 km2. Berapakah kepadatan agraris wilayah tersebut ?
Jawab:
2.050.000           2
 13 jiwa/km
154.820
Jadi kepadatan agraris wilayah tersebut ialah 13  jiwa/km2.
4. Kepadatan penduduk ekonomi adalah jumlah penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas kemampuan wilayah yang bersangkutan. Kemampuan wilayah yang dimaksud adalah kapasitas produksi wilayah tersebut. Pengukuran kapasitas produksi suatu wilayah sulit ditentukan sehingga pengukuran kepadatan ini jarang digunakan.
Perhitungan kepadatan penduduk secara aritmatik, fisiologis, agraris, dan ekonomi, seperti yang telah kita pelajari menunjukkan bahwa kepadatan penduduk bisa dilihat dari beberapa aspek. Berdasarkan aspek-aspek tersebut dapat kita tentukan faktor-faktor yang memengaruhi kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk suatu wilayah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut.
1.        Kepadatan Penduduk Berdasarkan Faktor Fisiologis
Penduduk biasanya terkonsentrasi pada wilayah yang mempunyai hambatan fisiologis yang kecil, misalkan pada wilayah-wilayah yang datar, cukup tersedia air tanah, merupakan wilayah yang subur serta transportasi mudah. Hal ini berlawanan dengan wilayah yang tandus, air tanahnya sulit, atau wilayah pegunungan biasanya kepadatan penduduknya kecil.
2.        Kepadatan Penduduk Berdasarkan Faktor Biologis
Faktor ini dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian, dan perkawinan yang berbeda-beda tiap wilayah sehingga pertumbuhan penduduknya akan berbeda-beda pula.
3.        Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kebudayaan dan Teknologi
Masyarakat yang sudah modern dan sudah berteknologi tinggi mampu menekan angka kelahiran maupun angka kematian.

Bagaimana hasil pencarian dan penghitungan data yang telah Anda lakukan sebelumnya? Adakah permasalahan yang dapat diungkap dari penghitungan tersebut? Salah satu masalah yang bisa dilihat adalah apakah dengan tingkat kepadatan penduduk yang ada, lapangan kerja yang ada juga mencukupi.
Manusia tidak akan dapat bertahan hidup apabila tidak melakukan sesuatu yang bernilai produktif sehingga dari hasil aktivitas tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila Anda mau memerhatikan maka sebenarnya terdapat umur-umur tertentu dari manusia yang dapat melakukan hal-hal produktif, dan kemampuan antarmanusia satu berbeda dengan manusia yang lain. Kenyataan yang terjadi di Indonesia banyak anak di bawah umur telah melakukan pekerjaan yang bernilai ekonomis sementara yang lain anak pada usia sama kegiatannya adalah belajar di bangku sekolah. Lalu apakah yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja, serta pengangguran?
Salah satu data yang sangat penting dalam pembangunan suatu wilayah adalah mengenai tenaga kerja dan angkatan kerja. Semakin lengkap data tentang ketenagakerjaan maka semakin mudah dan tepat dalam membuat rencana pembangunan suatu wilayah.
Tenaga kerja (man power)  ialah besarnya bagian dari penduduk yang dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Angkatan kerja ialah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis. Angkatan kerja terdiri atas:
1.       penduduk yang bekerja;
2.       penduduk yang mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja;
3.       penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif.
Sedangkan yang bukan angkatan kerja yaitu:
1.       penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena sekolah;
2.       penduduk yang mengurus rumah tangga;
3.       pensiunan;
4.       penduduk yang secara fisik atau mental tidak memungkinkan untuk bekerja.
1. Menghitung Angkatan Kerja
Angkatan kerja suatu wilayah dapat diketahui dengan mengetahui terlebih dahulu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dewasa. Rumus TPAK adalah sebagai berikut.

    Jumlah angkatan kerja      ×   100 %
TPAK =
 Jumlah penduduk usia kerja
Data angkatan kerja dapat dicari dengan menanyakannya pada petugas BPS atau Dinas Tenaga Kerja di daerah yang akan dihitung TPAK nya. Coba carilah data angkatan kerja di daerah tempat tinggal Anda!
2. Pengangguran
Amatilah orang-orang di sekitar Anda! Apakah di antara mereka ada yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan? Mereka inilah yang kita kenal sebagai pengangguran. Apakah anggota keluarga Anda ada yang sedang menganggur? Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Pengangguran terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a.        Pengangguran terbuka ialah orang yang tidak bekerja sama sekali atau sedang mencari pekerjaan.
b.       Setengah pengangguran ialah orang yang bekerja hanya beberapa jam tiap harinya atau kurang dari 25 jam per minggu.
        
Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang masih relatif tinggi. Saat ini Indonesia  menempati urutan ke-4 jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Perhatikan jumlah penduduk di dunia berikut.
Masalah kependudukan di Indonesia sama dengan masalah-masalah yang dihadapi negara-negara berkembang lainnya, di antaranya jumlah dan laju penduduk yang tinggi, persebaran penduduk tidak merata dan mobilitas serta kualitas penduduk yang rendah.
1.      Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Program kebijakan kependudukan yang telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah Program Keluarga Berencana. Program ini telah menampakkan hasil yang sangat besar, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya laju pertumbuhan mencapai 63,67 % dari periode 1971-1980.
Data pada Tabel 2.3 menunjukkan apabila pola pertumbuhan penduduk konstan maka laju pertumbuhan penduduk diperkirakan akan mengalami penurunan yang nyata pada periode 2020 - 2030.
Laju pertumbuhan penduduk Indoensia dari periode ke periode sebenarnya menunjukkan penurunan yang nyata namun karena jumlah penduduk Indoensia yang besar maka laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih tergolong tinggi.
2.      Persebaran Penduduk yang Tidak Merata
Persebaran penduduk Indonesia yang tidak merata menyebabkan kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Tabel 2.3 menunjukkan ketidakseimbangan kepadatan antara pulau Jawa dengan pulau-pulau luar Jawa. Hasil sensus tahun 2000 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang tinggal di Pulau Jawa lebih tinggi mencapai kurang lebih 60% dan kepadatan penduduk mencapai 951 jiwa/km2. Berbeda sekali dengan pulau-pulau luar Jawa yakni Kepulauan Maluku, Papua dan Kalimantan yang masing-masing luasnya hampir 4 kali Pulau Jawa namun hanya dihuni penduduk kurang lebih 2% dari total penduduk Indoensia atau dengan kepadatan 9 jiwa/km2.
Tabel 2.3 Persebaran Kepadatan Penduduk Indonesia
Tahun 2000
No.
Pulau
Luas ( km² )
Prosentase terhadap luas seluruh Indonesia
Kepadatan penduduk/km²
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sumatra
Jawa
Bali dan Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku dan Papua
480.847
127.569
73.137 574.194
191.671
443.336
25,43
6,75
3,87
30,37
10,14
23,45
90 951
152 20
78 9
  Sumber: BPS, 2003
3. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk disebut juga dengan gerakan penduduk yaitu suatu gerakan perpindahan penduduk dari tempat satu ke tempat yang lain. Mobilitas penduduk dapat dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut.
a.        Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat satu ke tampat yang lain dengan tujuan menetap yang dilakukan oleh perseorangan, keluarga atau kelompok. Jenis-jenis migrasi antara lain sebagai berikut.
1)       Imigrasi adalah masuknya penduduk negara lain ke suatu negara.
2)       Emigrasi adalah keluarnya penduduk suatu negara ke negara lain.
3)       Remigrasi adalah kembalinya para emigran ke negara asalnya.
Perpindahan penduduk ke tempat lain selain dilakukan lintas negara (internasional) namun juga terjadi di dalam negeri (nasional) disebut dengan migrasi dalam negeri. Migrasi dalam negeri adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam suatu negara. Macam-macam migrasi dalam negeri yaitu sebagai berikut.
1)       Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam satu wilayah negara.
2)       Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Suatu tinjauan menyangkut sensus penduduk tahun 1980 dan 1990  serta hasil antarsensus tahun 1995 menunjukkan bahwa penduduk Indoensia senang berpindah (fairly mobile). Data menunjukkan bahwa di  Indonesia terdapat suatu arus migrasi dari Pulau Jawa ke pulau luar Jawa. Selain itu, statistik kebupaten di Jawa meunujukkan bahwa hanya ada sedikit daerah yang mengalami arus migrasi. Wilayah yang mengalami migrasi masuk ini adalah kabupaten-kota di JABOTABEK, Bandung, Pekalongan, Tegal, dan Sidoarjo yang merupakan hasil limpahan dari Surabaya. Semua daerah lainnya di pulau Jawa tumbuh pada suatu tingkat di bawah laju petumbuhan penduduk alami. Ini menyiratkan bahwa pusat-pusat kota seperti Jakarta dan Surabaya serta Bandung telah menjadi pemusatan migrasi penduduk.
b.       Mobilitas sirkuler adalah gerakan penduduk sementara, contoh para buruh tani disaat sedang tidak musim tanam maka mereka pergi ke
kota untuk mencari tambahan nafkah, namun apabila datang musim tanam maka mereka kembali ke desa untuk bertani kembali.
c.        Mobilitas ulang alik adalah gerakan penduduk dalam waktu 24 jam sehingga pada hari yang sama dapat pulang ke
tempat tinggalnya.       

Space Info

Salah satu dinamika penduduk yang unik adalah mobilitas penglaju (commuter). Fenomena commuter ini dapat ditemui di Jakarta dan sekitarnya ( Botabek). Tahukah anda ? bahwa sebenarnya kurang lebih 89 % penduduk Jakarta adalah para commuter yang tinggalnya di wilayah Botabek (Bogor, Tangerang dan Bekasi), maka selebihnya atau kurang lebih 11 % adalah penduduk yang tinggal di Jakarta atau di kenal dengan istilah penduduk malam hari.
4. Rendahnya Kualitas Penduduk
Tinggi rendahnya kualitas penduduk dapat dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.
a. Kualitas Kesehatan
Penentuan kualitas kesehatan penduduk dalam suatu negara ditunjukkan oleh variabel angka kematian kasar, angka kematian bayi, dan angka harapan hidup. Tingkat kesehatan penduduk suatu negara dikatakan baik apabila angka kematian kasar dan angka kematian bayi rendah serta angka harapan hidupnya tinggi. Sedangkan tingkat kesehatan panduduk suatu negara dikatakan rendah apabila angka kematian kasar dan kematian bayi tinggi dan angka harapan hidupnya rendah.
Indonesia pada hasil sensus tahun 2000 mempunyai angka kematian kasar sebesar 8,14/1000 penduduk, serta angka kematian bayi sebesar 57,3 kematian/1000 kelahiran hidup dan angka harapan hidup mencapai 66,2 tahun.
Angka kematian bayi merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menangani kesehatan ibu dan anak. Sedangkan angka harapan hidup merupakan rata-rata umur penduduk suatu negara juga merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menerapkan kebijaksanaannya di bidang kesehatan. Baik angka kelahiran maupun angka harapan hidup sangat dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan dan fasilitas sosial lainnya. Suatu wilayah jika fasilitas kesehatannya rendah maka dapat menurunkan harapan hidup penduduknya.
b. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan penduduk Indonesia dapat diukur dari angka partisipasi sekolah penduduk dan angka putus sekolah. Angka partisipasi sekolah adalah proporsi dari keseluruhan penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12,13-15,16-18, dan 19-24) yang masih duduk di bangku sekolah.
Tabel 2.4 Angka Partisipasi Sekolah dan Angka Putus Sekolah
c.  Kualitas Pendapatan
Suatu negara diukur taraf hidupnya melalui pendapatan ratarata perkapita negara tersebut. Pendapatan perkapita dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional dalam satu tahun (Gross National Product)  serta jumlah penduduk. GNP adalah suatu indeks yang menggambarkan tingkat kemakmuran suatu negara, karena diukur dari keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara dalam tahun tertentu.
Penurunan pendapatan Indonesia mengakibatkan Indonesia kembali menjadi kelompok negara miskin dengan GNP perkapita hanya sedikit lebih banyak dari Zimbabwe, salah satu negara miskin di Afrika dan dengan beban utang lebih dari Rp1.400 trilyun terdiri Rp742 trilyun utang luar negeri dan sisanya adalah utang dalam negeri.

Tugas Kelompok

1.       Bentuklah kelompok yang beranggotakan tiga sampai empat orang!
2.       Carilah data tingkat kesehatan, jumlah orang yang masih sekolah, dan jenis pekerjaan yang sering dilakukan oleh orang-orang di sekitar Anda!
3.       Analisis dan diskusikan data dan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan kelompok lain!
4.       Mintalah guru untuk menjadi moderatornya!
5.       Buatlah kesimpulan terhadap masalah apa saja yang ada dalam daerah yang dianalisis oleh tiap kelompok!
6.       Serahkan hasil analisis kelompok Anda kepada Bapak/Ibu guru untuk dinilai!

Data kependudukan menjadi lebih informatif apabila dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, dan peta. Karena melalui tabel, grafik, dan peta akan didapat suatu pola tertentu atau dapat diambil kesimpulan tentang keterkaitan atau hubungan antardata.
Data kependudukan adalah kumpulan elemen data penduduk yang terstruktur yang diperoleh dari hasil pendaftaran penduduk. Data penduduk terdiri atas beberapa elemen sehingga pembaca atau pengguna dapat dengan cepat memahami dan menganalisis suatu penyajian yang informatif.
1.      Penyajian Data Penduduk dengan Peta
Menyajikan data penduduk dengan peta merupakan penyajian yang dapat menginformasikan data secara keruangan. Melalui peta, data penduduk dapat terlihat  pola persebarannya sehingga dapat dianalisis penyebab dan keterkaitan antarruang.
Contoh penyajian data penduduk dengan peta salah satunya adalah peta kepadatan penduduk seperti pada gambar berikut.

2.      Penyajian Data Penduduk dengan Grafik
Data penduduk yang disajikan dengan menggunakan grafik disebut pula grafik kependudukan yaitu suatu visualisasi data atau informasi tentang kependudukan secara ringkas, menarik, dan jelas dalam bentuk garis dan lengkungan, lingkaran, persegi, dan titik-titik agar memudahkan pembaca/pengguna dalam memahami data/informasi yang disajikan.
Keunggulan penyajian data penduduk dengan menggunakan grafik adalah:
a.        pembaca lebih mudah dalam membandingkan data satu dengan data yang lain,
b.        dapat menggambarkan data kependudukan secara seri, dan
c.        penyajian lebih menarik.
Selain memiliki keungggulan, penyajian data dengan grafik juga mempunyai kelemahan yaitu penyajian data dengan grafik bersifat aprosimatif (angka yang tercantum merupakan angka pendekatan) sedangkan angka yang detail termuat dalam tabel.
Jenis grafik secara umum dibagi 3, yaitu:
a.        grafik batang (bar graph)  adalah grafik yang datanya diwakili oleh segi empat berbentuk batang baik horizontal maupun vertikal.
b.       grafik lingkaran (pie graph)  adalah grafik yang berupa lingkaran dengan jari-jari lingkaran yang membagi lingkaran tersebut secara proporsional antara sudut lingkaran dengan persentase data.
c.        grafik garis (line graph)  adalah grafik yang datanya diwakili oleh garis atau titik-titik.

Artikel Terkait