Pentingnya kesadaran dan kesadaran sejarah

Tags

Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan  Tuhan yang lain. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu hal yang unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya.
Kesadaran profetik merupakan suatu kesadaran yang dimiliki oleh agama dalam rangka melakukan transformasi sosial pada satu tujuan tertentu berdasarkan etika tertentu pula. Sebagaimana kesadaran dalam Islam merupakan suatu bentuk kesadaran yang dimiliki manusia dari Tuhan untuk menentukan dan merubah sejarah, bukan manusia yang ditentukan oleh sejarah. Islam memandang kesadaran manusia merupakan kesadaran immaterial menentukan material, dengan  maksud bahwa iman sebagai basis kesadaran menentukan lingkungan sekitar manusia. Kesadaran dalam Islam merupakan bersifat independen tidak dipengaruhi oleh struktur, basis sosial dan kondisi material. Yang menentukan kesadaran bukanlah individu, seperti dalam teori kesadaran kritis. Teori kesadaran Islam menjadikan individu bersikap aktif dalam menentukan jalannya sejarah. Kesadaran kritis yang ditentukan oleh individu dapat terjatuh dalam pahan eksistensialisme dan iondividualism. Sedangkan kesadaran profetis, bahwa yang menentukan bentuk kesadaran adalah Tuhan, dan ketentuan kesadaran ini untuk menebarkan asma atau nama Tuhan didunia sehingga  rahmat diperoleh manusia, dan bentuk kesadaran ini merupakan kesadaran Ilahiah untuk merubah sejarah. Kesadaran yang dimiliki oleh Islam merupakan kesadaran Ilahiah dan menjadi ruh untuk melakukan transformasi.
Kesadaran merupakan konsep yang dimiliki oleh manusia dalam menghadapi realitas sosial yang terjadi di sekitarya. Kesadaran yang dilakukan oleh manusia merupakan gerak yang berkelanjutan dan kontinyu dalam rangka merespon realitas sosial.  Kesadaran merupakan sesuatu yang membedakan manusia dengan mahluk yang lain, dikarenakan  dengan kesadaran yang dimiliki gerak yang dilakukan tanpa paksaan, tetapi  berdasarkan kemaunan dan keinginannya. Menurut Marxisme kesadaran ditentukan oleh lingkungan sekitar manusia. Jadi dalam pandangan ini  lingkungan lama menentukan lingkungan yang akan diwujudkan. Manusia bergerak dan melakukan apa saja dikarenakan struktur yang berada di luar diri manusia, dan berdasarkan tekanan dari luar, bukan dari dasar pikiran manusia. Bentuk kesadaran yang dimiliki oleh Marxisme ini menjadikan jalannya sejarah yang terjadi merupakan proses materialism. Marx juga mengakui dalam tesisnya bahwa sejarah bergerak dikarenakan kebutuhan materi yang ada dalam diri manusia, sehingga lebih dikenal dengan materialisme dialektik atau materialisme historis.
Hal  ini sangat lain halnya bila dibandingkan dengan konsep kesadaran yang dimiliki oleh  Islam. Kesadaran dalam Islam merupkan ketentuan dari Tuhan. Dari sini, bahwa kesadaran menentukan lingkungan, maka ia bersifat  independen bukan didasarkan pada individu mapun lingkungan yang mengitarinya. Jika kesadaran ditentukan oleh individu maka yang terjadi proses individualism, eksistensialism, liberalism, dan capitalism. Kesadaran yang diinginkan  oleh Islam merupakan pemberian dari Tuhan yakni iman yang dapat membuat atau menentukan struktur sosial, budaya dan kondisi material yang terjadi  dalam masyarakat. Kesadaran yang ditentukan Tuhan ini menjadikan bentuk  kesadaran yang timbul merupakan kesadaran Ilahiah dan bagaimana nilai-nilai Ilahiah ini  agar tertanam dalam bumi agar tercipta khoirul ummah. Kesadaran Ilahiah ini yang membuat konsep kesadaran bagai ikatan, baik secara individu atapun kolektif. Secara otomatis konsep ini menghilangkan konsep kesadaran yang didasarkan pada individu dan juga bentuk kesadaran yang bercorak sekulerisme. Kesadaran ini bercorak intergralistik, dikarenakan manusia sebagai penerima bentuk kesadaran dari Tuhan dan dalam segala aktivitasnya akan diserahkan kembali kepada Tuhan.
Kesadaran Ilahiah merupakan konsep ikatan menghadapi realitas sosial yang terjadi, dengan kesadaran ini, maka cara pandang ikatan berangkat dari teks ke konteks, bukannya dari konteks ke teks.
Kesadaran sejarah merupakan tindak lanjut dari konsep kesadaran Ilahiah, yang dalam  praksisnya melakukan aktivisme sejarah. Kesadaran sejarah ini, dapat juga dilihat dari ajaran agama Islam bahwa Islam merupakan agama amal. Oleh karena itu, dalam ajarannya Islam melarang konsep tentang selibat (tidak kawin),  uzlah (mengasingkan diri) dan kerahiban. Bentuk-bentuk ajaran tersebut tidak diperkenankan dalam Islam dikarenakan tidak sesuai dengan fitrah yang telah dimiliki oleh manusia, untuk menentukan jalannya sejarah dan membuat sejarah yang lebih humanis. Kesadaran profetis dan diaktualisasikan dalam bentuk kesadaran sejarah ini merupakan upaya dalam mewujudkan khoirul ummah. Upaya perwujudan khoirul ummah yang telah diidealkan oleh ikatan dengan melakukan aktivisme sejarah dan kerja keras ikatan baik secara kolektif ataupun secara individual. Bentuk kesadaran sejarahpun dalam Islam dapat dilihat misalkan dalam doanya yang menginginkan kebahagian dalam dunia dan juga akherat. Kebahagian dalam Islam ini dalam dua dimensi dalam dunia dan dalam ukhrawi.  Kebahagiaan dalam dunia diwujudkan dengan kesadaran sejarah upaya mewujudkan khoirul ummah sebagai jalan mendekarkan manusia dengan Pencipta. Kesadaran sejarah  yang dimiliki oleh ikatan menjadikan suatu bentuk yang aktif ikatan, dan  segala yang dilakukan oleh ikatan merupakan sarana ibadah kepada Tuhan dengan mewujudkan impian yang telah dimiliki oleh ikatan. Kesadaran ini menjadikan ikatan  dan individu melakukan transformasi dan perubahan agar realitas menuju atau  mengarah kepada yang diimpikan dalam rangka ibadah kepada Tuhan.


Daftar Pustaka

Kuntowijoyo. Ilmu Sosial Profetik.-:-,-
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah.-: Bentang Pustaka,-
Wikipedia: Ensiklopedi Berbasis Internet
Sani.Pentingnya Kesadaran: Dari Kesadaran Kritis ke Kesadaran Profetis. .-:-,-






Artikel Terkait