Sejarah Kerajaan Tanah Merah

Tags

chih Tu

Tanah Merah ini sebenarnya adalah fragmen dari Funan. Pada awalnya, Negeri Tanah Merah ini merupakan satu Negara Federal, dikenal sebagai Kalathana yang berarti Tanah Raksasa.


tanah Raksasa

Federasi ini berisi empat negara yaitu:

.Kalathana (Kelantan)
.Thanathana (Terengganu)
.Gangga Negara (Perak)
.Kuli (Pahang)
Negeri-negeri dalam Kalathana ini telah setuju menunjuk Bhadreswararaja, Raja Kalathana sebagai pemimpin persekutuan ini pada 418 Masehi. Pada waktu itu Funan dinaungi oleh Kekaisaran Campa, justru keberadaan federal Kalathana ini tidak direstui oleh Kaisar Campa sendiri, natijahnya pada 427 Masehi, Kaisar Campa telah mengirimkan tentara melalui Langkasuka untuk menghukum Raja Kalathana tersebut.Serangan tersebut dapat dipatahkan dan prajurit Kalathana telah melakukan serangan kritik. Serangan tersebut telah membuahkan hasil yang gemilang dengan merebut wilayah dari Langkasuka sampai ke Tambralingga seterusnya menguasai seluruh Segenting Kra.

Pada saat yang sama, Campa turut terlibat dalam serangkaian perang dengan Cina sampai Kaisar Campa mengabaikan situasi kekaisarannya yang sedang terpecah belah di bagian selatan dengan menyerahkan urusan tersebut kepada Funan. Kemenangan Kalathana terhadap angkatan Funan-Campa telah memungkinkan pemerintah mereka merdeka tanpa dipengaruhi oleh pemerintah-pemerintah asing.

Raja Funan, Wan Srestha tidak bertangguh terhadap perlakuan Kalathana yang tidak diakui itu, telah membuat persiapan untuk merebut kembali daerah Segenting Kra dan Semenanjung. Persiapan ini telah diketahui oleh Bhadreswararaja dan beliau dengan segera membuat hubungan diplomatik dengan Kaisar Cina dalam tahun 430 Masehi untuk melindungi Kalathana dari diserang oleh Funan. Kaisar Cina telah menjamin keamanan Kalathana dengan mengirim surat ke Funan agar hasrat serangan itu dibatalkan. Negara Kalathana dalam bentuk persekutuan empat negara yang dicantumkan dengan wilayah Segenting Kra (dari Langkasuka sampai ke Tambralingga) telah disebut sebagai Ho-lo-tan, K'ou-lo-tan atau K'ou-lo-ch'ieh dalam catatan Cina.



Lahirnya "Negeri Tanah Merah"
Paruh kedua abad ke-6 Masehi, Kalathana telah dikuasai kembali oleh Funan yang berbasis di Campa. 522 Masehi, pemerintah Funan telah runtuh akibat diserang oleh suku Khmer dari bagian tengah Sungai Mekong.

Kalinggawarman, Raja Kalathana telah menyerang Funan dan berhasil mengusir suku Khmer yang telah menawan kota Campa pada 556 Masehi, selanjutnya membangun kembali kekaisaran Funan yang runtuh, beliau juga melakukan penaklukan kembali wilayah kekuasaan Funan. 561 Masehi, Kalinggawarman telah menyatakan diri sebagai Kaisar Funan dan menunjuk adindanya Gautama menjadi raja Kalathana berikutnya berfungsi sebagai gubernur tertinggi bagi seluruh Segenting Kra dan Semenanjung. Pada 566 Masehi, Gautama telah membelot kekandanya dengan menyatakan kemerdekaan Kalathana dari Funan dan telah memindahkan ibu kotanya dari Kota Yawakotti, terletak di Hilir Kelantan ke arah Hulu Kelantan yang terpercaya daerah Nenggiri sekarang. Area baru ini sangat strategis dari aspek militer dan perlindungan. Perpindahan ibu kota ini sebenarnya dilakukan untuk menghindari serangan dari Funan, selain itu daerah Hulu Kelantan juga kaya dengan tambang-tambang emas.

Raja Gautama telah mengganti nama Kalathana ke nama baru yaitu Tanah Merah sesuai dengan lokasi ibu kotanya yang terletak di area tanah rata berwarna merah Batu Kawi. Beliau juga menyebutkan ibu kota Tanah Merah sebagai Singapura yang berarti Kota Singa dan dirujuk oleh sarjana Cina sebagai Seng-Chih atau Shih-tzu, sedangkan nama Tanah Merah disebut pula dengan nama Chih Tu oleh Cina dan Raktamrittika oleh India. Negeri ini hanya mencakup Kelantan pada hari ini, Besut di selatan dan Narrathiwat (Kota Singa) di utara, mengingat negara-negara lain dalam Segenting Kra dan Semenanjung masih taat kepada Funan.Kalinggawarman, Kaisar Funan tidak mengambil tindakan yang tepat terhadap Raja Gautama, seolah -olah merestui tindakan adindanya membebaskan Kalathana dan mendirikan Tanah Merah. Sebaliknya beliau telah menunjuk adindanya yang juga Raja Thanathana menggantikan Raja Gautama sebagai gubernur Funan untuk wilayah Segenting Kra dan Semenanjung.



bukti sejarah
Prasasti Cherok Tok Kun atau Prasasti Budhagupta ditemukan di Provinsi Wellesley (Seberang Prai) oleh Col. Low dalam abad ke-19. Prasasti ini berukir dengan satu stupa dan satu chattravali di atasnya. Sedangkan tulisan berada di kiri dan kanannya. Tulisan ini yang ditulis dalam huruf Pallawa dari abad ke-5 (400-500 Masehi) menyatakan keberhasilan dalam suatu pelayaran oleh seoang nakhoda kapal bernama Budhagupta, seorang penduduk Negeri Tanah Merah. Berdasarkan sejarah yang dijelaskan dalam artikel ini, prasasti ini ditulis tidak lebih awal dari tahun 566 Maseh

Artikel Terkait