Gambar di atas menunjukkan seorang
ibu sedang menggendong salah seorang anaknya. Salah satu anak sedang mengamati
adik yang sedang digendong ibunya sambil merangkul seorang anak yang postur
tubuhnya lebih kecil darinya. Ada seorang anak perempuan yang sedang berpose kearah
kamera dan satu anak yang lain berada di belakang anak yang sedang merangkul
adiknya. Terlihat sebuah rumah kecil dan “reyot” disana. Banyak terdapat jala
serta alat – alat untuk menangkap ikan. Mungkin profesi dari kepala keluarga
mereka adalah nelayan. Kondisi kumuh juga terlihat disekitar rumah mereka.
Sungguh miris melihat keadaan
seperti potret di atas. Fakta memang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk
Indonesia masih mengalami kemiskinan. Penyebab kemiskinan salah satunya adalah
ledakan penduduk. Ledakan penduduk adalah
bertambahnya jumlah penduduk yang diukur secara signifikan dimana tingkat
kelahiran jauh lebih tinggi dari tingkat kematian. Penyebab terjadinya ledakan
penduduk yaitu angka kelahiran yang tinggi, poligami, poliandri, menikah muda,
anggapan banyak anak banyak rezeki dan masih banyak lagi.
Kemiskinan, persaingan
untuk mendapatkan lapangan kerja, persebaran penduduk yang tidak merata
merupakan beberapa contoh dampak dari ledakan penduduk. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya ledakan penduduk, yaitu :
1. KB
terlaksana.
2.
Adanya pembatasan tunjangan anak bagi
pegawai negeri.
3.
UU perkawinan diperketat.
4.
Menunda menikah (pendidikan).
5. Tingginya
pajak anak.
Sebagai SDM yang berkualitas,
hendaknya kita berpikir panjang untuk masa depan anak - anak kita nantinya, jangan malah menjadikan
anak sebagai beban. Jangan hanya berpikir “ Banyak anak kan biar rame” atau
“Apa sih salahnya punya banyak anak? Kan itu hak” dan atau bahkan “Kalau punya
banyak anak nanti kan bisa kita suruh cari uang”. Pemikiran – pemikiran seperti
inilah yang kurang tepat. Kualitas keluarga tidak dilihat dari banyaknya anak,
melainkan dilihat melalui tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, serta
keharmonisannya. Keluarga yang berkualitas tentunya memikirkan nasib anak
kedepannya serta peran anak tersebut bagi Negara bukan malah menjadikan anak
sebagai hal yang mebebankan dan atau malah dijadikan “budak rupiah” keluarga.