EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
1. PENDAHULUAN
Ejaan adalah seperangkat
aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan
penulisannya dalam suatu bahasa. Ejajan yang berlaku sekarang adalah Ejaan yang
Disempurnakan (EYD).
2.
RUANG
LINGKUP EYD
Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek yaitu (1)
pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur,
(5) pemakaian tanda baca.
1) Penulisan
huruf membicarakan bagian bagian dasar suatu bahasa, yaitu
(1) Huruf
kapital
(2) Vokal
(3) Konsosnana
(4) Pemenggalan
(5) Nama
diri
2) Penulisa
huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi
(1) huruf
kapital
(2) huruf
miring
3) penulisan
kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa
(1) kata
dasar
(2) kata
turunan
(3) kata
ulang
(4) gabungan
kata
(5) kata
ganti kau, ku, mu, dan nya
(6) kata
depan di, ke, dan dari
(7) kata
sandang si dan sang
(8) partikel
(9) singkatan dan akronim
(10) angka
dan lambang bilangan
4) penulisan
insur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, trutama kosa
kata yang bersal dari bahasa asing.
5) Pemakaian
tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kalimabelas tanda baca
dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing. Tanda baca itu adalah
(1) Tanda
titik (.)
(2) Tanda
koma (,)
(3) Tanda
itik koma(;)
(4) Tanda
titik dua(:)
(5) Tanda
hubung (-)
(6) Tanda
pisah (−)
(7) Tanda
elipsis (...)
(8) Tanda
tanya (?)
(9) Tanda
seru (!)
(10) Tanda
kurung ((...))
(11) Tanda
kurunng siku ([...])
(12) Tanda
petik ganda (“...”)
(13) Tanda
petik tunggal (‘...’)
(14) Tanda
garis miring (/)
(15) Tanda
penyingkat (‘)
2.1 Pemakain
Huruf
Abjad
bahasa indonesia menggunakan 26 huruf dan dalam abjad tersebut terdapat lima
huruf vokal, yaitu a, e, i, u, o, dan 21 huruf konsonan.
Dalam
bahasa indonesia digunakan gabungan huruf (diagraf) berupa gabungan huruf vokal
tiga buah dan gabungan huruf konsonan empat buah, masing-masing melambangkan
satu bunyi. Gabungan huruf vokal yang uga disebut diftong itu, ialah au (aula),
oi (boikot), dan ai (santai), sedangkan gabungan huruf konsonan ialah
kh(khusus), ng (bangun), ny(nyata), sy(syarat).
Fonem
adalah bunyi terkecil yang membedakan arti, sedang bunyi adalah lambang bunyi
atau lambang fonem. Bunyi yang tidak berpengaruh terhadap arti, kendapun dihasilkan
oleh alat ucap manusia, bukan fonem.
Beberapa huruf dala
abjad bahasa indonesia melambangkan lebih dari satu fonem. Dalam kalimat sate
pedas enak rasanya melambangka tiga fonem, yaitu
1) Fonem
/e/ dalam kata sate/ sate/
2) Fonem
/∂/ dalam kata pedas / p∂das/
3) Fonem
/∑/ dalam kata /enak/
Cara penulisan nama
diri( nama jalan, sungai, gunung dan nama diri) harus mengikuti EYD, kecuali
jika ada pertimbangna khusus menyangkut segi adat, hukum, dan sejarah.
Contoh pemakaian biasa
Ia berkantor di jalan
Budi Utomo
Contoh pemakaian dengan
pertimbangan khusus
Ayahku dosen di
Universitas Padjajaran Bandung
Khusus tentang
pemakaian huruf x berlaku ketentuan sebagai berikut
(1) Untuk
penulisan nama diri, nama unsur kimia, istilah ilmu pengetahuan, lambang huruf
yang dipakai adalah x
Misalnya: Alex, Mexico
(2) Untuk
penulisan kata- kata biasa, lambang huruf yang dipakai adalah ks
Misalnya:
Penulisan
yang salah
|
Penulisan
yang benar
|
Export
|
Eksport
|
Taxi
|
Taksi
|
2.2 Pemenggalan
kata
1) Pemengalan
kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut
a. Jika
di tengah kata da huruf vokal yang beruntun, pemenggalannya dilakukan diantar
huruf vokal tersebut.
Misalnya:
di-a
do-a ta-at
jika vokal yang
beruntun merupakan diftong, pemengalan kata dilakukan di antara kedua huruf
vokal.
Misalnya
Pemenggalan yang
salah
|
Pemenggalan yang
benar
|
Pu-la-u
|
Pu-lau
|
Ra-ma-i
|
Ra-mai
|
b. Jika
di tengah kata ada huruf konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan
itu
Misalnya:
Ta-bu ka-wan ca-tur
c. Jika
di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di
antara kedua huruf konsonan
Misalnya:
Ap-ril swas-ta
Gabungan huruf konsonan
yang dihitung sebagai satu konsonan(disebut diagraf), yaitu ny;ng,kh,sy tidak
boleh dipisahkan.
Misalnya:
Su-nyi ha-ngat
d. Jika
di tengah kata ada tiga buah atau lebih huruf konsonan, pemenggalan di antara
huruf konsonan yang pertama dan konsonan yang kedua.
Misalnya:
Ab-sor-bsi kon-klu-si
2) Imbuhan
yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk
serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata yang diimbuinya,
dapat dipenggal.
Misalnya:
Mem-ba-ha-gia-kan
3) Jika
suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dapat dilakukan (1) diantara
unsur-unsur itu (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah pemengalan
kata.
Misalnya
:
Bio-data
atau bio-da-ta
2.3 Penulisan
Huruf Kapital Dan Huruf Miring
Huruf Kapital Atau
Huruf Besar
1) Huruf
kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf petama pada awal kalimat.
Misalnya:
Siapa yang datang tadi malam?
2) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita ke Taman Safari?”
3) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: bimbinglah
hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Nabi Muhammad, Raden Wijaya
5) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf perama unsur nama jabatan dan pangkat yang diiuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi, atau
nama tempat.
Misalnya:
Presiden Megawati, Bupati Purworejo
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak dikutinama
orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
6) Huruf
kapital dipakai sebaga huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya:
Eka Susilowati
huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nam orang yang digunakan sebagai nama jenis atau
nama satuan ukuran.
Misalnya:
10
watt
7) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Perlu
diingat pada posisis tengah kalimat, yang dituliskan dengan huruf kapita hanya
huruf pertama naa bangsa, nama suku, dan nama bahasa;sedangkan huruf pertama
kata bangsa, suku, dan bahasa dituliskan dengan huruf kecil.
Penulisan
yang salah:
Dalam
hal ini Bangsa Indonesia yang ....
Penulisan
yang benar:
Dalam
hal ini bangsa Indonesia yang ....
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nam bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai
bentuk kata dasar kata turunan.
Misalnya:
menjawakan bahasa Indonesia
8) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun Saka, bulan November
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama.
Misalnya: Ir. Soekarno
dan Moehammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
9) Huruf
kapital yang dipakai sebagaihuruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya:
Salah
|
Benar
|
teluk Jakarta
|
Teluk Jakarta
|
danau Toba
|
Danau Toba
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama
diri.
Misalnya: Jangan
membuang sampah di sungai
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nama geogarafi yang digunakan sebagai nam jenis.
Misalnya: gula jawa
10) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, nama resmi badan
atau lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi.
Misalnya: Departemen
Pendidikn Nasional RI
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi, lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, sertanama dokumen resmi.
Misalnya: dia menjadi
pegawai di salah departemen
11) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan/lembaga.
Misalnya: Perserikatan
Bangsa-Bangsa
12) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.
Misalnya:
bacalah majalah Bahasa dan Sastra
13) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak ibu, saudara, kakak, adik, paman, yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
Misalnya: Surat Saudara
sudah saya terima
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai
dalam penyapaan.
Misalnya: kita semua
harus meghormati bapak dan ibu kita
14) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan
Misalnya:
Dr: doktor
15) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya:
usulan Anda telah kami terima
Huruf miring
1) Huruf
miring dalam cetakan dipakai utuk menulliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan.
Misalnya: tabloid Nova
2) Huruf
pertama dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, atau kelompk kata.
Misalnya: buatlah
kalimat dengan buah tangan
3) Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya: nam ilmiah
padi ialah Oriza sativa
2.4 Penulisan
kata
A.
Kata
Dasar
Kata
yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: Kantor pos sangat ramai (ketiga kalimat itu dibangun
Buku itu sudah saya baca dengan gabungan kata dasar)
Adik nai sepeda baru
B.
Kata
Turunan
1) Imbuhan(awalan,
sisispan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya: bergerigi ketetapan sentuhan
2) Jika
bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertandatangan, tanda tangani
3) Jika
bentuk dasar yang menjadi gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabugan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
memberitahukan
4) Jika
salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dala kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Misalnya:
adibusana, antarkota, biokimia
C.
Bentuk
Ulang
Bentuk ulang ditulis secar alengkap
dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya: anak-anak, buku-buku,
lauk-pauk
D.
Gabungan
Kata
1) Gabungan
kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar,
orang tua, rumah sakit
2) Gabungan
kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian
ditulis dengan tanda hubung untuk mengaskan pertalian unsur yang berkaitan.
Misalnya: anak-istri
saya(keluarga) ibu-bapak(orang tua)
3) Gabungan
kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga
tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya: acapkali,
apabila, bagaimana
E.
Kata
Ganti Ku, Kau, Mu, Dan Nya
Kata ganti ku dan kau
sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
[aku] [...]
|
Aku bawa, aku ambil
[ku...]
|
Kubawa,
kuambil, engkau bawa, angkau ambil
,
[engkau]
[...]
|
Engkau
Bawa, Angkau Ambil
[kau....]
|
Kaubawa,
Kauambil
Misalnya:
bolehkah aku ambil jeruk ini satu?
F.
Kata
Depan Di, Ke,dan Dari
Kata depan di, ke, dan
dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabunga
kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan dari pada.
Misalnya: tinggalah bersama saya di sini
G.
Kata
Sandang Si Dan Sang
Kata
si dan sag ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya
Misalnya:
Salah
|
Benar
|
Sikecil
|
Si kecil
|
Sang kancil
|
Sang kancil
|
H.
Partikel
1) Partikel
–lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: bacalah peraturan ini sampai tuntas
2) Partikel
pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.
Misalnya: apa pun yang
dikatakannya, aku tetap tak percaya.
3) Partikel
per yang berati ‘demi’, dan ‘tiap’
ditulis terpiisah dari bagian kalimat yang mendahuluinnya atau mengikutinya.
Misalnya; merka masuk
ruang satu per satu
I.
Singkatan
dan Akronim
1) Singkatan
adlah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapun
auran penulisannya adalah, sebagai beikut:
a. Setiap
menyingkat satu kata dipakai satu tanda titk
Misalnya: nomor
disingkat no.
b. Bila
menyingkat dua kata dipakai dua titik.
Misalnya: atas nama
disingkat a.n.
Akan tetapi, singkatan
nam diri yang diambil dari huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya: Perseroan
Terbatas disingkat PT
c. Bila
menyingkat tiga kata tau lebih, pada akhir sigkatannya dipakai satu tandat
titik.
Misalnya: dan
kawan-kawan disingkat dkk
Akan tetapi singkatan
nam diri yang terbentuk dati gabungna huruf awal kata yang disingkat, ditulis
tanpa titik.
Misalnya: BUMN (Badan
Usaha Milik Negara)
d. Penulisan
lambang kimia, singkatan stuan ukuran, takaran, imbangna, dan mata uang tiak
diikuti titik.
Misalnya; Au Aurum
Cm sentimeter
2) Akronim
adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata
ataupun gabungan dan suku kata dari deret kata yang disingkat.
a. Akronim
nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang disingkat,
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya: FKIP
(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
b. Akronim
nama diri yan berupa gabunagn suku kata atau gabungan huruf dn suku kata dari
deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhii oleh
tanda titik.
Misalnya: kadin (kamar dagang dan industri)
c. Akronim
yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gangan
huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya dituls dengan
huruf kecil dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
Misalnya: rapi rapat
pipinan
J.
Angka
Dan Lambang Bilangan
1) Angka
dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
Dalam tulisan lazim
digunakan angka arab atau angka romawi.
Misalnya: angka arab :
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
2) Angka
yang digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii)
satuan waktu, (iii) nlai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya: 19 meter
3) Angka
dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartement, atau kamar pada
alamat.
Misalnya: Jalan Sentosa
III no. 152
4) Angka
digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
Misalnya: surat Annisa:
9
5) Penulisan
lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut
a. Bilangan
utuh
Misalnya: dua belas 12
b. Bilangna
pecahan
Misalnya: setengah ½
6) Penulisan
lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut
Misalnya: pada awal
abad XX; pada abad ke 20 ini
7) Lambang
bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, sususnan kalimat
diubah sehingga susunan yang tidak dapat dinyatakan denagn satu atau dua kata
tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya: lima puluh
orang tewasakibat bencana itu
8) Angka
yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih
mudahdibaca.
Misalnya: perusahaan
kami mendapat pinjaman 250 juta rupiah
g) Bilangan tidak perlu ditulis dengan
angka dan huruf sekaligus dalam eks, kecuali didalam dokumen resmi seperti akta
dan
kuitansi.
Misalnya: kami memiliki
20 unit komputer
2.5 Penulisan
unsur serapan
2.6 Pemakaian
tanda baca
1) Tanda
titik
a. Tanda
titik dipakai pada akhiran kalimat yang bukan pertanyaaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Aceh.
b. Tanda
titik dipakai di belakangangka atau huruf pengkodean suatau judul bab dan
subbab
Misalnya:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktoral
Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktoral
jenderal Agraria
1. Subdit
...
2. Subdit
...
c. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik, yang menunjukkan
waktu dan jangka waktu.
Misalnya: pukul
12.10.20. (pukul 12 lewat 10 menit 20 detik)
d. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Misalnya:
ia lahir tahun 1991 di Purworejo.
e. Tanda
titk dipakai diantara nam penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalamdaftar pustaka.
Misalnya:
Arbor: University of Michigan Press, 1974
f.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Misalnya: calon mahasiswa
yang mendaftar mencapai
20.000 orang
g. Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul, misalnya judul buku, karangan lain,
kepala ilustrasi atau tabel.
Misalnya:
catur untuk semua umur.
h. Tanda
titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tanggal surat atau
(2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Purworejo, 10 April 2012 (tanpa titik)
2) Tanda
koma
a. Tanda
koma dipakai diantara unsur-usur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Ani membeli permen, roti, dan air mineral.
b. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dan kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misanya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
c. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jiak anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya: anak kalimat induk kalimat
Kalau hujan
tidak reda, saya tidak akan pergi
Karena sakit,
kakek tidak bisa hadir.
d. Tanda
koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun,
akan tetapi.
Misalnya:
jadi, masalahnya tidak semudah itu.
e. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata
yang lain yang terdapat dalam kalimat,
Misalnya:
O, begitu/
f.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan
petikan langsung
dalam bagian lain dalam
kaimat.
Misalnya:
kata Ibu, “saya tidak boleh pergi”.
g. Tanda
koma dipakai diantara (i)nama dan lamat, (ii) bagian –bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nam tempat dan wilayah ata negeri yang diulis
berurutan.
Misanya:
purworejo, 12 November 1991
h. Tanda
koma dipakai diantara bagian-bagian didalam catatan kaki.
Misalya: Laminuddin
finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2001), hlm. 27
i.
Tanda orang dipakai diantara nama orang
dan gelar akademiyang engikutinya untuk membedakannya dari singkatan nam diri,
keluarga, atau marga.
Misalnya:
Asih Purwasih, S. Pd
j.
Tnda koma dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tiak membatasi.
Misalnya:
Guru saya, Pak Amin, ramah sekali.
k. Tanda
koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
Misalnya: atas
pertolongan dewi, kartika mengucapkan terimakasih.
3) Tanda
titk koma
a. Tanda
titk koma dipakai untuk memisahkan bagian –bagian kaliamt yang sejenis dan
setar.
Misalnya: hari makin
siang; dagangannya belum juga terjual.
b. Tanda
titk koma dipakai sebagai pengganti kata penghububg untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya: Ayah mencuci
mobil; ibu sibuk memasak; adik belajar; saya sendiri asyik mendengarkan radio.
c. Tanda
titk koma dipaki untuk memisahkan unsur-unsur dalam kalimat kompleks yang tidak
cukup dipisahkan dengan tanda koma demi memperjelas arti kalimat secara keseluruhan.
4) Tanda
titik dua
a. Tanda
titik dua dapat dipakai di akhir suatu pernyataan lengkap diikuti perincian.
Misalnya: STIE
mempunyai dua jurusan: manajemen dan akutansi
b. Tanda
titik dua dipakai sesudah kata tau angkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
hari : senin
Tangga l: 10 april 2012
Pukul : 14.00
c. Tanda
titk dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
d. Tanda
titik dua dipakai (i) diantara jilid atu nomer dan halaman, (ii) diantar bab
dan ayat dalam kitab suci, (iii) diantara judul dan anak judul suatu karangan,
serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Jurnal Perempuan (1996), 1:28.
Harahap, D. F. K. N Sejarah Catur. Bandung; Angkasa, 1986.
e. Tanda
hubung (-)
1) Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yangterpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Disamping
program lama ada juga prog-
gram
yang baru
|
Suku kata yang berupa
satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris
2) Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan
bagian kata di depannya pada perganian
baris.
Misalnya: (kini ada
acara yang baru untuk mengu-kur panas)
3) Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
berlari-lari
4) Tanda
hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja sau-satu ataupun bagian
–bagian tanggal, bulan, dan tahun.
Misalnya:
r-e-f-o-r-m-a-s-i
5) Tanda
hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
Bandingkan dengan be-revolusi
6) Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se-dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, (ii) ke-dengan
angka, (iii) angka dengan –an, (iv)
singkatan berhuruf kapital degan imbuhan atau kata, dan (iv) nama jabatan
rangkap.
Misalnya:
se-Asia, hari-H;hadiah ke-3; tahun
60-an
7) Tanda
hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
pen-tackle-an
f. Tanda
pisah ( - )
1) Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya: hasil
pertandingan itu - sungguh di luar dugaan- ternyata imbang.
2)
Tanda pisah menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kaliamt menjadi
lebih jelas.
Misalnya: rangkaina
temuan ini – evolusi , teori kenisbian, dan pembelahan otom – telah mengubah
konsepsi kita tentang alam semesta.
3) Tanda
pisah dipakai diantara dua nama tempat atau tanggal dengan arti, diatas ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.
Misalnya:
Jakarta – Bogor
g. Tanda
elipsis (...)
1) Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
jika demikian ... ya, apa boleh buat.
2) Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada baian yang
dihilangkan.
Misalnya:
sebab-sebab kolusi di... akan diteliti lebih lanjut
h. Tanda
tanya
1) Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
2) Tanda
tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang di
sangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Putri Pukes dilahirkan pada tahun 1899 (?)
i.
Tanda seru (!)
Tanda
seru dipakai sebuah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
j.
Tanda kurung (...)
1) Tanda
kurung dipakai untuk mengapit tambahan atua keterangan penjelasan
2) Tanda
urung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
3) Tanda
kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
4) Tanda
kurung dipakai utuk mengapit huruf atau angka yang merinci sau urutan
keterangan.
k. Tanda
kurung siku ([...])
1) Tanda
kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain
2) Tanda
kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung
l.
Tanda petik
1) Tanda
petik dipakai untuk mengapit petikan lansung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain
2) Tanda
petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang diacu
dalam kalimat
3) Tanda
petik dipakai untuk mengapit istilah atau kata yang mempunyai arti khusus atau
yang kurang dikenal.
4) Tanda
petik dipakai untk mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus
5) Tanda
petik dipakai untuk menandai ungkapan atau bagian kalimat yang tidak mengandung
arti yang sebenarnya.
m. Tanda
petik tunggal
1) Tanda
petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain
2) Tanda
petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata at
ungkapan asing
n. Tanda
garis miring
1) Tanda
garis miring dipakai didalam nomor surat dan nomor pada
alamat
dan penandaan masa pada satu
tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim
2)
Tanda garis miring dipakai sebagai
penganti kata atau dan tiap
o. Tanda
penyingkat atau apostrof
Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata.
Misalnya: malam ‘lah’
tiba. (‘lah=telah)
KALIMAT
1.
PENDAHULUAN
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur
minimal subjek (s) dan predikat (p) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran
itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa ditulis
dilambangkan dengan titik, tanda tanya, atau tanda seru. Sebuah kalimat harus
mengandung pookmpikiran yang lenkap sebagai pengungkap maksud penuturnya.
2.
UNSUR
KALIMAT
Unsur
kalimat dalh fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dan kini lazim disebut peran kat dalam kalimat,
yaitu subjek(s), predikat(p), objek(o), pelengkap(pel), dan keterangan (ket).
Kalimat bahasa indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni
subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam
suatu kaimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
a. Predikat
Predikat(p) adalah kalimat yang memberi
tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh
atau benda di dalam suatu kalimat) . selain memberi tahu tindakan atau
perbuatan subjek (s) , Pdapat pula menyatakan sifat, situasi status, ciri, atau
jati diri S. Termasuk juga sebagai P
dalam kalimat dalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S.
Predikat dapat berupa kata atau frasa,
sebagian besar berkelas verba, atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomin tau frasanomina.
Contoh:
(1)
Kuda meringkik.
(2)
Ibu sedang
tidur siang.
(3) Putrinya
cantik jelita.
Kata-kata
yang dicetak teba dalam kalimat adalah P. Kata meringkik pada kalimat (1) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok
kata sedang tidur siang pada kalimat (2) memberitahukan melakukan apa ibu;
cantik jelita pada kalimat (3) memberitahukan bagaimana putrinya.
b. Subjek
Subjek
(S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek
biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda(nominal), klausa, frasa, atau frasa
verbal.
Contoh:
(1) Ayahku sedang
melukis.
(2) Meja direktur
besar.
(3) Yang berbaju batik
dosen saya.
(4) Berjalan kaki menyehatkan
badan.
(5) Membangun jalan layang sangat
mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal adalah S.
Contoh S yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (1) dan
(2); contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (3); dan contoh S
yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat.
c. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. Objek pada umumnya diisi
oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O seperti pada
contoh:
a. Nurul
menimang ....
b. Arsitek
merancang ...
c. Juru
masak menggoreng ...
Verba transitif meniang, merancang dan
menggoreng adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang melengkapi
ketiga itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O
tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak wajib
hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh di
bawah ini tidak minta dilengkapi
a. Nenek
mandi.
b. Komputerku
rusak.
c. Temannya
pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah
menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang
letak Onya dibelakang dan berubah posisinya jika kalimatnya dipasifkan.
(1) a.
Martinah Hungis mangalahkan Yayuk Basuki [O]
b.Yayuk basuki [S]
dikalahkan oleh Martinah hungis.
(2) a. Orang itu menipu adk saya [O]
b. adik
saya [s] ditipu orang itu.
d. Pelengkap
Pelengkap (pel) atau komplemen adalh
bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa
verba. Posisi seperti itu juga dilengkapi oleh O, dan jenis kata yang mengisi
pel dan O uga sama yaitu dapat berupa nomina, farasa nominal atau klausa. Naun
antara pel dan O terdapat perbadaan. Perhatikan contoh berikut
Ketua MPR
membacakan Pancasila
S P O
Banyak orsospol
berlandaskan pancasila
S P
Pel
3. Pola kalimat dasar
Kalimat
dasar bukanlah nama jetrannis kalimat,melainkan acuan atau patron untuk membuat
berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat
yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S, P, O, Pel,Ket. Sejalan dengan
batasan bbahwa struktur kalimat minimal S-P, sedangkan O,Pel, Ket, merupakan`tambahan
yang berfungsi melengkapi dan memperjelas arti kalimat, maka pola kalimat dasar
yang paling sederhana adalah yang bertipe S-P, dan yang paling kompleks adalah
yang bertipe S-P-O-Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran
gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model kalimat dasar
bahasa indonesia.
1) Kalimat
Dasar Tipe S-P
Dalam kalimat bertipe S-P, verba
intrasintif atau frasa verba lazim sebagai pengisi P.Akan tetapi, ada pula
pengisi P itu berupa nomina, adjektifa, frasa nominal,dan frasa adjektifal.
2) Kalimat
Dasar Tipe S-P-O
Predikat dalam kalimat bertipe S-P-O
diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S ( di sebelah
kiri ) dan O ( di sebelah kanan ). Jika kedua pendamping itu tidak hadir,
kalimat itu tidak gramatikal.
3) Kalimat
Dasar Tipe S- P –Pel
Seperti halnya Seperti halnya tipe
S-P-O, kalimat tipe S- P-Pel mempunyai P yang memerlukan dua pendamping, yakni
S ( de sebelah kiri ) dan Pel ( di sebelah kanan).
4) Kalimat
Dasar Tipe S- P- Ket
Pedikat kalimat tipe S-P-Ket menghendaki
dua pendamping yang berupa S ( di sebelah kiri ) dan Ket ( di sebelah kanan ).
5) Kalimat
Dasar Tipe S-P-O-Pel
Predikat kalimat tipe S-P-O-Pel menurut kehadiran tiga pendamping
agar konstruksinya menjadi gramatikal. Pendamping yang dimaksud adalah S ( di
sebelah kiri) O dan Pel ( di sebelah kanan ).
6) Kalimat
Dasar Tipe S-P-O-Ket
Tiga pendamping yang diperlukan oleh P
kaalimat bertipe S-P-O-Ket , yakni S( di sebelah kiri), O dan Ket ( di sebelah
kanan).
4. JENIS KALIMAT
Kalimat
dapat dibeda- bedakan menjadi beberapa jenis menurt (a) jumlah klausa
pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d) susunan
subjek predikatnya.
1) Jenis
Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut
jumlah klausa pembentukanya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua macam, (1)
kalimat tunggal, (2) kalimat majemuk.
a. kalimat Tunggal
Adalah
kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat tunggal hanya mengandung satu
unsur S,P,O,Pel, dan Ket. Kelima unsur tersebut tidak harus muncul semua
sekaligus karena unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P. Karena unsur
pembentuk yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan kalimat tunggal.
Berdassarkan
jenis kata/ frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilih menjadi empat
macam, dan kalimat- kalimat tunggal itu diberi naama sesuai dengan P-nya
masina- masing seperti yang tampak pada contoh kalimat di bawah ini:
a) Kami mahasiswa
Indonesia
b)
Jawaban anak pintar itu sangat tepat
Kalimat
tunggal ada yang dapat dilengkapi dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket.
Jadi, kalimat tunggal tidak mesti berupa kalimat pendek. Bila fungsi sintaksis
utama, yaitu S dan P-nya tidak lagi tunggal, alias sudah menjadi kalimat
majemuk.
b. Kalimat
Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.
Kalimat majemuk mengandung lebih darin satu klausa.
Contoh:
Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung tinggi
etika profesi.
Kalimat
majemuk di atas termasuk kalimat majemuk setara. Kalimat tersebut mempunyai
predikat lebih dari satu, sedangkan Subjek yang sebenarnya ganda. Penanda yang
memisahkan kalimat majemuk setara di atas adalah kata penghubung (konjungsi)
dan.
-
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri: (1)
dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tiap kalimat
sederajat. Kalimat majemuk disebut juga dengan klausa karena kalimat majemuk
merupakan gabungan kalimat.
Contoh:
Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
-
Kalimat Majemuk Bertingkat
Perbedaan kalimat majemuk setara dengan
kalimat majemuk bertingkat terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak
setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu
konjungtor yang ,menghubungkan antara klausa tersebut juga berbeda.
Contoh:
Dia datang ketika kami sedang rapat.
2) Jenis
Kalimat Menurut Fungsi Isinya
Menurut fungsi isi atau makna komunikatifnya
kalimat dapat dibedakan atas empat macam, yaitu: (1) kalimat berita
(deklaratif), (2) kalimat tanya (interogatif), (3) kalimat perintah
(imperatif), dan (4) kalimat seru (eksklamatif).
a. Kalimat
Berita
Kalimat berita (deklaratif) adalah kalimat
yang dipakai oleh penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra
komunikasinya. Isi kalimat berita berupa pemberitaan.
Contoh:
Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
b. Kalimat
Tanya
Kalimat
tanya (interogatif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk memperoleh
informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasinya.
Kalimat tanya yang diakhiri dengan kata belum, bukan, dan tidak, disebut
kalimat embelan.
Contoh:
Apakah barang ini milik Saudara?
c. Kalimat Perintah
Kalimat perintah
(imperatif) dipakai
jika penutur ingin
menyuruh
atau
melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat
perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat perintah
halus, kalimat perintah permohonan, kalimat perintah ajakan dan harapan,
kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran.
Contoh:
-
Kalimat Perintah Halus:
Tolonglah
bawa sepeda motor ini ke bengkel.
-
Kalimat Perintah Langsung:
Pergilah
kamu sekarang!
-
Kalimat Perintah Larangan Langsung:
Janganlah
kamu pergi sekarang!
-
Kalimat Perintah Larangan Halus:
Terima
kasih karena Anda tidak merokok!
-
Kalimat Perintah Permintaan:
Minta
perhatian, anak-anak!
-
Kalimat Perintah Permohonan:
Mohon
hadiah ini adik terima.
-
Kalimat Perintah Ajakan dan Harapan:
Ayolah,
kita belajar!
-
Kalimat Perintah Pembiaran:
Biarlah
dia menemani orang tuanya.
d. Kalimat
Seru
Kalimat seru (eksklamatif) dipakai oleh
penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang
tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan.
Contoh: Aduh, saya terpeleset!
3) Kalimat
Taklengkap (Kalimat Minor)
Kalimat ini sering tidak lengkap unsurnya. Hal
itu terjadi dalam wacana pembicaraan yang konteksnyasudah diketahui oleh para
pelaku. Kalimat yang tidak ber-S atau ber-P, disebutkalimat minor. Lawannya,
yaitu kalimat yang lengkap unsur-unsurnya, disebut kalimat mayor.
Contoh: Mila : Ada siapa di dalam?
Maya
: Ibu.
Mila
: Apa ibu sudah tahu rencana kita?
Maya
: Belum.
4) Kalimat
Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang
P-nya mendahului S. Urutan P-S dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh: Sepakat kami untuk membantu
mereka.
5) Kalimat
Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan penuturan/penulisannya secara cepat tepat sehingga dapat
dipahami oleh pendengaran/ pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini
adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran
pada pendengar/pembaca. Untuk memenuhi tenam syarat adlah kesatuan, kepaduan,
keparalelan, ketepatan, kehematan, keegoisan.
a. Kesatuan
Kesatuan
Kalimat Efektif Yang dimaksud yaitu terdapat satu ide pokok dalam sebuah
kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan
lebih dari satu kesatuan.
Contoh: Kalimat yang tidak jelas kesatuan gagsannya
Pembangunan
gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit.(
Tredpat subjek ganda dalam kalimat tunggal)
Contoh: Kalimat ysng jelas kesatuan gagsanya
Pembangunan
sangat berkaitan dengan politik.
b. Kepaduan
(koherensi)
Koherensi
adalah hubungan yang padu anatara unsur-unsur pembentuk kaliamat.
Yang
termasuk unsur pembentuk kaliamat adalah kata frasa, kalusa, serta tanda baca
S-P-O-K-Pel-Ket dalam kalimat.
Contoh kalimat yang tidak koherensi:
-Saya punya rumah baru saja diperbaiki.(rancu)
Contoh kalimat yang unsurnya koherensi:
-Rumah saya baru saja diperbaiki
c. Keparalelan
Keparerelan
adalah terdapat unsur-unsur yang sama saja derajatnya, sama polanya atau
susuanan kata dan frasa yang dipakai didalam kalimat.
Contoh
yang salah:
-
Kakakmu menjadi dosen atau pengusaha?
Contoh yang benar:
-
Kakakmu sebagai dosen atau sebagai
pengusaha ?
d. Penekanan
Penekanan
adalah suatau penekanan suatau perlakuan khusus menonjolkan bagian kaliamat
sehiggga berpengaruh terhadap kaliamt makna kaliamat secara seluruh. Caranya
sebagai berikut:
-
Dengan meletakan kata yang ditonjolkan
itu diawal kalimat
-
Dengan meletakan pengulangan kata
-
Dengan melakuakan pengontrasan kata
kunci
-
Dengan menggunkan partikel/ penegasan
Contoh penekanan pada awal kalimat:
-
Kita akan ujian akhir semester pada
bulan Desember.( bukan mereka)
Contoh penekanan dengan pengulangan :
-
Saudar-saudara, kita tidak suka
dibohongi, kita tidak suka ditipu; kita tidak suka dibodohi.
Contoh penekanan pengontrasa kata kunci:
-
Penduduk desa itu tidak menghendaki
bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen.
Contoh Penekanan dengan
menggunakan partikel penegasan:
-
Hendak pulang pun hari sudah gelap dan
hujan pula
e. Kehematan
Kehematan
ialah menghindari pemakian kata yang tidak perlu, menghilangkan kata-kata yang
tidak memperjelas arti.
Contoh
kalimat yang tidak menghemat kata:
-
Manajer itu dengan segera mengubah
rencananya setelah dia bertemu dengan direkturnya
Contoh kalimat yang menghemat kata:
-
Manajer itu dengan segera mengubah
rencana setelah bertemu dengan direkturnya.
f. Kelogisan
Kelogisan
ialah mengupuyakan agar ide kalimat masuk akal. Logis dalam hal ini juga
menuntut adanya pola pikir yang sisitematis( runtut/ teratur dalam perhitungan
angka dan penomoran).
Contoh: Kambing sangat
s engang bermain hujan.(padahal kambing tergolong antiair)
6) Beberapa Kasus Kalimat Tidak Efektif
Dalam kehidupan bermasyarakat
kadang-kadang kita mendengarkan orang-orang disekitar kita berbicara satu sama
lain memkai kalimat tidak efektif dan terkadang tidak formal jadi terkadang
yang diajak bicara tidak tahu apa yang dimaksud.
a.
Kasus Bagi yang menitip sepeda motor...
Keslahan yang tergolong laten dikalangan
pemakian awam adalah pemakian kata bagi di dlam berbagai kalimat yang bersifat
informatif dan instruktif..Makna kata
bagi kira-kira dengan makna kata buat.
Contoh:
Bagi saya soal itu mudah
Contoh*
Bagi yang menitipkan sepeda motor harus dikunci
Selain
kesalahan pemakaian kata bagi, dalam kalimat yang berisi
peringatan
kepada orang yang akan menitipkan sepeda motornya
itu
terdapat kesalaha fatal
b.
Kasus bagi dosen yang berhalangan hadir.
Maksud penulisannya yaitu meminta dosen
yang berhalangan hadir agar memberitahukan hal berhalangan itu kepada
sekretariat. Namun, kalimatnya terasa janggal, kejanggalan tersebut dikarenakan
kemubaziran pada awal kalimat, yaitu bagi. Kta bagi sebenarnya wajib tidak
hadir di situ.
c.
Kasus saya melihat anak itu...
Kalimat tersebut terasa ambigu, sebab
yang tersurat dalam kaliamt itu bisa dua pihak yang bingung yaitu saya atau
anak itu. Jika yang dimaksudkan saya bingung, perbaiakannya adalah dua varian
dibawah ini.
-
Saya bingung melihat anak ini
-
Bingung saya melihat anak itu
Jika yang dimaksudkan si anak yang bingung.
Perbaikanya adalah dua varian berikit ini.
-
Anak itu saya lihat sedang bingung
-
Saya melihat anak itu sedang kebingungan
d.
Kasus mereka mengatar iring-iringan...
Ditafsirkan bahwa ada beberapa orang
mereka mengantar iring-iringan(rombongan) jenazah ke kuburan rombongan jenazah.
Iring-iringan jenazah memang tidak selalu berarti banyak jenazah yang beriring,
tetapi juga dapat satu jenazah dengan banyak pengiring. Melalui kasus ini kita
dapat berhati-hati dlam memkai kata-kata.
e.
Kasus Bebas Parkir
Salah kaprah tentang bebas parkir sudah
lama terjadi. Hal yang demekian itu
terjadi karena slah nalar dan slah kaprah. Untuk mengungkapkan maksud yang sama
dalam berbahasa Inggris dan didalam bahasa indonesia, didalam bahsa inggris
artinya parkir gratis( ingat, bukan bebas parkir).
f.
Kasus Tempat Pendaftaran Tinja....
Penulisan kaliamt tersebut ada yang mengartikan penulisan
dengan petunjuk bahwa disana ituah tempat pendaftaran tinja yang akan disedot
dari septik tank yang sudah berisi penuh dirumah-rumah atau digedung-gedung,
akibat dari pengartian ini bisa menimbulkan rasa ingin tahu :spontan dan tidak
spontan. Penulis,
Menurut sebelum akhirnya mengertikan
maksud tulisan pada papan petunjuk itu, orang tertegun dulu sejenak ketika
pertama kali membaca tulisan Tempat Pendaftaran Tinja. Mengapa? Kalau petunjuk
itu di rimah sakit maka tidak akan tertegun karena dirumah sakit memang biasa tinja didaftarkan untuk diperiksa.
Permaslahannya itu semua tidak akan timbul jika awalnya tulisannya pada papan
petunjuk itu berbunyi Tempat Pendaftaran Penyedot Tinja.