INDONESIA PADA MASA REFORMASI
1.Faktor pendukung berakhirnya
orde baru
birokrasi yang lemah
kaderisasi pejabat pemerintahan
yang lemah
keamanan dan kedamaian hidup
bersifat semu
ketergantungan negara terhadap
hutang LN
1.Faktor pendukung gerakan
reformasi
rasa ketidakadilan dibidang
usaha / ekonomi
terjadi dominasi kekuasaan oleh
kelompok tertentu
perubahan pemerintahan/kekuasan
yang lambat
penyelewengan terhadap
pelaksanaan UUD dan dasar negara.
kebijakan pemerintah hanya
menguntungkan golongan tertentu
1.Bentuk krisis politik
kekuasaan yang sentralistik
Terjadinya penyalahgunaan
kekuasaan bidang legislatif
Ketidakpercayaan terhadap
lembaga – lembaga negara
Tuntutan pembaharuan lima paket
UU politik
Menuntut kebebasan berpendapat
dan berusaha
Ketidakpercayaan terhadap
pejabat pemerintahan
2. Krisis HUKUM
-Kekuasaan yudikatif dipengaruhi
oleh eksekutif
-Hukum sarana pembenaran
kebijakan pemerintah yang kurang memihak rakyat
-Hukum diterapkan untuk warga
negara yang miskin ( pejabat kebal hukum )
-Rakyat taat pada hukum karena
takut bukan sadar akan hukum.
Krisis Ekonomi :
-Terjadi krisis keuangan dunia (
global )
-Nilai tukar rupiah turun
terhadap dolar
-Munculnya bank bermasalah
-Utang negara semakin nmeningkat
-Perusahan negara dan swasta
tidak mampu membayar utang ( terjadi PHK )
-Meningkatnya harga kebutuhan
pokok rakyat ( daya beli turun )
-Pengelolaan ekonomi yang
sentralistik
-Penyimpangan pelaksanaan pasal
33 UUD 1945( pembangunan ekonomi menitikberatkan pertumbuhan perusahaan besar,
SDA demi kepentingan kelompok konglomerat )
Agenda reformasi Indonesia
Penurunan harga sembako
Stabilitasasi ekonomi/mata uang
Pengahapusan dwi fungsi abri
Amandemen UUD 1945
Otonomi daerah
Supremasi hukum
Pelaksanaan pemerintahan yang
bersih dari KKN
Adili presiden Seharto
Kronologi
6 Januari 1998
Pemerintah menyampaikan RAPBN
1998/1999 yang dinilai masyarakat sebagaiyang berat, rawan dan penuh resiko
dengan kurs dollar Rp. 4.000 terhadap rupiah. Aksi-aksi unjuk rasa mahasiswa
terus berlangsung. Harga barang kebutuhan pokokterus naik dan tidak menentu.
9 Januari 1998
Masyarakat panik memborong
barang kebutuhan pokok di pasar swalayan danpasar-pasar tradisional
16 Januari l998
Guna meredam gejolak krisis
moneter, Pak Harto menandatangani kesepakatandengan Direktur Pelaksanakan IMF
Michael Camdessus.
22 Januari l998
Mata uang rupiah anjlok ke level
Rp. 17.000 per dol-lar AS. Saat itu kesepakatan RIdengan IMF soal reformasi
ekonomi tidak berhasil. Dalam bidang politik, Pak Harto mengindikasikan B.J.
Habibie —saat itu Menristek -akan dicalonkan sebagai
12 Februari 1998
Pak Harto mengangkat Jenderal
Wiranto -sebagai salah seorang yang setia pada PakHarto -sebagai
Menhankam/Panglima ABRI
5 Maret 1998 Dua puluh mahasiswa
Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap
pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan
menyerahkan agenda reformasi nasional.Mereka diterima Fraksi ABRI
10 Maret 1998
Pak Harto terpilih kembali untuk
ketujuh kalinya sebagai Presiden Indonesiasedangkan mantan Menristek B.J.
Habibie dipilih sebagai Wakil Presiden untukmasa jabatan 1998-2003.
11 Maret 1998
Pak Harto dilantik sebagai
Presiden RI, dan BJ Habibie sebagai Wakil Presiden RIuntuk masa bakti
1998-2003. Pak Harto mengucapkan sumpah jabatan.
13 Maret 1998
Menhankam/Pangab Jenderal
Wiranto mem-peringatkan agar aksi mahasiswajangan sampai anarkis dan destruktif
14 Maret 1998 Soeharto
mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII.
15 April 1998 Soeharto meminta
mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan
berunjukrasa menuntut dilakukannya reformasi politik.
18 April 1998 Menteri Pertahanan
dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet
Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun
cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak
dialog tersebut.
1 Mei 1998 Soeharto melalui
Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlanmengatakan
bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
2 Mei 1998 Pernyataan itu
diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa
dilakukan sejak sekarang (tahun 1998-red).
4 Mei 1998 Mahasiswa di Medan,
Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak ( 2 Mei 1998
) dengan demonstrasi besar-besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan
saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas Pasundan
Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut.
5 Mei 1998 Demonstrasi mahasiswa
besar –besaran terjadi di Medan yang berujung pada kerusuhan.
9 Mei 1998 Soeharto berangkat ke
Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G -15.Ini merupakan lawatan
terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
12 Mei 1998 Aparat keamanan
menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai.Keempat
mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman kampus.
13 Mei 1998 Mahasiswa dari
berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke
Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan itu diwarnai kerusuhan.
14 Mei 1998 Soeharto seperti
dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan.
Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu
kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek
seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur.Beberapa
dari bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang
meninggaldunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.
15 Mei 1998 Soeharto tiba di
Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia membantah telah
mengatakan bersedia mengundurkan diri.Suasana Jakarta masih mencekam. Toko
–toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih takut keluar rumah.
16 Mei 1998 Warga asing
berbondong –bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di Jabotabek masih
mencekam.
19 Mei 1998 Soeharto memanggil
sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar,
dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor
dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi
terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto
mundur.
Permintaan tersebut ditolak
Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi. Pada saat itu
Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal
itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk
berunjukrasa semakin banyak.
Sementara itu Amien Rais
mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari
Kebangkitan Nasional.
20 Mei 1998 Jalur jalan menuju
Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar kawat berduri untuk
mencegah massa masuk ke komplek Monumen Nasional namun pengerahan massa tak
jadi dilakukan. Pada dinihari Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan
Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban
jiwa.Sementara ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan
ke gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur.
21 Mei 1998 Di Istana Merdeka,
Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden dan BJ.
Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.
PERKEMBANGAN POLITIK SETELAH 21
MEI 1998
Pengangkatan Habbie sebagai
presiden
-menimbulkan polemik
-demontrasi jalan terus
-kontroversi oleh para pakar
ketatanegaraan
Kebebasan berpendapat
-UU pers diamandemen
-penyederhanaan ijin surat kabar
-uu no. 9/1998
Masalah dwi funsi ABRI
-pengurangan peran TNI di
pemerintahan dari yingakt pusat – daerah
-kedudukan TNI di legislatif
mulai dikurangi secara bertahap
-tugas TNI menjaga keamanan dan
kedaulatan negara
Reformasi hukum
-lima paket UU politik diganti
dalam sidang istimewa MPR dan sidang UMUM MPR
SI MPR
-menghasilkan ketetapan MPR 1998
-mengubah ketetapan MPR yang
sebelum reformasi
Pemilu 1999
-menentukan anggota legislatif
-memilih pemimpin negara
-diikuti oleh multi partai ( 48 )
SU MPR 1999
-menetapkan Abdulrahaman Wahid
sebagai presiden RI
Kondisi sosial masyarakat sejak
reformasi
1.Terjadi krisis moneter
2.Perusahaan melakukan PHK
besar-besaran
3.Pengangguran meningkat
4.Kriminal meningkat
5.Konflik horizontal
6.Terjadi demoralisasi
Kondisi ekonomi masyarakat sejak
reformasi
Terjadi krisis moneter yang
berkepanjangan
Menurunnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar
Investor tidak mau menanamkan
modal di Indonesia
Harga bahan pokok hidup tinggi
sehingga tidak terjangkau oleh rakyat.