Disusun Oleh :
GAWIGA WANDARSYAH
15212055
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pancasila sebagai dasar negara berkembang melalui
suatu proses yang cukup panjang. Pada awalnya bersumber dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam
agama-agama sebagai pandangan hidup bangsa.
Fundamental untuk menjadi warga negara yang baik itu
adalah sikap moral yang didasarkan atas landasan falsafah negara pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Untuk menjadi warga negara yang baik kita dituntut
untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, atau dengan kata lain untuk menjadi warga
negara yang baik dengan sikap moral dan perilaku berdasarkan falsafah negara
dan undang-undang dasar kita.
Secara umum, mengajarkan atau memberikan pedoman
tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, misalnya dengan pergaulan
masyarakat dan dalam hubungan warga negara dengan negaranya, yaitu dengan
mengajarkan bagaimana cara bertingkah laku sesuai dengan dasar falsafah
Pancasila dan dengan mematuhi peraturan yang ada dengan rasa kesadaran yang
tinggi sebagai warga negara yang baik. Bagitu pun untuk menjadi warga negara
yang baik yaitu diwujudkan dengan sikap moral yang terpuji dan mematuhi semua
peraturan negara yang berlaku dalam masyarakat.
Seluruh bangsa Indonesia haruslah mempunyai perilaku
politik dan sikap moral yang sama dengan landasan yang sama, yaitu Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Mungkin hal tersebut disebabkan karena kurang
mengerti dan pahamnya tentang Pancasila, belum merata nya orang yang memahami
tentang Pancasila serta dugaan bahwa belum sempurna nya pelaksanaan Pancasila
menurut hakikatnya.
Demi untuk tegaknya Pancasila, maka seharusnya semua
warga negara Indonesia bersikap moral dan berperilaku politik sesuai yang
digariskan dalam Pancasila.
1.2 Rumusan
Masalah
Implementasi pancasila sebagai dasar negara ?
Makna pancasila sebagai ideologi nasional ?
Implementasi pancasila sebagai ideologi nasional ?
Pengamalan pancasila yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang pancasila dalam
pendekatan filsafat.
2. Mengerti
makna pancasila sebagai dasar negara serta sebagai ideologi nasional.
3. Mengerti
tentang implementasi pancasila sebagai dasar negara dan sebagai ideologi
nasional.
4. Mampu
menerapkan pancasila atau mampu mengamalkan pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Makna pancasila sebagai ideologi nasional
Istilah
ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti ‘gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita’ dan ‘logos’ yang berarti ‘ilmu’. Kata ‘idea’ berasal dari
bahasa yunani ‘iedos’ yang artinya ‘bentuk’. Di samping itu ada kata ‘idein’
yang artinya ‘melihat’. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, ‘idea’ disamakan
artinya dengan ‘cita-cita’. Cita-cita yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada
hakikatnya, antara dasar dan cita-cita merupakan suatu kesatuan yang sangat
berkaitan erat. Dasar ditetapkan karena adanya suatu landasan, asa atau dasar
yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian
tentang ide-ide, pengertian dasar, gagaan dan cita-cita.
Berikut beberapa pengertian ideologi menurut para ahli
:
- Patrick Corbett menyatakan bahwa ideologi sebagai struktur kejiwaan yang tersusun oleh seperangkat keyakinan mengenai penyelenggaraan hidup bermasyarakat serta pengorganisasiannya, seperangkat keyakinan mengenai sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup di dalamnya, suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan tersebut dihayati dan pernyataan pendirian itu diakui sebagai kebenaran oleh segenap orang yang menjadi anggota penuh dari kelompok sosial yang bersangkutan.
- A.S Hornby menyatakan bahwa ideology adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegang oleh seorang atau kelompok orang.
- Soejono Soemargono menyatakan secara umum “ideology” sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut bidang politik, social, kebudayaan, dan agama.
- Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hihup.
- Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa iedologi sebagai suatu system pemikiran yang dibedakan menjadi ideology tertutup dan terbuka.
Berdasarkan Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang
pencabutan Ketetapan MPR RI No II/MPR/1978 tentang P4 ( Eka Prasetya Paca Karsa
), menyebutkan bahwa Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar negara, juga
berkedudukan sebagai Ideologi Nasional bangsa Indonesia. Adapun makna pancasila
dari ketentuan tersebut adalah bahwa nilai yang terkandung dalam ideologi
pancasila menjadi cita-cita normative bagi penyelenggaraan bernegara. Arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia adalah terwujudnya
kehidupan yang sudah disebutkan dalam lima sila pada pancasila yaitu kehidupan
yang berketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri
dan yang diyakini kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat,
inilah yang disebut dengan ideologi, karena memiliki fungsi sebagai cita-cita
yang sejalan dengan fungsi utama dari sebuah ideologi yang mampu mempersatukan
masyarakat sehingga dijadikan sebagai prosedur penyelesaian konflik. Seperti
yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of beliefs yang
berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu sistem kepercayaan
mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi kekuatan motivasional
bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu dipandang sebagai
cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir dan cara
bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam memecahkan setiap persoalan yang
dihadapinya. Begitu pula dengan pancasila yang merupakan kumpulan atau
seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat
Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata/mengatur masyarakat
Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan
rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan
tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara
keseluruhan.
Pancasila sebagai ideologi nasional dapat
diklasifikasikan melalui :
- Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, karena dari setiap ideologi mengandung suatu sistim nilai yang diyakini sebagai suatu hal yang baik dan benar. Merupakan cita-cita yang akan mengarahkan terhadap perjuangan bangsa dan negara.
- Tumbuhnya suatu sistim kepercayaan yang terbentuk dari adanya suatu interaksi dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup modial dan menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.
- Ter-ujinya sistim nilai tersebut melalui perkembangan sejarah secara berkelanjutan dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri negara ( the fauding father ).
- Adanya suatu elemen psikologis yang akan tumbuh dan di bentuk melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah, sehingga memberi kekuatan motivasional yang menuntut untuk tunduk pada cita-cita bersama.
- Diperolehnya kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.
Pancasila sebagai ideologi nasional memiliki beberapa
dimensi yaitu :
- Dimensi idealitas artinya ideologi pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-cita di berbagai kehidupan yang ingin di capai masyarakat.
- Dimensi realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam sumber dari nilai-nilai hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik mereka dan sudah dikenal oleh mereka.
- Dimensi normalitas artinya pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma yang harus dipatuhi dan ditaati yang memiliki sifat positif.
- Dimensi fleksibilitas artinya pancasila itu mengikuti perkembangan zaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman, bersifat terbuka dan demokratiS. Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran dapat dibedakan menjadi ideologi terbuka dan ideologi tertutup.
A. Ideologi
Terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ideologi terbuka mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
- 1. Bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masayarakat itu sendiri.
- 2. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut.
- 3. Nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.
B. Ideologi
tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ideologi ini mempunyai
ciri sebagai berikut :
- 1. Merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat. Atas Nama Ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat.
- 2. Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri tuntutan-tuntutan konkret dan oprasional yang keras dan diajukan mutlak.
Pancasila sebagai sebuah pemikiran memenuhi ciri
sebagai ideoloi terbuka. Nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila
bukanlah nilai-nilai luar tetapi bersumber dari kekayaan rohani bangsa, serta
diterimanya nilai bersama itu adalah hasil kesepakatan warga bangsa bukan
paksaan atau tekanan pihak lain.
3.5 Implementasi pancasila sebagai ideologi nasional
Dalam ideologi terkandung nilai-nilai. Nilai-nilai itu
dianggap sebagai nilai yang baik, luhur dan dianggap menguntungkan masyarakat
sehingga diterima nilai tersebut. Oleh karena itu, ideologi digambarkan sebagai
seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama. Seperangkat nilai yang dianggap
benar, baik dan adil dan menguntugkan itu dijadikan nilai bersama. Apabila
sekelompok masyarakat bangsa menjadikan nilai dalam ideologi sebagai nilai
bersama maka ideologi tersebut menjadi ideologi bangsa atau ideologi nasional
bangsa yang bersangkutan.
Ada 2 (dua) fungsi utama ideologi dalam masyarakat,
Pertama yaitu sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama
oleh suatu masyarakat.Kedua, sebagai pemersatu masyarakat dan karena sebagai
prosedur penyelesaian konflik yang terjadi di masyarakat. Dalam kaitannya
dengan yang pertama, nilai dalam ideologi menjadi cita-cita atau tujuan dari
masyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah untu mencapai terwujudnya
nila-nilai dalam ideologi itu. Adapun dalam kaitannya yang kedua , nilai dalam
ideologi itu merupakan nilai yang disepakati bersama sehingga dapat mempersatukan
masyarakat itu, serta nilai bersama tersebut dijadikan acuan bagi penyelesaian
suatu masalah yang mungkin timbul dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Pengimplementasian pancasila sebagai sebuah ideologi
nasional sudah tertuang pada Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI No.
VII/MPR?2011 tanggal 09 november 2001 tentang visi indonesia masa depan.
Visi indonesia masa depan terdiri dari tiga visi yaitu
:
- Visi ideal, yaitu cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
- Visi antara, yaitu visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai dengan tahun 2020. Visi tersebut adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan berseih dalam penyelenggaraan negara.
- Visi lima tahunan sebagaimana termaktub dalam garis-garis besar haluan negara.
Pengamalan pancasila
Penerapan
pancasila dalam aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan
mendasar oleh setiap warga negara serta segala aspek kenegaraan dan hukum di
Indonesia. Dengan diterapkannya pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka akan
terwujud tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.
Pancasila
selalu menjadi pegangan bangsa Indonesia, baik ketika negara dalam kondisi aman
maupun dalam kondisi yang kurang aman atau terancam. Hal ini terbukti dalam
sejarah dimana pancasila selalu menjaddi pegangan ketika terjadi kritis
nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa Indonesia.
Sebelum kita mengamalkan pancasila dalam
kehidupan sehari-hari maka kita harus memahami nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila pada pancasila.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila pancasila itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Sila 1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”
a.
Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang
Maha Sempurna.
b.
Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
2. Sila 2
“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
a.
Pengakuan terhadapa adanya martabat manusia.
b.
Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
c.
Pengertian manusia yang beradab yang memilikidaya cipta, rasa, karsa dan
keyakinan, sehingga jelas adanya perbedaan manusia dan hewan.
3. Sila 3
“Persatuan Indonesia”
a.
Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah bangsa
Indonesia.
b. Bangsa
Indonesia adalah peraturan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
c.
Pengakuan terhadap ke “Bhineka Tunggal Ika”-an suku bangsa (ethnis) dan
kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun tetap satu jwa) yang memberikan arah
dalam pembinaan suatu bangsa.
4. Sila 4
“Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”
a.
Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat.
b. Pimpinan
kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan, yang dlandasi akal sehat.
c. Manusia
Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak-hak dan kewajiban yang sama.
5. Sila 5
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
a.
Perwujudan keadilan sosial dalam kehiduban sosial kemasyarakatan
meliputiseluruh rakyat Indonesia.
b. Keadilan
dalam kehdupan sosial terutama meliput bidang-bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial, kebudayaan dan pertahanan keamanan nasional.
c.
Cita-cita masyarakat adil makmur, materiil dan spiritual, yang merata
bagi seluruh rakyat Indonesia.
d.
Keseimbangan antara hak dan kewajiba, dan menghormati hak orang lain.
e. Cinta
akan pembangunan dan kemajuan.
Dari uraian tersebut datas dapat disimpulkan bahwa
pengamalan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari
sebagaimana digariskan di dalam ketetapan MPR No.II MPR/1978 adalah sebagai
berikut :
1) Sila 1
a. Percaya
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Hormat-mengormati dan berkerja sama antara pemeluk dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda, membina kerukunan hidup tidak ada paksaan agama.
c.
Memperhatikan pembukaan dan pasal 29 UUD 1945.
2) Sila 2
a. Mngakui
dan memperlakukan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan, sama derajat dan tdak
membeda-bedakan.
b. Saling
mencintai, tenggang rasa dan tepa salira, tdak semena-mena.
c.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, hormat-menghormati dan
berkerjasama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Memperhatikan
pembukaan dan pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan 34 UUD 1945.
3) Sila 3
a.
Menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Rela
berkorban, cinta tanah air dan bangsa, bangga berkebangsaan Indonesia.
c. Membina
persatuan dan kesatuan bangsa atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
d.
Memperhatikan pembukaan dan pasal 1, 32, 35, dan 36 UUD 1945.
4) Sila 4
a. Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
b. Tidak
boleh memaksakan kehendak, kepentingan bersama dimusyawarahkan dan diusahakan
mufakat.
c.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan musyawarah dan
dilaksanakan dengan iktikad baik.
d.
Keputusan yang diambil dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa., harkat dan martabat manusia, kebenaran dan keadilan, persatuan dan
kesatuan.
e.
Memperhatikan pembukaan dan pasal 1, 2, 28, dan 37 UUD 1945.
5) Sila 5
a. Sadar
bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
b.
Mengembangkan perbuatan luhur, kekeluargaan, gotong royong.
c.
Bersikap adil dan menjaga keseimbangan hak dan kewajiban.
d. Suka
memberi pertololonga, hak milik tidak untuk usaha yang bersifat pemerasan,
tidak untuk hidup boros, gaya mewah.
e. Bekerja
keras, menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan
kesejahteraan bersama.
f.
Memperhatikan pembukaan dan pasal 23, 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan 34 UUD
1945.
Asal Mula Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila hadir bukan sebagai sebuah kebetulan yang
tidak bermakna. Hadirnya pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia merupakan
upaya keras para pendiri bangsa ini agar indonesia merdeka memiliki landasan
yang kukuh. Hal ini dapat ditemukan sebagai asal mula yang langsung dan asal
mula yang tidak langsung.
1. Asal mula langsung
Adalah asal mula yang langsung berkaitan dengan
terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara; yaitu asal mula yang
sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan sejak dirumuskan dalam sidang
BPUPKI Pertama, Panitia Sembilan, Sidang BPUPKI Kedua serta sidang PPKI sampai pengesahannya.
Adapun rincian asal mula langsung Pancasila sebagai
berikut:
a. Asal Mula Bahan
[ kausa materialis ]
Nilai-nilai dasar Pancasila digali dan diangkat dari nilai-nilai adat
istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius yang dimiliki bangsa Indonesia;
maka kausa materialis / asal mula bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia
sendiri.
b. Asal Mula Bentuk [ kausa formalis ]
ialah siapa yang merumuskan Pancasila sebagaimana
termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Bentuk, rumusan dan nama Pancasila sebagaimana
termuat dalam Pembukaan UUD 1945 dirumuskan dan dibahas oleh Ir. Soekarno
bersama Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya; maka kausa formalis /
asal mula bentuk Pancasila adalah : Ir. Soekarno , Drs. Moh. Hatta serta
anggota BPUPKI.
c. Asal Mula Karya
[ kausa efficient ]
ialah asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon
dasar negara menjadi dasar negara yang sah. PPKI sebagai pembentuk negara, dan
atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan pancasila menjadi dasar negara
yang sah; maka kausa efficient / asal mula karya Pancasila adalah PPKI.
d. Asal Mula Tujuan
[ kausa finalis ]
Ialah apa tujuan para pendiri bangsa merumuskan dan
membahas Pancasila.
BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan
Hatta merumuskan dan membahas Pancasila tujuannya adalah untuk dijadikan
sebagai dasar negara; maka kausa finalis / asal mula tujuan Pancasila adalah :
anggota BPUPKI, Panitia Sembilan serta Soekarnoa dan Hatta.
Asal Mula yang Tidak Langsung.
Adalah asal mula yang tidak langsung berkaitan dengan
terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara; yaitu asal mula yang
sebelum Proklamasi Kemerdekaan asal mula nilai-nilai Pancasila yang terdapat
dalam adat istiadat, kebudayaan, serta dalam nilai-nilai agama bangsa Indonesia
.
Apabila dirinci asal mula tidak langsung Pancasila
sebagai berikut
a. Unsur-unsur / nilai-nilai dasar Pancasila [ nilai
Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai
keadilan ] sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar filsafat negara,
telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan
hidup masyarakat [ berupa nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai
religius ] jauh sebelum membentuk negara.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar
negara RI. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan warga masyarakat dan
negara.
Pancasila sebagai ideologi nasional dipahami dalam
perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perspektif kekuasaan, sehingga
bukan sebagai alat kekuasaan.
Bangsa Indonesia mempunyai pancasila sebagai dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, nilai dan norma yang terkandung di
dalamnya merupakan keinginan dari bangsa Indonesia yang harus di amalkan.
Pengamalan pancasila harus dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan di negara
Indonesia agar pancasila benar-benar berperan sebagaimana fungsi dan kedudukan
serta supaya tujuan serta cita-cita bangsa Indonesia mudah terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
-----. 2011. PANCASILA. http://id.wikipedia.org/.
Diakses tanggal 05 maret 2012.
Azizullah. 2009. MAKNA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.
http://azizullah 82.blogspot.com/. diakses tanggal 05 maret 2012.
Damodiharjo, Darji, dkk. 1981. SANTIAJI PANCASILA
surabaya: Usaha Nasional.
Djamal. DRS.D. 1986. POKOK-POKOK BAHASAN PANCASILA.
Bandung: Remadja Karya CV.
Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI. Yogyakarta: Paradigma.
Nasution, Harun. 1970. FILSAFAT AGAMA, BULAN BINTANG.
Jakarta : 137.