Mengikuti perkuliahan kini bukan lagi menjadi barang langka,
bahkan sudah banyak Universitas 'membanting harga' agar lulusan SMA bisa
melanjutkan ke jenjang yang lebih baik. Pilihan jurusan pun mulai banyak
melabilkan calon mahasiswa, ada yang mengambil Ekonomi, Teknik, Dokter, bahkan
Sastra Jawa.
Pada artikel ini tidak membahas tentang Ilmu Komunikasi
secara teoritis, dalam artikel ini hanya ingin menjabarkan tentang Ilmu
Komunikasi secara umum dan awam agar calon Mahasiswa yakin memilih Fakultas
Ilmu Komunikasi dengan baik tanpa penyeselan. Jadi buat pembaca yang tidak
tertarik Ilmu Komunikasi, silahkan keluar dari artikel ini.
Ilmu Komunikasi bisa dikatakan sebagai Ilmu baru yang
diturunkan dari ilmu murni Sosiologi, Antropologi, Psikologi, dan Statistik.
Jadi jangan heran kalau di Fakultas Ilmu Komunikasi, anda tetap berhadapan
dengan namanya Matematika, namun tidak rumit seperti matematika eksak. Fikom, sebutan Fakultas Ilmu Komunikasi, kini
menjamur dan hampir berdiri di setiap Universitas, baik negeri maupun swasta.
Hal ini karena adanya stigma Fikom adalah fakultasnya anak gaul jaman sekarang
yang isinya banyakan artis. Jelas saja, peminatnya membluldak hingga
berkali-kali lipat. Tapi, apa mungkin kita memiliki Fikom sebagai ilmu induk
anda kedepannya, hanya karena trend saat ini tanpa tahu akan jadi apa nanti?
Ilmu Komunikasi mengalami banyak kemajuan yang lebih,
terutama jaman yang serba Internet saat ini. Komunikasi menjadi lebih rumit
dibanding menghitung gaji anda setiap bulan. Komunikasi makin besar dan makin
kompleks dengan gejala-gejala ilmu lain. Hal ini tentu membuat Komunikasi akan
menjadi Ilmu yang lebih kaya, lebih maju, dan lebih berkembang. Namun tahukah
anda kalau ternyata lulusan Ilmu Komunikasi sama seperti S1 tanpa spesialisasi?
Ilmu Komunikasi banyak menjanjikan pekerjaan yang bisa
dikatakan seru. Terbilang kerja di Event Organizer, Media, dan PR Consultant.
Namun ternyata, lapangan pekerjaan tersebut bisa juga diambil oleh lulusan Ilmu
lain. lalu apa gunanya belajar Ilmu Komunikasi? Saya ambil contoh Kompas
Gramedia, lowongan menjadi reporter sangat dibutuhkan untuk mengisi konten
medianya, namun yang diseleksi boleh lulusan secara umum, bahkan untuk
spesialisasi seperti Majalah Automotive atau Majalah Interior, mereka lebih
mencari yang lulusan teknik dan arsitektur.
Tentu hal ini memudarkan janji pekerjaan yang dibicarakan
pada awal. Lalu sebenarnya dimana titik penting dari Ilmu Komunikasi? Bidang
kajian Ilmu ini memang masih terus berkembang. Beberapa teman saya justru malah
membelot dari Ilmu ini dengan mengambil Ilmu Sosial, Ilmu Ekonomi, atau Ilmu lainnya.
Padahal Ilmu Komunikasi sebenarnya punya lumbung emasnya sendiri.
Ilmu Komunikasi pada martabatnya lebih digunakan sebagai
peneliti, sebagai ahli yang dapat membuat strategi dengan baik dan menyampaikan
dalam penampilan yang hebat. Ilmu Komunikasi menuntut pada Mahasiswanya untuk
belajar lebih banyak tentang Ilmu lain,
karena mereka akan dituntut untuk cepat beradaptasi dengan lingkungannya.
Lulusan Fikom bisa bekerja diranah apapun, termasuk kedokteran. Karena Ilmu ini
adalah Ilmu Umum, ilmu yang perlu didukung dengan spesialisasi Ilmu Murni
seperti Sosial, Politik, atau Ekonomi.
Intinya, Ilmu Komunikasi ada bukan menjadi jurnalis, iklan,
atau humas. Lulusan ini lebih ditekankan untuk membuat sebuah strategi, entah
itu bisnis, politik, apapun itu. Tujuannya untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
agar dapat diterima oleh targetnya. Itulah mengapa Ilmu Komunikasi baru
tersanter di Indonesia pada awal 80an. Hal ini terjadi karena Ilmu Komunikasi
akan hadir disaat sistem masyarakat yang mulai kritis dan mulai memahami
tentang segala hal.
Komunikasi hadir sebagai media yang targetnya bukan lagi
boneka pemerintah. Komunikasi hadir disaat ada perpecahan suku. Komunikasi
hadir disaat adanya keriuhan antar umat beragama. Bahkan komunikasi hadir
disaat Indonesia menggayang negara lain. Itulah titik point Komunikasi, menjadi
jembatan antar pihak.
Untuk itu, kalau anda sebagai calon komunikasi atau sudah
nyemplung duluan di Fikom, berfikir kembali, telaah kembali tujuan pekerjaan
anda. Komunikasi intinya adalah research, penelitian mendalam. Penelitian
tentang hubungan satu sama lain dengan perkembangan teknologi dunia. Itulah
kenapa Komunikasi menjadi salah satu sektor penting di Kementerian Indonesia.
Jadi sebagai Ahli Komunikasi tidaklah mentok menjadi praktisi, namun anda akan
lebih berderajat sebagai peneliti.
Kaji kembali pilihan anda dan tetapkan untuk tetap sejalur
dalam Ilmu Komunikasi. Jadi peniliti pada awalnya, harus berkarya pada
akhirnya. Karyanya adalah Ilmu Pengetahuan untuk anak cucu kita nanti.