Mengidentifikasi Unsur-Unsur Puisi (b. indo)

bahasa Indonesia kelas X kurikulum 2013
Mengidentifikasi Unsur-Unsur Puisi
Ketika belajar di jenjang SD dan SMP, kalian telah belajar mendengarkan puisi. Tentunya kini kalian makin mahir menangkap makna dan pesan dalam puisi.
Pada pelajaran kali ini, kalian akan kembali belajar memahami makna sebuah puisi dalam kegiatan mendengarkan pembacaan puisi.
Marilah kita menyimak pembacaan puisi yang akan dilakukan salah seorang teman kalian!

Tuhan Telah Menegurmu
Apip Mustopa
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran lewat gempa bumi yang berguncang deru angin yang meraung-raung kencang hujan dan banjir yang melintang-pukang adakah kaudengar?

(Laut Biru Langit Biru, 1977) Sumber: Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. 2003.



Pelatihan 6
○                                           ○                                              ○                                              ○                                              ○                                              ○                                              ○

Puisi tersebut bertema kekuasaan Tuhan. Dengan kekuasaanNya, Tuhan telah menegur umat-Nya. Teguran Tuhan dapat halus, keras, sampai teguran yang sangat mengerikan. Dalam  puisi tersebut teguran Tuhan dinyatakan dengan anak-anak yang kelaparan, suara azan, sampai gempa bumi yang berguncang, deru angin yang meraung kencang, hujan, dan banjir yang melintang pukang.
Meskipun Tuhan telah menegur dengan teguran yang sangat keras, manusia tetap tidak sadar. Meskipun demikian, Tuhan cukup menahan kesabaran dan berharap manusia akan segera sadar. Itulah makna yang terkandung dalam puisi di atas. Itu juga yang menjadi pesan yang ingin disampaikan dalam puisi itu? Penyair (sebutan untuk penulis puisi) ingin berpesan agar manusia segera kembali ke jalan yang benar karena selama ini manusia berada di jalan yang sesat. Meskipun Tuhan telah berkali-kali menegur, manusia tidak juga sadar akan kesalahannya.
Bacalah puisi di bawah ini!

Krawang Bekasi
Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang–Bekasi tidak bisa teriak merdeka dan angkat tangan lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami terbayang kami maju dan bertegak hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami


Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa



Sumber: Buku Ensiklopedi
Nasional Indonesia

Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan
arti 4–5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai-nilai tulang-tulang berserakan Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi
Jika dada rasanya hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Kami terbaring antara Krawang–Bekasi

Dari kumpulan puisi Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan
Yang Putus. Jakarta: Dian Rakyat


1.       Apakah tema puisi ”Krawang Bekasi”?
2.       Siapakah yang dimaksud ”kami” pada puisi itu?
3.       Mengapa ”kami” pada puisi itu tidak bisa berteriak merdeka dan angkat tangan lagi?
4.       Siapakah ”kamu” yang diceritakan dalam puisi itu?
5.       Mengapa ”kami” pada puisi itu minta dikenang oleh ”kamu”?
6.       Apa sebenarnya yang ingin dikatakan Chairil Anwar pada puisi itu?
7.       Pesan apa yang ingin disampaikan Chairil Anwar melalui puisinya?
8.       Pernahkah kamu membayangkan hidup di zaman penjajahan, misalnya tahun 1945? Apa yang akan kamu lakukan jika kamu




Rangkuman

1.       Dalam mendengarkan sebuah berita, hal-hal yang dapat kamu lakukan antara lain mencatat isi atau pesan pokok yang terdapat dalam berita, menyampaikan secara lisan isi atau pokok berita secara runtut dan jelas, serta menanggapi pembacaan berita yang sudah kamu dengarkan.
2.       Kegiatan diskusi merupakan kegiatan dalam mencari solusi untuk memecahkan sebuah masalah. Untuk menyampaikan pendapat atau saran dalam diskusi, hal yang pertama kali kamu lakukan adalah memperkenalkan diri. Baik dirimu sendiri atau kelompok diskusimu. Dalam mengucapkan kalimat perkenalan, diharapkan kamu dapat mengucapkan dengan lancar dan menggunakan jeda yang tepat. Agar apa yang kamu sampaikan dapat dipahami oleh peserta diskusi.
3.       Teknik membaca ada bermacam-macam. Salah satunya adalah teknik membaca cepat. Membaca cepat adalah membaca teks bacaan  250 kata/menit. Kamu juga harus dapat menentukan ide pokok yang terdapat beberapa paragraf dalam sebuah bacaan. Ide pokok yang sudah kamu temukan dapat kamu susun menjadi ringkasan isi buku tersebut.
4.       Paragraf adalah bagian dari karangan yang mengandung satu ide pokok. Salah satu jenis paragraf adalah paragraf naratif. Paragraf ini memuat tentang sebuah peristiwa yang ditulis secara runtut atau kronologis.
Kerangka paragraf dibuat sebelum kamu menulis sebuah paragraf. Kerangka tersebut berfungsi untuk mengatur apa saja yang akan kamu tulis dalam paragraf. Sehingga isi paragraf menuju pada satu tujuan. Selain itu, untuk memantapkan hasil tulisanmu, kamu dapat menyunting hasil tulisanmu.
5.       Mendengarkan pembacaan puisi dapat membantu menenangkan jiwa dan pikiran kita. Selain itu, kamu juga dapa menentukan tema puisi yang kamu dengarkan. Dalam sebuah puisi pasti mengandung sebuah makna/arti tertentu dan mengandung sebuah pesan dari penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengar puisi tersebut. 

Artikel Terkait