contoh essay (INDONESIA : GADIS DI SARANG PENYAMUN)


INDONESIA : GADIS DI SARANG PENYAMUN

Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matanya berlinang
Mas intannya terkenang
Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang lara
Merintih dan berdoa

Makna Ibu Pertiwi bagi bangsa Indonesia tidak lain adalah personifikasi dari tanah tumpah darah yang dibela, tempat untuk berbhakti dan mengabdi yang tidak lain adalah Negara Indonesia. Sang Ibu Pertiwi menjadi sosok ibu yang dicintai, ibu yang membuai dan membesarkan anak-anaknya, yang dapat bersedih hati, bersusah hati, dan berlinangan air mata. Lalu mengapa Ibu Pertiwi dapat bersedih dan bersusah hati, sedangkan Ibu Pertiwi sangat kaya-raya, apakah yang menjadi sebab sehingga Ibu Pertiwi harus meratap sedangkan dia ‘seharusnya hidup serba berkecukupan. Negara yang gemah ripah loh jinawi mengapa dapat menjadi negeri yang melarat?
Apakah negara ini jatuh di tangan yang salah? Indonesia memang jatuh di tangan yang salah, seperti gadis di sarang penyamun. Penyamun merenggut secara paksa kekayaan, kecantikan, bahkan kemasyuran, menyisakan si gadis yang menangis meratapi diri. Dan yang memprihatinkan sosok penyamun yang tak lain adalah perwujudan anak bangsa –berpendidikan tinggi dan berpangkat yang tinggi - yang menjual murah Indonesia untuk kepentingan pribadi. Entah kemana perginya moral anak bangsa berpendidikan tinggi yang tega menjual  tanah air demi kepentingan pribadi. Sepertinya ilmu yang mereka dapatkan telah menguap begitu saja karena tak pernah mereka sedekahkan pada anak bangsa yang tak mendapatkan kesempatan untuk menyenyam pendidikan, terlalu pelit bahkan untuk membagi kekayaan ilmu mereka. Ilmu yang didapatkan disalahgunakan untuk meningkatkan pundi-pundi kekayaan material, bukan untuk meningkatkan kekayaan moral bangsa.
Nyanyian Ibu Pertiwi berkumandang ke seluruh pelosok tanah air. Namun hal tersebut belum menandakan bahwa Negara Indonesia telah merdeka. Indonesia masih terbelenggu dalam ‘kekejaman struktural” dari imperialisme modern. Indonesia adalah tuan rumah yang menjadi budak di negeri sendiri. Umumnya budak mendapat nafkah dari tuannya, namun yang terjadi justru budak yang memberi nafkah pada tuannya. Entah mental apa dan bagaimana yang pada akhirnya kita lebih memilih menjadi budak dan jongos di negeri sendiri. Bukan bermaksud untuk mendahului kehendak Tuhan, tapi kalau hal ini terus-menerus kita biarkan, bukan tidak mungkin beberapa tahun lagi kita benar-benar akan menjadi bangsa yang menumpang di negeri sendiri. Kalau tikus mati dilumbung padi, itu sudah terjadi di Negara kita ini tapi kalau sampai menumpang di rumah sendiri ini kan sangat luar biasa kebodohan dan ketololan kita sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka. Indonesia menjadi penyandang dana terbesar Amerika, bahkan dikabarkan jika Freeport putus kontrak dengan amerika, maka akan terjadi krisis di negeri Paman Sam tersebut.Hal tersebut sangat memprihatinkan, karena sebenarnya bangsa Indonesia mengetahui bahwa di negeri Indonesia tersimpan harta karun yang bernilai ratusan triliun. Sebagian dari bangsa Indonesia acuh tak acuh terhadap kekayaannya, sebagian lagi mengunakannya secara sewenang-wenang untuk kepentingan pribadi, dan masih ada segelintir orang yang benar-benar tidak mengetahui cara untuk memanfaatkannya.
 Dilansir dari kompas.com, PT Freeport di Papua, yang dianggap paling merugikan Indonesia. Penghasilan Freeport yang mencapai 8000 triliun rupiah pertahu, serta kontrak yang tak kunjung selesai dan pada akhirnya selalu diperpanjang semakin mengukuhkan bahwa Indonesia adalah budak Amerika. Dari penghasilan yang didapat Freeport, Indonesia mendapatkan tidak lebih dari 5% nya saja. Belum lagi sektor hiburan, makanan, gaya hidup dan yang lainnya semua dikuasai oleh Amerika.
Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia
Sangat disayangkan, terjadi perampokan besar direstui oleh pemerintah Indonesia dari masa sampai sekarang. Dari yang tadinya datang hanya sekadar eksplorasi malah menjadi sebuah eksploitasi Tak hanya bangsa sendiri, yang menjajah Indonesia. Bangsa lain pun turun tangan menjajah Indonesia. Merenggut kekayaan Indonesia.  Mereka yang pada awalnya datang ke Indonesia  untuk membantu bangsa Indonesia untuk mengeksplorasi kekayaan Indonesia, malah tergiur untuk mengeksploitasi kekayaan Indonesia. Menurut KBBI (Kamus Besar Berbahasa Indonesia) kata Eksplorasi bermakna suatu kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. Pengertian Eksplorasi, juga meliputi tindakan pencarian atau penjelajahan akan pengetahuan yang bertujuan untuk menemukan sesuatu. Sedangkan Eksploitasi adalah politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan.
Sungguh ironi negeri ini mengingat pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Namun tak semua anak bangsa berperilaku seperti seorang penyamun, justru anak bangsa tersebut hanya merasakaan dampak negatif dari imperialisme modern. Dikutip dari kompas.com, seorang anak bangsa yang tinggal di Papua mencurahkan isi hati seperti berikut “Aku adalah Papua. Suara dari kemiskinan tak pernah terwujud semenjak Republik Indonesia berdiri. Tanah kami tanah kaya. Laut kami laut kaya. Mami tidur di atas emas. Kami berenang di atas minyak. Tapi itu bukan kami punya. Semua anugerah itu buat Republik Indonesia, kami cuma berdagang hasil Bumi kami. Kami tak  mau bersalah pada anak-anak dan cucu kami ke depannya. Harus ada perubahan di masa ini.”
Masih banyak Negara-negara yang nasibnya dahulu sama dengan Indonesia bahkan mungkin lebih parah lagi, akan tetapi pada akhirnya mereka mampu keluar dari nostalgia panjang bernama kemalasan dan kebodohan itu guna memperbaiki nasibnya dan generasinya untuk masa yang akan datang. Pertanyaan selanjutnya ialah bagaimana dengan bangsa kita, pernahkah terbesit niat dalam hati para pejabat di negeri ini untuk mempertahankan Negara Indonesia walau kiamat datang menghampiri? Atau jangan-jangan mereka tidak ber-Tuhan sehingga menganggap bahwa kehidupan itu adalah hari ini sehingga manfaatkan apa yang bias untuk dimanfaatkan sekalipun menari diatas penderitaan orang lain. Semakin tidak ber-Tuhannya manusia maka akan semakin mudah kita melihat sesuatu yang tak lazim didalam komunitas, kelompok atau tatanan kehidupan yang lebih luas yang sering kita sebut dengan nama Negara.
Jangan biarkan anak bangsa yang tak ubahnya seorang penerus bangsa, ber-reinkarnasi menjadi seorang penyamun tak bermoral yang menjadikan ibu pertiwi menjadi bahan siksaan yang direnggut kekayaan, kecantikan, dan kemasyurannya. Ibu pertiwi telah tua dan melarat. Justru mereka yang harus memapah sang ibu pertiwi mencapai titik puncak kemasyurannya, menjadikan Ibu Pertiwi tak lekang oleh masa, tak lekang berkalang tanah. Di pundak anak anak bangsa, kejayaan negara ini dititipkan.

Kulihat ibu pertiwi
Kami datang berbakti
Lihatlah putra-putrimu
Menggembirakan ibu
Ibu kami tetap cinta
Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka
Untuk nusa dan bangsa





tag
contoh essay bahasa indonesia 
kumpulan essay 
contoh essay bahasa indonesia  





Artikel Terkait