filosofi benci (ceramah ustad Maulana)

berikut beberapa filosofi benci oleh ustad maulana pada ceramahnya di transtv, 15 juni 2015

berterimakasihlah kepada orang - orang disekitarmu. ketika manusia pandai berterima kasih, berarti manusia itu pandai memposisikan dirinya.



Ketika engkau diberi, berterimakasihlah.
ketika engkau memiliki jabatan, maka memaafkanlah, iya memafkan.
dan jika engkau marah kendalikanlah dirimu.

tiga hal tersebut sangatlah penting.
ada satu kata yang mungkin ini penting kita kaji kali ini.
benci, ada apa dengan benci?
benci ketidaksukaan, benci tidak mau karena sudah benci,
tapi kenapa dibalik benci ketidaksukaan orang terhadap sesuatu?
takut? mungkin takut bisa menjadi baik,
karena takut kepada Allah berbeda dengan takut kepada binatang buas
taku kepada sesuatu yang menakutkan, takut kepada sesuatu yang membahayakan maka dia akan lari keluar sejauh -jauhnya menghindari hal yang membuat takut tersebut.
tapi tunggu dulu. ketika takut kepada Allah kita akan semakin mendekat.

kalau begitu adakah benci yang baik?
benci akan kemaksiatan. benci sesuatu yanng dibenci oleh Allah. justru itu jauh lebih baik.
dan benci kali ini adalah benci yang mengotori hati,
mengotori diri.
janganlah kamu menyombongkan diri, janganlah sombong.
ketika seseorang sombong, mereka tidak bisa menerima kebaikan.
maka satu nasihatpun dia akan benci, dia tidak suka dinasihati.
karena itu, pantaskah kita membenci mereka?
sementara kita belum tentu lebih baik dari mereka?
pantaskah kita membenci orang tua kita?
sekalipun dia jahat kepada diri kita?
bisa jadi pemikiran kita belum sampai.
pantaskah kita membenci orangtua kita?
padahal kita tidak tahu apa yang ia rencanakan kepada kita.

seseorang memaksa kita meminum obat.
"aku benci minum obat!" dipaksa memaksa meminum obat
"aku benci dia, dia selalu memaksaku meminum obat!,  dia selalu ikut mengurus urusanku. setiap ada masalah dia datang"

"apakah kau tidak melihat? sebenarnya dia memaksa kau meminum obat supaya kau cepat sembuh, sebenarnya dia datang ketika kau ada masalah adalah bukan untuk menyusahkanmu, bukan untuk menghalangi  urusanmu, tapi untuk membantu dirimu. dia mau melihatmu dan membantumu terhindar dari kesulitan."

 janganlah pernah membenci diri,
jangan pernah membenci orang lain,
jangan pernah membenci Allah.
kalau begitu pantaskah kita benci kepada diri kita?
sementara Allah sedang memberikan kesiapan kepada diri kita,
memperlihatkan  kemuliaan kepada diri kita.
pantaskah kita benci kepada orang lain?
sementara kita tidak tahu isi hati orang lain.
dan pantaskah kita membenci Allah?

betapa buruknya diri ini jikalau kita dipenuhi dengan kebencian.
betapa kotornya diri ini jika kita penuh dengan benci, benci, benciii.
kita butuh orang - orang disekitar kita, kita butuh saudara kita, kita butuh orang tua kita,.
sekalipun engkau benci saudaramu,
dia tetaplah saudaramu.
sekalipun engkau benci orangtuamu,
dia tetap ayahmu, dia tetap ibumu.
kamu benci lingkunganmu, tapi engkau lahir dari situ.

apa salahnya engkau memperbaiki,
apa salahnya engkau berbaik sangka.
apa salahnya engkau beri rencana yang terbaik buat mereka.
kalaupun engkau disakiti,
balaslah,
tapi jangan terlalu kelewatan.
tapi alangkah baiknya engkau berikhsan.
iya berikhsan.
yaitu berbuat baik.
berbuat baik kepada orang yang menyakitimu.
membalas keburukan dengan kebaikan.
jikalau berbuat baik dibalas dengan perbuatan baik sama dengan berbalas jasa.
balaslah orang yang menyakitimu dengan kebaikan,
dengan berbuat baik kepada mereka,
sehingga mereka tau bahwa kita baik,
tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan.

(kajian ustad Maulana @transtv)

Artikel Terkait