Banyak manfaat yang Anda peroleh dari kegiatan membaca. M isalnya, menambah wawasan dan m
enambah i nformasi. Namun, p ernahkah Anda mengukur berapa kecepatan
membaca cepat Anda? Tahukah Anda, apakah
yang dimaksud dengan membaca cepat? Pada pelajaran ini, Anda akan b elajar
membaca cepat. Dengan demikian, Anda
akan tahu berapa kecepatan membaca Anda dengan waktu yang telah ditentukan.
Pada pelajaran ini, Anda pun akan belajar membedakan peng gunaan pada tekanan
kata dan kalimat. Sebaiknya, Anda mengikuti pelajaran ini dengan tepat. Anda
pun akan semakin pandai.
Agar Anda dapat memahami pelajaran ini, perhatikanlah
Tujuan Belajar
Anda akan belajar membaca cepat untuk memahami informasi
tertulis dalam konteks bermasyarakat. Anda diharapkan mampu membaca cepat
permulaan (120–150 kata) per menit dan membaca cepat lanjutan dengan teknik memindai
(scanning) dan layap (skimming) sehingga mencapai 230–250 kata per menit.
Selain itu, Anda diharapkan mampu membuat catatan pokokpokok isi bacaan sesuai
dengan cara atau teknik membuat catatan. Anda pun diharapkan mampu menjelaskan
bagian tertentu secara rinci.
Tahukah Anda? Membaca adalah suatu proses memahami,
menafsirkan, meng evaluasi, dan meng apresiasi
pesan tertulis. Membaca bertujuan untuk
menangkap maksud orang lain yang dituliskan, mencari informasi yang dibutuhkan, menambah pengetahuan, mencari bahan untuk
referensi atau penelitian, mengisi waktu luang, dan mencari hiburan.
Sumber: Keterampilan Membaca, Angkasa
A. Membaca Cepat
untuk Memahami Informasi
1. Membaca cepat permulaan (120–150 kata) per menit
Pernahkah Anda mengukur berapa kecepatan membaca Anda?
Berapa kata yang dapat Anda baca dalam waktu satu menit? Kecepatan seseorang
dalam membaca wacana berbedabeda. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor
kurangnya berlatih membaca wacana dengan
waktu yang ditentukan dan
melakukan kesalahan-kesalahan ketika membaca. Misalnya, jari tangan ikut
bergerak ketika membaca, bibir ikut
berguman, dan menggerakgerakkan kepala mengikuti alur kalimat yang dibaca. Kecepatan m embaca sebuah wacana tentu harus
dibarengi oleh kecepatan dalam menyerap
isinya. Dalam istilah membaca, cara membaca demikian dikenal dengan istilah
membaca cepat.
Cermatilah petunjuk membaca berikut. Petunjuk tersebut
membantu Anda dalam membaca cepat.
a. Pahamilah
kata-kata kunci yang menjadi petunjuk.
Misalnya, untuk mengetahui penduduk suatu daerah tertentu dengan kata
kunci sensus, demografi, kependudukan,
dan pem ukiman.
b. Kenali
organisasi tulisan dan strukturnya untuk
mem perkirakan letak jawaban. Lihat juga grafik, ilustrasi, dan tabel yang berhubungan dengan jawaban.
c. Gerakkan
mata secara sistematis dan cepat seperti anak panah langsung ke tengah meluncur
ke bawah, dengan cara pola spiral atau zigzag.
d. Lambatkan
kecepatan membaca untuk meyakinkan
kebenaran informasi yang dicari.
Untuk mengetahui kecepatan efektif membaca pada bacaan, dapat digunakan rumus berikut.
Jumlah kata yang dibaca × 60 = Jumlah kpm
Jumlah waktu untuk membaca
(kata per menit)
Misalnya, Anda membaca 1.600 kata dalam waktu 3 m enit
20 detik atau total 200 detik, maka
kecepatan membaca Anda :
1.600
× 60 = 9 × 60 atau
480 kpm 200
Marilah kita mulai mengukur kecepatan rata-rata m embaca
Anda. Carilah pasangan. Pada saat teman Anda mem baca, catatlah
oleh Anda waktu mulai membaca teman Anda membaca. Kemudian, bacalah wacana
berikut.
Ekosistem di Jakarta
Kawasan Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, merupakan salah
satu kawasan favorit bagi burung-burung bebas. Di sini dapat kita jumpai
sekitar 20 jenis burung. Kita dapat
berkenalan dengan burung kepondang yang berwarna kuning
menyala beterbangan, melihat burung cabe yang sebesar jempol dan berwarna merah
meluncur cepat atau bahkan berjumpa dengan burung beo yang bersuara keras dan
jernih.
Mengamati burung-burung bebas ini merupakan kegiatan yang
menyenangkan. Kita akan dapat melihat begitu ragamnya penamp ilan burung dari ukuran tubuh, warna
bulu, atau bentuk paruhnya yang mencermin kan pola hidupnya. Misalnya, burung
air mempunyai kaki berselaput untuk berenang, burung pemangsa bercakar dan
paruh tajam untuk mencabik atau burung
sesap madu bertubuh langsing agar dapat masuk ke kelopak bunga guna menghisap
madu. Kemampuan terbang burung pun berbeda-beda. Rajawali meluncur. Alapalap menukik dan menerkam, atau burung hantu melayang tanpa suara.
Alat bantu utama untuk melihat burung bebas adalah teropong
atau pinokuler agar detail burung dapat terlihat dengan jelas. Waktu pengamatan
pun harus tepat pada jam-jam burung sibuk bersuara dan bergerak, yaitu pagi dan
sore hari.
Untuk mencari burung bebas tersebut mulailah dari sekitar
halaman rumah sendiri berlanjut ke taman, pinggiran sungai atau pinggir an kota
jika sudah mulai mahir mengamati, sebelum akhirnya ke pedesaan atau daerah
hutan. Karena burung sangat sensitif, berpakaianlah yang tidak berwarna dan
tidak bersuara ketika mengamati. Bagian yang
paling menantang dalam pengamatan burung adalah kemampuan untuk
mengenali jenis burung.
Sudahkah Anda mengukur kecepatan membaca? Bagaimana pula
pemahaman Anda terhadap isi wacana tersebut?
Untuk mengukur pemahaman Anda terhadap isi w acana tersebut,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut tanpa m elihat isi bacaan tersebut. Jika
dapat menjawab tiga pertanyaan dengan benar, Anda telah dapat memahami isi
wacana tersebut.
2. Membaca cepat lanjutan dengan menerapkan teknik memindai
(scanning) dan layap (skimming)
Membaca cepat merupakan suatu kegiatan membaca dengan tempo
yang cepat untuk mendapatkan sesuatu yang dikendalikan dengan waktu yang cepat
pula. Tujuan membaca cepat adalah untuk dapat memahami isi dan makna bacaan
dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca cepat dapat dilakukan dengan cara
membaca memindai (scanning) dan membaca layap (skimming).
a. Membaca
memindai (scanning)
Membaca memindai adalah teknik membaca cepat untuk
mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain dan langsung menuju fakta dan
informasi. Teknik membaca memindai bisanya dilakukan untuk mencari fakta
khusus, seperti mencari nomor telepon, mencari arti kata dalam kamus, melihat
acara siaran televisi, dan melihat daftar penjelasan. Membaca memindai biasanya
juga digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan mengenai topik tertentu.
Pengumpulan topik tersebut tidak perlu dilakukan dengan cara membaca s ecara keseluruh an, tetapi cukup dengan
membaca daftar isi.
Misalnya saja, Anda akan mencari kata di dalam kamus dengan
teknik scanning. Nah, jika kita ingin
melihat kata dalam kamus, gunakanlah petunjuk berikut.
1. Perhatikan
ejaan kata itu dengan saksama.
2. Perhatikan
cara pengucapannya, panjang pendeknya, dan aksennya (tekanannya).
3. Jangan
terlalu cepat memilih suatu pengertian. Bandingkan pengertian yang ada dan
cocokan dengan konteks yang Anda baca. Pengertian itu biasanya dirinci dengan
a, b, c, dst.
4. Perhatikan
contoh kalimat. Hal ini akan memperjelas pengertian yang kita cari.
5. Agar
segera menemukan kata yang dicari, perhatikan p etunjuk halaman yang ada di
setiap halaman.
b. Membaca layap
(skimming)
Membaca layap (skimming) adalah teknik membaca c epat yang
bertujuan untuk mengambil intisari isi bacaan.
Skimming bacaan berarti mencari hal-hal yang penting dari bacaan.
Membaca skimming dilakukan untuk memperoleh kesan atau gambaran umum dari suatu
bacaan.
Banyak yang mengartikan skimming sebagai kegiatan sekedar
menyapu halaman, tetapi sebenarnya skimming merupakan keterampilan membaca yang
diatur untuk mendapatkan hasil yang efisien dan untuk berbagi tujuan.
Teknik membaca ini dapat dimanfaatkan untuk m engetahui
topik bacaan, mengetahui pendapat orang lain (opini), m endapatkan bagian
penting yang diperlukannya tanpa membaca keseluruhan isi buku, mengetahui
kerangka penulisan, dan mengingatkan apa yang telah dibaca.
3. Menentukan
pokok-pokok isi wacana
Setiap wacana mengandung ide pokok. Ide pokok tersebar dalam beberapa paragraf dari wacana tersebut.
Seperti diketahui, dalam setiap paragraf terkandung gagasan
utama dan gagasan penjelas. Gagasan
utama merupakan pokok pikiran paragraf. D engan demikian, apabila Anda ingin
menemukan pokok-pokok isi wacana, dapat ditemukan pada gagasan utama setiap
paragraf.
Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun
logis-sistematis yang merupakan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung
pikiran pokok tersirat dalam keseluruhan karangan dan merupakan bagian bab
dalam karangan tersebut yang ditandai dengan garis baru. Untuk mengenali
kalimat kunci dalam setiap paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. mencari
kata benda atau kata ganti yang dominan;
b. mencari
pernyataan umum; dan
c. membaca
secara detail jika ide pokoknya sulit.
Sekarang, bacalah wacana berikut
dengan cermat.
Prof. Dr. Arry Harryanto Reksodiputro
Bekerja dengan Kepekaan Sosial
Konsisten dalam prinsip, teguh dalam keyakinan agama, namun tetap menyadari adanya kelemahan sebagai manusia. Itulah
potret pri badi Prof. Dr. dr. Arry Harryanto
Reksodiputro. Bagi
mantan anggota tim dokter ahli Presiden RI ini, hidup adalah tantangan dan
agama adalah modal untuk menghadapi tan tangan itu. Ia seorang dokter yang me m iliki
kepekaan sosial cukup tinggi dan menganut prinsip bekerja untuk kepentingan masyarakat.
Prinsip, iman, dan kesadaran itulah yang menuntun Kasubag
Hematologi-Onkologi Medis, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia (FK-UI), Jakarta, ini bahwa bekerja adalah untuk kepentingan
masyarakat.
Dalam pembentukan jiwanya, yang selalu berusaha agar setiap
pekerjaannya betul-betul menyentuh kepentingan masyarakat dan bermanfaat bagi
kepentingan umum, banyak didorong tuntunan ayahnya, Mr. Sumitro Reksodiputro
yang berasal dari Rembang, Jateng dan ibunya dan Siti Djaenab yang berasal dari
Sumedang. Sejak kecil, pria yang dilahirkan di Malang, 28 Januari 1939, ini
telah dituntun ayah bundanya agar menjadi anak yang taat beragama, tidak
menyombongkan diri, selalu peduli dengan sesama, dan menghargai orang lain. Hal
itu terbawa hingga hari tuanya yang dalam segala sendi kehidupannya selalu
mengedepankan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Sampai-sampai dalam memilih
olahraga dan musik sekalipun selalu dengan pertimbangan tersebut.
Peraih Doktor bidang Ilmu Kedokteran dari FK-UI, Jakarta
pada 21 Juli 1984, ini tidak pernah lupa berolahraga. Baginya, berolahraga jauh
lebih penting dari hanya sekedar hoby dan prestasi. Hal ini karena dengan
berolahraga, manusia akan sehat dan
rileks. Apalagi di dalam olahraga itu
terselip nilai-nilai sportivitas sehingga
orang yang suka berolahraga dengan sendirinya akan selalu berusaha menghargai
orang lain.
Dokter yang semasa kecilnya bersekolah di Sekolah Rakyat
(SR) Cikini ini punya kepekaan sosial
yang cukup tinggi sehingga dengan segala upaya dia berusaha untuk tidak membuat
batasbatas di antara sesama. Banyak jembatan yang mesti ia titi untuk mengenal
lebih jauh tentang pandangan hidup bermasyarakat. Salah satu contoh, dalam
memilih olahraga dia tidak mau memilih olahraga eksklusif yang bisa membuat
dirinya malah jadi jauh dari masyarakat banyak.
Dengan maksud agar bisa selalu ber interaksi dengan
masyarakat banyak ter sebut sekaligus
meng hemat biaya, dia memilih olahraga jogging dan renang sebagai olahraga rutinitasnya setiap minggu. "Dengan
olahraga yang sederhana itu, kita bisa bertemu dengan masyarakat awam dan tidak
mahal-mahal," katanya sambil tersenyum.
Dalam hal musik, pecinta musik klasik ini berpandangan bahwa
musik merupakan salah satu sarana komunikasi universal untuk men deteksi
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang. Menurutnya, musik merupakan
pantulan dari perasaan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk irama dengan
bantuan sejumlah alat. "Kalau mendengarkan musik orang barat, kita akan
bisa menggambarkan pola hidup mereka. Begitu pula pandangan hidup mereka,"
tuturnya. Dia bisa mengikuti dan memahami sekian banyak jenis musik, seperti
musik dangdut, melayu, pop musik, cadas, ataupun klasik.
Namun, pria berkacamata yang selalu menekankan perlunya
disiplin ini, memilih musik klasik sebagai musik kesenangannya. Menurutnya,
musik klasik itu berdimensi kemanusiaan.
Suami dari Anggraeni Suryanatamiharja ini selalu berusaha
menempatkan diri agar bisa bergaul dengan masyarakat awam maupun di tengah
keluarga. Namun, tentu dia juga selalu berusaha agar tidak terjerumus pada
penyimpangan normanorma masyarakat.
Dia tidak mudah kehilangan kendali hidup karena telah
mendapat pengajaran norma-norma agama Islam yang dianut dan dipegangnya teguh
sejak dini. Dengan pemahaman agama tersebut juga ia bisa mengetahui batas
norma-norma hidup yang dijalankannya.
Sumber: www.tokohindonesia.com
Tentu Anda dapat menuliskan pokok-pokok dari wacana
tersebut. Pokok-pokok wacana tersebut adalah sebagai berikut.
4. Menjelaskan bagian bacaan tertentu sesuai dengan pokok-pokok isi bacaan yang telah
ditemukan dengan bahasa sendiri
Pada pelajaran sebelumnya Anda telah berlatih membuat
catatan berupa ringkasan. Ringkasan merupakan bentuk p enyajian bacaan agar
menjadi lebih singkat. Dalam meringkas Anda bisa menggunakan bahasa sendiri.
Namun, perlu diingat bahwa meringkas dengan menggunakan bahasa sendiri
membutuhkan daya tangkap dan ketelitian yang tinggi terhad ap isi bacaan.
Berdasarkan pokok-pokok wacana tersebut, tentu Anda dapat membuat ringkasan. Perhatikan contoh
ringkasan berikut.
Prof. Dr. dr. Arry Haryanto Reksodipuro bekerja untuk
kepentingan masyarakat. Sekarang ia tidak pernah lupa untuk berolahraga. Ia
memilih jogging dan renang agar bisa berinteraksi dengan masyarakat.
Dalam bermusik ia memilih musik klasik sebagai musik ke
senangannya. Ia pun selalu menempatkan diri agar bisa bergabung dengan
masyarakat awam dan di tengah keluarga. Ia pun bisa mengetahui batas-batas
norma hidup berdasarkan normanorma agama Islam yang dianutnya.
Tahukah Anda?
Meringkas bisa diarti kan membuat catatan dengan cara
menuliskan kembali suatu bacaan ke dalam bentuk yang lebih singkat sebab pada
dasarnya berisi kumpulan beberapa gagasan utama. Melalui ringkasan, Anda dapat
mengingat inti dari bacaan tersebut lebih lama.
Sumber: Keterampilan
Menulis Paragraf, Remaja
Karya
Bacalah wacana berikut dengan menggunakan teknik membaca
cepat. Tulislah waktu membaca Anda itu dengan menggunakan stopwatch. Gunakan
pula rumus kecepatan membaca yang telah Anda pelajari.
Kuningan,
Bukan Hanya Bubur Kacang Hijau
Bubur kacang hijau. Jenis makanan sarapan itu sedikit banyak
telah ikut memberi sumbangsih pada dinamisasi kota Jakarta dan sekitarnya.
Orang biasanya mengenal penjual bubur kacang hijau yang berada di setiap sudut
jalan itu adalah warga asal Kuningan,
Jawa Barat. Oleh karena itu, mengakrabi "tukang bubur kacang hijau"
saja belum cukup. Cobalah sesekali bertandang ke daerah asal mereka, Kuningan.
Berkeliling Kota Kuningan, Jawa Barat memang mengasyikkan, apalagi pada malam hari.
Namun, keasyikan itu sebatas wilayah yang
bukan pusat kota, artinya di pinggiran saja. Pusat Kota Kuningan memang
biasa saja, tidak terlalu ramai. Di sana-sini terlihat pemandangan khas
perkotaan, seperti pasar atau deretan pertokoan. Di kota ini sendiri, konon
kata orang-orang di sini, tidak ada hal baru yang dapat dinikmati dalam sepuluh
tahun terakhir ini.
Sumber: www.wordpress.com, 16 April 2008
Berkeliling Kuningan mungkin akan lebih asyik jika
mengunakan delman. Angkutan tradi sional ini memang banyak ditemukan di wilayah
bekas kekuasaan Pangeran Arya Dipati Kuningan pada masa lalu. Kuda yang
diandalkan tenaganya untuk menarik
delman ini juga merupakan legenda
sehingga dipakai sebagai salah satu unsur dalam lambang daerah ini.
Berbicara tentang Kuningan, orang mungkin lebih mengenal
nama Linggarjati, sebuah wilayah yang terletak 14 km sebelah Utara Kota Kuni ngan atau 26 km sebelah selatan
Kota Cirebon. Ketenaran Linggarjati ini
karena sumbangsihnya dalam sejarah perjuangan (diplo masi) atas pe ngakuan
Kemerdekaan Indonesia oleh Belanda. Di
Linggarjati ini, tepatnya di sebuah gedung yang kini diberi nama Gedung Naskah
Linggarjati, pada 11–16 November 1946 berlangsung perundingan antara
pemerintah Indonesia de ngan
Belanda. Belanda diwakili oleh dr. Van
der Boer, sedangkan Indonesia diwakili
oleh PM. Sutan Syahrir dan Mr. Mohamad Roem. Pene ngahnya adalah Lord Killearn
dari Kerajaan
Inggris. Perundingan yang terkenal dengan nama Perundingan
Linggarjati itu menghasilkan naskah sebanyak 17 pasal.
Gedung Naskah Linggarjati,
awalnya sebuah hotel yang dibangun oleh Van Oostdom, tuan tanah Belanda pada 1930. Setelah pe ngakuan kedaulatan gedung itu tidak berfungsi sebagai
hotel. Sementara Linggarjati sendiri
adalah sebuah Desa di Kecamatan Cilimus,
di kaki Gunung Ciremai sebelah Tenggara. Gedung itu berdiri di tengah lahan
seluasnya 11,5 ha. Sebagian besar arealnya ditumbuhi tumbuhan tropis yang khas
dan rimbunan pepohonan jati. Karena itu, areal itu selalu berhawa sejuk, cocok
untuk tempat rekreasi dan perkemahan.
Setelah Linggarjati, identitas Kuningan lainnya adalah
gunung Ciremai. Selain sebagai gunung tertinggi di wilayah Jawa Barat ini, ia
juga sebagai gunung berapi yang masih aktif. Bagi masyarakat Kuningan, gunung
Ciremai adalah aset sumberdaya alam terbesar, di antaranya sumberdaya hayati,
sumberdaya lahan, dan sumber mata air. Kawasan Ciremai selama ini dijadikan
sebagai kawasan budidaya pertanian dan peternakan.
Gunung Ciremai mempunyai ketinggian 3.078 meter di atas
permukaan laut. Ketinggian ini cukup menjadikan iklim di kawasan Ciremai sangat
sejuk dengan curah hujan rata-rata per tahun 2000– 4000 mm. Layaknya sebuah
wilayah pegunungan, Ciremai juga memberikan seribu satu pesona alam untuk
dinikmati. Karena itu, pemerintah daerah dan masyarakat Kuningan membangun berbagai kemudahan untuk
wisatawan yang datang.
Untuk mencapai kawasan Ciremai bukan lah hal sulit. Dari Kota Kuningan,
bahkan dari Cirebon berbagai petunjuk ke arah
Ciremai sudah bisa didapat.
"Belum dikatakan ke Kuningan jika belum menyentuh Ciremai", demikian
pesan masyarakat di sana.
Di Kuningan juga masih ada Kolam Cibulan yang legendaris dan
layak dinikmati pesonanya. Kolam Cibulan sebenarnya sebuah mata air berbentuk
danau yang terletak di Desa Maniis Kidul, Kecamatan Jalaksana. Jaraknya hanya
tujuh km sebelah Utara kota Kuningan atau 28 km sebelah Selatan kota Cirebon.
Kolam Cibulan yang terletak persis di tepi Jalan Raya Kuningan–Cirebon ini
memudahkan setiap orang untuk
mencapainya.
Salah satu penghuni kolam ini adalah ikan "Kancra
Bodas" (Labeobarbus Dournesis) yang bentuknya sangat khas. Entah dari mana
asal muasalnya, sebagian masyarakat Kuningan menyebutnya sebagai Ikan Keramat
atau Ikan Dewa. Kolam itu dikelilingi pohon-pohon yang rindang dan menyejukkan.
Masih di sekitar kolam itu, terdapat be be rapa petilasan (situs-situs
peninggalan) Prabu Siliwangi, Raja
Pakuan Padjadjaran yang terkenal itu. Konon, kolam ini menjadi tempat
peristirahatan Prabu Siliwangi
sekembalinya dari Perang Bubat. Satu
petilasan yang terkenal di situ adalah Sumur Tujuh. Di sini memang ada
tujuh sumur yang masingmasing diberi
nama Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pangabulan, Sumur Cirancana, Sumur
Cisadane, Sumur Kemudahan, Sumur Ke selamatan. Di antara ke tujuh sumur itu ada
sebuah yang berisikan Kepiting Emas. Ada yang percaya, apabila dapat melihat
Kepiting Emas itu berarti segala
keinginannya akan terkabul.
Setelah kolam Cibulan, di Kuningan juga masih ada tempat
yang memiliki cerita sedramatis itu, yakni Balong Keramat Darmaloka. Ini juga
sebuah danau atau mata air di Desa Darma, Kecamatan Darma. Letaknya juga mudah
dijangkau, yakni di Jalan Raya Kuningan–Ciamis 14 km arah Selatan kota
Kuningan.
Di Balong Keramat Darmaloka banyak ditemukan situs yang
konon merupakan pe ninggalan para ulama penyebar Islam sejak ratusan tahun
lalu. Sama seperti Kolam Cibulan, Balong Keramat Darmaloka juga memiliki lima
bagian, yaitu Balong Ageung, Balong Bangsal, Balong Beunteur, Bale Kambang, dan
Sumber Air Cibinuang. Di sini ada makam Syekh Rama Gusti yang ramai diziarahi
orang dari berbagai daerah. Menurut cerita masyarakat setempat, Syekh Rama
Gusti adalah ulama yang ditugasi Walisanga (Walisongo) untuk menyebarkan Islam
di Kuningan dan sekitarnya. Oleh karena itu, menziarahi makam ulama ini bisa
mendatangkan banyak keberkahan. Wallahu a’lam.
Sumber: Amanah, November 2007
Sumber: www.republikaonline.com,15 April
2008
1. Untuk
mengukur pemahaman Anda terhadap isi wacana ter sebut, jawablah per
tanyaanpertanyaan berikut dengan tidak melihat isi wacana tersebut. Kerjakanlah
di buku tulis Anda. Jika mampu menjawab
sebanyak 8 pertanyaan, kemampuan membaca cepat Anda sudah
memadai. a. Kota Kuningan di … terkenal dengan tukang bubur kacang hijau.
b. Angkutan
tradisional di daerah Kuningan di antara nya ….
c. Salah
satu daerah yang mengandung nilai sejarah adalah kota ….
d. Pada
tanggal … di kota tersebut dilaksanakan perjanjian antara Indonesia dengan Belanda.
e. Belanda
diwakili oleh dr. Van der Boer, sedangkan Indonesia diwakili oleh … dan …
f. Setelah
pengakuan kedaulatan gedung itu tidak lagi berfungsi sebagai hotel. Sementara L
inggarjati sendiri adalah nama sebuah … di Kecamatan …, di kaki Ciremai sebelah
Tenggara ….
g. Kawasan
Ciremai selama ini dijadikan sebagai k awasan ….
h. Ketinggian
ini cukup menjadikan iklim di kawasan Ciremai sangat sejuk dengan curah hujan
rata-rata per tahun … mm.
i. Di
Kuningan juga masih ada … yang legendaris dan layak dinikmati pesonanya.
j. Di sini
memang ada tujuh sumur yang diberi nama Sumur Kejayaan, Sumur K emulyaan, Sumur
Pangabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur …, dan Sumur ….
2. Hitunglah
kecepatan membaca cepat Anda dengan menggunakan rumus kpm.
3. Tentukanlah
pokok-pokok isi wacana tersebut dengan menggunakan teknik membaca skimming.
4. Buatlah
ringkasan berdasarkan pokok-pokok wacana yang telah Anda tulis itu.
5. Setelah
selesai, berdiskusilah bersama teman-teman sekelas Anda.
1. Carilah
sebuah wacana yang bertemakan kehidupan.
2. Ajaklah
teman sebangku Anda untuk saling mengukur kecepatan membaca dengan menggunakan
penanda waktu, seperti jam atau stopwatch.
3. Hitunglah
kecepatan membaca cepat Anda itu berdasarkan rumus yang telah Anda pelajari.
4. Temukanlah
pokok-pokok bacaan dari wacana tersebut. Lalu, buatlah ringkasan dari wacana
tersebut.
5. Bahaslah
ketepatan pekerjaan Anda bersama teman-teman sekelas Anda.
B. Mengucapkan Kalimat dengan Jelas, Lancar, Bernalar, dan
Wajar
1. Membedakan penggunaan pola tekanan kata dan kalimat
Dalam berkomunikasi, jalinan kata dan kalimat perlu d ikemas
dalam harmonisasi yang utuh. Artinya, dalam m enyampaikan informasi kita harus menggunakan pola tekanan
kata dan kalimat. Hal ini dilakukan agar orang lain memahami isi informasi yang
kita ungkapkan.
Mengucapkan kalimat merupakan wujud kegiatan berbicara. Pembicara yang satu dengan
pembicara yang lain, dalam hal-hal tertentu kadang-kadang berbeda, meskipun
vokal, konsonan, kata atau kalimat yang diucapkannya sama.
Ketidaktepatan pengucapan
bunyi bahasa dapat m engalihkan mengganggu perhatian pendengar,
bahkan mungkin dapat menimbulkan salah pentafsiran. Misalnya, dalam pengucapan
kata gerakkan menjadi geraan, menyatakan menjadi menyataken, menaikkan menjadi
menaian.
Contoh lain, kita sering mendengar pembicara tidak sesuai
atau salah ucap dalam menyampaikan informasi. Pengucpan konsonan s menjadi c pada kata sasak
diucapkan cacak. Kata suka diucapkan cuka. Selain itu, pengucapan konsonan r
menjadi l pada kata rusuh diucapkan lusuh, kata rima diucapkan lima. P enyebab
terjadinya kesalahan pengucapan konsonan tertentu, seperti contoh ter sebut
disebabkan faktor intern pembicara, mungkin karena bentuk atau ukuran alat
ucapnya tidak normal.
Kita juga sering mendengar pengucapan e (pepet) menjadi e
(taling) pada kata peka (e pepet) diucapkan peka (e taling), mendengar (e
pepet) diucapkan mendengar (e taling), beli (e pepet) diucapkan beli
(e-taling). Pengucapan f (ef) diucapkan p (pe) pada kata fakultas (pakultas),
aktif diucapkan (aktip), fihak diucapkan (pihak), dan normatif diucapkan
(normatip). Kita juga sering mendengar pengucapan kata-kata berikut. a.
memfoto diucapkan atau ditulis memoto
b. memfitnah
diucapkan atau ditulis memitnah
c. mencintai
diucapkan atau ditulis menyintai
d. membawakan
diucapkan atau ditulis membawaan
e. tujukan
diucapkan atau ditulis tujuken
Ketidaktepatan pengucapan fonem (vokal dan konsonan) seperti
pada kata-kata tersebut tentu akan mengganggu
pendengar ketika menyimak. Oleh karena itu, pengucapan vokal, konsonan,
dan kata harus jelas.
Tekanan kata atau kalimat akan berkenaan juga dengan jenis
kalimat yang disampaikan. Oleh karena itu, sekarang kita akan belajar mengenali
jenis-jenis kalimat. a. Kalimat berita
Kalimat berita adalah kalimat yang berisi berita untuk me nyampaikan informasi kepada orang lain.
Tanggapan yang diharapkan dari kalimat berita hanyalah berupa perhatian sesuai dengan maksud penutur melalui intonasi
(kata yang dipentingkan).
Tujuan Belajar
Anda akan belajar mengucapkan kalimat dengan jelas, lancar,
bernalar, dan wajar. Anda diharapkan mampu membedakan penggunaan pola tekanan
kata dan kalimat dalam berbicara dengan memerhatikan konsep dan pola serta
intonasi, tekanan, nada, irama, dan jeda. Anda juga diharapkan mampu membaca
lirik lagu, naskah atau teks pengumuman atau pidato dan sejenisnya dengan
menggunakan teks dan
intonasi secara jelas jelas dan tepat.
Tahukah Anda?
Bentuk kalimat berita bermacam-macam. Kalimat berita bisa
berupa kalimat berita positif atau negatif,
kalimat aktif atau pasif, kalimat langsung atau tidak langsung, tunggal atau majemuk. Dengan demikian, kalimat berita
dapat ber bentuk apa saja, asalkan isinya merupakan pemberitaan.
Sumber: Intisari Bahasa dan
Sastra Indonesia untuk SMK,
Pustaka Setia
Tahukah Anda?
Kecakapan dalam mengajukan pertanyaan sangat penting kita
perhatikan. Kita sendiri dapat merasakan betapa banyaknya kalimat tanya yang
digunakan setiap hari. Jika ingin memperoleh jawaban yang memuaskan, tentu kita
harus cakap dalam menggunakan kalimat tanya dan teknik bertanya.
Sumber: Membina Bahasa
Baku,
Pustaka Prima
Contoh:
1) Ami
sedang menyiram bunga. (bukan orang
lain)
2) Ami
sedang menyiram bunga. (bukan waktu yang
lalu atau nanti)
3) Ami
sedang menyiram bunga di kebun. (bukan
memupuk atau kegiatan lain)
4) Ami
sedang menyiram bunga. (bukan tumbuhan
lain)
Kata bercetak miring adalah kata yang dipentingkan d alam
kalimat tersebut. Berdasarkan kata yang ditulis miring dalam ketiga kalimat tersebut, tentu mempunyai
perbedaan arti atau perbedaan tujuan.
b. Kalimat tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang meminta tanggapan b erupa
jawaban. Kalimat tanya mempunyai pola intonasi yang khusus. K alimat tanya
biasanya mempergunakan kata tanya apa, siapa,
mengapa, di mana, dan partikel lah. Lagu dasar kalimat tanya adalah kata pertama dari kalimat tanya
suaranya naik, kemudian diikuti dengan
suara rendah dan pada akhir kalimat suara tinggi.
Contoh:
Itu .... rumah Anda?
Jika menggunakan tanda tanya,
tekanan agak tinggi jatuh pada kata tanya yang digunakannya, sedangkan
kata-kata lainnya datar.
Contoh:
1) Kapan kamu akan
bermain ke rumah saya? 2) Harus
pergikah saya pada malam ini?
c. Kalimat perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
Ciri umum kalimat p erintah adalah intonasi keras mendatar, b ernada tinggi,
dan u mumnya menggunakan partikel lah. Kalimat perintah biasanya bernada tinggi
dan menggunakan tanda seru (!)
Contoh: 1) Silakan kalian belajar dengan baik.
2) Jawablah soal-soal di bawah ini.
Bacalah
kalimat-kalimat berikut dengan intonasi yang tepat. Jelaskan pula maksud
kalimat ter sebut dengan memerhatikan kata yang bercetak tebal. Tanggapilah ketepatan
pekerjaan teman-teman Anda itu.
1. a.
Kewajiban pokok siswa adalah belajar dengan giat.
b. Kewajiban
pokok siswa adalah belajar dengan giat.
c. Kewajiban
pokok siswa adalah belajar dengan giat.
d. Kewajiban
pokok siswa adalah belajar dengan giat.
2. a.
Kemarin perlombaan kecakapan pemuda wirausaha telah dilaksanakan.
b. Kemarin
perlombaan kecakapan pemuda wirausaha telah dilaksanakan.
c. Kemarin
perlombaan kecakapan pemuda wirausaha telah dilaksanakan.
d. Kemarin
perlombaan kecakapan pemuda wirausaha telah dilaksanakan.
3. a. Istri
pak RT yang baru sedang berangkat ke luar kota menengok ibunya yang sakit.
b. Istri pak
RT yang baru sedang berangkat ke luar kota menengok ibunya yang sakit.
c. Istri
pak RT yang baru sedang berangkat ke luar kota menengok ibunya yang sakit.
d. Istri pak
RT yang baru sedang berangkat ke luar kota menengok ibunya yang sakit.
e. Istri pak
RT yang baru sedang berangkat ke luar kota menengok ibunya yang sakit.
f. Istri
pak RT yang baru sedang berangkat ke luar kota menengok ibunya yang sakit.
g. Istri pak
RT yang baru sedang berangkat ke luar kota menengok ibunya yang sakit.
2. Membaca lirik lagu, naskah pengumuman, atau pidato dengan menggunakan tekanan dan intonasi secara jelas dan tepat
a. Membaca lirik
lagu
Membaca lirik lagu tentu berbeda dengan ketika kita m
enyanyikannya. Membaca lirik lagu dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan isi
lagu dengan nada atau intonasi suara. Isi lagu perjuangan harus dibaca dengan
nada atau intonasi yang mengandung semangat patriotisme. Sebaliknya, lagu yang
ber isi rintihan cinta seseorang dibaca dengan nada yang sedih atau
mendayu-dayu.
Sekarang, cermati lirik lagu berikut. Menurut Anda, tekanan
dan intonasi bagaimanakah cara menyanyikan lirik lagu tersebut?
Sebelum Cahaya
Ku teringat hati
Yang bertabur mimpi
Ke mana kau pergi cinta
Perjalanan sunyi
Yang kau tempuh sendiri
Kuatkanlah hati cinta…
Yang menemanimu sebelum cahaya…
Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra
Yang ‘kan membelaimu cinta…
Kekuatan hati
Yang berpegang janji
Genggamlah tanganku cinta…
Ku tak akan pergi
Meninggalkanmu sendiri
Temani hatimu cinta…
lagu tentu berbeda saat kita
menyanyikan lagu tersebut.
Ku teringat hati
Yang bertabur mimpi
Ke mana kau pergi cinta
Perjalanan sunyi
Yang kau tempuh sendiri
Kuatkanlah hati cinta…
Yang menemanimu sebelum cahaya…
Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra
Yang ‘kan membelaimu cinta…
‘Kan membelaimu cinta…
Karya: Letto
b. Membaca teks pidato
Anda tentu pernahkah mendengarkan pembacaan naskah pidato presiden di televisi atau radio?
Bagaimana tanggapan Anda atas pembacaan pidato tersebut? Pertanyaan tersebut m
erupakan l andasan kegiatan Anda yang berkenaan dengan membacakan teks pidato.
Membacakan teks pidato tidaklah sama dengan k egiatan membaca wacana lain. Di
samping menuntut adanya mimik, gerakan tubuh, dan tangan. Hal lain yang juga
paling p enting dalam membaca teks
pidato adalah intonasi.
Salah seorang teman Anda yang akan membacakan penggalan teks
p idato berikut. Dalam teks pidato tersebut telah ditandai dengan tanda lafal,
intonasi, dan jeda. Masih ingatkah Anda dengan tanda-tanda tersebut? Ayo,
dengarkanlah dengan cermat. Perhatikan pula intonasinya.
Hari ini/syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT semakin
berlipat ganda//Setelah melalui proses panjang/hari ini saya telah mengambil
sumpah sebagai Kepala Desa Sukajaya untuk periode 2005–2010// Pelantikan saya
hari ini/menandai datangnya pemimpin baru//Untuk itu/saya mengucapkan terima
kasih kepada seluruh masyarakat Sukajaya atas partisipasi/dukungan/dan
kepercayaan//
1. Bacalah
lirik lagu berikut dengan cermat. Menurut Anda, bagaimanakah tekanan dan
intonasi yang tepat dalam membacakan lirik tersebut.
Bebaskan
Siapa bilang hidup ini mudah seperti yang dibayangkan hidup
tak pernah terlalu seperti yang dimau yang diharap-harapkan
apa itu hidup bila tidak ada masalah-masalah yang selalu ada
buanglah gerahmu singkirkan penatmu sirami panasmu putuskan
pusingmu reff:
bebaskan… bebaskan… gerakmu rasakan sensasinya bebaskan…
bebaskan… gerakmu rasakan sensasinya
Karya: Ahmad Dhani
2. Bacalah
naskah pidato berikut. Lalu, bubuhkanlah tanda-tanda berikut yang tepat dalam naskah pidato tersebut.
Tanda lafal
[ ] : huruf yang di dalam kurung siku tidak
dibaca é : bunyinya lebih ditekankan daripada e. Tanda Intonasi
^ :
menarik
– :
mendatar
: menurun
Tanda Jeda
/ :
berhenti sejenak
// : berhenti agak lama
Generasi Penerus Bangsa
Selamat Pagi. Melalui
sejarah sebuah bangsa tahu sebe-
Assalammualaikum
Wr.Wb. rapa besar kecintaan terhadap
negara. Sejarah
Rekan-rekan sekalian, pada kesempatan telah memberitahukan
kepada kita bagaimana kali ini saya akan memaparkan tentang kepe- kaum-kaum
muda saat itu berproses menyatumudaan. Seperti yang kita ketahui. Indonesia kan
berbagai gagasan. Sebelum lahirnya Budi memiliki berbagai keunggulan. Salah
satunya Utomo, perjuangan bangsa Indonesia telah adalah pemuda Indonesia.
Pemuda sebagai berkobar dalam menentang setiap tindakan generasi penerus bangsa
memegang peranan penjajah yang selalu merugikan. Maka, melalui yang sangat
penting. Harapan sebuah bangsa Budi Utomo pemuda Indonesia mulai ber gerak untuk tetap
bergulir menembus medan wak- dalam sebuah
organisasi. Organisasi yang lahir tu ada di tangan pemuda-pemuda
Indonesia. dan semangat perju angan pemuda Indonesia Untuk itu jiwa-jiwa
patriotisme dan nasi- dan menjadi titik tolak lahirnya kebangkitan onalisme
haruslah mengakar di jiwa setiap
nasional. pemuda Indonesia.
Banyak faktor yang menyebabkan pemuda Indonesia serentak
berjalan dalam satu komando (organisasi), di antaranya semakin tinggi kesadaran
untuk bersatu. Semangat para pemuda Indonesia semakin ditempa. Para tokoh
pemuda saat itu memberikan napas pada pejuangan Indonesia dalam
memproklamasikan kemerdekaan. Masa muda adalah masa transisi. Pemuda merupakan
individu yang memiliki gejolak gairah yang meluap-luap. Proses pendewasaan diri
dapat dilakukan dengan mengenal lingkungan tempat tinggal, beradaptasi dengan
hal-hal baru yang dapat mengembangkan wawasan intelektual.
Sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ini berawal dari
kegiatan generasi muda Indonesia. Menghasilkan karya-karya monumental merupakan
wujud kecintaan generasi muda yang
kreatif dan inovatif terhadap pembangunan nasional. Setiap generasi
muda harus mau dan mampu mengem-
bangkan keberadaan dirinya untuk maju ke had apan dunia internasional membawa nama
baik Indonesia.
Melalui kaum muda yang cemerlang Indonesia dapat memetakan peranannya sebagai negara yang sangat mendukung kebe
ragaman di berbagai bidang. Pematangan jiwa
generasi muda haras diawasi secara berkala agar tumbuh jiwa-jiwa yang
mampu menangani berbagai permasalahan. Bagaimana pun pemuda Indonesia akan
menggantikan kedudukan para pemimpin bangsa saat ini. Rekan-rekan sekian
pemaparan dari saya semoga bermanfaat. Terima kasih.
Selamat pagi.
Assalammualaikum Wr.Wb.
3. Setelah selesai, bacakan naskah pidato tersebut dengan
lafal, intonasi, dan jeda yang tepat b erdasarkan tanda-tanda, lafal, intonasi,
dan tanda jeda yang telah Anda berikan.
1. Carilah
sebuah naskah pidato yang bertemakan kehidupan. Lalu, bubuhkan tanda lafal,
tanda intonasi, dan tanda jeda yang tepat dalam naskah pidato Anda itu.
2. Setelah
selesai, tukarkan pekerjaan Anda dengan pekerjaan pekerja teman Anda untuk
saling mengoreksi.
3. Bacakanlah
teks pidato Anda di depan kelas dengan lafal, intonasi, dan jeda yang tepat.
4. Berikan
penilaian untuk setiap penampilan teman Anda.
Intisari Pelajaran 1
1. Tujuan
membaca cepat adalah untuk dapat memahami isi dan makna bacaan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca cepat
dapat dilakukan dengan cara membaca
memindai (scanning) dan membaca layap (skimming). a. Membaca memindai (scanning)
Membaca memindai
adalah teknik membaca cepat untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain
dan langsung menuju fakta dan informasi.
b. Membaca
layap (skimming)
Membaca layap adalah
teknik membaca cepat yang bertujuan
untuk mengambil intisari isi bacaan. Skimming
bacaan berarti mencari hal-hal yang penting dari bacaan. Membaca s
kimming dilakukan untuk memperoleh kesan atau gambaran umum dari suatu bacaan.
2. Mengucapkan
kalimat merupakan wujud kegiatan
berbicara. Pembicara yang satu dengan pembicara yang lain, dalam hal-hal
tertentu kadang-kadang berbeda, meskipun vokal, kon sonan, kata atau kalimat
yang diucapkannya sama.
3. Ketidaktepatan
pengucapan bunyi bahasa dapat meng
alihkan atau mengganggu perhatian pende ngar, bahkan mungkin dapat menimbulkan
salah pentafsiran.
Setelah mempelajari pelajaran ini, tentu Anda tahu apa
membaca cepat itu? Tentu sekarang Anda
juga tahu jenis-jenis membaca cepat dan teknik-teknik dalam membaca cepat.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi Anda. Dengan demikian, sekarang Anda
telah mengetahui bahwa dalam membaca itu tidak hanya untuk mengetahui isi
bacaan, tetapi juga diperlukan kecepatan.
Sekarang, Anda juga telah mengetahui bagaimana mengucapkan
kalimat dengan jelas, lancar, bernalar, dan wajar. Dengan demikian, Anda telah
dapat berkomunikasi dengan baik. Anda pun telah tahu bagaimana menggunakan
tekanan, intonasi, jeda, dan lafal dalam berkomunikasi, termasuk membacakan
naskah pidato.
Bacalah wacana berikut dengan cermat.
Atas Nama Pulau "Terdepan" Nusantara
Awal perjalanan menuju Pulau Sibarubaru, pulau kecil di
ujung selatan gugusan Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, meleset dari rencana
semula. Pesawat perintis yang akan membawa tim Komando langsung (Kodal)
Ekspedisi Garis Depan Nusantara-Wanadri menyeberang Selat Mentawai menuju Pulau
Sipora telah disewa rombongan turis asing.
Rencana pun berubah, menumpang kapal motor penyeberangan
(KMP) yang paling cepat berangkat. Pilihan jatuh pada KMP Ambu Ambu milik FT
AS-DP (Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) yang berangkat setiap Kamis
sore dari dermaga Bungus, Padang, menuju Sikakap, ibu kota Kecamatan Pagai
Utara. Terbayang di benak, perjalanan menembus selat yang sedang bergolak
selama 12 jam atau lebih. Keuntungan rute itu, memperpendek jarak ke Sibarubaru;
salah satu dari 92 pulau terluar yang hendak dikunjungi tim ekspedisi.
Setelah menempuh perjalanan laut yang memabukkan, di Sikakap
rombongan diterima Sersan Satu (Sertu) Saipul, satu dari dua petugas jaga pos
pengamatan-4 Sikakap, di bawah Pangkalan TNI. AL (Lanal) Padang. Delapan
anggota rombongan diperbolehkan menginap dengan fasilitas terbatas. Tak ada
fasilitas perahu menuju Pulau Sibarubaru (berjarak sekitar 66 kilometer ke arah
selatan) karena pos terluar itu tidak memiliki kapal pengamatan. Kendaraan
dinas pun tiada.
Akhir pekan, terdengar kabar bahwa Bupati Kepulauan
Mentawai, ber ada di rumah pribadinya di Sikakap. Kapal motor cepat milik
kabupaten bermesin 1.000 tenaga kuda sandar di dermaga. Ketua Kodal I Jimmy
Sisca dan Yudi Barkah bergerak ke rumah bupati. Hasilnya, bupati tak dapat ikut
dalam ekspedisi. Pemda juga tak dapat memfasilitasi kapal karena koordinasi tak
dilakukan di kabupaten.
Sambutan dingin bupati bukan perkara besar. Tim Kodal I
memutuskan menyewa kapal nelayan milik Ambu, yang biasa untuk menangkap ikan
hias di sekitar perairan Pagai. Kapal berukuran panjang kurang dari 10 meter
dan lebar sekitar 2,5 meter itu mengangkut 10 orang dewasa plus puluhan
ransel berat. Rombongan pun bergerak perlahan menembus
Samudra Hindia. Tujuh jam diayun gelombang, Pulau Sibarubaru pun dicapai. Pulau
tak berpenghuni itu ditumbuhi tanaman perdu dan semak dengan dominasi pohon
nyiur. Sehari-hari, tiga penjaga menara suar tinggal di sana.
Gelombang Lima Meter
Perjalanan itu jauh lebih manis dibandingkan dengan
pengalaman tim laut dengan Kapal Motor Deklarasi Djuanda (KM DD). Gelombang
setinggi lima meter menyambut mereka di perairan Lampung, kurang dari sepekan
sejak tim dilepas Menteri Perhubungan, 8 Mei 2008 di Dermaga Marina Ratavia,
Jakarta.
Bagaimanapun, kapal motor itu "berkah" tersendiri
bagi tim ekspedisi yang mengisi peringatan "100 Tahun Kebangkitan
Nasional". Kapal baru itu dipinjamkan gratis pihak CBI Iengkap dengan tiga
anak buah kapal (ABK)-nya
"KM DD akan kami pakai hingga pulau terluar terakhir.
Pihak CBI rencananya akan mengganti mesinnya secara total," kata Komandan
Operasi Tim Ekspedisi Haris Mulyadi, yang sejak awal ikut di kapal.
Perjalanan berisiko juga dialami tim Kodal II, ketika
menumpang KM Megajaya II milik warga dari Pulau Simuk menuju Teluk Dalam, Nias
Selatan. Kapal mengalami mati mesin menjelang malam setelah tiga jam berlayar.
Di tengah gelombang dua meter setelah susah payah mencari bantuan mengandalkan
jaringan telepon seluler bersinyal Iemah, tim Kodal TI berhasil mengontak
Pangkalan TNI Angkatan Laut Sibolga.
Petugas TNI AL akhirnya menemukan po sisi kapal dan
menariknya menuju dermaga Teluk Dalam. Selama ekspedisi, TNI AL banyak membantu di tengah keterbatasan
fasilitas mereka.
Ditolak Warga
Pengalaman rombongan beragam. KM DD sempat ditolak warga
Pulau Ngiau, salah satu pulau terluar di selatan Pulau Siberut, ketika hendak
melempar jangkar. Dengan menggunakan sampan kayu, warga menghadang KM DD yang
disangka kapal turis karena bentuknya yang mirip kapal pesiar kecil. Budi
Adrian, guide keturunan Mentawai, menjelaskan tujuan rombongan dengan
menggunakan bahasa lokal.
Hasilnya, warga berbalik menyambut rom bongan. Bahkan,
membantu sepenuh hati memasang prasasti pulau terluar di pulau itu dan berjanji
akan menjaganya dari ancaman kerusakan dan kehilangan.
Sumber: Kompas Minggu, 28 Juni 2008
Menurut warga, penolakan itu bentuk kekecewaan terhadap
pengelola resor di salah satu pulau terdekat, yang melarang warga memanen
kelapa untuk kopra di pulau itu. Alasannya, mengganggu kenyamanan dan
ketenangan turis asing.
Citra Mentawai sebagai salah satu kepulauan eksotis berombak
tinggi, yang menantang bagi para peselancar, mendatangkan investasi. Warga
asing membangun resor-resor di pulaupulau yang rutin dikunjungi turis asing sekitar
Juni hingga Oktober. Pada saat yang sama, pcnduduk lokal hidup dalam kondisi
yang lambat berkembang; fakta yang semoga tak dijumpai lagi dalam perjalanan
berikutnya.
Sumber: Kompas Minggu, 28 Juni 2008
1. Tentukanlah
ide-ide pokok dari wacana tersebut.
2. Buatlah
ringkasan dari pokok wacana tersebut.