Anda sedang bercakap-cakap
dengan teman. Kemudian, Anda kurang memahami penjelasan teman Anda itu. Apakah
yang akan dilakukan? Tentu Anda akan bertanya kepada t eman Anda itu. Tahukah
Anda, bagaimana cara bertanya yang benar
itu? Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar bertanya dengan mengunakan kata
tanya yang tepat.
Dalam pelajaran ini,
Anda pun akan belajar bagaimana menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan
santun. Setelah mengikuti pelajaran ini, kemampuan berkomunikasi Anda harus
semakin baik. Tentu saja, ya.
A. Menggunakan Kalimat yang Baik, Tepat, dan Santun
1. Mengidentifikasi kalimat yang komunikatif,
tetapi tidak cermat
Dalam kegiatan berbahasa, kita sering
menemukan adanya salah pengertian atau salah tafsir. Hal itu terjadi akibat
adanya kalimat yang tidak komunikatif atau kalimat rancu. Agar tidak terjadi
hal demikian, kita sebagai penutur atau penulis harus mengemasnya dengan
menggunakan kalimat efektif atau kalimat yang komunikatif.
Sekarang, bacakanlah teks pidato berikut di
depan kelas oleh guru atau teman Anda.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bapak Kepala Sekolah dan Bapak-Ibu Guru yang kami hormati, serta Kakak-Kakak Kelas III yang
sebentar lagi meninggalkan sekolah
ini.
Kami, kelas I dan II ikut bersyukur dan berbangga hati atas
keberhasilan Kakak meraih nilai yang baik dalam ujian. Menurut kami,
Kakak-Kakak memang pantas memperoleh nilai baik. Kakak memang rajin belajar
dan berdisiplin. Mudah-mudahan kami
dapat mencontoh Kakak dalam hal rajin belajar dan disiplin.
Kakak-Kakakku,
Barang kali saja selama bersama-sama belajar di sini kami sering
merepotkan Kakak. Barang kali saja kami juga sering mengganggu Kakak. Harapan
kami, sudilah Kakak memaafkan kami. Doa Kakak kami harapkan, mudah-mudahan
kami dapat berdisiplin dan rajin belajar seperti Kakak sehingga pada waktunya
kelak kami bisa lulus dan meraih nilai ujian yang baik seperti Kakak. Syukur
bisa lebih baik lagi.
Akhirnya, kami semua mengucapkan selamat jalan. Mudahmudahan
cita-cita Kakak semuanya tercapai.
Terima kasih.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
|
Tentu Anda dengan mudah memahami isi pidato t
ersebut, bukan? Hal ini sebab kalimat yang digunakan dalam teks tersebut adalah kalimat efektif dan kalimat
komunikatif. Sekarang, cermatilah kalimat berikut.
a.
Berhubung itu
mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun.
b.
Pengarang itu
menceritakan tentang pengalaman ketika masa kecilnya.
Lalu,
bandingkanlah kedua kalimat tersebut dengan kalimat-kalimat berikut.
c.
Sehubungan dengan itu,
ia juga mengemukakan bahwa minat baca kaum remaja makin menurun.
d.
Pengarang itu menceritakan
pengalaman masa kecilnya.
Kalimatnya pertama (a) dan kedua (b) termasuk
kalimat tidak efektif. Tentu kedua kalimat tersebut akan sulit Anda pahami.
Namun, berbeda dengan kalimat ketiga (c) dan kalimat keempat (d).
Kalimat ketiga dan keempat termasuk kalimat efektif. Kalimat efektif adalah k
alimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran
pembicara atau penulis.
Berikut ini merupakan ciri-ciri kalimat
efektif.
a. Mengikuti
kaidah-kaidah bahasa
Kaidah-kaidah bahasa adalah tata aturan
penggunaan b ahasa yang mengacu pada pedoman Tata Bahasa Baku B ahasa
Indonesia, termasuk pedoman Ejaan Yang D isempurnakan (EYD).
Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut.
1)
Tidak hanya
perpustakaan sekolah, ketiga siswa ini punya
pengalaman dengan perpustakaan lain.
2)
Ayo, kita jalan agar cepat sampai di tujuan.
3)
Sebagai orang asing,
ia cukup pandai bicara bahasa Indonesia.
Kata-kata yang bercetak miring dalam ketiga
kalimat termasuk kata tutur. Kata tutur
ialah kata-kata yang hanya dipakai dalam
pergaulan sehari-hari, terutama dalam percakapan. P enggunaan kata tutur dalam
kalimat efektif h endaknya d ihindarkan. Perhatikan pula kalimat-kalimat
berikut.
1)
Tidak hanya
perpustakaan sekolah, ketiga murid kelas tiga ini mempunyai pengalaman dengan perpustakaan lain.
2)
Ayo, kita berjalan agar cepat sampai di tujuan.
3)
Sebagai orang asing,
ia cukup pandai dalam berbicara bahasa
Indonesia.
b. Ketepatan
memilih kata (diksi)
Ketepatan dalam memilih kata, artinya kita
harus menggunakan kata sesuai dengan proporsi kalimat yang tepat. Ketepatannya
dapat dilakukan dengan cara penghematan penggunaan kata dan penggunaan sinonim
yang dapat saling menggantikan.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindari pengulangan kata yang sama. Perhatikan contoh kalimat berikut.
1)
Di Jawa Timur masih banyak desa-desa miskin.
Sejarah daripada perjuangan dan pertumbuhan
bangsa ikut memberi dasar dan arah daripada
politik kita yang bebas dan aktif.
Kata-kata bercetak miring pada kedua kalimat
tersebut menunjukkan penggunaan bahasa
yang tidak hemat. Bandingkanlah kedua kalimat tersebut dengan kalimat berikut.
1)
Di Jawa Timur masih
banyak desa yang miskin.
2)
Sejarah perjuangan dan
pertumbuhan bangsa ikut memberi dasar
dan arah dari politik kita yang bebas dan aktif.
Kemudian, perhatikan pula kalimat-kalimat
berikut.
1)
Air sungai itu bersih.
2)
Air sungai itu bening.
3)
Air sungai itu jernih.
Kalimat-kalimat tersebut mengandung pilihan
kata yang tepat dan mengandung sinonim
yang dapat saling menggantikan. Walaupun demikian, kalimat itu menjadi kurang
tepat jika kata bersih, bening, atau jernih diganti dengan kata suci,
sekalipun kata suci merupakan sinonim
dari kata-kata tersebut. c. Memiliki penalaran logis
Kalimat efektif harus memiliki penalaran yang
logis, yaitu kalimat yang masuk akal dan dapat dipahami dengan mudah, cepat,
dan tepat serta tidak menimbulkan salah tafsir atau ambigu.
Perhatikan contoh kalimat berikut.
1) Waktu dan tempat kami persilakan.
Kalimat
tersebut tidak logis. Siapa yang dipersilakan?
Sementara waktu dan tempat tidak bisa
dipersilakan. 2) Karena akan hujan saya berlarian pulang
Kata berlarian dinyatakan bahwa tindakan
itu dilakukan oleh banyak pelaku.
Kalimat tersebut seharusnya m engg unakan kata berlari.
Bandingkan kedua kalimat tersebut dengan
kalimat berikut ini.
1)
Kepada Bapak kepala
sekolah, kami persilakan.
2)
Karena akan hujan,
saya berlari pulang. d. Kesatuan gagasan
Kalimat efektif harus memperlihatkan kesatuan
gagasan. Unsur-unsur dalam kalimat itu saling mendukung sehingga membentuk
kesatuan ide yang padu. Kesatuan gagasan suatu kalimat bisa terganggu karena
kedudukan subjek atau predikatnya, penggunaan kata depan yang tidak jelas,
penempatan fungsi keterangan yang salah letak, dan kalimatnya yang terlalu
panjang atau gagasannya yang bertumpuk-tumpuk.
Perhatikan contoh kalimat berikut.
Tahun ini spp mahasiswa baru dinaikkan.
Menurut Anda, spp
siapakah yang dinaikkan, seluruh mahasiswanya atau mahasiswa baru.
Bandingkan dengan kalimat berikut.
Spp mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.
e. Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan timbal balik antara
unsurunsur pembentukan kalimat. Kepaduan suatu kalimat akan terganggu jika
penggunaan kata ganti yang salah, kata depan yang tidak tepat, dan kata
penghubung yang tidak jelas. Perhatikan contoh kalimat berikut.
1)
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
2)
Bandingkan dengan
kalimat berikut.
3)
Atas perhatian
saudara, saya mengucapkan terima kasih.
2. Menyampaikan
informasi dengan menggunakan kalimat yang komunikatif,
cermat, dan santun
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan
dalam mengemukakan gagasan, baik lisan maupun tulisan yaitu menggunakan kalimat
yang santun. Kalimat yang santun adalah
kalimat yang tidak menggunakan kata-kata pada satu bidang keilmuan, kata t
utur, kata yang mubazir, dan tidak menggunakan kata-kata tidak baku. Selain
itu, kalimat santun dapat dibantu dengan gerakangerakan tubuh.
Ketidakefektifan komunikasi juga terjadi
karena kalimat yang disampaikan tidak
efektif. Kalimat yang tidak efektif d isebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1.
Penggunaan kata
sambung yang tidak tepat ( kontaminasi). tidak efektif : Meskipun
hari hujan, tetapi ia berangkat juga.
efektif :
Hari hujan, tetapi ia berangkat juga.
2.
Penggunaan kata
sambung yang bertumpuk (pleonasme).
tidak efektif : Membaca adalah
merupakan kunci ilmu pengetahuan efektif
: Membaca merupakan kunci ilmu pengetahuan.
3.
Penggunaan kata ganti
yang tidak tepat.
tidak efektif : Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
efektif :
Atas perhatian saudara, saya
mengucapkan terima kasih.
4.
Penggunaan kata yang
tidak perlu (tidak logis). tidak efektif : Sepanjang
pengetahuan saya, orang itu jujur.
efektif : Setahu
saya, orang itu jujur.
5.
Pemakaian akronim
tidak dijelaskan kepanjangannya (jargon). tidak efektif :
Bapak saya ditunjuk sebagai sekpri.
efektif :
Bapak saya ditunjuk sebagai sekretaris pribadi.
6.
Pemakaian kata tidak
baku.
tidak efektif : Bokap saya pergi ke Bandung.
efektif : Bapak
saya pergi ke Bandung.
B. Menggunakan Kalimat Tanya secara Tertulis Sesuai
dengan Situasi
1. Menyampaikan
pertanyaan yang relevan dengan topik pembicaraan
Guru Anda sedang menjelaskan materi pelajaran
di depan kelas. Lalu, Anda tidak
memahami penjelasan Guru Anda itu. Apakah yang akan Anda lakukan? Tentu Anda
akan bertanya kepada guru. Pertanyaan yang akan Anda ajukan biasanya akan
menggunakan kata tanya bagaimana, apa, siapa,
di mana, mengapa , dan kapan.
Sekarang, cermatilah teks percakapan berikut.
Anto : Din, siapa nama tetangga barumu itu?
Dindin :
Oh, yang baru pindah kemarin itu. Namanya Pak Banu.
Anto : Dari mana keluarga Pak Anto itu berasal?
Dindin :
Katanya sih, dari Surabaya.
Anto : Apakah benar Pak Anto itu bekerja sebagai
guru?
Dindin :
Setahuku sih iya. Pak Banu itu, guru matematika?
Anto : Lalu, mengapa beliau pindah kemari?
Dindin :
Melanjutkan studi, To.
Anto : Oh, begitu. Mudah-mudahan Pak Banu itu
tetangga yang baik seperti Pak Rinto dulu.
Dindin :
Aku juga berharap seperti itu, to.
|
Dalam teks percakapan tersebut, digunakan beberapa kalimat tanya. Jadi, apakah yang dimaksud dengan kalimat tanya itu? Kalimat tanya adalah kalimat yang berupa pertanyaan yang bermaksud untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui dan memerlukan penjelasan atau jawaban. Kalimat tanya mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a.
Mengubah intonasi
normal dari kalimat berita dengan nada naik pada akhir kalimat.
Contoh
kalimat berita (intonasi datar atau normal).
1)
Siswa itu sedang belajar menggambar.
Siswa itu sedang belajar menggambar.
2)
Dian mendapatkan nilai
sangat baik.
3)
Shelva sedang bermain.
Contoh kalimat tanya (intonasi
naik pada akhir kalimat) 1) Siswa itu sedang belajar menggambar?
2) Dian mendapatkan
nilai sangat baik? 3) Shelva sedang bermain?
b.
Menggunakan partikel -kah Perhatikan contoh kalimat berikut.
1)
Apakah yang kalian inginkan?
2)
Bagaimanakah keadaan bapak sekarang?
c.
Intonasi yang
digunakan adalah intonasi tanya.
d.
Pada umumnya
menggunakan kata tanya.
Kata tanya yang biasa
digunakan dalam kalimat tanya dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan maksud
pertanyaan.
1)
Siapa, kepada siapa, untuk siapa,
oleh siapa, digunakan untuk
menanyakan manusia.
2)
Berapa digunakan untuk
menanyakan jumlah.
3)
Mana digunakan untuk
menyanyakan pilihan.
4)
Di mana, dari mana, ke mana digunakan
untuk menanyakan tempat.
5)
Kapan, bilamana, apabila digunakan
untuk menanyakan waktu.
6)
Bagaimana, betapa digunakan untuk menanyakan keadaan atau situasi.
7)
Mengapa, apa sebab digunakan untuk menanyakan sebab.
8)
Apa, dari apa, untuk apa digunakan
untuk menanyakan benda atau hal.
2. Menyampaikan pertanyaan
yang memerlukan jawaban ya atau tidak
Pada umumnya kalimat
tanya memerlukan jawaban. N amun, ada pada kalimat tanya yang tidak memerlukan
atau tidak m enghendaki jawaban. Pertanyaan seperti itu disebut pertanyaan
retoris. Per tanyaan retoris umumnya dipergunakan dalam pidato dan per cakapan
yang pendengarnya sudah mengetahui jawabannya.
Kalimat tanya dapat
diungkapkan dalam wujud lisan atau
tulisan. Kalimat tanya menurut isinya, dapat dibedakan menjadi sebagai
berikut.
a.
Pertanyaan yang
menanyakan bahwa penanya benar- benar belum tahu tentang sesuatu yang
ditanyakan. Contoh: 1) Siapakah orang
tua itu?
2) Di mana Bapak tinggal?
b.
Pertanyaan yang
diajukan bukan karena penanya tidak tahu, melainkan ingin mengetahui
pengetahuan orang lain, sebagai penegas,
dan sebagai kebiasaan. Contoh:
3)
Mencuri itu hukumnya dosa, bukan? (penegas)
|
|
|
c.
|
5)
Bagaimana keadaan kalian? (kebiasaan )
6)
Bagaimana sehat? (kebiasaan)
Pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban
setuju atau tidak setuju. Pertanyaan ini biasanya untuk keperluan p enelitian
(ilmiah) berupa angket dan biasanya berbentuk kalimat tanya tulis.
|
|
|
Contoh:
1)
Undang-Undang Dasar 1945 tidak perlu diamandemen ( ada perubahan ).
a)
setuju
b)
tidak setuju
2)
Pemilihan Presiden sebaiknya dipilih oleh rakyat. a) setuju
b) tidak setuju
|
|
d.
|
Pertanyaan berupa
isian atau blangko
|
4)
Mau ikut atau tidak? (penegas)
Pertanyaan jenis
ini biasa digunakan untuk mendapatkan
data dan untuk kepentingan tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk keperluan hal tersebut biasanya dalam
bentuk formulir atau daftar isian untuk diisi oleh seseorang yang berkepen ti
ngan terhadap urusan itu.
e. Pertanyaan
yang hanya memerlukan jawaban ya atau
tidak.
Kalimat pertanyaan semacam ini adalah kalimat
tanya yang tidak memper gunakan kata tanya.
Contoh:
1)
Kalian sekolah di
sini?
2)
Ini uang kalian?
3)
Kalian mau buku ini?
Pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak, juga biasanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian
dalam mengumpulkan data tertentu. Kalimat tanya ini biasanya dalam wujud
tertulis. Pertanyaan dan jawabannya sudah tertulis. Kita hanya tinggal memberi
tanda pada jawaban ya atau tidak. Contoh:
Kalian melakukan kegiatan membaca setiap hari?
a.
ya
b.
tidak
3. Menyampaikan pertanyaan secara tersamar
Pertanyaan tidak hanya
diperuntukkan untuk meminta jawaba n. Pertanyaan dapat juga digunakan untuk
memohon (permohonan), meminta (permintaan), menyuruh, mengajak, merayu,
menyindir, dan meyakinkan. Pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan tersebut,
biasanya cara mengungkapkannya secara
tersamar. Kalimat tanya samar pada umumnya
memakai partikel -lah atau -kah.
Berikut ini beberapa
contoh kalimat tanya, tetapi bukan untuk bertanya.
a.
Untuk tujuan memohon
(permohonan) Contoh:
1)
Sudilah kiranya Bapak
mengabulkan permohonan saya ini?
2)
Bisakah Bapak
meluangkan waktu untuk menjelaskan masalah ini.
b.
Untuk tujuan meminta
(permintaan) Contoh:
1)
Jika Anda ikhlas,
bolehkah makanan ini saya bawa?
2)
Anda sangat baik hati.
Bolehkah saya ikut berteduh di halam rumah?
c.
Untuk tujuan menyuruh
Contoh:
1)
Mengapa Anda masih di
luar? Ayo, silakan masuk. 2) Pergilah
Anda sekarang agar tidak terlambat.
d.
Untuk tujuan mengajak
Contoh:
1)
Siapakah yang akan
menemani saya pergi ke u ndangan. Jika Anda ada waktu, ikutlah bersama saya.
2)
Apakah yang
menyebabkan Anda tidak pergi, ayo pergi bersama saya.
e.
Untuk tujuan merayu
Contoh:
1)
Mengapa tidak Anda
berikan barang itu kepada Siti? Ia sangat mengharapkannya. Bukankah kalian dermawan? Saya yakin barang itu akan
diberikan kepadanya.
2)
Kamu jangan marah
terus. Apakah kamu menyukai saya?
f.
Untuk tujuan menyindir
Contoh:
1)
Jika saya orang kaya,
apa yang kamu mau akan saya berikan? (sindiran kepada seseorang yang kikir).
2)
Mengapa sumbangan ibu
besar sekali? Nanti ibu jadi orang miskin. (sindiran bagi orang kaya
apabila me nyumbang selalu sedikit)
g.
Untuk tujuan
meyakinkan Contoh:
1)
Apakah ibu tidak
percaya pada saya? Percayalah saya pasti membantu Anda.
2)
Mengapa Bapak ragu
terhadap saya? Saya akan buktikan, tunggu saja nanti.
h.
Untuk tujuan
menyanggah Contoh:
- Bagaimana pun usaha yang dilakukan oleh saya
tidak akan menyelesaikan masalah, kecuali mempertemukan kedua belah pihak dalam
keadaan sama-sama sadar.
Carilah kata tanya yang tepat untuk
menyempurnakan kalimat pertanyaan berikut. Anda dapat mencarinya di jalur
kanan.
No.
|
Kalimat
Tanya
|
Kata Tanya
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. 10.
|
... yang akan kamu pilih
mobil atau motor?
... yang Ibu di kota?
... yang ada di dalam tas
pinggangmu?
... yang akan kalian
lakukan?
... lusin gelas yang akan
dipinjam?
... kalian akan mengadukan
masalah ini?
... tempat kami melakukan
praktek lapangan?
Sejak ... kalian tinggal
di daerah ini?
... kalian akan pergi
siang ini?
... kalian tidak berobat ke dokter saja?
|
apa apakah berapa kapan
mengapa mana bagaimana ke mana di mana kepada siapa
|
1.
Simaklah sebuah
penjelasan lisan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran selain pelajaran bahasa Indonesia di sekolah Anda.
2.
Tulislah beberapa
kalimat pertanyaan yang Anda anggap kurang bisa dipahami dari penjelasan tersebut. Gunakanlah kata tanya
yang tepat dalam kalimat tanya Anda itu.
3.
Setelah selesai,
tukarkan pekerjaan Anda dengan pekerjaan teman sebangku Anda untuk saling memeriksa.
4.
Perbaiki pekerjaan
Anda jika masih terdapat kesalahan.
1.
Bacalah wacana berikut
dengan cermat. Lalu, susunlah kalimat pertanyaan berdasarkan isi wacana
berikut. Gunakanlah kata tanya apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana dalam kalimat pertanyaan Anda.
Rumah
Mendengar
kata rumah langsung terbayang
sebuah bentuk bangunan dengan atap, pintu, dan lantainya. Itu sudah tertanam
dalam setiap benak kita. Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal rumah
adalah bangunan pada umumnya.
Adapun
budaya, ia adalah pikiran, akal budi, hasil atau juga dapat didefinisikan
adat-istiadat. Budaya dan kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan
aktivitas manusia yang berpola dapat dilihat dalam tiga wujud. Wujud pertama
adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ia merupakan suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
normanorma, peraturan, dan sebagainya.
Sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Loka sinya ada di dalam kepala-kepala
"individu masyarakat" tempat budaya ter sebut hidup.
Wujud kedua
adalah kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Wujud kedua ini juga disebut sistem sosial, mengenai tindakan berpola dari
manusia itu sendiri. Sistem sosial ini berhubungan dalam kurun waktu tertentu
dan membentuk pola yang berdasarkan adat
|
Wujud ketiga, kebudayaan sebagai bendabenda hasil karya
manusia. Wujud sebagai kebudayaan fisik dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat. Oleh karena itu, wujud yang ketiga ini
sifatnya paling nyata, berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan difoto.
Jelas, budaya dengan kebudayaan dan sistem sosial yang
membentuknya, terjadi melalui proses yang berkesinambungn se hingga budaya merupakan hal yang menyeluruh dan ber-
hubungan
satu dengan lainnya. Sebuah holistik integral dalam kehidupan individu perseorangan juga individu masyarakat.
Lalu, apakah rumah budaya adalah bangunan tempat pikiran, akal budi; hasil
atau adat istiadat tinggal? Apakah rumah budaya adalah rumah dari sebuah
bentuk kreativitas dengan hasil atau wujud- wujudnya? Apakah rumah budaya adalah sebuah rumah bagi mereka yang ber kecimpung dalam
kebudayaan, apa pun bentuknya?
Sumber: www.rumahbudaya.com
|
tata
kelakukan.
2.
Temukanlah penggunaan
kalimat tidak efektif dari wacana tersebut.
Intisari
Pelajaran 6
1. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam
mengemukakan gagasan, baik lisan maupun tulisan yaitu menggunakan kalimat yang
santun. Kalimat yang santun adalah kalimat yang tidak menggunakan kata-kata
pada satu bidang keilmuan, kata tutur,
kata yang mubazir, dan tidak menggunakan kata-kata tidak baku. Selain itu,
kalimat santun dapat dibantu dengan gerakan-gerakan tubuh.
2. Pada umumnya kalimat tanya memerlukan jawaban. Namun, ada pada kalimat tanya yang tidak memerlukan
atau tidak menghendaki jawaban.
Pertanyaan seperti itu disebut pertanyaan retoris. Per tanyaan retoris umumnya
dipergunakan dalam pidato dan percakapan yang pendengarnya sudah mengetahui
jawabannya.