pidato sambutan |
Mendengarkan Sambutan
Anda akan mendengarkan sambutan, menemukan
pokok-pokok isi sambutan, dan mengubah pokok-pokok isi sambutan dalam beberapa
kalimat. Setelah itu, Anda akan mempelajari kalimat ambigu.
Keberadaan hutan gambut sedikit demi sedikit tergeser
oleh hutan tanaman industri. Banyak orang yang kurang memerhatikan manfaat
hutan gambut. Oleh karena itu, kita harus tetap melestarikan hutan gambut
seperti imbauan yang disampaikan oleh ketua panitia peringatan hari Bumi yang
dilaksanakan oleh SMA 1 Riau. Hal tersebut dapat Anda dengarkan dalam pembacaan
Teks Mendengarkan 1.
Pokok-Pokok Sambutan
Sambutan merupakan jenis pidato yang
disampaikan secara tertulis atau lisan. Sambutan disampaikan oleh orang
tertentu karena jabatan atau kedudukannya. Sambutan dapat didengarkan dalam
sebuah acara yang diselenggarakan oleh sekolah atau tempat tinggal Anda. Kepala
sekolah atau ketua panitia akan memberikan sambutan saat mengadakan peringatan
hari besar nasional atau kegiatan yang lain.
Anda dapat memahami isi sambutan dengan melakukan
langkahlangkah berikut.
1.
Mendengarkan isi
sambutan dengan saksama.
2.
Mencatat isi pokok
sambutan.
a.
Pembukaan yang
meliputi:
1)
ucapan puji syukur,
2) ucapan terima kasih, dan 3) tujuan.
b.
Isi pokok yang
meliputi:
1)
latar belakang
materi atau permasalahan, 2) uraian
materi pokok.
c.
Penutup yang
meliputi:
1)
kesimpulan,
2)
harapan-harapan, 3) permohonan maaf, dan 4) permohonan doa restu.
Anda dapat mengubah pokok-pokok isi sambutan
menjadi informasi yang berbentuk paparan. Anda dapat mengikuti langkah-langkah
berikut. 1. Menemukan pokok-pokok isi sambutan.
2.
Menghubungkan
pokok-pokok isi sambutan tersebut dengan menggunakan kata penghubung.
3.
Mengembangkan
pokok-pokok isi sambutan dalam beberapa kalimat.
A. Lakukan kegiatan berikut!
Teks Mendengarkan (halaman
171)
1.
Dengarkan pembacaan
contoh sambutan peringatan hari Bumi!
2.
Sambil mendengarkan,
catatlah pokok-pokok isi sambutan!
B. Setelah
Anda mendengarkan dan mencatat pokok-pokok isi sambutan, lakukan kegiatan
berikut ini!
1.
Benahilah
catatan-catatan Anda mengenai pokok-pokok isi sambutan tersebut!
2.
Susunlah pokok-pokok
isi sambutan tersebut ke dalam beberapa kalimat!
3.
Sampaikan secara
lisan ringkasan isi sambutan yang telah Anda buat kepada guru dan teman Anda!
4.
Anda yang belum mendapat
giliran menyampaikan ringkasan bertugas menanggapi ringkasan yang disampaikan
oleh teman Anda!
Kalimat Ambigu
Kami berharap agar hadirin menyukseskan kegiatan yang
telah memakan dana ratusan ribu
ini.
|
Perhatikan
kalimat berikut yang dikutip dari contoh sambutan pada Teks Mendengarkan 1!
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di
atas merupakan salah satu contoh frasa ambigu. Ambigu adalah kata, frasa, atau
kalimat yang mempunyai arti lebih dari satu atau bermakna ganda. Ambigu secara
struktural atau ketatabahasaan sudah tepat, tetapi artinya menimbulkan makna
ganda. Dalam bahasa lisan, penafsiran ambigu tidak akan terjadi karena ada
pembedaan cara mengucapkannya. Akan tetapi, dalam bahasa tulis penafsiran ganda
ini dapat saja terjadi jika penanda-penanda ejaan tidak lengkap.
Frasa ratusan ribu
mempunyai dua arti.
1.
Ratusan/ribu =
seratus lembar ribuan.
2.
Ratusan ribu = satu
lembar uang seratus ribu.
Untuk menghindari keambiguan atau kesalahan
penafsiran, sebaiknya kalimat tersebut dilengkapi dengan tanda hubung (-).
Fungsi tanda hubung dalam penulisan kata-kata untuk menandai pembacaan frasa
agar tidak menimbulkan keambiguan. Fungsi tanda hubung ini sama dengan fungsi
garis miring (/) dalam penulisan kalimatnya. Tanda hubung diletakkan di antara
kata yang dibaca dengan jeda.
Contoh:
Kami berharap agar hadirin menyukseskan kegiatan yang
telah memakan dana ratusan-ribu ini, atau
Kami berharap agar hadirin
menyukseskan kegiatan yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
|
Agar
lebih jelas, perhatikan contoh kalimat ambigu berikut ini!
Mainan baru. Kalimat tersebut menimbulkan
makna ganda pada frasa mainan teman baru.
1.
mainan/teman baru =
yang baru adalah teman.
2.
mainan teman/baru =
yang baru adalah mainan.
Agar tidak menimbulkan makna ganda, kalimat di atas dapat
diubah menjadi kalimat berikut.
1.
Mainan-teman baru
itu berwarna kuning.
2.
Mainan teman-baru
itu berwarna kuning.
Cara membaca kalimat nomor 1 tersebut adalah
setelah kata mainan diberi jeda. Pada
kalimat nomor 2 jeda pembacaan dilakukan setelah kata baru. Jadi, frasa yang
tidak ambigu pada kalimat nomor 1 adalah teman
baru. Selanjutnya, pada kalimat nomor 2 frasa yang tidak ambigu adalah mainan teman.
Selain terjadi di dalam kalimat, ambiguitas dapat pula
terjadi antarkalimat.
Contoh:
Ali bersahabat dengan Amin.
Dia sangat menyayangi adiknya.
Contoh di atas tidak diketahui secara jelas siapa menyayangi adik siapa sehingga
kalimat tersebut mengandung ambiguitas. Tidak jelas siapa yang dimaksud dengan
dia dan adiknya dalam kalimat Dia sangat
menyayangi adiknya. Kalimat di atas akan menjadi jelas jika diubah menjadi
seperti berikut.
Ali bersahabat dengan Amin.
Ali sangat menyayangi adik Amin.
C. Perbaikilah kalimat-kalimat ambigu berikut!
1.
Kakak membeli
majalah. Dia senang sekali.
2.
Putra pejabat yang
pandai itu sekolah di ITB.
3.
Majalah ekonomi
pembangunan baru sudah terbit bulan ini.
4.
Istri paman yang
berbaju hijau itu berasal dari Papua.
5.
Putri guru teladan
itu temanku.
Agar lebih jelas,
perhatikan contoh kalimat ambigu berikut ini!
Anda akan menjelaskan secara
lisan uraian topik sebuah artikel. Anda
dapat menyampaikan topik artikel dengan memahami informasi dari berbagai media
komunikasi baik cetak maupun elektronik.
Langkah-Langkah Menyampaikan Topik
Langkah-langkah menyampaikan topik sebuah
artikel secara lisan sebagai berikut.
1.
Membaca dan memahami
artikel secara utuh.
2.
Mencatat pokok-pokok
isi artikel. Pokok-pokok isi artikel merupakan sesuatu hal yang dibahas.
3.
Mencatat topik dan
pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel.
4.
Memberikan pendapat
atau uraian beserta alasan terhadap topik yang ditemukan.
5.
Menyampaikan secara
lisan topik artikel yang dibaca dengan memberikan alasan perlunya membaca
artikel tersebut.
A. Pahami
bacaan berikut. Catatlah pokok-pokok isi artikel yang berjudul ”Rimba Gambut
Menanti Ajal”!
Rimba Gambut Menanti Ajal
Hutan
gambut Sumatra terkikis hutan tanaman industri. Ini bisa menjadi awal datangnya
petaka banjir asap dan kekurangan air. Kecemasan itu pelan-pelan merasuki
perkampungan suku Akit di pedalaman hutan Semenanjung Kampar, Riau. Aroma
kekhawatiran seperti meletup dari gubukgubuk buruk di tengah hutan.
Lelaki-lelaki perkasa dari suku itu kini sering pulang berburu dengan wajah
getir. Tangan mereka kosong. Tak ada tangkapan, tiada pula madu hutan.
Itu
baru sebagian ancaman. Ancaman lainnya adalah ”kampung” suku Akit mulai dikeruk
tanahnya dan dibangun parit-parit besar agar air di tanah gambut mengering.
Gambut memang tanah yang penuh tumpukan ranting yang tak terurai sempurna
selama puluhan tahun sehingga strukturnya seperti spons atau busa yang
mengandung banyak air. Dengan parit, air di tanah gambut akan mengering dan
bisa disulap menjadi hutan akasia yang menjadi bahan baku pabrik kertas dan
bubur kertas.
Pohon
ditebang, tanah dipapras, membuat ”kampung” suku Akit kian sempit. Akibatnya,
sudah banyak yang mengungsi ke pedalaman Taman
Nasional
Bukit Tiga Puluh di Indragiri Hilir.
Tergerusnya
hutan gambut ini membuat waswas para pencinta lingkungan. Menurut data World Wild Fund (WWF) Indonesia, luas
hutan dan lahan gambut di Indonesia mencapai 20 juta hektare. Empat juta
hektare di antaranya ada di Riau. Salah satu hutan gambut Riau yang terkenal
adalah Semenanjung Kampar, kampung suku Akit. Pada 1990- an, hutan ini masuk
tercatat sebagai salah satu yang terluas di Sumatra. Membujur di pesisir timur
Riau, hutan ini pada 1997 luasnya masih sejuta hektare. Kini hutan gambut itu
tinggal secuil.
Lahan
yang ikut diubah menjadi hutan tanaman industri yaitu kawasan Suaka Margasatwa
Tasik Belut, Tasik Serkap, dan Tasik Tanjung Padang. Di kawasan tersebut
terdapat cagar alam yang termasuk pepohonan endemik dan langka. Hutan itu juga
tempat hidup berbagai spesies burung seperti elang beliton, elang bondol,
burung punai besar, alap-alap madu. Hidup pula berbagai jenis reptil dan satwa
langka seperti tapir, harimau sumatra, buaya seluyong, gajah asia, dan ikan
arwana.
Konversi
hutan gambut akan mendatangkan banyak bencana. Salah satu petaka itu adalah
hilangnya kandungan air tanah. Saat hutan gambut disulap menjadi hutan akasia,
dibuatlah kanal-kanal untuk mengeringkan tanah agar akasia dapat tumbuh. Dampaknya,
bila kandungan air habis, intrusi air laut akan terjadi, mengisi rongga-rongga
air yang hilang. Akibatnya, penduduk sekitar hutan tak bisa lagi memanfaatkan
sumurnya. Seperti yang dialami sumur-sumur masyarakat di Indragiri Hulu.
Pembukaan
hutan gambut biasanya juga memakai cara murah dan primitif, yakni dibakar. Cara
ini bisa membuat Riau menjadi produsen asap terbesar. Sekali hutan gambut
terbakar, butuh waktu lama untuk memadamkannya karena api bisa bersembunyi di
bawah tanah di lapisan gambut.
.
. . .
Disadur dari: Tempo,
16 Juli 2006
B. Anda
telah mencatat pokok-pokok isi artikel ”Rimba Gambut Menanti Ajal”. Sekarang
lakukan kegiatan berikut!
1.
Sampaikan isi
artikel secara lisan menggunakan bahasa yang baik dan benar!
2.
Sampaikan pula
informasi yang Anda anggap menarik dari artikel tersebut!
Lakukan kegiatan
berikut!
1.
Carilah sebuah
artikel di perpustakaan sekolah Anda dengan tema bebas!
2.
Fotokopilah artikel
tersebut!
3.
Pahami, kemudian
catatlah pokok-pokok isi artikel yang Anda temukan tersebut!
4.
Sampaikan
pokok-pokok isi artikel yang Anda baca kepada guru Anda!
5.
Sampaikan pula
hal-hal yang menarik dari artikel tersebut!
6.
Berikan pendapat
Anda mengenai masalah dari artikel tersebut!
7.
Simpanlah artikel
Anda dalam kliping pribadi! Suatu saat pastilah kliping Anda berguna.
Membaca Intensif Paragraf Deduktif dan Induktif
Anda akan membaca intensif paragraf berpola
deduktif dan induktif. Setelah itu, Anda akan mengidentifikasi frasa nominal
dalam paragraf tersebut. Anda juga akan mempelajari frasa.
Anda telah mengetahui permasalahan hutan gambut di
Sumatra dari sambutan yang telah disampaikan oleh ketua paguyuban Alas Wari.
Saat ini kawasan hutan gambut di Sumatra memang dalam kondisi yang
mengkhawatirkan. Untuk mengetahui kondisi hutan gambut tersebut, Anda dapat
membaca artikel ”Hutan Gambut Sumatra Terancam Musnah, Harus
Dilindungi”. Anda dapat membaca artikel tersebut secara
teliti dan saksama. Membaca dengan teliti dan saksama sering disebut membaca
intensif. Tujuan membaca intensif untuk menemukan gagasan pokok tiap paragraf.
Paragraf Induktif dan Deduktif
Sebelum membaca artikel, Anda akan memahami jenis
paragraf dalam bahasa Indonesia, di antaranya paragraf berjenis induktif dan
deduktif.
1.
Paragraf induktif
dimulai dengan uraian atau rincian hal-hal yang khusus. Kemudian, uraian
disimpulkan pada akhir paragraf. Kesimpulan merupakan hal yang bersifat umum.
Paragraf induktif disebut juga paragraf pengembangan khusus–umum.
2.
Paragraf deduktif
dikembangkan mulai dengan menuliskan gagasan utama atau pikiran utama pada awal
paragraf sebagai data yang umum, kemudian dijabarkan dalam beberapa pikiran
penjelas sebagai sesuatu yang khusus. Paragraf deduktif disebut juga paragraf
pengembangan umum–khusus.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan
dalam menentukan dan membedakan paragraf
pola khusus-umum dan umum-khusus sebagai berikut.
1.
Setiap paragraf
memiliki gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas.
2.
Gagasan utama
merupakan pokok pikiran yang menjadi dasar uraian dalam paragraf.
3.
Gagasan penjelas
merupakan uraian untuk memperkuat gagasan utama.
4.
Dilihat dari
letaknya, gagasan utama terletak di awal paragraf atau di akhir paragraf.
5.
Gagasan utama
terletak di awal paragraf disebut deduktif atau umum ke khusus.
6.
Gagasan utama
terletak di akhir paragraf disebut paragraf induktif atau paragraf khusus ke
umum.
Bacalah bacaan
berikut!
Perusakan Hutan akibat
Penebangan Industri
Dataran
rendah di Sumatra terdapat banyak hutan. Akan tetapi, saat ini banyak hutan
yang hancur akibat penebangan yang mengabaikan lingkungan. Padahal hutan
merupakan habitat terbesar bagi binatang-binatang, misalnya harimau sumatra dan
spesies lainnya. Akibatnya, binatang-binatang itu terancam punah. Akibat yang
lebih jauh adalah kerusakan ekosistem alam Sumatra. Selain itu, perusakan hutan
ini juga mengakibatkan terlepasnya jutaan karbon ke udara yang akan berpengaruh
secara signifikan terhadap perubahan iklim.
Salah satu hutan dataran rendah di Sumatra yang masih
tersisa adalah Kampar Peninsula. Luasnya 400 ribu ha di Provinsi Riau yang
merupakan kawasan dataran rendah terbesar. Namun, hutan ini terus dihancurkan
untuk memenuhi industri pulp and paper.
Secara bersama-sama industri pulp and
paper telah menghancurkan jutaan hektare hutan untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku industri kertas. Perusahaan itu mengkonversi hutan yang ditebanginya
menjadi perkebunan akasia. Dalam dua tahun terakhir, salah satu industri
tersebut telah mengkonversi 50 ribu hutan alam di hutan gambut di Kabupaten
Pelalawan. Selain itu, salah satu industri tersebut juga membuat jalan untuk
memasuki kawasan Kampar Peninsula yang terletak di daerah dengan kedalaman
gambut lebih dari tiga meter.
Penebangan
dan land clearing kawasan gambut akan
menyebabkan degradasi–kekeringan kawasan gambut dan bencana kebakaran. Karbon
yang dikeluarkan dari kawasan yang terbuka ini akan memberikan kontribusi yang
sangat besar bagi efek rumah kaca. Padahal di Provinsi Riau ini kawasan gambut
ini merupakan salah satu kawasan di seluruh dunia yang diharapkan mampu
menyimpan emisi karbon yang dikeluarkan energi fosil di seluruh dunia. Oleh
karena itu, mengacu pada kerentanan
ekologi terhadap kedalaman gambut, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
untuk melindungi kawasan serupa ini dari kerusakan maupun aktivitas penebangan
dan konversi.
Kerusakan
hutan gambut di kawasan Provinsi Riau ini juga menjadi perhatian besar
organisasiorganisasi lingkungan. Sebut saja organisasi lingkungan Friends of The Earth, WALHI, CAPPA dari
Indonesia dan ROBIN WOOD dari Jerman telah memberi peringatan kepada pemerintah
Indonesia. Organisasi-organisasi itu menyarankan agar pemerintah Indonesia
melindungi keunikan ekosistem hutan Sumatra dari kerusakan akibat penebangan
dan industri kertas. Jika tidak, hutan gambut terbesar di dunia yang terdapat
di Sumatra akan musnah akibat penebangan dan konversi dari lahan gambut menjadi
hutan tanaman industri.
. . . .
Disadur dari: www.walhi.com
A.
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Tentukan gagasan
utama setiap paragraf dan kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama!
2.
Temukan paragraf
induktif dan deduktif pada bacaan tersebut!
3.
Identifikasilah ciri
paragraf induktif dan deduktif pada bacaan tersebut!
4.
Selanjutnya,
jelaskan perbedaan antara paragraf induktif dan deduktif secara tertulis!
5.
Tulislah dalam buku
latihan Anda!
6.
Kumpulkan hasil
pekerjaan kepada guru Anda!
Macam-Macam Frasa
Frasa ialah satuan bahasa yang terdiri atas
dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi. Fungsi yang dimaksud
adalah subjek, predikat, objek, atau keterangan. Dalam kalimat, frasa hanya
menduduki satu fungsi sebagai subjek, predikat, objek, atau keterangan.
Menurut jenis atau kategori kata pembentuknya, frasa
terdiri atas jenisjenis berikut.
1.
Frasa nominal dibentuk
dari dua kata atau lebih dengan nominal atau kata benda sebagai intinya.
Contoh:
a.
sebuah mobil
Intinya: mobil
berkategori nominal atau kata benda.
b.
rumah mewah
Intinya: rumah
berkategori nominal atau kata benda.
2.
Frasa numeralia dibentuk
dari dua kata atau lebih dengan numeralia atau kata bilangan sebagai intinya.
Contoh:
a.
sebuah rumah
Intinya: sebuah
berkategori numeralia atau kata bilangan.
b.
tiga helai kertas
Intinya: tiga
(helai) berkategori numeralia atau kata bilangan (helai merupakan kata bantu bilangan).
3.
Frasa verbal dibentuk
dari dua kata atau lebih dengan verbal sebagai intinya. Contoh:
a.
sedang makan
Intinya: makan
berkategori verbal atau kata kerja.
b.
berjalan
perlahan-lahan
Intinya: berjalan
berkategori verbal atau kata kerja.
4.
Frasa ajektival dibentuk
dari dua kata atau lebih dengan ajektif atau kata sifat sebagai intinya.
Contoh:
a.
sedang marah
Intinya: marah
berkategori ajektif atau kata sifat.
b.
hitam sekali
Intinya: hitam berkategori ajektif atau kata sifat.
5.
Frasa adverbial dibentuk
dari dua kata atau lebih dengan adverb atau kata keterangan sebagai intinya.
Contoh:
a.
didorong dengan
keras
Intinya: dengan
keras berkategori adverb atau keterangan (cara).
b.
sekarang ini
Intinya: sekarang
dalam berkategori adverb atau keterangan (waktu).
6.
Frasa preposisional dibentuk
dari kata depan sebagai penanda yang diikuti dengan kata atau frasa lain
sebagai aksisnya.
Contoh:
a.
di sekolah
Di merupakan kata depan, sedangkan sekolah merupakan aksis yang mengikuti kata depan.
b.
kepada anaknya
Kepada merupakan kata depan, sedangkan anaknya merupakan aksis yang mengikuti kata depan.
B.
Buatlah frasa sesuai dengan jenisnya. Setiap jenis frasa
berilah dua contoh. Kemudian, gunakan frasa itu untuk membuat kalimat!
C.
Perhatikan kembali bacaan ”Hutan Gambut Sumatra Terancam
Musnah, Harus Dilindungi”!
1.
Catatlah frasa yang
terdapat dalam bacaan tersebut!
2.
Pilihlah frasa
nominal, kemudian identifikasikanlah!
3.
Tentukan inti setiap
frasa tersebut!
Menulis Resensi
Anda akan mengungkapkan dan
mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan resensi buku sastra.
Salah satu cara untuk mengetahui
nilai atau kualitas sebuah buku dengan jalan meresensi buku tersebut. Resensi
tidak hanya dilakukan untuk buku-buku fiksi. Buku-buku fiksi yang biasa
diresensi adalah novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, atau drama. Buku-buku
nonfiksi atau buku-buku ilmiah pun dapat diresensi. Salah satu contoh buku
ilmiah yang dapat diresensi, misalnya buku-buku yang mengulas hutan gambut.
Apa dan
bagaimana resensi itu? Silakan Anda menyimak uraian berikut!
Menulis Resensi
Sebelum menulis resensi, ada baiknya Anda
mengetahui apa dan bagaimana resensi. Menurut asal katanya, resensi berasal
dari kata bahasa Belanda recensie atau
bahasa Latin recenseo yang berarti
ulasan tentang buku, film, drama, ataupun kaset. Ulasan dalam resensi sifatnya
informatif karena menginformasikan kualitas objek yang diresensi, baik atau burukkah
objek tersebut. Dengan kata lain, resensi merupakan tulisan atau uraian mengenai
sebuah karya, terutama buku, baik fiksi maupun nonfiksi atau buku ilmiah.
Resensi dengan objek buku atau resensi buku harus memuat
hal-hal berikut.
1.
Identitas buku yang
meliputi judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tempat, dan tahun terbit.
2.
Macam atau jenis
buku yang berisi informasi tentang jenis buku yang diresensi. Termasuk jenis
apakah buku itu, fiksi atau nonfiksi?
3.
Menyajikan
keunggulan buku berupa unsur-unsur yang menarik dari buku yang diresensi.
Penulis resensi dapat mengulas hal-hal berikut.
a.
Organisasi buku yang
meliputi kerangka buku dan hubungan antarbagian (bab) dalam buku.
b.
Isi buku yang
mengulas tentang hal-hal yang disampaikan dalam buku tersebut. Jika yang
diresensi buku sastra, peresensi akan mengulas unsur intrinsik dan ekstrinsik
buku tersebut.
c.
Bahasa yang
digunakan untuk menyampaikan materi atau cerita dalam buku yang diresensi.
4.
Menyajikan kelemahan
buku, misalnya cacat fisik buku dan kelemahan sistematik, pembahasan, konsep,
atau jalan cerita yang disajikan dalam buku.
5.
Setelah selesai
meresensi, peresensi memberikan penilaian terhadap buku yang diresensinya. Agar
nilai yang diberikan benar-benar valid, peresensi dapat membandingkan buku yang
diresensinya dengan buku-buku sejenis lainnya.
Itulah pokok-pokok yang harus ada dalam
sebuah resensi buku. Pokok-pokok inilah yang merupakan prinsip-prinsip dalam
resensi buku. Resensi dapat disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.
Membaca dan memahami
isi buku yang akan diresensi.
2.
Menyampaikan atau
menyajikan fisik buku tersebut, seperti judul, pengarang, harga buku, penerbit,
tahun terbit, dan jumlah halaman.
3.
Menggambarkan isi
buku secara keseluruhan bab per bab, termasuk maksud dan tujuan penulisan buku.
4.
Membahas atau
mengkritik fisik buku tersebut, baik dari segi redaksi, desain grafis
(pemilihan huruf maupun ukuran huruf atau point
font) , perwajahan atau lay out,
maupun sampul atau kover.
5.
Memberi pendapat
tentang keunggulan dan kelemahan isi
buku tersebut. Apabila yang diresensi buku-buku fiksi, perlu diulas baik unsur
intrinsik, seperti: tema, tokoh, penokohan, alur, latar, amanat, serta bahasa,
maupun unsur ekstrinsik, seperti: nilai sosial, budaya, pendidikan, serta
pandangan hidup pengarang.
6.
Mengajak pembaca
untuk membaca buku tersebut beserta manfaat yang akan didapatkannya.
A. Pahami contoh resensi buku berikut!
1.
Tunjukkanlah
unsur-unsur resensi dalam contoh resensi berikut!
2.
Tulislah dalam buku
latihan Anda!
Malaikat di Kancah Perang
Dengan gaya surealistis, Danarto mengolok-olok perang SARA
sebagai rekayasa, komoditas, dan sekadar permainan.
Judul Buku : Asmaraloka
Pengarang : Danarto
Penerbit :
Pustaka Firdaus, Mei 1999
Tebal : xi + 247 halaman
Danarto,
suatu ketika, melalui cerpennya, bertutur tentang bocah-bocah sekolah dasar
menjaring Malaikat Jibril. Dan, ketika ia menunaikan ibadah haji (Orang Jawa Naik Haji, 1993) ia ingin
bertemu dengan malaikat di sekitar Kakbah. Lalu, dalam novel Asmaraloka ini, ia menghadirkan malaikat
dalam perang.
Perempuan
mengejar Malaikat Izrail yang memanggul jenazah Busro, suaminya. Demikian awal
kisah itu. Arum nama perempuan itu kehilangan jejak. Lalu ia ke pesantren Kiai
Mahfud, dan ia disarankan oleh Kiai untuk pergi ke parit berapi. Di pesantren
itu ia bertemu dengan Firdaus
Muhammad,
santri dua belas tahun yang mengaguminya. Parit berapi itu ada di medan perang.
Ia pun pergi ke sana. Juga Firdaus pergi ke kancah pertempuran, lalu bertemu
dengan Kiai Kadung Ora, kiai yang memiliki ajaran bahwa manusia dengan sendirinya adalah Allah; Allah adalah manusia yang mengejawantah, dan ia berbeda pendapat
dengan Kiai Mahfud. Soba, ibunya Firdaus, juga turut berperang, yang lalu
dijadikan ratu oleh setan. Juga Kiai Mahfud, pada akhirnya, mencari si santri
ke palagan untuk disuruh pulang memimpin pesantren, menggantikan dirinya
sebelum Malaikat Izrail mencabut nyawanya.
Jadilah
Firdaus, Arum, Kiai Kadung Ora, juga Kiai Mahfud luntang-luntung di kancah perang. Berbagai kejadian mereka alami.
Juga perdebatan antara Firdaus dan Kiai Kadung Ora dalam banyak hal. Kiai
nyentrik itu tewas lalu hidup kembali. Arum dan Firdaus sempat nyasar ke dunia damai. Lantas mereka
kembali ke bumi, tempat perang berlangsung. Arum melahirkan dua bayi kembar,
Ati dan Argo. Firdaus kemudian diculik Pasukan Kemenangan, pasukan setan yang
dipimpin Ratu Soba, lalu ia dijadikan putra mahkota, beristri dan beranak pinak
di Kerajaan Jingga.
Arum
tak menemukan jenazah Busro. Akhirnya ia pulang kampung dengan dua anak
kembarnya. Dan, Firdaus jatuh dalam penyesalan setelah menyadari bahwa dirinya
terjerumus ke kerajaan setan. Adapun Kiai Mahfud tak berhasil membawa Firdaus
pulang. Dan, Kiai Kadung Ora tetap menggelandang di palagan. Sementara itu
perang terus berlangsung, entah sampai kapan.
Di
usia dua puluh tahun, Ati pergi ke medan perang mencari jenazah ayahnya. Dan,
Argo ingin bergabung dengan pasukan malaikat.
Mengolok-olok Perang
Seperti
dalam cerpen-cerpennya, dalam novel ini pun Danarto menggunakan alur
penceritaan yang abstrak. Tokoh-tokohnya tidak hanya manusia, tetapi juga
malaikat, setan, angin, bahkan benda-benda mati yang bisa bergerak dan
berkomunikasi seperti dongeng. Juga tokoh-tokoh yang bersifat roh, pikiran,
gagasan, yang bisa membangun beragam aktivitas di luar ”kewajaran” dan logika.
Dengan piawai ia melenturkan fakta-fakta, bahkan meracik realitas faktual
dengan realitas imajiner. Realitas dalam karya Danarto haruslah dipahami
sebagai realitas yang berlapis-lapis. Itu sebabnya, pembaca selalu dihadapkan
pada multi-interpretasi.
Dengan
gaya fantastis-surealistis, sastrawan yang kental dengan ‘spiritualitas dari
tradisi’ ini seolah-olah mengolok-olok perang. Danarto menggambarkan: perang
sesama saudara ini bermula dari percekcokan biasa, lalu timbul perbedaan
pendapat. Ketika muncul seorang pakar ekonomi yang menguraikan soal tersedotnya
kekayaan daerah ke pusat, hingga daerah yang kaya itu hanya mewariskan
kemiskinan bagi warganya, bibit perang pun tumbuh. Berkembang menjadi perang
antarsuku, antaragama, antarras, dan antargolongan (SARA).
Perang
SARA ini disebutnya sebagai perang rekayasa, perang fatamorgana. Perang dan
tujuan perang itu sendiri tidaklah penting, karena tujuan perang itu tidak
jelas. Yang penting adalah permainan. Seperti pertandingan sepak bola, perang
jadi tontonan yang menarik sehingga jadi komoditas bagi biro pariwisata.
Sebuah
perang yang absurd, yang terpisah dari masyarakatnya. Dalam peperangan ini,
cerpenis, esais, perupa, dan kini novelis ini menghadirkan bermacam pasukan.
Ada pasukan etnis prajurit yang berhadapan dengan etnis bala tentara. Lalu ada
pasukan swasta: Pasukan Budha, Hindu, Islam, Kristen, komunis, sufi, Pasukan
Malaikat, Pasukan Kemenangan, yang tidak tahu harus melawan siapa. Di garis
depan mereka bisa saling membunuh.
Betapa pun surealistisnya, novel yang ditulis spontan ini
menarik untuk dibaca, seperti membaca dongeng, lengkap dengan pesan-pesan
moralnya.
Dan, Danarto
tetap menyentil realitas faktual yang terjadi di negeri ini. Mulai dari ajaran
Kiai Kadung Ora yang mengingatkan kita pada ajaran Syeh Siti Jenar atau Al
Halaj; pembantai yang menopang pemerintahannya selama 32 tahun dengan senyum;
sampai konflik SARA yang kerap terjadi di beberapa daerah.
Ngarto Februana Sumber:
www.geocities.com
B. Perhatikan
kembali resensi buku tersebut! Hal apakah yang diulas dalam resensi tersebut?
Catatlah inti permasalahan resensi tersebut! C. Berilah pendapat mengenai resensi tersebut!
Tugas Rumah
Sekarang
susunlah resensi sebuah buku atau novel! Untuk memudahkan membuat resensi, Anda
dapat mengacu pada langkah-langkah berikut.
1.
Menyebutkan fisik
buku atau novel yang Anda baca.
2.
Membuat sinopsis
atau ringkasan.
3.
Menuliskan identitas
buku, nama pengarang, tahun terbit, nama penerbit, kota penerbit, dan tebal
halaman.
4.
Menuliskan
keunggulan dan kelemahan buku atau novel tersebut.
5.
Menentukan
permasalahan dari buku atau novel yang Anda resensi.
Rangkuman
Indonesia memiliki wilayah yang berupa hutan
baik hutan kayu maupun hutan gambut. Hutan memberi manfaat bagi kehidupan
masyarakat. Kita harus melestarikan keberadaan hutan tersebut. Berbagai
informasi tentang cara menjaga kelestarian hutan dapat Anda peroleh melalui
majalah, koran, radio, televisi, berbagai pidato dan sambutan, diskusi, serta
seminar. Salah satu kegiatan untuk menyelamatkan hutan yaitu dengan menanam
sejuta pohon. Informasi ini dapat Anda dengarkan dalam sebuah sambutan pada
Teks Mendengarkan 1. Anda harus mendengarkan sambutan dengan saksama untuk
mendapatkan pokok isi sambutan secara tepat. Isi pokok sambutan meliputi
pembukaan, isi, dan penutup. Anda dapat mengubah pokok-pokok isi sambutan
menjadi informasi yang berbentuk paparan. Setelah menemukan pokok-pokok isi
sambutan, gabungkan pokok-pokok isi sambutan menggunakan kata hubung. Kemudian,
pokok-pokok isi sambutan tersebut dapat Anda kembangkan dalam beberapa kalimat.
Anda dapat mengemukakan topik artikel yang Anda pahami
kepada orang lain. Langkah-langkah menyampaikan topik antara lain membaca
secara utuh artikel, mencatat pokok-pokok isi artikel, mencatat topik yang
dibahas, memberikan tanggapan terhadap masalah dalam artikel, dan menyampaikan
secara lisan topik, masalah, serta tanggapan Anda.
Informasi mengenai keberadaan
hutan gambut dapat juga Anda peroleh dari membaca sebuah artikel. Artikel
biasanya terdiri atas beberapa paragraf.
Dalam bahasa Indonesia paragraf dibedakan menjadi
deduktif, induktif, dan campuran. Setiap paragraf memiliki gagasan utama.
Gagasan utama akan didukung oleh gagasan penjelas. Bagaimana menentukan sebuah
paragraf deduktif atau induktif? Caranya, Anda cukup mencari gagasan utamanya
terlebih dahulu. Jika gagasan utama dikembangkan pada awal paragraf sebagai
data umum, kemudian dijabarkan dalam beberapa kalimat penjelas (khusus) maka
paragraf tersebut adalah deduktif. Sementara itu, jika gagasan utama di akhir
paragraf (data umum) dan pada awal paragraf dijelaskan hal-hal yang bersifat
khusus maka paragraf tersebut adalah induktif.
Selain dari artikel, informasi mengenai hutan
gambut dapat Anda peroleh dari sebuah buku. Buku yang Anda baca dapat Anda buat
sebuah resensi. Resensi meliputi identitas buku (judul, pengarang, nama
penerbit, kota penerbit, dan tahun terbit). Anda dapat membuat resensi dengan
mengikuti langkah sebagai berikut.
1.
Membaca seluruh isi
buku.
2.
Membuat sinopsis.
3.
Menuliskan identitas
buku.
4.
Menuliskan
keunggulan dan kelemahan buku.
5.
Menentukan
permasalahan dari buku atau novel yang Anda resensi.
Refleksi
Cobalah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
dengan jujur. Jika Anda mampu, berarti Anda sudah memahami semua materi dalam
bab ini.
1.
Apakah yang dimaksud
dengan pokok-pokok isi pidato?
2.
Apakah yang dimaksud
dengan topik artikel? Berilah contohnya!
3.
Apakah ciri-ciri
paragraf induktif dan deduktif? Berilah contohnya!
4.
Bagaimana
langkah-langkah meresensi sebuah buku?