Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
oleh anggo-ta suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:88)
Fungsi Bahasa
• Fungsi
kemasyarakatan
• Fungsi
perorangan
• Fungsi
kebudayaan
• Fungsi
pendidikan
Bahasa Indonesia
Kedudukan Bahasa
Indonesia
• Sumpah
pemuda 28 Oktober 1928
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.”
• Pada
pasal 36 UUD 1945
“Bahasa negara adalah bahasa Indonesia.”
• Kedudukan
bahasa Indonesia:
– bahasa
nasional : identitas kenasionalan
– bahasa
negara : alat komunikasi resmi
kenegaraan
Fungsi Bahasa Indonesia
• sebagai
bahasa nasional, fungsi BI:
– lambang
kebanggaan kebangsaan
– lambang
identitas nasional
– alat
pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budayanya
– alat
perhubungan antardaerah, budaya, dan bahasa
• sebagai
bahasa negara, fungsi BI:
– bahasa
resmi negara (untuk keperluan pemerintahan, pengadilan)
– bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan
– alat
perhubungan tingkat nasional
– alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,, dan teknologi
Ragam Bahasa
• Berdasarkan
waktu dan ruang
– idiolek/aksen
– dialek/logat:
dialek geografi/regional, dialek temporal
• Berdasarkan
pokok masalah/bidang penggunaan
– undang-undang
– jurnalistik
– sastra
– ilmu
• Berdasarkan
situasi/suasana penggunaan
– resmi
– tidak
resmi
• Berdasarkan
sarana/medium
– Lisan
– tulis
• Berdasarkan
latar belakang sosial
– tingkat
pendidikan
– Usia
– Status
sosial
Ragam Ilmiah
• termasuk
ragam baku
• digunakan
dalam suasana resmi (mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku)
• bukan
suatu dialek
• banyak
digunakan kata-kata istilah
• lebih
berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan
• hubungan
gramatikal antara unsur-unsurnya bersifat padu atau kohesif
• hubungan
semantik antarunsurnya bersifat logis atau koheren
• lebih
diutamakan penggunaan kalimat pasif karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih
dikemukakan daripada pelaku perbuatan
• konsisten
dalam segala hal
Dengan kata lain…
• Jelas
• Ringkas
• Lengkap
• Teliti
• Tersusun
• Menyatu
Bagaimana dengan ini?
• Hari ini
ibu guru baru datang pada pukul 10.00.
• Orang itu
melihat laki-laki dengan teropong.
• Kesebelasan
sepak bola kita kalah karena memang belum waktunya menang.
• Tarif
parkir terpaksa dinaikkan karena memang sudah lama tidak naik.
• Ragam
apakah ini?
• Dokter
maut Inggris bunuh 250 pasien
• Akbar
acungi jempol kepada Mega
• Kepolisian
Resort Banyumas menduga kuat pembunuh Ny. Mukinah warga Dusun Keradenan, Desa
Banteran, Sumbang, Banyumas, tak lain Kam, suami korban sendiri.
• Wapres ke
Aceh 19 Desember
• Suami
digaet WIL
• Dampak KA
anjlok, jadwal belum normal
• Jayapura,
tuan rumah kongres perempuan
• Harga
minah melambung tinggi
• HAM dan
agenda reformasi tersisa
• Sementara
itu, Lenneberg (Dardjowidjojo, 2008) menemukan bahwa otak berada dalam kondisi
paling siap dalam memahami bahasa pada usia dua tahun hingga masa pubertas.
Usia pemerolehan bahasa setelah 5 tahun dianggap tidak sespektakuler
sebelumnya. Adapun tahap perkembangan bahasa (Steinberg dkk., 2001:1—11) adalah
(1) dekutan ke celotehan (cooing ke babbling), (2) tuturan holofrastik, (3)
tuturan telegrafik, kemudian (4) tuturan morfemik. Pada usia 7 bulan bayi mulai
berceloteh (dengan pengulangan silabe, seperti papa, mama, baba). Kata pertama
biasanya muncul pada usia bayi 4—18 bulan, namun rata-rata 10 bulan
(perkembangan otot mulut dan perkembangan otak).
• Sistem
pertanian Jawa tradisional merupakan salah satu sistem pertanian yang pusat
perhatiannya adalah masalah organisasi tenaga kerja. Dengan jumlah penduduk
relatif kecil, tanah vulkanis yang cukup subur dan persediaan air yang cukup
melimpah, baik kesuburan tanah maupun masalah penanaman modal yang
berbeda-beda, bukan merupakan masalah yang serius. Masalah utama adalah
bagaimana mengorganisasi tenaga kerja dari daerah pedesaan yang cukup besar
jumlahnya, yang dibutuhkan untuk menggarap sawah di dalam petak-petak yang sudah
diairi.
• Pernah
dengar “anak kolong”? Nah, dulu aku inilah salah satu modelnya. Garnisun divisi
II Magelang (ucapkan: MaKHelang). Bukan divisi TNI dong. Kan aku sudah bilang:
totok. Jadi KNIL. Jelas kolonial, mana bisa tidak. Papiku loitenant keluaran
Akademi Breda Holland. Jawa! DAN Keraton! Semula tergabung dalam Legium
Mangkunegara. Tetapi Papi minta agar dimasukkan ke dalam slagorde langsung di
bawah Sri Baginda Neerlandia saja. (Ratu Wilhelmina kala itu). Tidak usah
dibawahi raja Jawa. Terus terang Papi tidak suka pada raja-raja Inlander,
walaupun konon salah seorang nenek canggah atau gantung-siwur berkedudukan
selir Keraton Mangkunegaran.
(Mangunwijaya, 1981:3)
• Tersangka
adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana (KUHAP: Bab I pasal 1 ayat
14).
• Terdakwa
adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan diadili di sidang
pengadilan (KUHAP: Bab I pasal 1 ayat 15).
• Terpidana
adalah seorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap (KUHAP: Bab I pasal 1 ayat 32).
• Barangsiapa
menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan di muka umum tulisan, gambaran
atau benda yang telah diketahui isinya dan yang melanggar kesusilaan; atau
barangsiapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan, atau ditempelkan di
muka umum, membikin tulisan, gambaran atau benda tersebut, memasukkannya ke
dalam negeri, meneruskannya ke dalam negeri, meneruskannya, mengeluarkannya
dari negeri, atau mempunyainya dalam persediaan; ataupun barangsiapa secara
terang-terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkannya,
atau menunjukkannya sebagai bisa didapat, diancam dengan penjara paling lama
satu tahun enam bulan atau denda paling tinggi tiga ribu rupiah (KUHP: Bab XIV
pasal 282 ayat 1).
Ragam Ilmu = Ragam Baku
Ragam apakah ini?
1. Pissss ☺:P ;)
2. Mangan
oskab ngalam yuuuk…
3. Kiri!
anggur anggur….
4. Udh spe
mn? Mf td g smpt nganter. Ttdj ya!...
5. Cemungudh
ea kakaq…
6. Ufgh….
Chowwy bgtzz…
7. Piye
kabare dab?
Fungsi Ragam Bahasa Baku
• Alat
pemersatu
• Penanda
kekhasan
• Penanda
prestise
• Kerangka
acuan
• pe +
ramah > peramah pe + guna > pengguna
• pe +
rokok >
perokok pe
+ ukur >
pengukur
• pe +
rintis >
perintis pe
+ kail >
pengail
• pe +
reda >
pereda pe
+ amat > pengamat
Kaidah Imbuhan Me- dan Pe-
1. Me- /Pe-
l,
r, w, y, misal:
melamar
2. Men-
/Pen-
c,
d, j, t misal:
mencari
3. Mem-
/Pem-
b,
f, p, v misal:
membaca
4. Meny-
/Peny-
s
misal:
menyapu
5. Meng-
/Peng-
g,
h, k, kh, vokal misal:
menghirup, mengambil
6. Menge-
/Penge-
kata
t.a 1 silabe misal:
mengetes
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
• bahasa
Indonesia yang baik adalah
• sesuai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku, yaitu sesuai dengan situasinya
Situasi
formal à bahasa formal, bahasa baku
Situasi
nonformal à bahasa percakapan, bahasa sehari-hari
• bahasa
Indonesia yang benar adalah
• sesuai
aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia baku, yaitu sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku
• bahasa
Indonesia yang baik dan benar
• sesuai
dengan fungsi dan situasinya, serasi dengan sasaran, dan mengikuti kaidah bahasa
yang benar