5 Sindrom Yang Selalu Menghancurkan 95% Pengusaha

Tags

berikut 5 sindrom yang selalu menggagalkan banyak pengusaha

Sindrom pertama (Uang perusahaan = Uang Pribadi)

Uang 

Paham yang mengatakan bahwa uang perusahaan adalah uang pribadi adalah salah sama sekali. Aksi ini ibarat seperti Anda mencuri uang perusahaan sendiri. Perusahaan dan individu adalah dua entitas yang berbeda. Jadi, tindakan menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi mampu melumpuhkan bisnis Anda. Ada beberapa pengusaha berpendapat bahwa uang yang masuk ke rekening perusahaan adalah keuntungan dan sebagai pemilik perusahaan, mereka bebas membelanjakan uang tersebut untuk apa saja termasuk untuk hal yang tidak menguntungkan bisnis. Efek dari tindakan ini dapat dilihat ketika di saat perusahaan membutuhkan anggaran tambahan, dan ketika itu duit yang ada tidak memadai karena sudah habis dibelanjakan untuk kepentingan pribadi.



Sindrom kedua (Mulailah bisnis dengan uang pinjaman)

kredit

Memang ada banyak jalan pintas untuk mencari modal untuk memulai bisnis. Ini termasuk pinjaman dari bank dan sebagainya. Seeloknya, hindari memulai bisnis Anda dengan menggunakan uang pinjaman karena hal ini akan menempatkan Anda di dalam situasi tertekan. Fokus Anda untuk mengembangkan bisnis akan terganggu karena sibuk memikirkan tentang beban utang yang tidak tertahankan karena hasil keuntungan tidak seberapa. Pinjaman bank seeloknya digunakan ketika bisnis sudah stabil, bukan ketika Anda ingin memulai bisnis itu sendiri.



Sindrom ketiga (Gagal berencana)

Mereka yang gagal merencanakan sebenarnya merencanakan untuk gagal. Mungkin ada yang sudah berencana, tetapi rencana yang dibuat tidak jelas dan spesifik. Sebagai contoh; Mr A menargetkan untuk mencapai keuntungan di akhir tahun. Namun, terlihat ia tidak meletakkan target keuntungan yang ingin dicapai, bahkan cara untuk merealisasikan sasarannya juga tidak dirinci dengan benar. Sasarannya hanya terawang awang di atas kepala dan tidak dikaji, disaring, dan dipersembahkan dahulu di atas kertas.



Sindrom keempat (Kurang ilmu bisnis)

ilmu

Para pengusaha harus rajin untuk menambah ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu agar tidak mudah ditipu. Semakin kurang ilmu seseorang, semakin mudah untuk dia diperdaya. Banyak para pengusaha yang sanggup mengeluarkan modal berpuluh ribu ringgit tapi bisnisnya tetap tidak berhasil. Dalam berbisnis, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan seperti strategi pemasaran, pemilihan lokasi dan sebagainya. Ilmu bisnis ini tidak hanya tersedia dengan menghadiri seminar atau kursus, tetapi dapat juga diperoleh dari buku-buku bisnis yang ditulis oleh para ahli industri.



Sindrom kelima (Sikap negatif pengusaha itu sendiri)

Ada segelintir pengusaha yang memiliki sikap negatif seperti tamak, hasad dengki dan sebagainya. Harus diingat, ketika tamak dan hasad dengki mulai menguasai diri, Anda mulai tersasar jauh dari landasan yang benar. Hal ini tidak hanya mampu menggoyahkan bisnis Anda, bahkan dapat membuat bisnis Anda bertemu dengan kegagalan. Ada juga para pengusaha yang mengambil mudah aspek persaingan dan terlalu yakin dengan keuntungan diri sendiri. Mereka bukan saja tidak kompetitif bahkan tidak berusaha dalam meningkatkan kualitas produk atau layanan mereka.

Artikel Terkait