Topik : Sopan Santun
Tujuan : Untuk mengingatkan pembaca, terutama
kepada para remaja bahwa sopan santun
para remaja Indonesia yang semakin berkurang
Kerangka : 1. BAB I - Pendahuluan
1.1 Pengertian sopan santun
1.2 Kurang pedulinya remaja terhadap sesama
1.3 Sopan santun sebagai ciri khas negara
Indonesia
2. BAB II – isi
2.1 Contoh – contoh kebiasaan yang menyimpang
sopan santun
2.2 Penerapan sopan santun
2.3 Faktor internal penyebab lunturnya sopan santun
2.4 Faktor eksternal penyebab lunturnya sopan
santun
2.5 Fakta – fakta lunturnya sopan santun remaja Indonesia
2.6 Peranan orang tua dalam membentuk karakter
kesopanan anak
2.7 Perlunya pendidikan karakter
3. BAB III – Penutup
3.1
Kesimpulan
3.2 Curahan penulis
3.3 Refrensi
Lunturnya Sopan Santun Remaja
Indonesia
Secara etimologis sopan santun
berasal dari dua buah kata, yaitu kata sopan dan santun. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, sopan santun dapat diartikan sebagai hormat dengan tak lazim
(akan,kepada) tertib menurut adab yang baik. Atau bisa dikatakan sebagai
cerminan kognitif (pengetahuan). Sedangkan santun berarti halus dan baik (budi
bahasanya, tingkah lakunya), sopan, sabar, tenang. Atau bisa dikatakan cerminan
psikomotorik (penerapan pengetahuan sopan ke dalam suatu tindakan). Jika
digabungkan kedua kalimat tersebut, sopan santun adalah pengetahuan yang
berkaitan dengan penghormatan melalui sikap, perbuatan atau tingkah laku, budi
pekerti yang baik, sesuai dengan tata krama, peradaban, kesusilaan.
Banyak yang mengutarakan
berpendapat dari kalangan tua bahwa anak muda sekarang kurang menghargai
sesama, rasa empati kepada yang seharusnya dihormati seperti orang yang lebih
tua dinilai menipis. Salah satu contohnya yang mudah di jumpai dan dilihat adalah di bis umum, para pemuda khususnya
pelajar laki-laki membiarkan orang tua, atau ibu yang sedang menggendong
anaknya berdiri, sementara anak muda memilih tetap duduk di kursi dalam bis
umum. Mereka hanya mau berdiri jika diingatkan oleh kernet bus.
Sopan santun, atau juga dikenal
sebagai tata krama, merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat Indonesia.
Dari dulu, bangsa Indonesia dikenal dengan keramahannya, kesopanannya, serta
adat istiadat yang dijunjung tinggi. Tetapi, apabila kita amati saat ini banyak
terjadi perubahan sikap, gaya hidup para remaja yang mulai meninggalkan sopan
santun. Banyak perilaku dan gaya hidup dilakukan remaja meniru budaya asing
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita dan mereka menganggapnya
sebagai hal biasa.
Seiring dengan perkembangan zaman
memang dapat dikatakan bahwa tingkat kesopanan remaja indonesia semakin
berkurang, khususnya di daerah kota yang tampak jelas perbedaannya. Fenomena
yang salah kaprah adalah sekarang banyak anak perempuan di daerah kota yang
berpakaian minim seperti bercelana pendek ketat, memakai rok mini dengan baju
ketat yang sangat bertentangan dengan dengan norma kesopanan. Mereka meniru
budaya asing yang dianggapnya keren. Di majalah, televisi ataupun internet,
kebanyakan orang melakukan tindakan yang tidak sopan, namun sudah dianggap
biasa karena terpengaruh budaya asing. Dalam lingkungan sekolahpun khususnya di
sekolah menengah atas yang seharusnya lebih dewasa, para siswa mulai kurang
menghargai gurunya. Saat pelajaran berlangsung mereka asyik dengan teman
sebangkunya tanpa memperdulikan guru yang sedang mengajar. Saat pelajaran ada
yang menggunakan laptop. Bukan untuk mencari file-file tentang pelajaran
melainkan untuk ngegame. Hal-hal seperti itu membuat guru merasa tidak
dihargai. Inilah beberapa contoh perilaku kesopanan yang mulai luntur di
kehidupan remaja. Memang masih banyak orang-orang bangsa Indonesia yang masih
menjunjung tinggi dan berpegang teguh pada kesopanan dan tata krama, akan
tetapi masih lebih banyak lagi orang-orang yang melupakan kesopanan dan tata
krama tersebut. Secara tidak langsung hilangnya kesopanan atau tata krama,
dapat berdampak besar bagi kehidupan kita, perilaku yang seharusnya di ajarkan
orang tua sejak kecil. Terkikisnya perilaku kesopanan ini dapat menghilangkan
jati diri kita sebagai bangsa yang berbudi luhur, yang hebat karena budayanya.
Namun sebenarnya ini permasalahan sepele yang berakibat sangat buruk jika kita
tidak menyikapinya dengan kesadaran penuh.
Sebenarnya perilaku kesopanan
harus dilakukan dimana saja dan dalam kondisi apapun. Sopan santun merupakan
warisan dari nenek moyang kita, namun bukan hanya sebagai warisan tetapi telah
menjadi kepribadian dan jati diri kita. Walaupun tingkat sopan santun di setiap
daerah berbeda, namun tidak akan sama dengan budaya barat yang lebih ekstrim
dan dapat dikatakan sebagai budaya bebas.
Lunturnya sopan santun dapat
terjadi karena faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat
berasal dari diri sendiri, keluarga, teman pergaulan, lingkungan sekitar maupun
media massa. Dari faktor internal
tersebut kita melakukan interaksi atau hubungan sosial. Dari hubungan sosial
tersebut biasanya yang paling mempengaruhi lunturnya kesopanan adalah keluarga.
Jika dari dalam keluarga kita tidak mendapat bimbingan tentang kesopanan secara mendalam maka di pergaulan
kita dapat dikucilkan karena dianggap tidak baik. Akhirnya kita akan mencari
teman yang sesuai dengan perilaku kita yang sama-sama kurang baik, maka
pergaulan kita akan lebih bertambah buruk lagi. Sebenarnya pendidikan di
sekolah tentang kesopanan sudah cukup, namun jika dari keluarga kurang
bimbingan tentang kesopanan maka kita akan sulit menerima bimbingan-bimbingan
tentang kesopanan disekolah karena kita sudah terbiasa dengan kebiasaan yang
dilakukan didalam keluarga.
Selanjutnya adalah faktor
eksternal yang dapat melunturkan sopan santun kita seperti mengikuti kebudayaan
lain. Salah satunya adalah kebudayaan barat yang dalam anggapan remaja adalah
sesuatu yang keren, lebih modern padahal dari kebudayaan tersebut lebih banyak
hal-hal negatifnya ketimbang positifnya
dan ironisnya para remaja lebih banyak memilih mengambil hal-hal negatif dari
kebudayaan tersebut, hanya sebagian saja yang mengambil hal-hal
positifnya. Salah satu kebiasaan dalam
keluarga yang terkadang kita lakukan adalah memanggil kakak ataupun saudara
yang lebih tua dengan menyebut namanya saja. Hal seperti itu dianggap sudah
biasa padahal itu tidaklah sopan sama sekali. Dalam budaya barat memanggil
orang tua seperi ayah atau ibu dengan menyebut namanya saja. Tentu itu
sangatlah tidak sopan dengan kebiasaan kita yang menjunjung sopan santun dan
tata krama. Selain itu kebiasaan berpakaian di luar negeri juga sangat berbeda.
Mereka memakai bikini di luar merupakan hal yang biasa, namun itu sangat tidak
sopan jika kita menirunya. Selanjutnya jika kita bertemu dengan teman lawan
jenis dan kemudian berciuman, itu juga
sudah biasa di kalangan orang barat, itu sangat tidak sopan dan tidak sesuai
dengan kesusilaan. Dengan masuknya kebudayaan barat yang sangat ekstrim dan
tidak lazim tersebut menunjukkan bahwa kita tidak dapat memilih secara selektif
yang mengakibatkan lunturnya sopan santun para remaja Indonesia.
Fakta-fakta yang dapat
menunjukkan bahwa tingkat sopan santun remaja Indonesia mulai luntur salah
satunya adalah ketika dahulu. Para remaja sangat sopan dengan orang yang lebih
tua. Jika mereka bertemu dengan orang tua akan berjabat tangan dan menundukkan
diri dan bertutur kata sangat sopan, jika dalam kebudayaan jawa mereka
berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan Bahasa Jawa Krama yang
menunjukkan remaja tersebut sangat menghormati orang yang lebih tua tersebut.
Selain itu jika dinasehati, para remaja zaman dahulu mendengarkannya dengan
baik-baik, tidak melarikan diri ketika dinasihati, tidak membantah apa yang
dikatakan oleh orang tua. Kebiasaan berpakaian remaja putri zaman dahulu masih
memakai pakaian rapi yang menutupi auratnya. Tentu saja semua itu sangat
berbeda dengan zaman sekarang, banyak remaja yang berlaku tidak sopan kepada
orang tua. Ketika bertemu tidak memberi salam seperti tak acuh. Berani
membantah ataupun memotong pembicaraan orang tua. Berbicara kepada orang tua
menggunakan bahasa yang tidak sopan, jika dalam kebudayaan jawa mereka
berbicara kepada orang tua menggunakan Bahasa Jawa Ngoko, yaitu bahasa yang
kurang sopan jika digunakan untuk berbicara kepada orang tua dan bisa di anggap
tak tahu adab. Bahasa itu seharusnya digunakan untuk sesama teman sebaya.
Selain itu penggunaan bahasa alay ala remaja yang saat ini sedang ngetren namun
tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Para golongan tua menganggap
bahasa alay tersebut adalah sesuatu yang dinilai kurang sopan, selain itu juga
dapat merusak bahasa nasional kita.
Lunturnya sopan santun dan tata
krama para remaja tersebut, dapat mengakibatkan berubahnya budaya bangsa
Indonesia menjadi lebih buruk lagi. Karena itu peranan orang tua sangat
dibutuhkan untuk membentuk karakter kesopanan kepada anak dan membantu untuk
mengajari etika yang baik kepada anak yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari karena pembelajaran tentang etika tidak dapat dilakukan secara
singkat, melainkan secara bertahap. Orang tua dapat mengajari tentang kesopanan
sedikit demi sedikit agar anak tidak merasa bosan. Sebisa mungkin tetap berlaku
halus namun tetap tegas agar anak dapat mengetahui batasan terhadap suatu
perbuatan. Dengan demikian mereka tidak akan melakukan lagi hal yang sama.
Penanaman moral tentang agama juga harus dilakukan sejak kecil karena merupakan
hal yang sangat penting untuk membentuk karakter anak yang berakhlak mulia.
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, maknanya sama dengan moral
dan etika.
Pendidikan karakter adalah usaha
sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai sehingga tertanam dalam diri
seseorang yang mendorong dan terwujud dalam sikap dan perilaku yang baik.
Pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian dan sopan santun dilakukan
tidak hanya di sekolah, tetapi juga dilakukan di dalam keluarga dan lingkungan
masyarakat. Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan oleh anak-anak hingga
remaja, tetapi juga dilakukan oleh orang dewasa. Pendidikan karakter yang di
lakukan pemerintah saat ini bertujuan untuk membentuk karakter bangsa yang
berbudi luhur yang harus kita dukung dan kita terapkan untuk semua.
Kesimpulan
Sopan santun remaja yang kini
mulai luntur dibutuhkan perhatian dari generasi tua untuk membantu menanamkan
karakter kesopanan remaja dan akhlak agama yang baik. Penanaman akhlak agama
juga dilakukan untuk membentuk karakter kesopanan pada anak sejak kecil. Selain
itu pendidikan karakter yang di gembor-gemborkan oleh pemerintah juga
diperlukan untuk membentuk karakter remaja yang berbudi luhur yang mengetahui
tata krama dan sopan santun.
Kita sebagai remaja juga harus
sadar diri jika perilaku kita ini memang sudah mulai luntur karena ulah tingkah
kita sendiri. Banyak kritik dari golongan tua jika sopan santun kita mulai
hilang dan kenyataannya memang iya. Mulailah dari diri sendiri untuk merubah
perilaku itu. Biasakanlah untuk bertutur kata menggunakan bahasa yang benar
dan berperilaku sopan. Cobalah melakukan
hal apapun dengan kedisiplinan dan penuh tanggung jawab. Dengan begitu hidup
kita akan teratur, tidak meninggalkan sopan santun, menjaga tata krama dan bisa
menghargai orang yang lebih tua.
Penulis memilih topik ini untuk
mengingatkan para remaja karena tingkat kesopanan dan tata krama mereka mulai
luntur dan banyak kritikan dari golongan tua tentang menurunnya sopan santun
para remaja. Penulis juga sering melihat banyaknya remaja khususnya remaja laki-laki
di bis umum yang membiarkan wanita, orang lanjut usia di biarkan berdiri
sedangkan mereka tetap duduk seperti tak acuh membiarkan orang yang lebih tua
berdiri. Mereka hanya mau berdiri jika kernet bus mengingatkannya. Seharusnya
kita sebagai remaja lebih sadar diri dan merasa sangat malu jika hanya untuk
melakukan hal seperti itu harus di ingatkan, apalagi yang mengingatkan adalah
seorang kernet bis.
Refrensi sumber:
·
http://www.infodiknas.com/%E2%80%9Csopan-santun%E2%80%9D-sebuah-budaya-yang-terlupakan.html
·
http://inunk2609.multiply.com/journal/item/49?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
·
http://novianaika.wordpress.com/category/kehidupan-remaja/
·
http://azaislamic.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
·
http://www.perempuan.com/read/mengajarkan-anak-sopan-santun
·
http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-pendidikan-karakter-dalam-dunia-pendidikan/
·
http://juprimalino.blogspot.com/2012/04/definisi-pengertian-pendidikan-karakter.html