A.
Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, kitab yaitu buku : bacaan : wahyu Tuhan yang
dibukukan. Sedangkan iman yaitu keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi,
kitab dst : ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin. Yang dimaksud
iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah
SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan
kepada umatnya sebagai pedoman hidup (petunjuk) bagi umat manusia supaya dapat
meraih kebahagian di dunia dan di akhirat. Kita wajib beriman bahwa setiap
hukum yang telah disampaikan para rasul kepada umat manusia itu atas perintah
yang mereka terima langsung atau dengan perantaraan malaikat. Beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat
285:
Artinya:
Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah,malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya .” (Q.S. Al
Baqarah (2) : 285)
Beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab
Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran terhadap
salah satu kitab Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap kitab-kitab Allah.
Mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada Rasulullah, para
Malaikat dan kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam tetapi mengingkari iman
kepada kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar dari islam).
Sebab
itu, kita wajib beriman kepada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim
dan Nabi musa berupa suhuf-suhuf atau lembaran- lembaran (Q.S. 53 : 36-37),
Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa ( Q.S. 5 : 44), Zabur yang diturunkan
kepada Nabi Daud (Q.S. 17 : 55), Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra
maryam (Q.S. 5 : 44), dan yang terakhir yaitu kitab Al Qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S. 3 : 2-4) Iman kepada kitab-kitab Allah dahulu
berarti kita wajib percaya bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan
kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya, iman yang tidak mengharuskan
kita untuk mengikuti dan patuh terhadap perundang-undangannya. Sebab
perundang-undangan kitab-kitab suci yang dahulu telah terhapus, telah
digantikan dengan perundang-undangan Al Qur’an. Maka Al Qur’anlah satu-satunya
kitab yang sekarang kita ikuti dan kita imani.
B.
Dalil-Dalil Wahyu
1. Perintah Allah Ta'ala untuk beriman kepada
Kitab-Kitab-Nya dan penjelasan Allah tentang kitab-kitab tersebut. Allah Ta'ala
berfirman,
• "Hai orang-orang yang beriman,
tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dna kepada kitab yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya."
(An-Nisa': 136).
• "Dia menurunkan Al-Kitab
(Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya membenarkan kitab yang telah diturunkan
sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al-Qur'an), menjadi
petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan." (Ali Imran: 3-4).
• "Dan Kami telah turunkan
kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya,
yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain." (Al-Maidah: 48).
• "Dan Kami berikan Zabur kepada
Daud." (An-Nisa: 163).
• "Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini
benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Al-Qur'an dibawa turun oleh
Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhamma) agar kamu menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang
jelas. Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab
orang yang dahulu." (Asy-Syua'ra': 192-196).
• "Sesunguhnya ini benar-benar
terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu. (Yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan
Musa." (Al-A'la: 18-19).
2.
Penjelasan Rasulullah saw. tentang kitab-kitab tersebut dalam banyak sekali
hadits, misalnya,
• "Sesungguhnya keberadaan kalian
terhadap orang-orang sebelum kalian ialah seperti waktu antara shalat Ashar
dengan terbenamnya matahari. Pemeluk Kitab Taurat diberi Kitab Taurat, kemudian
mereka mengamalkannya hingga pertengahan siang, kemudian mereka tidak mampu
melaksanakannya kemudian diberi uang satu qirath satu qirath (pecahan uang
dinar). Pemeluk Kitab Injil diberi Kitab Injil, kemudian mereka mengamalkannya
hingga shalat Ashar dikerjakan, kemudian mereka tidak mampu mengamalkannya,
kemudian mereka diberi uang satu qirath satu qirath. Kemudian kalian diberi
Al-Qur'an, kemudian kalian mengamalkannya hingga matahari terbenam, kemudian
kalian diberi uang dua qirath dua qirath. Para Ahli Kitab berkata, ‘Mereka
lebih sedikit amal perbuatannya daripada kami, namun lebih banyak pahalanya,'
Allah berfirman, ‘Apakah Aku mengurangi sedikitpun dari hak kalian?' Mereka
menjawab, ‘Tidak'.
• Allah berfirman, 'Itulah karunia-Ku
yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki'. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
• "Bacaan diperingan bagi Nabi
Daud, kemudian ia memeritnahkan hewannya diberi pelana, kemudian ia membaca
Taurat atau Injil sebelum hewannya diberi pelana, dan ia tidak akan makan
kecuali dari hasil kerja tangannya sendiri." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
• "Tidak boleh dengki, kecuali
kepada dua orang: Orang yang diberi Al-Qur'an oleh Allah, kemudian ia
membacanya di pertengahan malam, dan pertengahan siang. Dan orang yang diberi
harta, kemudian ia menginfakkannya di pertengahan malam, dan di pertengahan
siang." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
• "Aku tinggalkan pada kalian
selagi kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan sesat, yaitu
Kitabullah, dan Sunah Rasul-Nya." (Diriwayatkan Al-Hakim. Hadits ini
shahih).
• "Kalian jangan membenarkan Ahli
Kitab, dan jangan mendustakan mereka. Namun ucapkanlah, ‘Kami beriman kepada
apa yang diturunkan kepada kami dan diturunkan kepada kalian, Tuhan kita, dan
Tuhan kalian adalah satu, dan kita menyerahkan diri kepada-Nya'."
(Diriwayatkan Al-Bukhari).
3.
Keimanan jutaan ulama, orang-orang bijak, dan orang-orang beriman di setiap
zaman dan tempat, dan keyakinan kuat mereka bahwa Allah Ta'ala telah menurunkan
kitab-kitab yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya, manusia terbaik pilihan-Nya.
C.
Dalil-Dalil Akal
1. Kelemahan manusia dan kebutuhannya kepada
Tuhan mereka dalam memperbaiki jasmani dan ruhaninya. Itu menghendaki penurunan
kitab-kitab-Nya, yang berisi undang-undang dan hukum-hukum, yang mewujudkan
kesempurnaan pada manusia dan apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan dunia
mereka dan kehidupan akhirat mereka.
2. Para
rasul adalah mediator antara Allah Ta'ala dengan hamba-hamba-Nya. Para rasul
tersebut tidak berbeda dengan manusia lainnya yang hidup pada zaman tertentu,
kemudian meninggal dunia. Jika mereka tidak memiliki risalah yang dikandung
kitab tertentu, pastilah risalah mereka hilang begitu saja bersamaan dengan
kematian mereka. Dan manusia sepeninggal mereka hidup tanpa risalah dan tanpa
mediator. Akibatnya, hilanglah tujuan utama wahyu dan risalah. Tidak diragukan
lagi, bahwa kondisi ini menghendaki penurunan kitab-kitab Ilahiyah.
3. Jika
rasul menyeru kepada Allah Ta'ala tidak membawa Kitab dari Tuhannya, yang di
dalamnya terdapat undang-undang, petunjuk, dan kebaikan, maka dengan mudah
manusia mendustakannya dan mengingkari risalahnya. Jadi, kondisi ini
menghendaki penurunan Kitab-Kitab Ilahiyah untuk menegakkan hujjah pada
manusia.
Kelebihan
Alquran atas Kitab-Kitab sebelumnya:
1. Dari segi turunnya: AlQuran diturunkan
kepada Muhammad SAW dengan Haq, kemudian para sahabat memperolehnya dengan cara
hafalan dan ditulis. (بالحق أنزلناه وبالحق نزل ) (Al isra" :105)
2. Kandungan AlQuran sempurna, Yaitu
menjadi pertimbangan kebenaran terhadap kitab-kitab sebelumnya, Apa-apa yang
sesuai dengan Alquran maka itulah yang Haq. (و انزلنا إليك الكتاب بالحق مصدقا لما
بين يديه من الكتاب ومهيمنا عليه )( Al Maidah: 48).
3. AlQuran adalah satu-satunya kitab Suci
yang selamat dari penyelewengan dan perubahan yang dilakukan oleh pengikutnya
yang tak bertanggung jawab.( انا نحن نزلنا الذكر و انا له لحافظون ) (AlHijr: 9)
4. Bahasa yang dipakai di dalam AlQuran
sangat indah tidak akan ada yang mampu membuat ayat seperti itu. (Baca
AlBaqarah: 23-24)
5. AlQuran adalah petunjuk dan syifaaun.
(baca Yunus: 57)
6. AlQuran adalah Kitab yng pling sering
dibaca Manusia.
D.
Macam-macam Kitab Allah
Dalam
agama Islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani.
Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Alquran dan juga dalam
Hadis. Selain dari kitab Allah yang diturunkan melalui rosul melalui malaikat
jibril, kita juga bisa berpedoman pada hadist nabi Muhammah SAW dan
sahifah-sahifah / suhuf / lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi
Adam, Ibrahim dan Musa AS.
Percaya
pada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib 'ain atau wajib bagi seluruh
warga muslimin di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti definisi,
kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh
Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia
sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Alquran
disebut orang-orang yang murtad.
Daftar
kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya :
1. Kitab
Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2. Kitab
Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab
Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa Arab
Tambahan
:
Kitab
suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / kristen
katolik & protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi
Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Alqur'an untuk menjadi
penyempurna seluruh kitab suci yang pernah ada.
E. Kitab
dan Suhuf
Yang
dimaksud kitab ialah kumulan firman Allah Swt yang diwahyukan kepada rasul-Nya.
Wahyu itu dicatat dalam lembaran-lebaran kertas. Lembaran-lembaran itu kemudian
disatukan menjado ancaman buku besar dan disusun secara sistematis sesuai
petunjuk rasul sendiri. Kumpulan lembaran-lembaran ang sudah berwujud buku itu
lazimnya disebut sebagai kitab.
Kitab
yang diturunkan Allah Swt ada empat. Keempat kitab Allah Swt itu adalah Taurat,
zabur, injil dan Al-Qur’an. Kitab-kitab itu memiliki kesamaan dan perbedaan.
Persamaannya ialah semua kitab itu menganjurkan keesaan Allah Swt. Sehingga
agama-agama sebelum islam lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid, yakni
agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah Swt. Perbedaannya terletak pada
sifatnya. Kitab-kitab sebelum al-qur’an bersifat local dan ajaran-ajarannya
sederhana, sedangkan Al-Qur’an bersifat universal dan abadi sepanjang masa
serta lebih luas ajarannya.
Adapun
yang dimaksud suhuf adalah lembaran-lembaran yang berisi kumpulan wahyu Allah
Swt. Yang diberikan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia.
Dengan demikian, juga kita bandingkan dengan kitab, suhuf relatif lebih sedikit
dari pada kitab. Beberapa suhuf dikumpulkan sehingga menjadio sebuah kitab.
Allah Swt berfirman sebagai berikut :
Artinya
: “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu)
Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (QS. Al-A’laa : 18-19)
Ada
persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
Persamaan
: Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
Perbedaan
:
1. Isi
kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
2. Kitab
dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
F.
Nama-nama kitab Allah dan Rasul yang menerimanya
Menurut
Jumhur Ulama, Kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para rasul jumlahnya
ada 104. Dari 104 itu, 50 buah diberikan kepada Nabi Tsis As., 30 buah
diberikan kepada Nabi Idris As., 10 buah diberikan kepada Nabi Ibrahim As. dan
10 buah diberikan kepada Nabi Musa As. seratus buah kitab ini lazim disebut
Shuhuf. Sedangkan yang empat lagi disebut kitab, yakni kitab Taurat untuk Nabi
Musa As., kitab Zabur untuk Nabi Dawud As., kitab Injil untuk Nabi Isa As. dan
kitab Al Qur’an untuk Nabi Muhammad Saw.
1. Kitab
Taurat
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa
As. di bukit Tursina (Mesir) sekitar abad 12 Sebelum Masehi dalam bahasa
tulisan orang Yahudi dan orang yang berpegang teguh kepadanya disebut kaum
Yahudi. Firman Allah SWT dalam QS Al Maidah ayat 44 :
”Sesungguhnya
Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh
nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya...”.
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang
Aqidah (Tauhid) dan hukum-hukum syari’at yang dikenal dengan istilah The Ten
Commandements (Sepuluh Perintah Tuhan), yaitu :
1. Kewajiban meyakini keesaan Allah SWT
2. Larangan menyembah berhala/patung
3. Larangan menyebut nama Allah dengan
sia-sia
4. Perintah mensucikan hari Sabtu (Sabat)
5. Kewajiban menghormati kedua orang tua
6. Larangan membunuh sesama manusia
7. Larangan berbuat zina
8. Larangan mencuri
9. Larangan menjadi saksi palsu
10. Larangan mengambil hak orang lain.
2. Kitab
Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud
As. di Yerussalem (Israel) sekitar abad 10 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan
Nabi Dawud sendiri yaitu bahasa Qibty. Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang
dzikir, nasehat dan hikmah tidak memuat hukum-hukum syari’at. Menurut
orang-orang Yahudi dan Nasrani kitab Zabur sekarang terdapat dalam kitab
perjanjian lama (mazmur) dan terdiri atas 150 pasal. Kitab Zabur merupakan
petunjuk bagi umar Nabi Dawud As. agar bertauhid kepada Allah SWT. Firman Allah
SWT dalam QS Al Isra ayat 55 :
” ...
dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang
lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.”
3. Kitab
Injil
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa As.
di Yerussalem (Israel) sekitar abad I Masehi dalam bahasa dan tulisan Ibrani
dan orang yang berpegang teguh kepadanya disebut kaum Nasrani Pokok ajaran
kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya tetapi sebagian
menghapus hukum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan
zaman itu. Sehingga kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi keberadaanya.
Firman Allah SWT dalam QS Al Maidah ayat 46 :
”dan
Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.
4. Kitab
Suci Al Qur’an
Kitab Suci Al Qur’an diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw. di Makkah dan Madinah (Arab Saudi) pada abad VI Masehi dalam
bahasa dan tulisan bangsa Arab suku Quraisy. Pokok ajaran kitab Suci Al Qur’an
berisi tentang aqidah (Tauhid), hukum-hukum syari’at dan muamalat, sebagian
isinya menghapus hukum-hukum syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu
dan melengkapinya dengan hukum-hukum syari’at yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Firman Allah SWT dalam QS Yusuf ayat 2 : ”Sesungguhnya Kami
menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”.
Dari keempat kitab itu yang masih terjaga
hanya tinggal Al Qur’an saja, sedangkan kitab Taurat, Zabur dan Injil hanya
tinggal namanya saja. Ketiga kitab tersebut telah dinaskh oleh Suci Al Qur’an,
artinya sejak kitab Suci Al Qur’an diturunkan maka ketiga kitab itu tidak
berlaku lagi. Selain itu ketiga kitab tersebut telah banyak berubah atau
diganti sehingga tidak asli atau suci lagi. Sedangkan kitab Suci Al Qur’an
tetap terjaga kesuciannya sampai hari Kiamat sebab Allah SWT sendiri yang menjamin
keasliannya.
Firman
Allah SWT dalam QS Al Hijr ayat 9 :
”Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.”
Kedudukan-kedudukan
al-Qur’an antara lain:
a.
Sebagai wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
b.
Sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw
c.
Sebagai pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
d.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam
G.
Fungsi dan Hikmah Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt
Fungsi
dan Hikmah Iman Kepada Kitab Allah
1.
Fungsi Iman kepada Kitab-kitab Allah
a. Untuk
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
b. Untuk
membangun kehidupan bermasyarakat
c. Untuk
menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara
Hikmah
Iman kepada Kitab-kitab Allah :
a.
Meningkatkan keimanan kepada Allah swt yang telah mengutus para rasul untuk
menyampaikan risalahnya.
b. Hidup
manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci
c.
Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti
yang tertuang dalam kitab suci
d.
Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah
untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat
e.
Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi
semua larangan-Nya
Penerapan
Hikmah Iman terhadap Kitab-kitab Suci :
1.
Beriman kepada kitab-kitab sebelum al-Qur’an. Caranya adalah:
a.
Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah
b.
Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan para nabi
dan rasul
2.
Beriman kepada al-Qur’an. Caranya adalah:
a.
Meyakini bahwa al-Qur’an benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad
saw
b.
Meyakini bahwa isi al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikit
pun
c.
Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan al-Qur’an
d.
Mengamalkan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Hikmah
Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Dalam
menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT,
imlementasinya sebagai
berikut:
a.
Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh
meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mendapatkan
balasan dari Allah SWT berupa ganjaran.
b.
Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan
penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada
kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah
SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat
(pelajari Q.S. Al Baqarah (2) : 25).
c.
Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman.
Al
Qur’an adalah firman Allah SWT dan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya dan sampai akhiruz zaman tetap terjaga
kemurniannya.(Q.S. 15 : 9).
Orang
Muslim beriman kepada semua Kitab yang pernah diturunkan Allah Ta'ala, dan
semua Shuhuf yang diberikan Allah Ta'ala kepada sebagian rasul-Nya. Serta bahwa
itu semua adalah firman-Nya yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya agar mereka
menyampaikan Syari'at dan agama dari-Nya. Kitab terbesar ialah empat kitab:
Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil
yang diturunkan kepada hamba Allah dan Rasul-Nya, Isa 'Alaihis Salam. Al-Qur'an
adalah kitab teragung di antara keempat kitab tersebut, pengendali kitab-kitab
tersebut, dan penghapus semua Syariat dan hukum-hukum kitab-kitab sebelumnya,
berdasarkan dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal.
H.
Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Perilaku SWT
Dalam
menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah SWT berkaitan erat
dengan sikap mental, pikiran dan perasaan. Oleh sebab itu, seseorang yang
beriman atau tidak yang tahu persis hanyalah Allah SWT. Akan tetapi sebagai
muslim, tentunya dapat membuktikan dan mewujudkan keimanannya dengan sikap
perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku
orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT dapat dicerminkan dengan
sinyalemen sebagai berikut:
a.
Meyakini bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada
rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya. Sebagaimana firman-Nya: Artinya: “ Dia
menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ali
Imran (3) : 3).
b.
Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur’an yaitu
sebagai pedoman hidup. (pelajari Q.S. 5 : 48).
c.
Menyembah dan beribadah hanya kepada Allah SWT. (pelajari Q.S. 51 : 56)
d.
Meyakini bahwa Al Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai penyempurna.
Kitab-kitab
dahulu tidak universal ajarannya. Aturan-aturan yang terkandung didalamnya pada
umumnya hanya sesuai dengan masa dan tempat kitab-kitab itu diturunkan. Oleh
karena itu Al Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab suci itu.
Artinya:
“ Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(Q.S. Al Maidah (5)
: 3).
e.
Meyakini bahwa teks asli dari kitab yang telah lalu telah hilang sama sekali
dan bahasanya telah mati sejak beberapa abad yang silam. Hanya Al Qur’an yang
sampai sekarang tidak pernah berubah hatta satu huruf sekalipun.
I. Cara
beriman kepada Kitab-Kitab Allah
Beriman
kepada kitab-kitab Allah ada dua cara, yaitu :
1.
Beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur’an
a.
Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan para
rasul
b.
Meyakini kebenaran isinya
2.
Beriman kepada Al-Qur’an
a.
Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan Nabi
Muhammad Saw
b.
Meyakini bahwa isi Al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikitpun
c.
Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an
d.
Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan
cara beriman kepada kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an dan kepada Al-Qur’an
sendiri disebabkan :
1. Masa
berlakunya kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah selesai
2.
Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an terlalu terbatas pada satu umat saja
3.
Kandungan pokok dari kitab-kitab sebelum Al-Quran telah termuat dalam Al-Qur’an
Kitab-Kitab
Allah Swt. dan Para Penerimanya
Dalam
agama Islam kita mengenal empat buah kitab yang wajib kita percaya dan kita
imani. Kitab-Kitab Allah Swt. dan para
penerimanya adalah sebagai berikut :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi
Musa as.
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud
as.
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa
as.
4. Kitab Alqur'an diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw.
1. Kitab
Taurat
Kata
taurat berasal dari bahasa Ibrani, yaitu "thora" yang berarti
instruksi. Kitab Taurat adalah
salah
satu diantara kitab-kitab Allah. Kitab suci ini diwahyukan Allah Swt. kepada
Nabi Musa as. Nabi Musa as. menerima Kitab Taurat untuk menjadi petunjuk dan
bimbingan baginya beserta Bani Israil.
Kitab
Taurat
Taurat
merupakan salah satu dari tiga komponen, yaitu Thora, Nabin, dan Khetubin yang
terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab), yang
belakangan oleh orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama).
Isi
pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau
berarti juga Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina
(Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi azas-azas keyakinan (aqidah) dan
asas-asas kebaktian (syari'ah) sebagai berikut :
1. Hormati dan cintai Allah satu saja,
2. Sebutkan nama Allah dengan hormat,
3. Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau
hari Sabtu),
4. Hormati ibu bapakmu,
5. Jangan membunuh,
6. Jangan berbuat cabul,
7. Jangan mencuri,
8. Jangan berdusta,
9. Jangan ingin berbuat cabul,
10. Jangan ingin memiliki barang orang lain
dengan cara yang tidak halal.
2. Kitab
Zabur
Kitab
Zabur
Kata
zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang artinya
menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab
dikenal dengan sebutan mazmur (jamaknya mazamir), dan dalam bahasa Ibrani
disebut mizmar, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama
menyebutnya Mazmur, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum
al-Qur’an (selain Taurat dan Injil).
Dalam
bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau
musik”, zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata
zamar yang berarti “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabur adalah kitab suci yang
diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusan-Nya, yaitu Nabi
Daud as.
Kitab
Zabur yang merupakan salah satu dari kitab-kitab Allah ini mengandung kumpulan
ayat-ayat yang dianggap suci. Terdapat 150 surah dalam Kitab Zabur yang tidak
mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, pujian, hikmah,
dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang
disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam:
1.
nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
2.
nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3.
ratapan-ratapan jamaah,
4.
ratapan dan doa individu, dan
5.
nyanyian untuk raja.
Nyanyian
pujian dalam Kitab Zabur (Mazmur: 146) antara lain:
1. Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai
jiwaku, pujilah Tuhan.
2. Maka aku akan memuji Tuhan. seumur
hidupku, dan aku akan nyanyikan pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3. Janganlah kamu percaya pada raja-raja
atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
4. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah
ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
5. Maka berbahagialah orang yang
memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan.
6. Yang menjadikan langit, bumi dan laut
serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.
7. Yang membela orang yang teraniaya dan
memberi makan orang yang lapar. Bahwa Tuhan membuka rantai orang yang
terpenjara.
Isi
Kitab Zabur
Isi
Kitab Zabur
Kitab
Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Dawud as.
"Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi
atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud." (QS.
17/Al Isro': 55)
Kata
zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabara-yazburuzabr yang berarti
menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab
dikenal dengan sebutan mazmuur (jamaknya mazamir), dan dalam bahasa Ibroni
disebut mizmor. nyanyian rohani yang dianggap suci)
Kitab
Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci
(Inggris: Psalm) yang berasal dari Nabi Dawud as. 150 nyanyian yang terkumpul
dalam kitab ini berkisah tentang seluruh peristiwa dan pengalaman hidup Nabi
Dawud as. mulai dari mengenai kejatuhannya, dosanya, pengampunan dosanya oleh
Allah, suka-cita kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Tuhan, sampai
kemuliaan Mesias yang akan datang. Dengan demikian jelaslah bahwa kitab ini
sama sekali tidak mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena
Nabi Dawud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa
oleh Nabi Musa as.
Secara
garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Dawud as. terdiri
dari lima macam:
#
ratapan dan doa individu;
#
ratapan-ratapan jamaah;
#
nyanyian untuk raja;
#
nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan; dan
#
nyanyian perorangan sebagai rasa syukur.
Nyanyian
pujian dalam Kitab Zabur antara lain, Mazmur: 146
1)
besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah Allah.
2) maka
aku akan memuji Allah seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada
Tuhanku selama aku ada.
3)
janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai
pertolongan.
4) maka
putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu
hilanglah segala daya upayanya.
5) maka
berbahagialah orang yang memperoleh Ya'qub sebagai penolongnya dan yang menaruh
harap kepada Tuhan Allah.
6) yang
menjadikan langit, bumi dan Taut serta segala isinya, dan yang menaruh setia
sampai selamanya.
7) yang
membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa
Allah membuka rantai orang yang terpenjara.
8) dan
Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk, dan
Allah mengasihi orang yang benar.
9) bahwa
Allah akan berkerajaan kelak sampai selama-lamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman
berzaman. Besarkanlah Allah olehmu.
Mazmur
(nyanyian rohani yang dianggap suci) itulah yang kini dimuat dalam Perjanjian
Lama.
3. Kitab
Injil
Kitab
Injil
Kitab
Injil diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Injil yang asli
memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah
Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan
suatu apa pun. Di dalam Kitab Injil ada pula penjelasan bahwa di akhir zaman
akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yang bernama Ahmad
atau Muhammad saw.
Kitab
Injil yang merupakan salah satu dari kitab-kitab Allah ini disampaikan Allah
Swt. kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia.
Kitab Injil sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an, bahwa Isa as. untuk mengajarkan
tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan
Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Hanya
saja Injil pun memiliki nasib yang sama dengan Taurat , yakni sudah mengalami
perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang
sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya
Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus,
Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa
hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil
versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengan isi keempat
Kitab Injil yang tersebut di atas.
4. Kitab
al-Qur’an
Al-Qur’an
yang merupakan Kitab terakhir dari kitab-kitab Allah ini diturunkan Allah Swt.
kepada Nabi terakhir, Muhammad saw.
melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’an diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara
berangsur-angsur. Waktu turun al-Qur’an selama kurang lebih 23 tahun, tepatnya
22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Qur’an terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat,
74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.
Al-Qur’an
Wahyu
pertama adalah surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun
610 M. di Gua Hira, kepada Nabi Muhammad saw ketika beliau sedang ber-khalwat.
Dengan diterimanya wahyu pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai
Rasul, yaitu manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan
kepada umatnya. Mulai saat itu, Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt.
untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia di muka bumi.
Wahyu
terakhir yang diturun adalah Q.S. al-Maidah ayat 3. Ayat tersebut turun di
Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah, ketika itu
Rasulullah sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari
setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat. Al-Qur’an yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus sebagian syariat yang tertera
dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Al-Qur’an merupakan kitab suci terlengkap dan
universal, sehingga berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman.