PENYUSUNAN ANGGARAN (AKUNTANSI)

Tags



PENYUSUNAN ANGGARAN


A.    Hakikat Anggaran
Suatu anggaran operasi meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu.
Proses penyusunan anggaran merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian tujuan organisasi dan penetapan sumber ekonomi yang tersedia bagi pemegang peran tersebut, untuk memungkinkan pelaksanaan perannya. Sumber ekonomi yang disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian tujuan oreganisasi diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi.
Penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur sumber ekonomi yang tersedia bagi setiap manajer dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. Dengan demikian, anggaran berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur sumber ekonomi yang tersedia bagi manajer yang diberi peran untuk mencapai tujuan perusahaan selama tahun anggaran.
Dalam proses penyusunan anggaran, informasi akuntansi pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat pengirim peran (role sending device) kepada manajer yang diberi peran dalam pencapaian tujuan organisasi. Proses penyusunan anggaran merupakan proses penetapan peran yang menggunakan informasi akuntansi pertanggungjawaban untuk menyampaikan nilai sumber ekonomi yang disediakan bagi setiap manajer pusat pertanggungjawaban guna melaksanakan perannya masing-masing.
Partisipasi para manajer dalam penyusunan anggaran merupakan faktor yang menimbulkan self control dalam pelaksanaan anggaran. Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti keikutsertaan operating manager dalam memutuskan bersama dengan komite anggaran mengenai rangkaian kegiatan di masa yang akan datang, yang akan ditempuh oleh operating manager tersebut dalam pencapaian tujuan perusahaan. Tingkat pertisipasi operating manager dalam penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif para manajer. Moral kerja yang tinggi merupakan kepuasan seorang terhadap pekerjaan, atasan, dan rekan kerjanya. Moral kerja ditentukan oleh seberapa besar seorang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi.
Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, maka proses penyusunan anggaran harus mampu menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya. Proses penyusunan anggaran yang tidak berhasil menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya berakibat anggaran yang disusun tidak lebih hanya sekedar sebagai alat perencanaan; yang jika terjadi penyimpangan antara realisasi dari anggarannya, tidak satupun manajer yang merasa bertanggungjawab.

Karakteristik-karekteristik anggaran adalah sebagai berikut:
·         Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis.
·         Anggaran dinyatakan dalam satuan moneter didukung dengan jumlah non-moneter (contoh: unit yang terjual atau diproduksi).
·         Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis-bisnis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman, kemungkinan ada dua anggaran per tahun. Misalnya, perusahaan busana memiliki anggaran musin panas dan anggaran musim dingin.
·         Merupakan komitmen manajemen. Manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
·         Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran
·         Setelah disetujui anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.
·         Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran, dan perbedaan dianalisis serta dijelaskan.

Tujuan penyusunan anggaran operasi adalah sebagai berikut:
1.      Menyelaraskan dengan rencana strategis
Rencana strategis dibuat pada awal tahun, dikembangkan berdasarkan informasi terbaik yang tersedia pada saat itu, penyusunannya melibatkan relatif sedikit manajer, dan dinyatakan dalam istilah yang relatif luas. Anggaran yang disusun sebelum permulaan tahun, memberikan peluang untuk menggunakan informasi terakhir yang tersedia dan didasarkan pada penilaian manajer di semua tingkatan organisasi. “Hasil pertama” penyusunan  anggaran mungkin mengungkapkan kinerja organisasi secara keseluruhan atau kinerja suatu unit bisnis dalam organisasi yang mungkin tidak memuaskan. Oleh karena itu, penyusunan anggaran memberikan suatu peluang untuk membuat keputusan yang akan meningkatkan kinerja sebelum suatu komitmen dibuat untuk suatu cara operasi yang spesifik selama tahun tersebut.

2.      Koordinasi aktivitas dari beberapa bagian organisasi
Setiap manajer pusat tanggung jawab dalam organisasi berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Ketika staf merangkai potongan-potangan anggaran menjadi suatu rencana keseluruhan, maka inkonsistensi mungkin muncul. Penyebab yang paling umum adalah adanya kemungkinan rencana dari organisasi produksi tidak konsisten dengan volume penjualan yang direncanakan, baik secara total maupun untuk lini produksi tertentu. Selama proses penyusunan anggaran, berbagai inkonsistensi tersebut diidentifikasi dan dicari solusinya.

3.      Penugasan tanggung jawab kepada manajer
Anggaran yang telah disetujui memperjelas tanggung jawab dari setiap manajer. Anggaran memberikan wewenang kepada para manajer pusat tanggung jawab guna membelanjakan sejumlah tertentu uang untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya tanpa perlu persetujuan dari wewenang yang lebih tinggi.

4.      Dasar untuk mengevaluasi kinerja aktual manajer
Anggaran mencerminkan suatu komitmen oleh pembuatnya dengan atasannya. Oleh karena itu, anggaran menjadi tolok ukur (benchmark) terhadap kinerja  aktual. Anggaran merupakan titik awal yang terbaik dalam menilai kinerja. Anggaran menugaskan tanggung jawab ke setiap pusat tanggung jawab organisasi. Pada tingkat puncak, rangkuman anggaran menugaskan tanggung jawab ke pusat laba individual. Dalam pusat laba, anggaran menugaskan tanggung jawab pada area fungsional (seperti pemasaran). Dalam area fungsional, anggaran menugaskan tanggung jawab pada pusat tanggung jawab individual (seperti kantor penjualan regional dalam organisasi pemasaran).

Kategori anggaran operasi suatu organisasi adalah sebagai berikut:
1.      Anggaran pendapatan
Anggaran pendapatan berisi proyeksi penjualan unit dikalikan dengan harga jual yang diperkirakan. Anggaran pendapatan biasanya didasarkan pada prediksi akan beberapa kondisi dimana manajer penjualan tidak dapat dianggap bertanggungjawab. Sebagai contoh, kondisi perekonomian harus diantisipasi dalam menyusun anggaran pendapatan, tetapi manajer penjualan tidak mempunyai kendali atas hal itu.

2.      Anggaran biaya produksi dan harga pokok penjualan (cost of goods sold)
Dalam anggaran ditampilkan biaya bahan baku dan tenaga kerja standar untuk tingkat volume yang direncanakan dari bauran standar atas produk Manajer produksi membuat rencana untuk memperoleh kuantitas bahan baku dan tenaga kerja, dan mungkin menyusun anggaran pembelian untuk barang-barang yang waktu pengirimannya atau waktu tunggunya (lead time) lama. Manajer produksi juga mengembangkan jadwal produksi untuk memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan kuantitas yang dianggarkan akan tersedia.
Anggaran yang disusun oleh manajer produksi mungkin tidak untuk kuantitas produksi yang sama seperti disusun dalam anggaran penjualan. Perbedaan tersebut menunjukkan tambahan atau pengurangan dari persediaan barang jadi. Namun demikian, harga pokok penjualan yang dilaporkan dalam anggaran keseluruhan adalah biaya standar dari produk yang dianggarkan akan dijual.

3.      Anggaran beban pemasaran
Beban pemasaran adalah beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penjualan. Sebagian besar dari jumlah yang tercantum dalam anggaran telah dikomitmenkan sebelum tahun anggaran dimulai. Misal, rencana untuk membuka ataupun menutup kantor penjualan dan merekrut maupun melatih karyawan baru haruslah direncanakan jauh sebelum dimulai tahun anggaran. Iklan harus dipersiapkan berbulan-bulan di muka sebelum diluncurkan, dan kontrak dengan media juga dibuat berbulan-bulan di muka.

4.      Anggaran beban logistik
Beban logistik biasanya dilaporkan secara terpisah dari beban untuk mendapatkan pesanan. Beban-beban logistik mencakup entri pesan, pergudangan dan pengambilan pesanan, transportasi ke konsumen, dan penagihan piutang. Banyak perusahaan yang memasukkan beban-beban tersebut dalam anggaran pemasaran, karena beban tersebut cenderung menjadi tanggung jawab dari organisasi pemasaran.



5.      Anggaran beban umun dan administratif
Beban umum dan administratif merupakan beban dari unit-unit staf, baik di kantor pusat maupun di unit bisnis. Dalam penyusunan anggaran, banyak perhatian diberikan dalam kategori ini. Oleh karena pos ini merupakan biaya kebijakan, maka jumlah yang tepat untuk diotorisasikan sering diperdebatkan.

6.      Anggaran beban penelitian dan pengembangan
Dua pendekatan penyusunan anggaran penelitian dan pengembangan (litbang) yaitu sebagai berikut:
a.       Jumlah total merupakan fokusnya. Jumlah total merupakan tingkat pengeluaran saat ini yang disesuaikan dengan inflasi. Kalaupun, jumlahnya lebih besar harus dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang dapat dibelanjakan pada waktu yang baik, dengan asumsi perusahaan memperkirakan suatu peningkatan pendapatan penjualan atau terdapat peluang yang baik untuk mengembangkan suatu produk atau proses baru secara signifikan.
b.      Mengagregasikan rencana pengeluaran dari setiap proyek yang disetujui, ditambah cadangan untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan, walaupun saat penyusunan anggaran waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut belum teridentifikasi.

7.      Anggaran Pajak Penghasilan
Beberapa perusahaan tidak mempertimbangkan pajak penghasilan dalam penyusunan anggaran untuk unit bisnis. Hal tersebut disebabkan karena kebijakan pajak penghasilan ditetapkan di kantor pusat.
Isi dari anggaran operasi yang umum dan membedakannya dengan jenis lain dari dokumen perencanaan: rencana strategis, anggaran modal, anggaran kas, anggaran neraca dapat ditampilkan sebagai berikut:





B.     Proses Penyusunan Anggaran
1.      Organisasi
a.      Departemen Anggaran
Fungsi Departemen Anggaran adalah sebagai berikut:
·         Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyusunan anggaran.
·         Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi dasar tingkat korporat yang akan menjadi dasar untuk anggaran (misalnya: asumsi-asumsi mengenai perekonomian) setiap tahunnya.
·         Memastikan bahwa informasi disampaikan dengan semestinya antar unit organisasi yang saling terkait.
·         Memberikan bantuan pembuat anggaran dalam penyusunan anggaran.
·         Menganalisis anggaran yang diajukan dan memberikan rekomendasi pertama kepada pembuat anggaran dan kemudian kepada manajemen senior.
·         Menangani proses pembuataun revisi anggaran selama tahun tersebut.
·         Mengkoordinasikan pekerjaan dari departemen anggaran di eselon-eselon yang lebih rendah (misalnya: unitk bisnis dari departemen anggaran).
·         Menganalisis kinerja yang dilaporkan terhadap anggaran, menginterpretasikan hasilnya, dan membuat laporan ringkasan untuk menajemen senior.
b.      Komite anggaran
Komite anggaran terdiri dari anggota-anggota manajemen senior, seperti Chief Executive Officer (CEO), Chief Operating Officer (COO), Chief Financial Officer (CFO). Komite anggaran meninjau dan menyetujui atau menyesuaikan masing-masing anggaran. Dalam perusahaan besar yang terdeversifikasi, komite anggaran bertemu dengan Chief Operating Officer untuk meninjau anggaran dari suatu unit bisnis atau sekelompok unit bisnis. Di beberapa perusahaan, masing-masing manajer unit bisnis bertemu dengan komite anggaran dan mempresentasikan usulan anggarannya.
2.      Penerbitan pedoman
Langkah pertama dalam proses penyusunan anggaran adalah mengembangkan pedoman yang mengatur penyusunan anggaran, untuk disebarkan kepada semua manajer. Pedoman ini dinyatakan secara implisit dalam rencana program dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi semenjak disetujui, khususnya kinerja perusahaan sampat tanggal tersebut dan prediksi akhir. Staf anggaran mengembangkan pedoman dan manajemen senior menyetujuinya. Staf anggaran juga mengembangkan jadwal untuk langkah-langkah dalam proses penyusunan anggaran. Departemen anggaran kemudian menyebarkan bahan ini keseluruh organisasi.
Semua pusat tanggung jawab harus mengikuti sebagian dari pedoman ini, seperti asumsi inflasi secara umum dan inflasi untuk  pos-pos tertentu seperti upah; kebijakan korporat mengenai berapa banyak karyawan yang dapat dipromosikan; kompensasi di tiap tingkat upah dan gaji, termasuk tunjangan; dan kemungkinan untuk membekukan perekrutan.
3.      Usulan awal anggaran
Dengan menggunakan pedoman penyusunan anggaran, manajer pusat tanggung jawab dibantu stafnya mengembangkan penyusunan anggaran. Oleh karena sebagian besar pusat tanggung jawab memulai tahun anggaran dengan fasilitas, karyawan, dan sumber daya lain yang dimiliki saat ini, maka anggaran yang disusun didasarkan pada tingkatan kinerja saat ini, yang kemudian dimodifikasi sesuai pedoman penyusunan anggaran. Perubahan dari tingkatan kinerja saat ini mencakup hal-hal sebagai berikut:


a.      Perubahan dalam kekuatan eksternal
·         Perubahan dalam tingkat umum aktivitas ekonomi yang mempengaruhi volume penjualan (misalnya: perkiraan pertumbuhan dalam permintaan suatu lini produk).
·         Perkiraan perubahan dalam harga beli bahan baku dan jasa.
·         Perkiraan perubahan dalam tarif upah tenaga kerja.
·         Perkiraan perubahan biaya dari aktivitas diskresioner (misalnya: pemasaran, litbang, dan administrasi).
·         Perubahan dalam harga jual. Hal ini biasanya setara dengan jumlah perubahan dalam pengeluaran terkait, yang mengasumsikan bahwa perubahan dalam biaya dapat ditutup dalam harga jual karena perubahan-perubahan yang serupa akan dialamioleh para pesaing.
b.      Perubahan dalam kebijakan dan praktik internal
·         Perubahan dalam biaya produksi, mencerminkan peralatan dan metode baru.
·         Perubahan dalam biaya diskresioner, berdasarkan pada antisipasi perubahan dalam beban kerja.
·         Perubahan dalam pangsa pasar dan bauran produksi.
Beberapa perusahaan mengharuskan agar perubahan-perubahan spesifik dari tingkatan pengeluaran saat ini diklasifikasikan berdasarkan penyebab-penyebab di atas. Walaupun hal ini melibatkan pekerjaan ekstra, hal tersebut merupakan alat yang berguna untuk menganalisis validitas usulan perubahan.
4.      Negosiasi
Pembuat anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasannya. Ini merupakan inti dari proses penyusunan anggaran. Atasan cenderung untuk menilai validitas dari tiap penyesuaian. Pertimbangan yang mempengaruhi adalah bahwa kinerja di tahun anggaran sebaiknya merupakan perbaikan dari kinerja tahun berjalan. Atasan menyadari bahwa ia akan menjadi pembuat anggaran ini di tingkat berikutnya dari proses penyusunan anggaran, oleh karena itu atasan harus siap untuk mempertahankan anggaran yang pada akhirnya disetujui.
Banyak pembuat anggaran cenderung untuk menganggarkan pendapatan agak lebih rendah dan pengeluaran agak lebih tinggi dari estimasi terbaik mengenai jumlah-jumlah tersebut. Perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik disebut slack. Dalam memeriksa anggaran, atasan berusaha untuk menemukan dan menghilangkan slack, namun ini merupakan tugas yang berat.
5.      Tinjauan dan persetujuan
Usulan anggaran diajukan melalui beberapa tingkatan yang berjenjang dalam organisasi. Ketika usulan mencapai puncak dari unit bisnis, analis mengumpulkan potongan-potongan anggaran bersama-sama dan memeriksa totalnya. Sebagian, analis mempelajari konsistensi – misalnya, apakah anggaran produksi konsisten dengan rencana volume penjualan?. Sebagian lagi, analis mempertanyakan apakah anggaran akan menghasilkan laba yang memuaskan. Jika tidak, maka usulan anggaran akan dikirim kembali untuk dikerjakan ulang. Analisis yang sama juga akan terjadi di kantor pusat.
Persetujuan terakhir direkomendasikan oleh komite anggaran kepada CEO. CEO menyerahkan anggaran yang telah disetujui kepada dewan direksi untuk disahkan. Hal tesebut terjadi sebelum awal tahun anggaran.
6.      Revisi anggaran
Ada dua jenis umum revisi anggaran:
a.       Prosedur yang memungkinkan pemutakhiran anggaran secara sistematis (misalnya: kuartalan).
b.      Prosedur yang memungkinkan adanya revisi anggaran dalam keadaan tertentu.
Jika revisi anggaran terbatas pada situasi yang tidak biasanya, maka revisi anggaran harus ditinjau dengan memadai. Secara umum, izin untuk revisi anggaran sebaiknya sulit untuk didapat. Revisi anggaran harus dibatasi  pada keadaan-keadaan dimana anggaran yang disetujui sedemikian tidak realistisnya sehingga tidak lagi menjadi alat pengendalian yang berguna. Revisi anggaran harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi yang signifikan dari yang kondisi yang ada ketika anggaran asli disetujui.
7.      Anggaran kontinjensi
Beberapa perusahaan secara rutin menyusun anggaran kontinjensi yang mengidentifikasikan tindakan-tindakan manajemen yang akan diambil jika ada penurunan yang signifikan dalam volume penjualan dari apa yang telah diantisipasi ketika mengembangkan anggaran (misalnya: tindakan yang akan diambil berdasarkan penurunan 20% dari estimasi terbaik atas volume penjualan). Anggaran kontinjensi menyediakan suatu cara yang cepat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang berubah jika situasinya telah tiba.



C.    Anggaran-Anggaran Lain
Fokus utama proses penyusunan anggaran adalan penyusunan anggaran operasi, namun anggaran yang lengkap juga meliputi anggaran berikut ini:
1.      Anggaran modal
Anggaran modal menyatakan proyek-proyek modal yang telah disetujui, ditambah proyek-proyek kecil yang tidak memerlukan persetujuan tingkatan yang lebih tinggi. Anggaran modal biasanya disusun terpisah dari anggaran operasi dan oleh orang yang berbeda. Selama tahun tersebut, usulan-usulan pengeluaran modal dipertimbangkan di berbagai tingkatan dalam organisasi, dan beberapa diantaranya akhirnya disetujui.
Pada waktu penyusunan anggaran, proyek-proyek dirangkai menjadi satu paket secara keseluruhan dan diperiksa secara total. Apabila jumlah totalnya melampaui jumlah yang ingin dikeluarkan oleh perusahaan untuk pengeluaran modal, maka beberapa proyek dihapus dari anggaran, beberapa lagi dikurangi ukurannya, dan lainnya ditunda. Untuk proyek-proyek yang masih dipertahankan, suatu estimasi kas yang akan dikeluarkan setiap kuartanlnya disusun untuk mempersiapkan laporan arus kas.

2.      Anggaran neraca
Anggaran neraca menunjukkan implikasi neraca dari keputusan-keputusan yang tercakup dalam anggaran operasi maupun anggaran modal. Secara keseluruhan, anggaran neraca bukanlah alat pengendalian manajemen, namun beberapa bagiannya memang bermanfaat untuk pengendalian. Manajer operasi yang dapat mempengaruhi tingkat persediaan, piutang usaha, ataupun utang usaha sering kali dianggap bertanggungjawab atas tingkat dari pos-pos tersebut.

3.      Anggaran laporan arus kas
Anggaran laporan arus kas menunjukkan berapa banyak uang yang akan dibutuhkan selama tahun tersebut yang akan dipasok oleh laba ditahan dan jika ada berapa banyak yang harus diperoleh dari pinjaman atau dari sumber-sumber luar lainnya. Laporan arus kas menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar selama tahun itu, biasanya dibuat per kuartal. Bendaharawan memerlukan estimasi atas kebutuhan kas bulanan (atau bahkan lebih pendek lagi) sebagai dasar untuk merencanakan jenis kredit dan pinjaman jangka pendek.



SOAL LATIHAN
1.      Jelaskan hakikat dari penyusunan anggaran!
2.      Sebutkan karakteristik-karekteristik anggaran!
3.      Sebutkan dan jelaskan tujuan penyusunan anggaran operasi!
4.      Sebutkan dan jelaskan kategori anggaran operasi suatu organisasi!
5.      Jelaskan bagaimana proses penyusunan anggaran!
6.      Sebutkan dan jelaskan anggaran-anggaran lain selain anggaran operasi!
Instruksi:
Ø  Soal yang bernomor ganjil dikerjakan oleh mahasiswa yang ber-NIM ganjil.
Ø  Soal yang bernomor genap dikerjakan oleh mahasiswa yang ber-NIM genap.





Artikel Terkait