BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah
Suatu zat
yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah salah satu
jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya
lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga
merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga
diabaikan.
fluida
dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan
menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka
akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air
tempayan. Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas
mengenai fluida statis.
1.2. Perumusan Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini kami mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang
akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya
yaitu :
1. Apa
pengertian dari Fluida Statis dan fluida dinamis
2. Apa
sifat- sifat Fluida Statis
3. Apa
itu Tekanan Hidrostatis
4. apa
saja besaran-besaran dalam fluida dinamis
1.3. Tujuan
Penulisan
Tujuan dari
penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
konsep dasar Fisika SD II, juga bertujuan antara lain :
1. Mengetahui
pengertian dari Fluida Statis dan Fluida Dinamais
2. Mengetahui
sifat- sifat Fluida Statis
3. Mengetahui
Tekanan Hidrostatis
4. Mengetahui
besaran-besaran dalam fluida dinamis
1.4. Manfaat
Penulisan
Agar
mengetahui, memahami dalam penerapkan sifat- sifat fluida yang ada yang sering
kita tidak sadari pemanfaatannya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Fluida
Statis
2.1.
Pengertian Fluida Statis
Sebelumnya kita harus mengetahui apa
itu fluida. Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat
cair, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan
benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida
karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu
dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari
satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida.
Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan
angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung
di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di
dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam
tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini
dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1.
Fluida statis
2.
Fluida Dinamis
Adapun
pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa
partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga
tidak memiliki gaya geser.
Contoh
fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang
tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain
yang mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana
adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di
berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
2.2. Sifat-
Sifat Fluida
Sifat fisis
fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan
diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis,
tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa
Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat
antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu?
Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar
jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk
perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada
kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang
berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika,
ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per
satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap
satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis
yang sama.
Secara
matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
dengan:
m =
massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau
cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau
g/cm3).
Jenis
beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan
|
Massa
Jenis (g/cm3)
|
Nama
Bahan
|
Massa
Jenis (g/cm3)
|
Air
|
1,00
|
Gliserin
|
1,26
|
Aluminium
|
2,7
|
Kuningan
|
8,6
|
Baja
|
7,8
|
Perak
|
10,5
|
Benzena
|
0,9
|
Platina
|
21,4
|
Besi
|
7,8
|
Raksa
|
13,6
|
Emas
|
19,3
|
Tembaga
|
8,9
|
Es
|
0,92
|
Timah
Hitam
|
11,3
|
Etil
Alkohol
|
0,81
|
Udara
|
0,0012
|
2. Tegangan
permukaan
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair
dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh
molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain
dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih
yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh
molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya
jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau
silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya
ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet
tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan
perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang
jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi
dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalahkecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
suatu lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Untuk membahas kapilaritas, perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi
air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain
hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa.
Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada
permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala
kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa
kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat
cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung
disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut
meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut
meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah
gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya
saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik
karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar
partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air
raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh
karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:
a. Naiknya
minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan
kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari
akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan
merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari
dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas
sehingga dinding rumah lembab.
4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari
ketahanan fluida yang
diubah baik dengantekanan maupun tegangan. Pada masalah
sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan"
atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang
"tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang
"tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin
rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida
tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan
mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh
karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan
dan tegangan disebut fluide ideal.
2.3.
Tekanan Hidrostatis
Tekanan
adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi
luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan
sebagai berikut.
p= F/ A
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2),
dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan
diatas menyatakan
bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan
bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang
kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang
besar. Dapatkah Anda memberikan beberapa contoh penerapan konsep tekanan dalam
kehidupan sehari-hari?
Tekanan
Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekananhidrostatis disebabkan oleh fluida
tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida
diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik
tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p,
menurut konsep tekanan, besarnyap dapat dihitung dari perbandingan
antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat
fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi
Bumi, ditulis
p= massa x
gravitasi bumi / A
Oleh
karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida
dituliskan sebagai
p =
ρVg / A
Volume
fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A)
dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan
di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan
menjadi
p=
ρ(Ah) g / A = ρ h g
Jika
tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan
sebagai berikut.
ph = ρ gh
|
dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa
jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2),
dan
h = kedalaman titik dari permukaan
fluida (m).
Semakin
tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya,
semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis
akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya
berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa
lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan
Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun
untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman
bertambah.
Contoh
menghitung tekanan hidrostatis
Tabung
setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada
dasar tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa,
dan
c.
gliserin.
Gunakan
data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui:
h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya
: a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan
hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air:
Ph = ρ gh = (1.000
kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2
b. Tekanan
hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:
Ph = ρ gh = (13.600
kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2
c. Tekanan
hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260
kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2
Prinsip
tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat
pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya
sebagai berikut.
a. Manometer
Pipa Terbuka
Manometer
pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat
ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat
tekanan sebesar p(dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung
lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer
raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang
ahli Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur
tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan
udara yang tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah
menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya
yang berjudul “A Unit of Measurement, The Torr” Tekanan
atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang
tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
ρ raksa ×
percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600
kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
c. Pengukur
Tekanan Ban
Alat ini
digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder
panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil
ban, tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan
pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain
dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi
sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan
tekanan udara dalam ban.
B.Fluida
Dinamis
3.1.
Pengertian Fluida Dinamis
Fluida
dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami
putaran-putaran).
Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis
ini.
1.1. Besaran-besaran
dalam fluida dinamis
Debit
aliran (Q)
Jumlah
volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:
Dimana :
Q
= debit aliran (m3/s)
A
= luas penampang (m2)
V
= laju aliran fluida (m/s)
Aliran
fluida sering dinyatakan dalam debit aliran
Dimana :
Q
= debit aliran (m3/s)
V
= volume (m3)
t
= selang waktu (s)
Contoh
Soal
Suatu pipa
mengalirkan air dengan debit 1m3 tiap sekonnya, dan digunakan
untuk mengisi bendungan berukuran ( 100 x 100 x 10 ) m. Hitung waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi bendungan sampai penuh !
Jawab :
1.2.
Persamaan Kontinuitas
Air yang
mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang
titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit
aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
1.3. Hukum
Bernoulli
Hukum
Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p),
energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika
dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
p =
tekanan air (Pa)
v
= kecepatan air (m/s)
g =
percepatan gravitasi
h
= ketinggian air
Contoh soal
Sebuah pipa
mendatar dengan luas penampang 10 cm2 disambungkan ke pipa
mendatar lainnya yang memiliki luas penampang 50 cm2. Kelajuan air
dalam pipa kecil adalah 6 m/s dan tekanan disana adalah 200 kPa. Tekanan dalam
pipa besar adalah ….
· 183
kPa
· 202
kPa
· 217
kPa
· 235
kPa
· 264
kPa
Sebuah pipa
horizontal mempunyai luas penampang 0,1 m2 dalam suatu bagian
dan 0,05 dalam bagian lain. Laju air dalam penampang pertama adalah 5 m/s, dan
tekanan air dalam penampang kedua adalah 2 x 105 N/m2.
Tekanan air dalam penampang pertama adalah ….
2,0 x 103 Pa
2,4 x 105 Pa
2,0 x 105 Pa
3,0 x 104 Pa
4,0 x 105 Pa
2,4 x 105 Pa
2,0 x 105 Pa
3,0 x 104 Pa
4,0 x 105 Pa
Sebuah
tabung berisi zat cair (ideal).
Pada
dindingnya terdapat lubang kecil (jauh lebih kecil dari penampang tabung,
sehingga zat cair memancar (terlihat seperti pada gambar). Besarnya x adalah
……..
20 cm
30 cm
40 cm
60 cm
80 cm
30 cm
40 cm
60 cm
80 cm
1.4. Penerapan
dalam teknologi
Pesawat
Terbang
Gaya angkat
pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah
sayap, karena laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di
atas pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah.
Akibatnya
terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di
bawah di kali dengan luas efektif pesawat.
Keterangan:
-
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
-
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
-
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
-
F= Gaya angkat pesawat (N)
Contoh soal
Udara yang
mengalir horizontal melalui sayap pesawat terbang mengakibatkan kecepatan udara
di bagian atas pesawat sebesar 50 m/s dan di bagian bawah 20 m/s. Jika massa
pesawat 200 kg, luas penampang sayap 4 m² dan massa jenis udara 1,29 . Besar
gaya angkat yang dialami pesawat adalah …
6386 N
5418 N
3418 N
154,8 N
77,4 N
5418 N
3418 N
154,8 N
77,4 N
Penyemprot
Parfum dan Obat Nyamuk
Prinsip
kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas
selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di
bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama
kelamaan akan menyembur keluar.
Perhatikan
gambar pipa air di bawah!
Suatu zat
cair di alirkan melalui pipa seperti tampak pada gambar di atas. Jika luas
penampang A2 = 8 cm2, A1 = 2 cm2,
dan laju zat cair V1= 2 m.s-1, maka besar V2 adalah
…
Jawab:
A1 V1
= A2 V2
2 x
2 = 8 x
V2
V2
= 8 / 4
V2
= 0,5 m.s-1
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Ø Fluida
adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat
kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada
merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.
Ø Dalam
kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah
banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia
masa kini seperti untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat
terbang, penyemprot parfum, penyemprot racun serangga dan lain sebagainya.
4.2. Saran
Ø Semoga
penerapan Fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari semaksimal
mungkin
Ø Bagi
pelajar semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan baik
Ø Bagi
pelajar haruslah memahami fluida dengan baik