Remaja saat ini sedang mendapat sorotan tajam dari berbagai
pihak. Salah satu hal yang disoroti dari remaja berkaitan dengan krisis moral.
Banyaknya kasus tawuran antarpelajar dan tindak kriminal lainnya yang
melibatkan remaja merupakan bukti bahwa moralitas remaja masih rendah. Dengan
dasar itulah, berbagai pihak memandang perlu pembelajaran budi pekerti di
sekolah.
Apakah kalian setuju dengan pendapat tersebut? Menurut
kalian, perlukah pendidikan budi pekerti diajarkan di sekolah? Bagaimana bentuk
pembelajaran budi pekerti itu?
Agar kalian lebih
memahami pembelajaran budi pekerti, marilah kita membaca teks berikut!
Waktu yang kalian gunakan hanya dua menit.
Etika Penyiaran dalam
Islam
Oleh Ibnu Djarir
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyayangkan
maraknya tayangan mistis di sejumlah televisi yang mendorong masyarakat
tertarik untuk menggunakan cara-cara mistis yang jauh dari akal sehat. Presiden
mengajak agar generasi muda diselamatkan dari gaya hidup mistis atau mengejar
kesenangan hidup duniawi tanpa akal sehat serta melalui jalan pintas.
Pernyataan itu disampaikan pada acara reuni dan silaturrahmi peserta pelatihan
guru dalam Program Corporate Social Responsibility Telkom-Republika di Istana Negara,
Jakarta (2/6/07).
Jika ingin menjadi bangsa maju, kata SBY, harus belajar
dengan keras. Kalau melalui mistik, maka kalau ada masalah tidak dipecahkan
dengan akal dan nalarnya sambil mohon rida Tuhan, melainkan ke dukun. Itu jelas
berbahaya.
Tayangan mistis di televisi sudah lama menimbulkan
kekecewaan pada masyarakat yang kuat rasa keagamaannya. Hal itu bisa
mengakibatkan pendangkalan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui dukun
mistis, manusia tidak lagi memohon kepada Tuhan melainkan kepada makhluk halus
dengan cara memanipulasi sang dukun yang umumnya bertentangan dengan akal
sehat. Memohon kepada makhluk halus, menurut pandangan Islam termasuk musyrik.
Potret Masyarakat
Indonesia
Beberapa tokoh masyarakat telah memberikan komentar tentang
kondisi masyarakat yang dilanda kemerosotan moral. Di antaranya, K.H. Hasyim
Muzadi (ketua umum NU) menyatakan, keterpurukan bangsa kita sudah sempurna.
Prof. Dr. H.A. Syafii Maarif (mantan ketua PP Muhammadiyah) kemerosotan moral
bangsa kita nyaris sempurna. Prof. Dr. Damardjati Supadjar menyatakan, kita
telah memasuki zaman Kala Bendu, kemerosotan budi pekerti merajalela, berbagai
macam musibah menimpa bangsa kita silih berganti. Ki dalang sering
menceritakan, Kali ilang kedhunge, pasar
ilang kumandhange, wong wadon ilang wirange. Ditambahkan, ”jika pornografi
dan pronoaksi sudah menjadi makanan sehari-hari, lihat saja nasib bangsa kita.”
Menurut lembaga Political
and Economic Consultancy, negara Indonesia terkorup nomor satu di Asia. Associated Press memberitakan, Indonesia
negara terkorup nomor enam dunia. Negara kita juga merupakan negara paling
porno nomor dua di dunia sesudah Rusia dan Swedia. Memerhatikan fenomena
tersebut seharusnya para pemuka masyarakat, pemuka agama, para pendidik, dan
para pengelola media massa tergugah hatinya untuk mengambil langkah positif
guna membenahi dan meningkatkan kualitas untuk menjadi bangsa bermanfaat dan
terhormat.
Di antara aspek kehidupan bangsa kita yang perlu segera
dibenahi adalah sikap mental dan moralitas bangsa. Kita ingat pada pernyataan
proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, bahwa kita harus mengutamakan nation and character building. Langkah
ini harus diiringi dengan pembenahan dalam aspek kehidupan yang lain, seperti
ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan nasional.
Terbitnya UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran tidak lain
adalah untuk mengarahkan, menata, dan mengawasi isi siaran media elektronik,
agar lembaga penyiaran tersebut membimbing masyarakat ke arah memerlukan
integrasi nasional, meningkatkan iman dan takwa, mencerdas-
kan kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum.
Etika Penyiaran
Dalam era informasi ini media massa mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap pembentukan opini publik. Dengan kemajuan teknologi
komunikasi, informasi tentang berbagai hal, yang baik maupun yang buruk, dapat
mencapai masyarakat yang sangat luas sampai ke pelosok pedalaman. Oleh karena
itu, para pengelola media massa khususnya penyelenggara penyiaran televisi dan
radio, diharapkan mampu menjalankan fungsinya secara proporsional dan
bertanggung jawab dalam rangka ikut serta mewujudkan masyarakat yang maju,
sejahtera, dan beradab.
Dalam kenyataannya sering terjadi fungsi itu tidak berjalan
seimbang. Fungsi menghibur sering lebih menonjol karena dorongan berbagai
kepentingan, di antaranya kepentingan bisnis, sehingga fungsi pendidikan
terdesak atau terkalahkan. Dalam kondisi demikian itulah kita perlu acuan
bentuk seperangkat etika penyiaran, yang di antara sumbernya adalah dari ajaran
agama. Prinsip etika penyiaran menurut padangan Islam di antaranya adalah
sebagai berikut.
Satu, menggunakan cara yang bijaksana (hikmah). Dalam
menyiarkan informasi, baik informasi keagamaan hendaknya dengan cara yang
bijaksana (Al-Quran Surah An-Nahl Ayat 125). Yang dimaksud dengan hikmah dalam
konteks ini adalah memerhatikan waktu, tempat, dan kondisi masyarakat, termasuk
frame of reference mereka. Dua,
dengan pelajaran/pendidikan yang baik. Isi siaran hendaknya mengandung nilai
pendidikan yang baik, mendorong manusia untuk maju, hidup saleh, sejahtera,
memiliki budi pekerti yang luhur, dan sifat-sifat mulia, sebagaimana tersirat pada
ayat tersebut di atas. Tiga, bertukar pikiran. Sesuai ayat di atas, orang
menyampaikan informasi bisa juga dilakukan melalui tukar pikiran (diskusi)
dengan cara yang baik, misalnya melalui talk
show. Empat, menyampaikan berita/informasi yang benar.
Sumber: Suara Merdeka,
15 Juni 2007
Jawablah soal-soal di
bawah ini tanpa melihat ulang ke dalam wacana!
1. Apakah
tujuan utama penyiaran agama menurut undang-undang?
2. Upaya
apa yang dilakukan lembaga keagamaan dalam merespons merosotnya akhlak
masyarakat?
3. Selain
faktor pendidikan agama, masih ada faktor lain yang membentuk moral manusia.
Faktor apa saja itu? Tugas pemerintah membenahi tayangan televisi sangat kuat.
Mengapa?
4. Masalah
apa saja yang dihadapi tokoh agama dalam membelajarkan pendidikan moral kepada
siswa?
5. Menurutmu,
bagaimana cara membelajarkan pendidikan budi pekerti secara efektif?
6. Apakah
penyebab terjadinya krisis multidimensi di negara kita?
7. Apakah
pentingnya pelajaran agama diterapkan di sekolah?
8. Setujukah
kalian bahwa TV sekarang lebih buruk tayangan acaranya dibanding TV dahulu?
9. Ungkapkan
kembali apa yang dapat kalian tangkap dari teks tersebut dengan ringkas!
Setelah itu, dengan bimbingan guru, periksa dan berilah
nilai jawaban kalian tersebut. Berlakulah jujur dalam menilai. Hasil penilaian
tersebut menjadi data skor kemampuan membaca yang pada tugas selanjutnya akan
dihitung untuk mengetahui kemampuan membaca efektif kalian.
1. Carilah ide pokok paragraf teks ”Membenahi Pendidikan
Agama”! Perhatikan paragraf teks ”Membenahi Pendidikan Agama” berikut ini!
Proses pelaksanaan pendidikan agama di Tanah Air kita,
meliputi semua agama, telah berlangsung sejak awal masuknya agama-agama itu di
kepulauan kita, yang waktu itu belum bernama Indonesia. Semua agama membawa
misi pendidikan. Mula-mula pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk dan metode
yang sederhana, kemudian lambat laun mengalami perkembangan dan penyempurnaan
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku, tujuan pokok pendidikan agama adalah
terwujudnya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan menjadi warga negara Indonesia yang baik dalam pengertian yang luas.
Apakah ide pokok paragraf di atas? Ide pokok paragraf di
atas adalah Proses pelaksanaan pendidikan
agama di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Ide pokok paragraf
tersebut terletak di awal paragraf. Bagaimana ide pokok paragraf lainnya?
Sekarang, silakan kalian mencari ide pokok paragraf lainnya!
2. Buatlah ringkasan teks tersebut dengan kalimat kalian!
Bagaimana cara menyajikan isi teks
secara ringkas? Cara mudah untuk membuat ringkasan teks tersebut adalah dengan menuliskan kembali ide-ide pokok setiap paragraf secara urut.
Tuliskan kembali ringkasan teks
”Membenahi Pendidikan Agama” berdasarkan ide pokok teks tersebut!
Hitunglah kemampuan
membaca cepat kalian! Caranya sebagai berikut.
1.
Hitunglah jumlah kata pada wacana di atas. Caranya,
dapat dihitung satu-satu atau dengan mengalikan jumlah kata dalam satu baris
dengan jumlah baris pada wacana tersebut!
2.
Catatlah waktu yang digunakan dalam membaca wacana
tersebut. Catat dalam hitungan detik. Misalnya, kalian membaca dengan waktu 2
menit 23 detik, itu berarti 143 detik!
3.
Hitunglah persentase pemahaman isi. Caranya, periksalah
jawaban kalian atas soal-soal pelatihan tersebut bersama guru. Kemudian, hitung
skor jawaban masing-masing! Untuk memudah-kan, rentang skor yang digunakan
adalah antara 0 sampai 100 atau setiap soal diberi bobot 10. Konsultasikan
penilaian jawaban itu dengan guru. Persentase pemahaman isi dihitung dengan
membagi skor yang didapat dengan 100.
4.
Masukkan angka-angka hasil menghitung di atas pada
rumus berikut!
KM = KB : (SM : 60) ×
(PI : 100) KPM
KM
|
=
|
Kemampuan membaca
|
KB
|
=
|
Jumlah kata dalam wacana
|
SM
|
=
|
Jumlah second
(detik) dalam membaca
|
PI
|
=
|
Pemahaman isi
|
KPM
|
=
|
Kata per menit
|
Contoh: Jumlah kata dalam wacana adalah 800. Fachri membaca
dalam waktu 2 menit 40 detik, berarti 160 detik. Skor pemahamannya, setelah
jawabannya diperiksa sebesar 70. Berarti kemampuan membacanya adalah
KM
|
=
|
KB : (SM : 60) × (PI : 100) KPM
|
KM
|
=
|
800 : (160 : 60) × (70 : 100) KPM
|
|
=
|
800 : 2,66 × 0,7 KPM
|
|
=
|
300 × 0,7 KPM
|
|
=
|
210 KPM
|
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa kemampuan
membaca Fachri adalah 210 kata per menit. Rata-rata kemampuan membaca siswa SMA
yang ditargetkan dalam kurikulum adalah 250 KPM. Dengan demikian, kemampuan
Fachri tersebut masih di bawah rata-rata ideal.
Jika kemampuan kalian sama dengan Fachri, kalian harus
segera secara intensif (sungguh-sungguh) meningkatkan kemampuan membaca.
Caranya, tidak lain dengan memperbanyak frekuensi membaca. Makin sering dan
banyak membaca, kalian akan makin terlatih dan mahir.
Buka Wawasan
Untuk meningkatkan efisiensi dalam berlatih, perhatikan
beberapa kiat berikut ketika berlatih membaca.
1.
Fokuskan konsentrasi pada wacana yang akan dibaca.
2.
Hindari membaca dengan bersuara atau menggerakkan
bibir.
3.
Hindari membaca secara regresi atau mengulang kata per
kata.
4.
Hindari membaca dengan menunjuk teks dengan jari.
5.
Bacalah judul wacana, fokuskan perhatian terhadap makna
yang dikandung dalam judul dan aktifkan ingatan kalian yang berkaitan dengan
judul tersebut.
6.
Bacalah secara sekilas seluruh paragraf pada wacana
untuk mendapat kesan keseluruhan.
7.
Ulangi membaca setiap paragraf, pahami isinya, dan
ingat kata kunci yang dapat mewakili paragraf tersebut. Manfaatkan pengalaman
dan pengetahuan kalian untuk memahami isi wacana.
8.
Ingatlah informasi-informasi penting yang terdapat
dalam wacana.
9.
Setelah selesai, coba rangkum isi wacana yang dapat
kalian pahami secara utuh.
Janganlah kecewa ketika seluruh isi wacana belum kalian
pahami karena kemampuan membaca tidak dapat sekaligus ditingkatkan hanya dengan
sekali berlatih. Teruslah berlatih membaca dengan memperbanyak bahan bacaan dan
mempersering kegiatan membaca.