Menyampaikan Kritik yang Benar

bahasa Indonesia kelas X kurikulum 2013
Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang dapat terjadi. Ketika kita berbicara dengan orang tua, saudara, teman, atau tetangga, mungkin saja satu cara yang dapat ditempuh untuk mencari jalan keluar terhadap perbedaan pendapat-pendapat tersebut. Dengan membiasakan berdiskusi, kalian telah belajar menerima perbedaan. Marilah kita kembali berdiskusi untuk membahas masalah perdagangan satwa  yang dilindungi! Di bawah ini disajikan sebuah teks tentang upaya untuk memberantas perdagangan satwa yang dilindungi. Bacalah teks berikut dan temukan persoalan yang akan kalian jadikan bahan diskusi!

Banjir sebagai Penyadaran Kearifan Ekologi

Jakarta kembali terendam ibarat menjawab sendiri suratan takdirnya untuk tidak lepas dari banjir. Sebelum Jakarta, daerahdaerah seperti di Pulau Jawa juga tenggelam akibat curah hujan yang tinggi disertai meluapnya Bengawan Solo. Ibu kota yang dibanggakan sebagai lambang kehidupan nasional pun lumpuh. Air mengalir tanpa arah, jalan beralih fungsi sebagai sungai. Fasilitas umum banyak yang tidak berfungsi. Sementara itu, Bandara Sukarno–Hatta sebagai muara lalu lintas udara nasaional dan internasional juga mati suri. Padahal, tahun ini didengungkan sebagai Visit Indonesia Year. Suatu program nasional yang dicanangkan dengan basis argumentasi sangat nasionalis yakni dalam rangka menyongsong 100 tahun Kebangkitan Nasional. Hal itu dihitung sejak 20 Mei 1908, yang ditandai dengan lahirnya Budi Utomo yang tergolong gerakan pertama kesadaran sebagai bangsa. Namun, yang tampak justru ibu kota yang sakit (Media Indonesia, 2 /2). Jakarta hanya sebagian Indonesia. Parahnya, daerah lain juga tidak terlepas dari bencana banjir ini. Musim hujan yang sering dinantikan sebagai pola pergantian musim kemarau yang telah memanasi bumi datang dengan wajah menakutnya. Air sebagai bagian dari kosmologi kehidupan akhir-akhir ini berubah dalam bentuknya yang radikal berupa bencana. Dalam bentuknya seperti ini air tidak lagi mewujudkan sebagai keberkahan hidup melainkan balak. Perubahan indentitas itu tentu tidak terjadi dengan sendirinya sebab masing-masing komponen, entitasalam, pada mulanya berperan pada peran yang menyeimbangkan. Unsur kimiawi organik, seperti tanah, air, api, dan udara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata kosmos kehidupan. Demikian halnya dengan lingkungan semesta dan manusia tentunya.
Pada akhirnya, antara berbagai unsur tersebut melahirkan sebuah tatanan dialektis yakni sistem kehidupan yang satu dengan lain secara aktif saling memberikan pengaruh kepada yang lain. Pada dasarnya jalinan kekerabatan di antara berbagai unsur itu berjalan harmonis. Lewat sistem yang akrab, bukan saja terjadi saling kontak dan menjalin komunikasi, juga memiliki kekuatan saling memengaruhi. Suatu perubahan di salah satu unsur semesta alam ini akan berdampak kepada unsur yang lain. Di antara entitas semesta manusia adalah makhluk yang eksistensinya memiliki naluri perubahan yang tinggi. Dilengkapi dengan akal, pikiran, serta nafsu, manusia merupakan makhluk yang berkecenderungan menguasai alam secara berlebihan. Kelengkapan kodrati yang nyaris sempurna itulah yang kita tidak disertai kesadaran akan pentingnya me-
mandang alam sebagai satu kesatuan utuh
dari kehidupan akan membawa efek perubahan radikal atau guncangan dari jalan keseimbangan ekologi. Banjir yang datang berkali-kali tidaklah arif jika hanya disikapi secara apologi dengan mengatakan bahwa curah hujan yang tinggi sebagai penyebab.
Penyikapan yang berbeda dalam memandang suatu masalah berbuntut dengan akibat yang lain pula. Karena itu, banjir sudah semestinya dijadikan momentum penyadaran internal akan pentingnya kearifan ekologi. Dalam arti, manusia sebagai makhluk yang paling signifikan dalam hal ini menginsyafi akan kekurangan dan kelemahan akan perilakunya selama ini terhadap alam.
Menyadari kekurangan secara mendalam akan melahirkan pesan kearifan bahwa perilaku yang salah, merusak alam, dengan demikian berarti merusak sistem keseimbangan ekologi yang pada gilirannya merugikan manusia itu sendiri. Dalam konteks seperti ini dapat dipahami seperti dalam literatur Islam mengapa Nabi Muhammad perlu mengingatkan agar dalam keadaan peperangan pun pasukan dilarang-selain mengganggu orang tua, perempuan, dan anak-anakmenginjak apalagi merusak tanaman. Ajaran itu selain mengungkapkan penghargaan Islam terhadap lingkungan hidup pada umumnya sekaligus menunjukkan pentingnya tanaman atau flora dalam pandangan dunianya.
Pentingnya tanaman itu juga ditunjukkan dominasi tumbuhtanaman dalam panorama surga seperti diajarkan dalam kitab suci dan tradisi. Bukan saja digambarkan sebagai dipenuhi dengan kehijauan tanaman, tetapi kata surga sendiri dalam bahasa Arab, yakni jannah, berarti taman (Bagir dalam Persaudaraan Manusia dan Makhluk-Makhluk Selebihnya, 2006). Pola relasi yang seimbang antara manusia dan semesta lingkungan diajarkan oleh setiap agama. Sebagaimana bangsa yang beragama, nilai dan tradisi keagamaan membimbing cara padang manusia akan pentingnya pelestarian dan upaya-upaya revitalitas lingkungan. Semua agama berbicara tentang ajaran dan nilai bagaimana cara manusia hidup yang ideal. Beragama berarti memanifestasikan ajaran suci pada sikap hidup yang bijak. Beragama dalam hal itu juga harus tercermin dan terpantul dalam pola hidup, teladan laku keseharian yang tidak jauh dari kesucian ajaran, baik pada hubungan yang bersifat vertikal maupun horizontal. Dengan bentuk praktis, realisasi dari buah kesadaran akan nilai dan kearifan ekologis ini harus menyentuh aspek riil. Memelihara keseimbangan alam berarti menjaga kualitas hidup terbaik bagi manusia.
Bentuk dalam setiap pembangunan dan peningkatan produksi ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak berarti pula harus disertai pertimbangan ekologi yang matang. Secara tidak sadar pengabaian akan aspek ekologi berdampak besar bagi terjadinya krisis yang sifatnya multidimensi. Penjarahan dan penebangan hutan yang kronis, pembukaan lahan yang membutakan kesadaran akan sampah yang lemah, perlahan ikut menampilkan krisis dalam kehidupan manusia. Fisikawan Fritjof Capra memfrasakan keadaan itu dengan ”state of profound and wolrdwide crisis”.  Krisis multidimensi ini, menurut dia, sudah mengelilingi setiap aspek dalam kehidupan kita; kesehatan, lingkungan hubungan sosial, ekonomi, teknologi, dan politik. Manusia sebagai subjek krisis, mengalami alienasi dan reduksi, serta dekadensi dan degradasi sehingga pada ujungya terbiasa dengan tragedi dan bencana. Banjir pada akhirnya harus menjadi letupan untuk berbenah sekaligus kampanye keinsyafan kolektif akan pentingnya kearifan dalam memperlakukan lingkungan.
Sumber: Sindo, Februari 2008.
Upaya mengambil inti sari suatu bacaan disebut dengan istilah meringkas atau membuat ikhtisar. Ringkasan berbeda dengan ikhtisar. Akan tetapi, kadang kala, orang sering salah bahkan menyamakan cara dan maknanya.
Untuk menulis ringkasan, diperlukan tahapan sebagai berikut:
1.        memahami teks atau naskah;
2.        menandai kalimat-kalimat yang penting;
3.        membagi teks menjadi beberapa paragraf terpisah;
4.        mencari dan menemukan pikiran utama dalam setiap paragraf;
5.    menulis kata-kata kunci yang penting untuk bahan ringkasan;
6.    menuangkan dalam bentuk karangan yang ringkas/pendek.




Berikut contoh ringkasan suatu paragraf yang awalnya berjumlah sekitar 70 kata menjadi paragraf pendek sekitar 40 kata. Paragraf awal
Poster menduduki tempat tinggi sebagai sarana reklame. Poster berukuran besar dan mudah dilihat karena warnanya yang memikat. Oleh karena itu, poster meninggalkan kesan yang sangat kuat pada pikiran orang. Iklan-iklan dapat dipertontonkan di hadapan lebih banyak orang untuk waktu yang lebih lama dengan menggunakan poster daripada dengan memasang iklan di media massa, sama-sama pengeluaran biayanya. Oleh karena itu, poster kerap kali dipandang lebih baik sebagai sarana untuk melestarikan iklan-iklan di mata khalayak.
Pikiran utama paragraf di atas adalah poster sebagai sarana iklan. Pikiran utama tersebut tersirat pada awal paragraf. Untuk menuliskan ringkasan paragraf tersebut, kalian juga perlu menemukan kata-kata kunci paragraf. Kata-kata kunci tersebut adalah poster, iklan, besar, warna, banyak orang, dan lebih lama. Berdasarkan katakata kunci itu, kalian dapat menuliskan ringkasan paragraf.
Paragraf ringkasan
Poster adalah iklan yang efektif. Berkat ukuran dan warnanya yang memikat, poster dapat dilihat lebih banyak orang dan untuk waktu yang lebih lama daripada iklan di media massa. Oleh karena itu, poster lebih disenangi oleh pemasang iklan.
Setelah mengetahui inti sari suatu bacaan, kalian dapat memberikan tanggapan berupa kritik.
Perhatikan contoh kritik berikut.
Poster memang dapat menarik perhatian pandangan orang, tetapi poster belum memberikan gambaran secara rinci suatu produk yang ditawarkan. (kritik)
Kritik adalah tanggapan negatif terhadap suatu masalah.
con: poster belum memberikan gambaran secara rinci suatu produk yang ditawarkan.
con: isinya sudah benar tetapi sampulnya kurang menarik.


Artikel Terkait