SNMPTN, Parameter Keberhasilan Siswa ?
Nurul Nufitasari
Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
Di tengah kenyataan persoalanya?
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya mendorong seseorang
Menjadi layang-layang di ibukota
Kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
Belajar filsafat,teknologi,ilmu kedokteran,atau apa saja.
Ketika ia pulang ke daerahnya,lalu berkata :
“disini aku merasa asing dan sepi”
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
Di tengah kenyataan persoalanya?
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya mendorong seseorang
Menjadi layang-layang di ibukota
Kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
Belajar filsafat,teknologi,ilmu kedokteran,atau apa saja.
Ketika ia pulang ke daerahnya,lalu berkata :
“disini aku merasa asing dan sepi”
(Seonggok Jagung, W.S. Rendra)
Negara Indonesia merupakan salah
satu negara berkembang di dunia. Untuk terus mengarah menjadi negara maju dikancah
global saat ini Indonesia harus memperbaiki berbagai sistem yang dijalankan
pemerintah, salah satunya yaitu Sistem Pendidikan. Pendidikan di Indonesia
masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan
diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum
merata, serta kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang. Terbatasnya akses
pendidikan di Indonesia, terlebih lagi didaerah berujung kepada meningkatnya
arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan.
Namun, masyarakat saat ini mulai mengubah mindset
mereka bahwa setelah lulus dari bangku sekolah menengah atas mereka akan
melanjutkan kerja. Salah satu alasan mereka memilih kerja dikarenakan biaya
kuliah yang mahal. Selain itu, didaerah pedalaman kurang adanya sarana dan
prasarana untuk mereka belajar. Padahal lulusan sekolah menengah atas harusnya
melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih atas atau sering disebut Perguruan
Tinggi.
Melihat
perkembangan masyarakat, pemerintah mulai merubah sistem pendidikan yang ada. Salah
satu kebijakan pemerintah yang diterbitkan yaitu Permendiknas No. 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Penerimaan Calon Mahasiswa Baru pada Perguruan Tinggi Negeri
mengakibatkan perubahan sistem penerimaan mahasiswa baru pada jenjang S1 pada
perguruan tinggi negeri yang cukup mendasar. Dengan peraturan ini, pelaksanaan
penerimaan mahasiswa baru secara terpusat dilaksanakan di bawah koordinasi
Direktur Jendral Perguruan Tinggi (berdasarkan pasal 2, ayat 2). Hal inilah
yang mengakibatkan perubahan SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) yang
dilaksanakan terpusat, namun secara otonom, menjadi SNMPTN (Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang dilaksanakan secara terpusat di bawah
Direktur Jendral Perguruan Tinggi. Dan sesuai dengan UU No. 12 Tahun 2012 dan
Permendiknas No. 34 Tahun 2010 serta hasil pertemuan Majelis Rektor PTN
Indonesia dan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud menetapkan bahwa, SNMPTN
hanya berdasarkan seleksi akademik menggunakan nilai rapor dan prestasi-prestasi
lainnya. SNMPTN adalah salah satu bentuk jalur seleksi penerimaan mahasiswa
untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan
serentak seluruh Indonesia. Selain SNMPTN terdapat seleksi mandiri (melalui Ujian Mandiri)
dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN). SNMPTN merupakan penjaringan calon mahasiswa
baru dengan mengupload nilai rapot
dari semester 3 sampai semester 5 yang dikelola oleh masing-masing sekolah dan
tanpa tes tertulis.
“ YOGYAKARTA
- Jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar di tiga universitas
negeri di DIY melalui jalur Ujian Tulis pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012 diperkirakan meningkat 15-20 persen dibanding
dengan pendaftar pada 2011 lalu. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme
masyarakat sejak pendaftaran online SNMPTN 2012 dibuka pada 10 Mei 2012 lalu
hingga 22 Mei, kemarin. Tercatat, pendaftar untuk tingkat lokal DIY telah
mencapai 10.343 orang. Perinciannya, untuk pilihan IPA mencapai 3.706
pendaftar, IPS 4.840 pendaftar dan IPC 1797 pendaftar. ” dilansir oleh http://news.okezone.com/read/2012/05/23/373/633812/pendaftar-snmptn-meningkat-20.
Dengan adanya kutipan berita tersebut
tergambar antusias masyarakat tentang program SNMPTN semakin meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk masuk ke perguruan tinggi naik. Hal
ini memberikan dampak positif untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang
ada di Indonesian saat ini. Hal ini juga disambut baik oleh pihak universitas
karena dapat menjaring siswa yang berprestasi.
Namun, bukan berarti SNMPTN satu-satunya jalur untuk
masuk ke perguruan tinggi. Ada dua jalur lagi yaitu SBMPTN dan UMPTN yang
merupakan jalur masuk perguruan tinggi dengan jalur tes. Banyak masyarakat berpikiran
bahwa jalur SNMPTN merupakan jalur yang paling baik untuk masuk ke perguruan
tinggi. Padahal, jalur SNMPTN juga memiliki kekurangan yaitu nilai dapat
dimanipulasi, bagi sekolah-sekolah yang sering diterima SNMPTN akan terus
membuat nilai siswa setiap semester meningkat. Hal itu dilakukan sebagai salah
satu usaha untuk dapat lolos ke perguruan tinggi. Sebagian masyarakat memandang
sekolah favorit lebih mudah masuk ke perguruan tinggi daripada sekolah yang
memiliki kualitas yang biasa. Hal ini menyebabkan sekolah yang memiliki
kualitas biasa lebih sulit bersaing walaupun nilainya tinggi sekalipun. Sedangkan SBMPTN semua siswa yang ikut dipandang sama
meskipun siswa dari sekolah yang memiliki kualitas biasa, dalam seleksi jalur tulis
siapa yang nilainya lebih dari passing
grade maka dia akan lolos, sedangkan siswa yang kurang dari passing grade tidak lolos untuk seleksi. Namun, SNMPTN memiliki kelebihan yaitu
daya tampung siswa lebih banyak daripada dua jalur yang lain. Selain itu
program ini juga memberikan kemudahan dalam pendaftaran siswa serta proses
seleksi tanpa tes.
Banyak siswa yang
mempunyai nilai tinggi di rapot tetapi tidak bisa masuk ke perguruan tinggi
dengan jalur SNMPTN. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti seperti
salah pengisian identitas dalam formulir pendaftaran. Jurusan yang diinginkan
memiliki passing grade yang tinggi
dan nilai kurang memadai untuk mengambil jurusan tersebut. Selain itu
pemerintah juga telah mengambil kebijakan bahwa nilai Ujian Nasional akan dicantumkan
sebagai penentu seleksi SNMPTN. Nilai ujian nasional sangat berpengaruh untuk
masuk ke perguruan tinggi, jika siswa memperoleh nilai yang jelek maka
kemungkinan dia tidak diterima di PT semakin besar sebaliknya siswa yang
mendapatkan nilai yang baik maka kemungkinan dia diterima semakin besar. Selain
nilai UN yang dijadikan penentu, ada hal lain yang perlu diketahui adalah
almamater yang belajar di universitas tersebut belajar dengan baik atau tidak
dan bagaimana hasil prestasi kakak kelas tesebut. Nilai rapor adalah penentu
sekaligus hal utama yang menjadikan siswa tersebut dapat masuk ke perguruan
tinggi. Nilai yang fluktuatif menyebabkan siswa sulit untuk bisa diterima di
PTN walaupun memiliki peringkat bagus. Sebaliknya ada siswa yang memiliki
peringkat rendah dapat diterima di PTN hal ini dikarenakan siswa tersebut dapat
menstabilkan nilai. Dan tidak menimbulkan kecurigaan universitas tentang
pemberian nilai yang “cuma-cuma” agar bisa diterima di PTN.
Bagaimana SNMPTN bisa
dijadikan parameter keberhasilan siswa? Seperti yang kita ketahui, keberhasilan
dinilai berdasarkan proses. Proses belajar di sekolah selama tiga tahun memberikan
hasil berupa nilai yang akan menjadi indikator kepandaian siswa. Jika dengan
nilai tersebut seorang siswa dapat lolos SNMPTN sedangkan siswa lain tidak
lolos karena nilai mereka kurang, apakah ini bisa dijadikan tolok ukur
keberhasilan siswa? Tentu saja tidak. Mereka yang belum lolos SNMPTN namun
dapat diterima dengan jalur lain, apakah itu bukan suatu keberhasilan siswa?
Keberhasilan tidak selalu diukur melalui penerimaan SNMPTN, kecerdasan dan
bakat siswa tidak selalu diukur melalui penerimaan SNMPTN karena tidak ada
indikator khusus mengapa siswa tersebut bisa lolos hanya dibuktikan dengan
SNMPTN.
SNMPTN adalah salah
satu jalur masuk ke perguruan tinggi, tetapi bukan merupakan satu-satunya jalan
untuk masuk ke perguruan tinggi. Sebagian masyarakat menjadikan SNMPTN sebagai
tolak ukur siswa dan menganggap mereka yang lolos sebagai anak yang cerdas.
Namun tidak semua siswa bisa lolos dalam
program tersebut. Jika asumsi masyarakat seperti itu bagaimana pendapat mereka
untuk siswa yang dapat masuk ke perguruan tinggi dengan jalur SBMPTN dan UMPTN
merupakan anak yang kurang pandai? Menurut saya mereka sama-sama memiliki
peluang. Namun, mereka sudah ditakdirkan untuk melalui jalan yang berbeda-beda.
Mereka yang bisa masuk ke perguruan tinggi negeri adalah anak-anak yang
terpilih dan siswa yang cerdas karena mereka telah mampu menjalani seleksi dan
bersaing dengan siswa dari seluruh Indonesia. Sebagian orang berpendapat bahwa
jika siswa masuk ke PTN dengan jalur SNMPTN berarti penilaian proses sebagai
seorang siswa yang belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus. Sedangkan mereka
pejuang SBMPTN dan UMPTN mereka mengupulkan ilmu yang mereka pelajari dan menerapkan
hasil yang mereka peroleh dalam hasil akhir seleksi PTN melalui tes tertulis.
Setiap siswa memiliki
kesempatan untuk bisa masuk ke perguruan tinggi baik itu negeri maupun swasta.
Mereka yang terpilih merupakan generasi penerus bangsa. Sebagai seorang siswa
kita harus belajar dengan giat untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Perlu
kita tegaskan kembali bahwa SNMPTN bukan merupakan satu-satunya jalan tapi
salah satu cara untuk masuk PTN. Jika jalur SNMPTN belum diterima maka jangan
berputus asa karena masih ada jalur SBMPTN dan UMPTN. Yang perlu kita tanamkan
bahwa kita harus tetap semangat belajar dan memiliki sikap untuk siap kalah
karena saat kita siap untuk menerima kekalahan kita tidak akan berpangku
tangan. Namun, kita akan bangkit dan berusaha untuk meraih apa yang kita
inginkan. Tetap semangat untuk generasi muda. Jayalah Negeriku Indonesia !
tag
contoh essay bahasa indonesia
kumpulan essay
contoh essay bahasa indonesia
kumpulan essay
contoh essay bahasa indonesia