Menghubungkan Isi Puisi dengan Realitas

bahasa Indonesia kelas X kurikulum 2013
Puisi merupakan manifestasi kehidupan, simbol-simbol kehidupan, atau mimesis kehidupan. Sebab itu, puisi bisa disebut juga sebagai ekspresi jiwa, yaitu yang mengekspresikan fenomena sosial melalui kata-kata yang figuraitif. Sebagai simbol sosial, tentu saja puisi merupakan
penyebar nilai-nilai sosial yang diketahui oleh pengarangnya sebagai bahan baku imajinasinya.
Seorang pengarang ketika mengolah imajinasinya untuk bahan puisi, tentu saja bermula dari keadaan sosial yang dilihatnya, dirasakannya, dan diketahuinya. Mustahil seorang pengarang membuat
puisi mengabaikan fenomena sosisal. Pengarang menemukan ide puisinya, memupuk imajinasinya, bermula karena melihat kenyataan sejarah, keadaan budaya, gejolak sosial, keadaan sosial, komunitas
sosial, elemen sosial, dan simbol-simbol sosial yang ada. Nilai-nilai yang timbul dalam cerpen dilihat dari unsur sosialnya adalah

(1) tokoh-tokoh yang diciptakannya sebagai pelaku sosial;
(2) keadaan ekonomi yang menggerakkan elemen sosial (simbol
sosial);
(3) konflik yang dibangun antartokoh sehingga cerita terasa utuh
dan mimesis kehidupan;
(4) ideologi tokoh-tokohnya;
(5) sejarah perkembangan manusia yang dilihat digambarkan dalam
cerita.

Puisi selain sebagai fenomena sosial, juga sebagai ekspresi budaya. Penyair tentu saja akan berpijak pada sebuah peradaban yang dibangun dari wujud kebudayaan sebagai bahan penciptaannya.
Wujud kebudayaan menurut pendapat Koentjaraningrat (1994: 5)

terdiri atas tiga bagian:
a. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan;
b. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dan masyarakat;
c. wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.


Baca puisi di bawah ini! Tandai simbol alam, sosial, budaya,
dan masyarakat.

Kerendahan Hati
Karya Taufiq Ismail

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jailah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapu rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya ....
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu ....
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Artikel Terkait